Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORI

3.1 Dasar Teori Pompa

Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang berfungsi untuk memindahkan fluida
berupa cairan dari satu tempat ke tempat lain melalui media perpipaan, pemindahan
tersebut dilakukan dengan cara memberikan dan menambahkan energi pada cairan agar
dapat mengalir dalam pipa dan bertekanan. Prinsip kerja pompa adalah mengubah kerja
poros menjadi kerja mekanik fluida (energi kinetik diubah menjadi energi tekanan),
sehingga tekanan rendah pada sisi hisap (suction) pompa, dan tekanan yang tinggi pada sisi
keluar (discharge).
Pada industri pengolahan minyak bumi, biasanya pompa digunakan untuk mengalirkan
fluida dari tempat yang bertekanan lebih rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi
guna tercapainya proses produksi yang dikehendaki. Mengingat jenis dan sifat fluida yang
perlu di pompa maupun kondisi instalasinya yang sangat beragam, maka untuk memenuhi
tuntutan tersebut telah dibuat berbagai jenis dan ukuran pompa.
Di dalam pengoperasian pompa dibutuhkan suatu alat penggerak yang dapat berupa
motor listrik, turbine uap, turbine gas, dan turbine air karena pompa merupakan suatu alat
pengubah tenaga yaitu pengubah energi mekanik dari suatu penggerak menjadi energi
potensial berupa head, sehingga fluida cair tersebut berpindah dan memiliki tekanan sesuai
dengan head yang dimilikinya.
Tekanan atau head pompa berasal dari putaran impeller yang akan mendorong fluida
keluar. Fluida yang telah keluar dari impeller akan dikumpulkan di rumah pompa yang
berbentuk spiral atau biasa disebut volute, setelah melewati volute ini maka energi
kecepatan fluida akan dirubah menjadi energi tekan.

3.2 Klasifikasi Pompa


Berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi pada cairan, pompa dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok :
 Pompa pemindah positif (positive displacement pump)
 Pompa non positif (non positive displacement pump)
Mengingat tujuan utama dari materi ini adalah sebatas pengenalan pompa, maka yang
akan dibahas selanjutnya hanyalah jenis pompa yang sesuai dengan judul materi ini karena
banyak ditemukan pada instalasi pengolahan minyak bumi yaitu pompa sentrifugal.

3.3 Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal adalah jenis pompa yang banyak digunakan pada industri
pengolahan minyak bumi. Alasan utama banyaknya penggunaan pompa sentrifugal
disbanding pompa jenis lain adalah karena pompa sentrifugal dapat menghasilkan kapasitas
yang lebih besar dan aliran fluida yang stabil pada operasi normal. Selain itu dari segi
ekonomis, pompa sentrifugal juga memiliki biaya awal dan pemeliharaan yang lebih
rendah.

3.3.1 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Pompa sentrifugal adalah salah satu jenis pompa pemindah non positif dengan prinsip
kerja sebagai berikut :
 Energi mekanik dari unit penggerak dikonversi menjadi energi kecepatan akibat
adanya energi sentrifugal yang ditimbulkan oleh impeller yang berputar.
 Energi kecepatan cairan kemudian diubah menjadi energi potensial didalam volute
atau melalui diffuser.
 Energi tekanan cairan yang keluar dari pompa sentrifugal merupakan tekanan cairan
yang dibagian sisi tekan sebagai tekanan discharge.
Dengan demikian pompa sentrifugal memiliki prinsip kerja mengkonversi energi
mekanik menjadi energi kecepatan cairan selanjutnya energi kecepatan cairan dirubah
menjadi energi tekanan keluar dari pompa.

3.3.2 Bagian Utama Pompa Sentrifugal dan Fungsinya

Pompa sentrifugal seperti terlihat pada gambar 3.1. mempunyai beberapa bagian
utama, yaitu:
Gambar 3.1 Bagian-bagian pompa sentrifugal (Foto penulis,2014)

a. Impeller Side
Pada bagian impeler side terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
- Impeler
- Volute casing
- Stuffing box
b. Coupling Side
Coupling side berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari shaft motor menuju
shaft pompa. Pada bagian coupling side terdiri dari dua komponen, antara lain :
- Coupling
- Shaft
c. Driver Side
Driver side berfungsi sebagai sumber penggerak pada poros pompa yang nantinya
akan memutar impeler. Driver side terdiri dari tiga komponen penting, antara lain :
- Frame
- Stator
- Rotor
1. Casing (Rumah Pompa)
Gambar 3.2 Rumah pompa (casing) (Foto penulis,2014)

Casing adalah bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai :
 Pelindung dari seluruh komponen pompa.
 Tempat kedudukan diffuser, saluran suction dan discharge.
 Memberikan arah aliran pada fluida yang akan menuju impeller maupun yang akan
meninggalkan impeller.

2. Impeller (Sudu Putar)


Impeller merupakan komponen putar pompa yang mengubah momen putar poros
menjadi kecepatan pada cairan dengan memberikan tambahan energi.
Jenis impeller tergantung dari jenis cairan yang akan dialirkan, berdasarkan
konstruksinya ada tiga jenis impeller yang sering di gunakan, yaitu :
Closed Impeller, pada impeller ini sudu – sudu pompa diapit oleh piringan (disk) pada
sisi depan dan belakang sehingga celah antar sudunya relatif sempit. Pompa jenis ini
cocok untuk cairan – cairan yang bersih.

Gambar 3.3 Closed Impeller (Foto penulis,2014)


Semi Open Impeller, pada impeller ini sudu – sudunya menempel pada satu piringan
saja yang berada disisi belakang. Dengan demikian celah antar sudu menjadi lebih
besar, sehingga tidak mudah tersumbat oleh kotoran yang terikut dalam aliran pompa.

Gambar 3.4 Semi Open Impeller

Open Impeller, pada impeller ini sudu – sudu pompa tidak dilengkapi dengan piringan
sehingga celah antar sudu sangat lebar. Impeller ini biasa digunakan pada pompa
untuk mengalirkan cairan yang mengandung kotoran.

3. Shaft (Poros)
Poros pompa merupakan alat yang berfungsi untuk meneruskan momen putar dari
penggerak mula untuk memutar impeller.

4. Bearing (Bantalan)

Gambar 3.5 Bearing (Bantalan) (Foto Penulis,2014)


Bearing adalah pendukung poros agar bisa berputar dengan kerugian gesekan sekecil
mungkin, untuk itu bearing juga harus bisa menahan beban radial maupun axial.

5. Seal (Perapat atau Penyekat Kebocoran)


Seal berfungsi untuk menghindari kebocoran yang terjadi pada bagian yang bergerak
maupun bagian yang diam, pemasangan seal pada pompa dimaksudkan agar kerja
pompa bisa optimum. Ada 2 jenis perapat atau penyekat kebocoran yang biasa
digunakan pada pompa sentrifugal, yaitu:
 Mechanical packing, perapat yang dipasang pada celah antara poros dengan casing
pompa, perapat jenis ini harus mempunyai sifat lebih lunak dari poros, dimaksudkan
agar tidak terlalu sering dilakukan penggantian poros. Desain Mechanical packing
biasanya terdapat sedikit bocoran sebagai pendingin poros.
 Mechanical seal, perapat mekanik yang mempunyai bagian yang diam (stasionary)
dan bagian yang bergerak / berputar dengan poros (rotary), cara kerja mechanical
seal yaitu dengan mengikuti putaran poros pompa sebagai penyekat agar tidak terjadi
kebocoran antara poros dengan stuffing box. Pemasangan mechanical seal diperlukan
bila cairan yang dialirkan adalah cairan yang tidak boleh ada kebocoran sama sekali,
seperti cairan yang beracun atau cairan yang mudah terbakar.

Gambar 3.6 Mechanical seal (Foto penulis,2014)


6. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berbentuk silinder berlubang yang berfungsi untuk melindungi shaft
utama dari erosi, korosi, dan aus.
Gambar 3.7 Shaft sleeve (Foto penulis,2014)

3.3.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengelompokkan pompa sentrifugal, yaitu :
Tabel 3.1 Klasifikasi pompa sentrifugal
No. Dasar Pengelompokan Jenis Pompa

1 arah aliran radial flow, mixed flow, axial flow

2 bentuk rumah pompa volute, pompa diffuser

3 jumlah aliran masuk single suction, double suction

4 jumlah impeller single stage, multi stage

5 konstruksi casing horizontal split, vertical split

6 posisi pemasangan horizontal, vertical

1. Pompa sentrifugal berdasarkan arah alirannya :


Pompa Radial Flow, pompa yang arah alirannya tegak lurus terhadap garis sumbu
poros pompa. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi tapi dengan kapasitas
yang rendah.
Pompa Mixed Flow, pompa yang arah alirannya membentuk sudut terhadap sumbu
poros pompa. Pompa jenis ini menghasilkan head yang lebih rendah dibanding
pompa radial tapi kapasitasnya lebih besar.
Pompa Axial Flow, pompa yang arah alirannya sejajar dengan sumbu poros pompa.
Pompa jenis ini menghasilkan head yang rendah tapi kapasitasnya besar.
2. Pompa sentrifugal berdasarkan bentuk rumahnya :
Pompa Volute, pompa yang arah aliran impeller-nya langsung dibawa ke volute,
pompa ini kurang efisien karena tekanan yang dihasilkan rendah.
Pompa Diffuser, pompa yang impeller-nya dikelilingi sudu – sudu pengarah
sebelum memasuki volute, hal ini bertujuan unutuk menaikkan tekanan cairan.
3. Pompa sentrifugal berdasarkan jumlah aliran masuknya :
Single Suction, pompa yang arah aliran masuknya dari satu arah. Pompa ini akan
mengakibatkan gaya dorong (axial force) yang besar terhadap impeller dan harus
bisa diatasi dengan pemasangan thrust bearing.
Double Suction, pompa yang arah aliran masuknya dari dua arah. Pompa ini akan
menghasilkan kapasitas yang lebih besar serta gaya dorong yang ditimbulkan lebih
kecil.
4. Pompa sentrifugal berdasarkan jumlah impeller-nya :
Single Stage, pompa yang hanya terdiri dari satu impeller saja. Pompa jenis ini akan
menghasilkan tekanan yang terbatas.
Multi Stage, pompa yang terdiri dari beberapa impeller yang disusun seri. Pompa
jenis ini akan menghasilkan tekanan yang lebih besar.
5. Pompa sentrifugal berdasarkan konstruksi casing-nya :
Radial Split Casing, pompa yang pola penyambungan casing-nya kearah radial
(tegak lurus sumbu poros pompa).
Axial Split Casing, pompa yang pola penyambungan casing-nya kearah axial
(sejajar dengan poros pompa).
Modulor / sectional casing, jenis ini dijumpai pada pompa bertingkat banyak
dimana casing-nya terbagi oleh bidang-bidang tegak lurus poros sesuai dengan
jumlah tingkatnya.
6. Pompa sentrifugal berdasarkan posisi pemasangannya :
Pompa Horizontal, pompa yang pemasangannya sejajar dengan permukaan tanah,
pompa ini adalah yang sering digunakan.
Pompa Vertical, pompa yang pemasangannya tegak lurus terhadap permukaan
tanah, pompa ini biasa digunakan untuk saluran pembuangan bawah tanah.

3.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Pompa Sentrifugal


1. Kelebihan Pompa Sentrifugal
 Menghasilkan aliran yang terus – menerus dengan kapasitas yang besar.
 Harga pompa dan biaya pemeliharaannya relatif murah dibandingkan pompa jenis
lain.
 Dapat dihubungkan langsung dengan motor listrik maupun turbin.
 Vibrasi dan kebisingan rendah pada operasi normal.
2. Kekurangan Pompa Sentrifugal
 Casing harus terisi penuh sebelum pompa dijalankan.
 Pada kapasitas rendah efisiensi juga rendah.
 Kurang baik untuk cairan yang kental.

3.4 Metode Pemeliharaan


Dalam menentukan metode pemeliharaan untuk setiap peralatan / mesin berbeda-beda
tergantung dari tingkat operasional mesin tersebut yang terdiri dari :
 Vital, adalah mesin–mesin yang tanpa spare atau cadangan sehingga bila mesin tersebut
rusak atau stop akan segera mengakibatkan terhentinya produksi ( Loss Production ).
 Essential, adalah mesin–mesin yang mempunyai cadangan di mana kerusakan pada salah
satu mesin akan mengakibatkan perubahan kategori essential menjadi vital.
 Support, adalah semua mesin–mesin yang dipergunakan dalam menunjang operasi, baik
mempunyai cadangan atau tidak yang apabila rusak tidak berpengaruh terhadap safety
maupun proses produksi.
 Operating adalah semua equipment yang tidak termasuk kategori 1, 2 dan 3 dan tidak
memerlukan periodik monitoring secara rutin. Bila equipment tersebut rusak, tidak
berpengaruh terhadap keselamatan dan operasi komersial.
Secara garis besar metode pemeliharaan terdiri atas : Preventive Maintenance, Predictive
Maintenance, dan Breakdown Maintenance.

3.4.1 Preventive Maintenance


Preventive maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan jadwal yang
sudah dibuat sebelumnya (base on time), pemeliharaan ini dilakukan secara berkala untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut dari peralatan kilang. Preventive maintenance meliputi :
 Inspeksi yang terjadwal (Scheduled Inspections).
 Pelumasan yang terjadwal (Scheduled Lubrications).
 Pembersihan yang terjadwal (Scheduled Cleaning).
 Perbaikan yang terjadwal (Scheduled Repairing).
3.4.2 Predictive Maintenance
Predictive Maintenance dilakukan berdasarkan kondisi aktual peralatan (base on
condition). Jika hasil pemantauan menunjukkan gejala kerusakan maka tindakan
perbaikan harus segera dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.
3.4.3 Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan apabila suatu peralatan
mengalami kerusakan yang tidak diprediksi sebelumnya. Hal ini sangat tidak diharapkan
karena akan mengganggu proses operasi kilang.
3.4.3 Over Haul
Over Haul adalah berdasarkan kondisi operasi pompa. Jika pompa sudah banyak
mengalami penurunan efisiensi, maka pompa harus segera dilakukan overhaul. Selain itu
over haul juga pemeliharaan berdasarkan life time dan running haur.

3.5 Dasar Perhitungan Pompa


Persamaan perhitungan pompa yang digunakan dalam perhitungan laporan ini antara
lain :
1. Kontinuitas
Laju aliran yang masuk ke dalam pompa adalah sama dengan laju aliran yang keluar
dari pompa, sehingga dapat dirumuskan :
Q1 = Q2
A1.V1 = A2.V2 ......................................................................... (3.1)
Dimana :
Q1 = kapasitas atau debit aliran yang masuk pompa (m3/s)
Q2 = kapasitas atau debit aliran yang keluar pompa (m3/s)
A1 = luas penampang bagian dalam pipa masuk pompa (m2)
A2 = luas penampang bagian dalam pipa keluar pompa (m2)
V1 = kecepatan aliran fluida pipa masuk pompa (m/s)
V2 = kecepatan aliran fluida pipa keluar pompa (m/s)

2. Reynold Number
Reynold number digunakan untuk mengetahui jenis aliran yang terjadi dalam sistem
aliran fluida di dalam pipa.
𝜌.𝑑.𝑣
𝑅𝑒 = .................................................................................. (3.2)
𝜇

Dimana :
Re = Reynold number
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
v = Kecepatan aliran (m/s)
pembagian jenis aliran berdasarkan Reynold Number yaitu :
- Jika Reynold Number < 2300 adalah jenis aliran laminer
- Jika 2300 <= Reynold Number <= 4000 adalah jenis aliran transisi
- Jika Reynold Number > 4000 adalah jenis aliran turbulen

3. Kerugian Head Gesek dalam Pipa (Major Losses)


Untuk menghitung kerugian gesek yang terjadi di dalam pipa dipakai persamaan Darcy-
Weisbach yaitu :
f.L.v2
hf = ................................................................................... (3.3)
2.g.d
dimana :
hf = Kerugian akibat gesekan sepanjang pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
d = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Kecepatan gravitasi (m/s2)
f = Faktor gesek
Faktor gesek ini bisa dilihat pada diagram moody atau bisa juga dihitung dengan rumus
:
64
f=
Re
dimana Re = Bilangan Reynold
atau untuk jenis aliran turblen dapat digunakan formula Darcy :
0.005
f = 0.02 + ..................................................................... (3.4)
D

4. Kerugian Head dalam Jalur Pipa (Minor Losses)


Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila ukuran pipa, bentuk
penampang, atau arah aliran berubah karena adanya elbow, valve, reducer, dan lain-
lain. Kerugian head di tempat-tempat transisi yang demikian itu dapat dinyatakan
secara umum dengan rumus :
v2
hf = ∑ n. k ........................................................................... (3.5)
2g
dimana :
hf = Kerugian head (m)
n = Jumlah elbow, valve, reducer, dan lain-lain
k = Koefisien kerugian
v = Kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Harga k dapat dilihat di tabel sesuai dengan yang dibutuhkan

5. Perhitungan Head Pompa


Head adalah besar tinggi tekan yang dihasilkan oleh pompa dinyatakan dalam satuan
meter (m). Hubungan antara tekanan pompa dan tinggi nilai dapat dicari dengan rumus
:
𝑉𝑑2
H = (ha + ∆hp) + (hL + )………………………………………… (3.6)
2.𝑔

Dimana :
H = Head total pompa (m)
ha = Head statis total (m)
Head ini adalah perbedaan tinggi antar muka air di sisi keluar dan muka air
di sisi isap.
Tanda (+) dipakai apabila muka air sisi keluar lebih tinggi daripada sisi
isap.
∆hp = Perbedaan tekanan statis antara bagian keluar pompa dengan bagian
sebelum masuk pompa (Kg/m2).
P2 − P1
= 𝛾

hl = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, di sisi suction dan


discharge. (m)
Vo2 = Kecepatan aliran rata – rata pada bagian keluar pompa (m/s)
G = Gaya gravitasi (9,81 m/s2)

6. Daya Poros
Daya poros yang diperlukan untuk mengerakan sebuah pompa adalah sama dengan
daya air ditambah kerugian daya di dalam pompa. Daya ini dapat dinyatakan sebagai
berikut :
𝜌𝑥𝑄𝑥𝐻
𝑊𝐻𝑃 = .................................................................... (3.7)
75
Dimana :
H = tinggi tekan (m)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
Q = kapasitas aliran (m3/s)

7. Brake Horse Power


Daya kuda rem merupakan daya kuda aktual yang diberikan pada pompa oleh
penggerak mula. Daya kuda yang diberikan ini digunakan di dalam mesin untuk
mengatasi daya kuda fluida, kebocoran, gesekan cakra, kerugian-kerugian hidrolik
(gesekan dan turbulensi), dan rugi-rugi mekanis. Hubungan daya kuda dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut :
𝑃 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑥 𝜂 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟
𝐵𝐻𝑃 = ................. .................................. (3.8)
0.746

8. Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa sentrifugal merupakan perbandingan antara daya output dengan daya
input. Hubungan efisiensi pompa dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
𝑊𝐻𝑃
𝜂 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝑥 100% .................................................... (3.9)
𝐵𝐻𝑃
Dimana :
BHP = daya kuda rem (watt)
η pompa = efisiensi pompa (%)
WHP = Water horse power

9. NPSHA (Net Positive Suction Head Available)


Head isap positif netto yang tersedia atau NPSH available (NPSHA) merupakan head
yang dimiliki fluida pada sisi isap pompa (ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi
isap pompa) dikurangi dengan tekanan uap jenuh fluida di tempat tersebut. Perhitungan
NPSH available dilakukan berdasarkan instalasi dan posisi/letak pompa, beberapa di
antaranya seperti berikut ini :
a. Pompa menghisap cairan dari tempat terbuka, posisi pompa di aras permukaan
cairan uang dihisap :
Gambar 3.8 Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas permukaan cairan isap
b. Pompa menghisap cairan dari tangki terbuka, posisi pompa di bawah permukaan
cairan yang dihisap :

Gambar 3.9 Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah permukaan cairan isap
c. Pompa menghisap cairan dari tangki tertutup, letak pompa di bawah cairan yang
dihisap :

Gambar 3.10 Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah tangki isap tertutup
d. Pompa menghisap cairan dari tangki tertutup, pompa terletak di atas permukaan
yang dihisap :

Gambar 3.11 Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas rangki isap tertutup
Bersarnya NPSH yang tersedia untuk empat sistem di atas dapat dirumuskan sebagai
berikut :
𝑃𝑎 −𝑃𝑣
𝑁𝑃𝑆𝐻𝐴 = [ ] ± ℎ𝑠 − ℎ𝑙𝑠 ………………………. (3.10)
𝛾
Dimana :
NPSHA = NPSH yang tersedia (m)
Pa = Tekanan atmosfir (kgf/m2)
Pv = Tekanan uap jenuh (kgf/m2)
hs = Head isap statis (m)
(+) untuk kondisi pompa di bawah permukaan cairan yang dihisap
(-) untuk kondisi pompa di atas permukaan cairan yang dihisap
hls = Kerugian head di dalam pipa isap (m)
 = Berat Jenis cairan (kg/m3)

Anda mungkin juga menyukai