Anda di halaman 1dari 29

KARYATULIS

ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN


PERSEPSI SENSORI HALUSINASI: PENGLIHATAN
PADA Tn.“W” DI WILAYAH KERJA
UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS TANJUNG MAKAMUR
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar ahli madya keperawatan

DWI MUCHRANTO
NIM :1714401114

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN PERINTIS PADANG


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut undang-undang no.36 tahun 2009 tentang kesehatan,

kesehatan adalah suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. Berdasarkan Undang-Undang No.3 tahun 1966,

kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,

intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu

selaras dengan keadaan orang lain. Sedangkan menurut American Nurses

Associations (ANA) keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktik

keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan

menggunakan diri sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan,

mempertahankan, serta memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan

mental masyarakat di mana klien berada. Selain keterampilan teknik dan alat-

alat klinik, perawat juga berfokus pada proses terapeutik menggunakan

dirinya sendiri (use self therapeutic). (Kusumawati dan Yudi, 2010)

Berdasarkan paradigma sehat yang dicanangkan departemen kesehatan

yaitu lebih menekankan upaya proaktif melakukan pencegahan dari pada

menunggu dirumah sakit kini orientas upaya kesehatan jiwa lebih pada

pencegahan (preventif) dan promotif (Yosep, 2011). 2 Menurut World Health

Organization (WHO), 25% dari penduduk dunia pernah menderita masalah

kesehatan jiwa, 1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat. Di Indonesia rata


– rata penderita gangguan jiwa berat misal halusinasi, ilusi, waham, gangguan

proses pikir, kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh, misalnya

agresivitas atau katatonik di setiap provinsi sebesar 14,3 % sedangkan di jawa

tengah penderita gangguan jiwa berat sebesar 2,3% (Riset Kesehatan Dasar,

2013).

Data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada

tahun 2006 menyebutkan bahwa diperkirakan 26 juta penduduk Indonesia

mengalami gangguan kejiwaan, dari tingkat ringan hingga berat. Sebaliknya,

Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah penderita gangguan jiwa berat

sebesar 2,5 Juta jiwa, yang diambil dari data RSJ se-Indonesia. Prevalensi

skizofrenia di Indonesia sendiri adalah tiga sampai lima perseribu penduduk.

Bila diperkirakan jumlah penduduk sebanyak 220 juta orang akan terdapat

gangguan jiwa dengan skizofrenia kurang lebih 660 ribu sampai satu juta

orang. Hal ini merupakan angka yang cukup besar serta perlu penanganan

yang serius, (Upoyo dan Suryanto, 2008). Klien dengan Schizofrenia

memiliki 5 (lima) gejala positif dan salah satu gejala yang paling umum

muncul adalah halusinasi penglihatan dan halusinasi pendengaran. Klien

dengan halusinasi pendengaran dan penglihatan seringkali mendengar suara-

suara dan melihat suatu objek yang langsung ditunjukkan pada klien dan

biasanya isi suara dan objek yang dilihat tersebut tidak menyenangkan,

bersifat menghina dan menuduh. Hal ini menyebabkan klien 3 tidak tenang,

gelisah, merasa tidak aman, dan akhirnya menimbulkan kekerasan yang

berkepanjangan (Stuart, 2007).


Gangguan persepsi yang paling sering terjadi adalah halusinasi.

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien

mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca

indera tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu

persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksteren : persepsi palsu.

(Maramis, 2005).

B. Rumusan Masalah

Mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada Tn. ‘W”dengan gangguan

halusinasi penglihatan.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Diketahuinya asuhan keperawatan jiwa pada Tn. ‘W” dengan gangguan

halusinasi penglihatan.?

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinyaasuhan keperawatan jiwa pada Tn. ‘W” dengan gangguan

halusinasi penglihatan di wilayah kerja UPTD kesehatan Puskesmas

Tanjung Makmur.

b. Diketahuinya masalah jiwa pada Tn. ‘W” dengan gangguan halusinasi

penglihatan di wilayah kerja UPTD kesehatan Puskesmas Tanjung

Makmur .
c. Diketahuinya tindakan keperawatan jiwa pada Tn. ‘W” dengan

gangguan halusinasi penglihatan di wilayah kerja UPTD kesehatan

Puskesmas Tanjung Makmur .

d. Diketahuinya evaluasi pada Tn. ‘W” dengan gangguan halusinasi

penglihatan di wilayah kerja UPTD kesehatan Puskesmas Tanjung

Makmur.

D. Manfaat Penulisan

Asuhan keperawatan ini di harapkan memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman masyarakat dalam

menanganImasalah perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasaan ilmu dan teknologi bidang keperawatan dalamupaya

pengurangan klien perubahan persepsi sensori : halusinasipenglihatan.

3. Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhankeperawatan

yang komprehensif pada klien perubahan persepsi sensori :halusinasi

penglihatan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi

Halusinasi adalah tanggapan/persepsi panca indra tanpa rangsangan

dari luar/ eksternal yang dapat berupa halusinasi dengan, lihat raba dan lain-

lain. (Rasmun, 2001, hal.23)Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa

dimana pasien mengalami perubahansensori persepsi, sepertimerasakan

sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan,atau

penghiduan, klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada

(Muhith,2011h.255). Halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya

perseps isensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus (Yosep,2009h.

223).

Pengertian halusinasi berdasarkan referensi diatas adalah persepsi

klienyang salah terhadap lingkungan tanpaadanyarangsanganatau stimulus

yang nyata sehingga klien mempersiapkan dan merasakan sesuatu yang

sebenarnya tidak terjadi.

B. Macam-Macam Halusinasi

a. Halusinasi penglihatan : klien melihat gambaran yang jelasa atau samar-

samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.

b. Halusinasi pendengaran : Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak

berhubungan dengan stimulus nyata dan orang- orang lain tidak

mendengarnya.
c. Halusinasi penghidung/penciuman : Klien mencium bau yang muncul dari

sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak

menciumnya.

d. Halusinasi pengecapan : Klien merasa makan sesuatu yang tidak nyata.

e. Biasanya merasakan rasa makanan yang tidak enak.

f. Halusinasi perabaan : Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa

stimulus yang nyata. (Rasman, 2001, hal.23).

C. Sebab-Sebab Timbulnya Halusinasi

1. Model Diatesis Stress (Stress Diatesis Model)

Model ini mendalilkan bahwa seorang mungkin memiliki suatu

kerentanan spesifik (diatesis) yang jika dikenai oleh sesuatu pengaruh

lingkungan yang menimbulkan stress. Pada model ini yang paling umum

diatesis atau stress dapat biologis atau lingkungan (sebagai contohnya

infeksi) atau fsikologis (contohnya situasis keluarga yang penuh

ketergantungan atau kematian teman dekat). Dasar biologis untuk suatu

dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh efigenetik, seperti penyalahgunaan

zat, stress fsikologi trauma.

2. Faktor Biologis

a. Neurofatologi : Keadaan fatologi dari area- area struktur limbik,

lobusbrontalis dan basal ganglia mengakibatkan terjadinyaskizofrenia.

b. Neurotransmitter

c. Genetik

d. Faktor Psikososial (FK USU. 2004. hal. VII-3)


D. Tahapan Halusinasi, Karakteristik Dan Perilaku Yang Ditampilkan (Tim

Keperawatan Jiwa FIK-UI, 1999).

Tahap 1: Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang; secara umum

halusinasi merupakan sesuatu kesenangan.

Karakteristik:

1. Mengalami ansietas kesepian, merasa bersalah dan ketakutan.

2. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan anisietas

3. Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran non

fsikotik

Prilaku Klien:

1. Tersenyum, tertawa sendiri

2. Mengerakkan bibir tanpa suara

3. Pergerakan mata yang cepat

4. Respon verbal yang lambat

5. Diam dan berkonsentrasi

Tahap II: Menyalahkan, Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasii

menyebabakan rasa antipati.

Karakteristik:

1. Pengalaman sensori menakutkan

2. Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut

3. Mulai merasa kehilangan kontrol

4. Mebarik diri daeri orang lain. Non. Psikotik

Prilaku Klien:
1. Terjadi peningkatan denyuit jantung, pernapasan dan tekanan darah

2. Perhatian dengan lingkungan berkurang

3. Konsentrasi terhadappengalaman sensorinya

4. Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas

Tahap III:

1. Mengontrol

2. Tingkat kecemasan berat

3. Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi

Karakteristik:

1. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi)

2. Isi halusinasi menjadi atraktif

3. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik

Perilaku Klien:

1. Perintah halusinasi ditaati

2. Sulit berhubungan dengan orang lain

3. Perhatian terhadap lingkungan berkurang, hanya beberapa detik.

4. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor &

berkeringat

Tahap IV

1. Klien sudah dikuasai oleh halusinasi

2. Klien panik

Perilaku Klien

1. Perilaku panik
2. Resiko tinggi mencederai

3. Aditasi

4. Kataton

5. Tidak mampu berespon terhadap lingkungan(Rasman Skp. Hal, 24).

E. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan

1. Pengkajian Terdiri Dari:

1. Identitas Klien

2. Alasan Masuk

3. Faktor- Faktor Predisposisi :

a. Faktor Biologis

b. Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologik yang

maldaptik yaitu:

c. Penelitian pencitraan sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak

lebih luas dalam perkembangan skizofrenia paranoid, lesi pada

daerah prontal, termoral, dan limbik paling berhubungan dengan

perilaku psikotik.

d. Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizopenia hasil penelitian

menunjukkan hal-hal berikut ini:

1) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan

2) Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain.

3) Masalah- masalah pada sisten respon dopamin.

e. Faktor Psikologi
Teori psikologi untuk trjadinya respon neurubiologik yang

maladaptik belum didukung oleh penelitian . sayangnnya teori

psikologik terlalu menyalahkan sebagai penyebab gangguan ini

sehingga menimbulkan kurang percaya keluarga terhadap tenaga

kesehatan jiwa profesional.

f. Faktor Secara Budaya

Stress yang menumpuk dapat menunjang terjadinya skizopenia

paranoid dengan halusinasi pebglihatan.

4. Faktor Presdiftasi (Pencetus)

a. Biologis

Stress biologis yang berhubungan dengan neurobiologi yang

maladaptif termasuk:

b. Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses

informasi

c. Abnormalitas pada mekanisme pintu masauk dalam otak yang

mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif

menanggapi rangsangan.

d. Stress lingkungan

Secara biologis menyatakan ambang toleransi terhadap stress yang

berinteraksi dengan stress lingkungan untuk menentukan

terjadinya gangguan perilaku.

e. Pemicu gejala
Pemiju gejala merupakan prekusor dan stimulus yang sering me

nimbulkan episoe baru satu penyakit, pemicu biasanya terdapat

pada respon neurobilogik yang maladaptif berhubungan dengan

kesehatan lingkungan sikap & perilaku individu(Buku Saku

Keperawatan Jiwa, hal 305).

5. Masalah / Pemeriksaan Fisik

6. Riwayat Psikososial

7. Status Mental

8. Mekanisme Koping

9. Riwayat Sosil & Spritual

10. Kebutuhan Persiapan Pulang

11. Masalah Psikososial & lingkungan

12. Aspek Medik(Rasmun 2001; hal 29-40).

a. Karakteristik Perilaku Klien Halusinasi

b. Bicara, tersenyum, menngis, tertawa sendiri

c. Mengatatakan melihat sesuatu yang tidak nyata

d. Merusak diri sendiri, orang lain, lingkngan

e. Tidak dapat membedakan hal yang nyata & tidak nyata

f. Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi

g. Pembicaraaan kacau kadang tidak masuk akal

h. Sikap curiga & bermusuhan

i. Menarik diri, menghindar dari orang lain

j. Sulit membuat keputusan


k. Ketakutan

l. Mudah tersinggung, jengkel, marah.

m. Menyalahkan diri sendiri, kadang orang lain.

n. Muka merah kadang pucat

o. Ekspresi wajah tegang

p. Tekanan darah meningkat

q. Nafas terengah- engah

r. Nadi cepat

s. Banyak berkeringat.

F. Pohon Masalah Yang Bisa Timbul:

Pohon masalah berdasarkan Fitria (2009, h. 60) adalah sebagai berikut:

Bagan 1.1 Pohon Masalah

Effect Resiko Tinggi PrilakuKekerasan

Core Problem Gangguan Persepsi Sensori; Halusinasi

Causa

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

G. Masalah Keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap tindakan kekerasan yang dirasakan pada

lingkungan yang berhubungan dengan halusinasi penglihatan.

2. Halusinasi penglihatan b/d isolasi sosial: menarik diri


3. Perubahan proses pikir: waham b/d hdr

4. Penatalaksanaan regimen reapeutik tak efektif : ketidak mampuan b/d,

koping keluarga tak efektif.

H. Implementasi Pada Pasien Dengan Halusinasi Penglihatan

1. Bina Hubungan Saling Percaya

a. Berbicara dengan pasien secara jujur, singkat, jelas, mudah

dimengerti, dan tentang hal yang nyata.

b. Dengarkan pernyataan tentang halusinasi pasien tanpa menentang

maupun menyetujui

c. Perhatikan secara cermat ungkapan pasien.

2. Bimbing/Anjurkan Pasien Untuk Mengungkapkan Perasaanya

a. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan halusinasinya

b. Idenfikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi yang menimbulkan

halusinasi & respon klien terhadap halusinasi.

c. Anjurkan pertanyaan terbuka yang membutuhkan jawaban luas.

d. Katakan pada klien bahwa perawat tidak mengalami apa yang klien

alami tanpa menyangkal pernyataan.

e. Ajak pasien membicarakan hal- hal yang nyata di lingkunganya

3. Anjurkan, Bantu & Bimbing Klien Untuk Menemukan Cara Mendidik

Halusinasi

Dalam Meneyelesaikan Masalah Yang Konstitutip

a. Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya

halusinasi
b. Bimbing pasien melakukan kegiatan yang tepat misalnya dengan

bercakap- cakap dengan oang lain, melakukan kegiatan rumah,

membuat jadwal kegiatan harian.

c. Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba cara yagn dipilihnya

d. Bimbing pasien untuk mencoba cara lain

e. Beri pujian atas keberhasilan klien

f. Anjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur

I. Evaluasi

Klien mampu :

1) Mengungkapkan & menjelaskan jenis,isi, waktu, Frekuensi & situasi yang

menimbuklkan terjadinya halusinasi.

2) Membedakan hal yang nyata & tidak nyata

3) Memilih cara untuk mengatasi terjadinya halusinasi

4) Berinteraksi dengan orang lain tanpa ada rasa curiga

5) Berespon sesuai stimulus di luar dirinya

6) Klien tidak mencederai orang lain,diri sendiri & lingkungannya.


BAB III

TINJAUAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Inisial : Tn. “W” (L/P) Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2018

Umur : 26 Th No. rekam Medik :-

Alamat lengkap : Kp. Tj. Pinang Nag. Air Hitam Informan : Dwi Muchranto

II. KASUS :

Pasien dan keluarga menyatakan bahwa pasien sering melihat binatang

buas seperti harimau, ular besar, kelabang, dll akhirnya beperilaku emosi dan

mengamuk meniru perilaku harimau.

III. FAKTOR PREDISPOSISI



1) Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya tidak

2) Pengobatan sebelumnya

Berhasil Kurang berhasil √ Tidak berhasil

Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia

Aniaya fisik

Aniaya Seksual

Penolakan

Kekerasan Dalam
Keluarga

Tindakan Kriminal

Jelaskan No. 1,2,3 : Resiko

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

3) Adakah Anggota Keluarga Yang Mengalami Gangguan Jiwa?

Ya √ tidak

Hubungan Keluarga Gejala Riwayat pengobatan/ perawatan

Anak kandung Sejak usia 17 tahun - Pernah diobat dukun

kampung

- Pernah dirawat di RSJ

Sa’ana ± 5 bulan

Masalah Keperawatan : Ada sakit gamgguan proses keluarga

IV. FISIK

1) Tanda Vital TD: 130/70 mmHg N: 100 x/i S: 360C P: 21x/i

2) Ukuran TB: 168 cm BB: 63 kg

3) Keluhan Fisik : Tidak ada

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : Tidak ada

V. PSIKOSOSIAL

1) Genogram

Jelaskan :-

Masalah Keperawatan :-
2) Konsep diri

a) Citra tubuh :-

b) Identitas :-

c) Peran :-

d) Ideal Diri :-

e) Harga diri :-

Masalah Keperawatan :-

3) Hubungan social

Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal

4) Spiritual

a) Nilai dan keyakinan : sepertinya tidak mengerti soal keyakinan

b) Kegiatan ibadah : Jika ditanya mengaku beragama Islam dan

sholat

Masalah Keperawatan : Distress spiritual

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan :

a. Selalu berpakaian rapi dan bersih

b. Berpakaian selalu sopan dan sesuai

c. Berpakaian selalu serasi

Masalah Keperawatan : -

2. Pembicaraan : Lambat dan tidak mampu memjual pembicaraan

Jelaskan: -
Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal

3. Aktivitas motorik : gelisah

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : intoleransi aktivitas

4. Alam perasaan : kadang- kadang ketakutan, gembira yang

berlebihan, dan khawatir.

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan.

5. Afek : datar dan tidak sesuai

Jelaskan :-

Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal

6. Interaksi selama wawancara

Jelaskan : kooperatif dan bersahabat

Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi

7. Persepsi : Halusinasi penglihatan

Jelaskan : sering melihat binatang buas seperti harimau,

dll

Masalah Keperawatan : gangguan sensori halusinasi penglihatan

8. Proses pikir

Jelaskan : Pasien menjawab semaunya tanpa berpikir

panjang ( tanpa proses ).

Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir


9. Isi Pikir :pikiran magis

Waham

Jelaskan : kadang-kadang mengaku dirinya berilmu

tinggi

Masalah Keperawatan : -

10. Tingkat kesadaran

Disorientasi waktu : ya

Tempat : ya

Orang : ya

Jelaskan : kadang-kadang lupa dengan waktu, tempat,

dan orang lain kecuali dengan keluarganya.

Masalah Keperawatan : gangguan proses pikir

11. Memori :

Gangguan daya ingat jangka panjang : ya

Gangguan daya ingatjangka pendek : ya

Gangguan daya ingatSaat ini : ya

Konfabulasi : tidak

Jelaskan : kadang-kadang ingat kadang-kadang lupa dengan orang

terdekat

Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan

Bantuan minimal : ya
Bantuan total : tidak

Jelaskan : makan sendiri tanpa bantuan

Masalah Keperawatan : nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

2. BAK/BAB

Bantuan minimal : ya

Bantuan total : tidak

Jelaskan : BAK/BAB sendiri tanpa bantuan

Masalah Keperawatan :

3. Mandi

Bantuan minimal : ya

Bantuan total : tidak

Jelaskan : mandi sendiri tapi sering lupa pakai baju

Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir

4. Barpakaian/berhias

Bantuan minimal : ya

Bantuan total : ya

Jelaskan : kadang-kadang memakai baju perlu bantuan

Masalah Keperawatan :

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang, lama : 2 jam s/d 3 jam

Tidur malam lama : 6 jam s/d 8 jam

Aktivitas sebelum/ sesudah tidur : 6 jam s/d 12 jam

6. Pengguanaan obat
Bantuan minimal : ya

Bantuan lotal : tidak

Jelaskan : sejak pulang dari RSJ Sa’ain tidak pernah

minum obat

Masalah Keperawatan : ketidak efektifan program terapeutik

7. Pemeliharaan kesehatan Ya Tidak

Perawatan lanjutan √

Sistem pendukung

Jelaskan : selama ini tidak ada kontinuitas laporan dari

keluarga karena ketidak tahuan informasi.

Masalah Keperawatan : ketidak efektifan program terapeutik

8. Aktifitas di dalam rumah

Ya Tidak

Mempersiapkan makanan √

Menjaga kerapian rumah √

Mencuci pakaian √

Mengatur keuangan √

Jelaskan : tidak mengerti maksud dan tujuan

Masalah Keperawatan : gangguan pola pikir

9. Aktivitas di luar rumah

Ya Tidak

Belanja

Transportasi √
Lain-lain √

Jelaskan : kadang-kadang bekerja dikebun, membantu

pekerjaan tetangga

Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir.

VIII. MEKANISME KOPING

Koping adaptif

Bicara dengan orang lain : ya kadang-kadang

Mampu menyelesaikan masalah : tidak

Teknik relokasi : tidak

Aktivitas konstruktif : tidak

Olahraga : tidak

Lainnya : tidak

Koping maladaptif

Minum alcohol : tidak

Reaksi berlebihan/lambat : ya dan kadang tidak

Reaksi berlebihan/lambat : tidak

Reaksi berlebihan/lambat : tidak

Mencederai diri : tidak

Lainnya : tidak

Masalah Keperawatan : ketidak efektifan koping individual

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan : kadang-kadang mau berteman


Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan : kadang-kadang melempar

rumah sendiri dan rumah tetangga.

Masalah dengan pendidikan, uraikan : ketika kecil mau sekolah hanya sampai

kelas 3 SD kemudian mogok sekolah.

Masalah dengan pekerjaan, uraikan : kadang-kadang mau bekerja dikebun

Masalah dengan perumahan, uraikan : kadang-kadang pukul dinding rumah.

Masalah dengan ekonomi, uraikan : tidak ada

Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan : selama ini keluarga belum

mampu beinteraksi dengan pusat pelayanan kesehatan dengan baik.

Masalah lainnya, uraikan : konflik peran orang tua.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:

√ penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

Lainnya:

Masalah Keperawatan : .kurang pengetahuan keluarga tentang

komunikasi terapeutik terhadap penyakit anaknya.

XI. ASPEK MEDIK

Diagnosis medik : -

Terapi medic :-
XII. ANALISIS DATA

DATA MASALAH

DS : Mendengar/melihat binatang Halusianasi penglihatan

buas seperti harimau,dll

DO : Menunjuk-nunjuk arah tertentu

Ketakutan pada sesuatu yang

tidak jelas

XIII. DAFTAR MASALAH

- Gangguan sensori ,persepsi : Halusianasi penglihatan

XIV. POHON MASALAH

Effect akibat resiko perilaku

Gangguan Sensori, Persepsi = Halusianasi Penglihatan


Masalah utama
Penyebab: isolasi sosial

XV. DAFTAR DIAGNOIS KEPERAWATAN

- Gangguan sensori

Persepsi = halusinasi
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penulis melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada Tn. ‘W” dengan

gangguan halusinasi penglihatan di wilayah kerja UPTD kesehatan

Puskesmas Tanjung Makmur.maka penulisdapat menyimpulkan :

1. Hasil pengkajian tanggal 2 Juli 2018 ditemukan data subyektif sebagai

berikut: Pasien dan keluarga menyatakan bahwa pasien sering melihat

binatang buas seperti harimau, ular besar, kelebang, dll akhirnya

beperilaku emosi dan mengamuk meniru perilaku harimau.

2. Hasil dari pengkajian ditemukan 3 diagnosa,yaitu : Gangguan perspesi


sensori/halusinasi penglihatan dan resiko perubahan perilaku.
3. Penulis menyusun rencana intervensi untuk diagnose Halusinasi
Penglihatan yaitu Bina hubungan saling percaya,menyapa pasien
dengan ramah baik verbal ataupun nonverbal. Menggali dan
mengidentifikasi halusinasi mulai dari isi, situasi, frekuensi,respon,
sertamengajarkancara mengontrol halusinasi.Tunjukan sikap empati
terhadap pasien dan beri perhatian terhadapmasalahyang dihadapi
pasien,dengarkan dengan penuh perhatianekspresi perasaanklien.
4. Implementasiyangdigunakanyaitu:membinahubungansaling
percaya,menggali dan mengidentifikasi halusinasinya ( isi,
frekuensi,waktu,respondansituasi),berbincang-bincang dengan orang
lain, melakukan kegiatan terjadwal.
5. Evaluasi tindakan keperawatan selama 3hari yaitu daritanggal 2Juli –
4 Juli 2018 yaitu gangguan persepsi sensori: halusinasi (penglihatan)
dengan :
DS : Mendengar/melihat binatang buas seperti harimau,dll.

DO :Menunjuk-nunjuk arah tertentu dan Ketakutan pada sesuatu yang


tidak jelas.

A:Pasien cukup optimal dalam mengontrol halusinasinya dengan

berbincang-bincang dengan oranglain.

P:Pasien Mendiskusikan kembali dengan klien cara control halusinasi

Dengan sering kontakdengan k e l u a r g a d a n oranglain, serta

melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.

B. Saran

1. Tingkatkan lagi kerjasama antara mahasiswa dengan perawat dan


tenaga kesehatan yang lainnya.
2. Tingkatkan kembali ilmu pengetahuan dan ketrampilan
mahasiswa,perawat dan tenaga kesehatan lainnya guna untuk
meningkatkan mutu dan pelayanan pada masyarakat.
3. Tingkatkan kembali kerjasama antara mahasiswa,perawat dan
keluarga klien dengan memberi motivasi kepada keluarga pasien agar
memperhatikan dan mengunjungi pasien guna untuk membantu
proses penyembuhan pasien yang mengalami gangguan pada jiwanya.
DAFTAR PUSTAKA

Budi A, 2005. “Proses Keperawatan Jiwa”, Jakarta : EGC,


Maramis, WF, 1995. “Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa”, Surabaya : Penerbit
Airlangga,
Stuart, G.W, Anna Sudden, S.J.E.R, 1995. “Buku Saku Keperawatan Jiwa”,
Jakarta. EGC.
Rasmun, SKp, 2001 . “Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi
dengan Keluarga”, Jakarta, EGC.
Anonim. 2014. Pelatihan Keperawatan Jiwa Terkini. Surakarta
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Amplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan. Jakarta: Salemba Medika. Direja,
Ade
Herman S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha
Medica. Keliat,
Budi. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi2. Jakarta : EGC
Keliat, 2009. Model Prakti Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Kemenkes RI
Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
Maramis. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga.
Nurjannah, Intansari. 2005. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Stuart, Gail Wiscarz. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta. EGC.
Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta : TIM
Wahyuni.2011. Hubungan Lama Hari Rawat Dengan Kemampuan Pasien Dalam
Mengontrol Halusinasi Vol 1 No.2. Riau : Jurnal Ners Indonesia
Widodo,
Arif. 2013. Penuntun Praktek Laboratorium Keperawatan Jiwa Yosep, I. 2011.
Keperawatan Jiwa, Edisi 4. Jakarta : Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai