Anda di halaman 1dari 30

MODUL GIZI DAUR KEHIDUPAN

PRAKONSEPSI

Disusun oleh : Kelompok 1

Magnalia Morena Ruth 22030113130091

Dany abyyudha 22030113140133

DEPARTEMEN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
A. Latar Belakang

Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi diasumsikan


sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu, dimana
kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia.
Status gizi prakonsepsi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi
kehamilan dan kesejahteraan bayi yang penanggulangannya akan lebih baik jika
dilaksanakan pada saat sebelum hamil. Kualitas hidup pada masa prakonsepsi dapat
diperbaiki untuk mempersiapkan diri sebelum dimulainya masa kehamilan, terutama
penerapan gaya hidup sehat dan nutrisi yang adequat.
Masa prakonsepsi adalah masa dimana memulai melakukan asuhan sebagai strategi
untuk menjamin kualitas outcome yang labih baik. Asupan gizi yang dicukupi sejak masa
prakonsepsi sangat mendukung upaya keberhasilan peningkatan kualitas hasil konsepsi. Oleh
karena itu calon ibu harus mengetahui apa saja dan seberapa zat gizi yang ia perlukan untuk
mencapai awal kehamilan yang baik. Hal ini paling tidak dipersiapkan satu sampai dengan
tiga bulan sebelum terjadinya hasil konsepsi. Peningkatan gizi mikro berupa vitamin E,
vitamin C, vitamin B6, asam folat, zat besi dan kalsium selain berfungsi pada peningkatan
fungsi reproduksi, juga dalam perencanaan pencegahan komplikasi kehamilan sehingga dapat
menghasilkan outcome yang lebih baik

1
B. Karakteristik Anatomi Fisiologi
 Pemeriksaan Darah rutin, Hb, Trombosit dan leukosit.
Pemeriksaan yang dianjurkan yaitu HIV/AIDS, golongan darah dan rhesus, golongan
darah sewaktu (GDS), Thalasemia (kelainan darah yang diturunkan), Hepatitis B dan
C, TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus, dan Herpes Simplex),
pemeriksaan rutin (kencing) rutin. Bila menyerang pada perempuan di masa
kehamilan pada janin (cacat janin), dan kelainan prematur.
 Terhindar dari penyakit/potensi penyakit degeneratif seperti, DM, Kardiovaskuler,
Tekanan darah tinggi, maupun Kanker.
Dengan mengetahui riwayat penyakit ini, kedepannya kedua pasangan bisa mengatur
kehidupan sehari-harinya dengan pola hidup sehat dan mencegah anak-anaknya agar
tidak terkena penyakit yang sama dengan orangtuanya.
 Terhindar dari penyakit menular seksual (PMS) agar tidak menularkan ke
pasangannya. Sehingga, bisa dicegah ketika sebelum menikah disembuhkan terlebih
dahulu penyakitnya.
 Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi, terutama untuk calon perempuan.
Dapat mendeteksi dini masalah gigi, sehingga dapat dilakukan perawatan, agar saat
hamil tidak perlu adanya perawatan. Serta dapat mencegah penyakit menular yg dapat
ditularkan pada pasangan.
1) Karakteristik Organ Reproduksi :
 Pemeriksaan organ reproduksi, apakah bisa berfungsi normal dalam produksi sel
telur maupun sel sperma.
 Memiliki sperma yang sehat.
Memeriksa bahan sperma terkait jumlah, volum cairan, presentase spermamata,
pergerakan, dan lain-lain. Pemeriksaan terkait kemandulan.
 Proses menstruasi berjalan lancar.
Siklus menstruasi yaitu perubahan dalam tubuh wanita, terutama di bagian organ
reproduksi. Yakni saat susunan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh
lantaran tak ada pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada setiap wanita tidak
sama antara 23-35 hari,
tetapi rata- rata siklus
menstruasi yaitu 28 hari.

2
Gambar 1. Hormon pada siklus menstruasi

Menstruasi merupakan perubahan fisiologis wanita yang terjadi secara berkala akibat
oleh hormone FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Hal ini ditandai dengan keluar darah
rutin setiap bulannya melalui vagina. Menstruasi biasanya terjadi pada anak mulai dari
usia 9 – 16 tahun, tergantung dari tingkat kesehatan, nutrisi, dan berat badan. Mestruasi
akan berhenti ketika wanita berumur 40 – 50 tahun (fase monopouse).

Siklus menstruasi terjadi secara normal dan tidak normal.


a. Siklus normal :
Siklus haid normal dapat dihitung dari pertama menstruasi hingga menjelang
menstruasi bulan selanjutnya. Siklus yang normal biasanya terjadi setiap 28 hari.
Akan tetapi pada wanita remaja perubahan siklus menstruasi dapat sering terjadi dan
masih dianggap pada masa normal. Siklus haid normal dipengaruhi oleh praovulasi
yang akan berubah setiap bulannya dan berbeda pada setiap wanita.
Pada siklus normal, wanita akan mengalami 3 fase utama, diantaranya sebagai
berikut:
1. Fase menstruasi, berlangsung selama 2-8 hari dimana selaput rahim dilepaskan
hingga terjadi pendarahan dan hormone-hormon ovarium berada pada kadar
paling rendah.
2. Fase proliferasi, yaitu fase dimana terjadi pertumbuhan dari dua fungsional untuk
mempersiapkan rahim tempat janin. Pada fase ini akan diawali dengan tumbuh
kembalinya endometrium yang akan terjadi padahari ke 12 – 14.
3. Fase rekresi, yaitu fase sesudah adanya ovulasi dimana hormone progesterone
akan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim
siap menjadi tempat janin kerahim.
b. Siklus Tidak Normal
Bagi wanita yang mengalami pendarahan sampai 35 hari, maka darah yang
keluar bukan tergolong darah menstruasi karena normalnya wanita mengalami

3
menstruasi normal hanya sekitar 2 – 8 hari dan darah yang dikeluarkan sekitar 30 –
80 ml. Fase menstruasi yang tidak normal diantaranya:
1. Polymoenorrhea, dimana pada kasus ini wanita lebih sering mengalami masa
menstruasi, yaitu sekitar 2 – 3 minggu sekali.
2. Mettorrhagia, kasus dimana pada kasus ini ditandai dengan datangnya menstruasi
yang tidak teratur, yaitu sekitar 3 – 6 minggu sekali.
3. Oligomenorrhea, dimana pada kasus ini siklus menstruasi tidak teratur dan tidak
dapat diprediksi kelluarnya darah menstruasi hingga mengakibatkan wanita yang
menderita harus mengenali terlebih dahulu kondisi agar mendapat perawatan
lebih lanjut. Siklus ini dipicu karena adanya ketidakseimbangan hormon yang
dialami pada wanita.
4. Menorrhagia, yaitu dimana adanya pendarahan hebat yang terjadi saat menstruasi.
Hal ini dipicu oleh ketidakseimbangan hormone sehingga mengakibatkan siklus
menstruasi tanpa adanya ovulasi. Berbeda dengan keadaan normal, dimana sel
telur dari ovarium menghasilkan progesteron. Apabila kadarnya tidak cukup maka
akan mengakibatkan pendarahan saat menstruasi.
2) Ciri dan Tanda Alat Reproduksi Wanita Yang Sehat :
a) Kadar kelembapan
Kelembapan bisa berkurang karena beberapa hal antara lain menopause. Bila
kelembapan berkurang, tidak perlu terlalu dipermasalahkan, kecuali bila Anda
merasa keadaan ini mengganggu hubungan intim Anda dengan pasangan.
Solusinya antara lain gunakan lubrikan (pelumas buatan), konsumsi produk
kedelai dan vitamin E.
b) Bau
Normalnya vagina tidak berbau, namun bila muncul bau tidak sedap seperti bau
anyir, ada kemungkinan telah terjadi infeksi jamur dan bakteri.
c) Lendir atau cairan yang keluar dari Vagina
Normal tidaknya lendir atau cairan yang keluar dari vagina bisa dilihat dari warna
dan kepekatannya. Normalnya, lendir berwarna bening dan kepekatannya seperti
baby oil atau putih telur. Biasanya terjadi menjelang masa subur dan di saat masa
subur.

4
Bila warnanya putih dan lebih pekat seperti body lotion, masih tergolong normal
karena biasa terjadi setelah ovulasi atau masa subur berakhir atau ketika
terangsang secara seksual.
Keadaan yang tidak normal adalah ketika cairan yang keluar kental dan warnanya
kekuningan, kehijauan, atau kecoklatan, karena telah terjadi peradangan serta
infeksi bakteri dan jamur.
Penyebabnya antara lain penggunaan obat antibiotika dalam waktu lama, sehingga
keseimbangan flora normal terganggu. Bisa juga karena sistem kekebalan tubuh
yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, penggunaan pil KB, atau hubungan
seks yang tidak sehat.
3) Tanda Masalah Kesuburan Pada Pria :
 Mempunyai masalah pada fungsi seksual. Contohnya: sulit mencapai ejakulasi,
volume cairan sperma yang sedikit, kurangnya keinginan untuk berhubungan
seksual, atau kesulitan mempertahankan ereksi.
 Nyeri, bengkak, atau terdapat benjolan di sekitar testis.
 Infeksi saluran pernapasan yang berulang.
 Ketidakmampuan untuk mencium bau.
 Pertumbuhan payudara yang tidak normal (gynecomastia).
 Menurunnya jumlah rambut wajah atau rambut pada tubuh, atau tanda-tanda lain
dari kelainan hormon atau kromosom.
 Mempunyai jumlah sperma yang lebih sedikit daripada jumlah sperma normal
(kurang dari 15 juta sperma per milimeter semen (cairan yang mengandung
sperma) atau jumlah sperma total kurang dari 39 juta setiap ejakulasi).
C. Karakteristik Hormon
1. Kelenjar hipofisis
Dalam kalenjar hifofisis terdapat lobi anterior yang menghasilkan beberapa
hormon yang berperan dalam tingkah laku seksual manusia, antara lain :
i. Hormon Somatotrof ( STH atau growth hormone )
Kerjanya menstimulasi pertumbuhan tubuh, terutama cakra epifise dari tulang
pipa. Kelebihan hormon ini dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa atau
gigantisme. Bila kelebihan ini terjadi pada saat seseorang tidak tumbuh lagi
maka akan menyebabkan penebalan pada tulang wajah, tengkorak, tangan,
dan kaki. Keadaan ini disebut akromegali. Kekurangan hormon ini dapat
mengakibatkan kekerdilan atau kretinisme.
ii. Luteotropic Hormone ( LTH ) atau prolaktin atau hormon laktogen

5
Berfungsi untuk merangsang kelenjar susu untuk mensekresikan susu.
iii. Thyroid Stimulating Hormone ( TSH ) atau hormon Teotrop
Berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar tiroid.
iv. Adrenocorticoid hormone ( ACTH ) atau hormon adrenotropin
Berfungsi untuk merangsang dan mengendalikan sekresi kelenjar kortek
adrenal.
v. Gonatropic atau hormon kelenjar kelamin, berbeda untuk pria dan wanita :
 Follicle Stimulating Hormone ( FSH )
Terdapat pada wanita & pria. Pada wanita , hormon ini berfungsi
untuk merangsang pertumbuhan folikel dalam indung telur dan ovarium,
sedangkan pada pria berfungsi untuk mempengaruhi proses
spermatogenesis atau proses pembentukan sperma.
 Luteinizing Hormone (LH) atau Interstitial Cell Stimulating Hormone
(ICSH)
Terdapat pada pria dan wanita. Pada wanita LH berfungsi untuk
merangsang ovulasi atau pemasakan sel telur, sedangkan pada pria
berfungsi untuk merangsang sel interstitial Leydig di dalam testis agar
menghasilkan testosterone.

2. Androgen,
Bersama hormon reproduksi (gonad) untuk menetukan sifat kelamin sekunder pria.
3. Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin mampu menghasilkan hormone dan sel-sel kelamin. Kelenjar ini
dibedakan atas kelenjar pria dan wanita.
1. Kelenjar kelamin pria (testes) menghasilkan hormone kelamin atau pria atau
androgen dan sel sperma. Diantara androgen yang terpenting adalah testosterone,
yang berfungsi untuk :
a) Mempertahankan proses spermatogenesis
b) Memberi efek negatif terhadap sekresi LH oleh hipofisis
2. Kelenjar kelamin perempuan (ovarium) menghasilkan sel telur (ovum) dan
hormon perempuan, yang meliputi estrogen dan progesterone
 Estrogen dihasilkan oleh sel folikel de Graaf
 Pada pria berfungsi untuk pematangan sperma
 Progesterone dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel yang telah
ditinggalkan sel telur.
Fungsi progesterone, yaitu sebagai berikut:

6
a) Mengatur pertumbuhan ari-ari (plasenta
b) Menghambat produksi FSH oleh estrogen
c) Pada ibu yang telah melahirkan, progesterone berfungsi memperlancar
produksi air susu
d) Mengatur pertumbuhan endometrium dan pembuluh darah dari dinding
Rahim
Setelah ovulasi sel telur meninggalkan ovarium dan ditangkap oleh fimbria dan
masuk kesaluran telur atau tuba falopii. Telur yang masuk ketuba akan mengalami dua
kemungkinan, yaitu dibuahi atau tidak oleh sel spermatozoa. Dua hal tersebut akan
berdampak pada pertumbuhan dinding rahim, dan diatur oleh berbagai hormon. Bila tidak
terjadi pembuahan, akan diikuti peristiwa yang dikenal dengan menstruasi. Bila terjadi
pembuahan diikuti peristiwa kehamilan.
1. Menstruasi

Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen
terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya
aktivitas pituari untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH
menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi Progesteron. Tidak adanya
progesterone dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat
dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut
Menstruasi. Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang
dihasilkan hipofisis. Mulai aktif pada waktu selaput lendir rahim tipis setelah selesai
menstruasi. Peristiwa menstruasi mengalami 4 fase, yakni fase menstruasi, fase
praovulasi, fase ovulasi, dan fase pasca ovulasi.

 Fase menstruasi

Bila sel telur tidak di buahi, maka setelah berusia tertentu korpus luteum
yang merupakan pemroduksi hormon estrogen dan progesterone menghentikan
aktivitasnya, akibatnya kadar hormon tersebut di dalam darah mengalami reduksi
mendadak. Peristiwa ini terjadi pada 5 hari awal menstruasi. Turunnya kadar
estrogen dan progesterone secara mendadak berakibat lepasnya ovum dan
robeknya endometrium yang menebal. Robek dan hancurnya endometrium
menyebabkan tipisnya dinding rahim. Pada masa menstruasi biasanya hormon

7
wanita ini berpengaruh dalam tingkah lakunya sehari – hari, misalnya mudah
marah, mudah tersinggung, rasa cemas, dan lain – lain.
 Fase Praovulasi
Turunnya progesterone memungkinkan hipofisis mensekresikan FSH
merangsang folikel dalam ovarium untuk memproduksi hormon estrogen.
Estrogen ini akan menghambat hipofisis dalam memproduksi FSH, tetapi memacu
hipofisis dalam memproduksi LH. Di samping itu estrogen juga merangsang
penebalan endometrium rahim.

 Fase Ovulasi
Terhentinya produksi FSH oleh hipofisis akibat pengaruh tingginya kadar
estrogen memungkinkan hipofisis memproduksi hormon LH. Hormon LH
merangsang pematangan ovum dan meninggalkan folikel. Peristiwa ini disebut
ovulasi. Folikel yang ditinggalkan telur akan mengkerut dan berubah menjadi
korpus luteum. Badan ini berfungsi untuk memproduksi progesterone. Fase ini
terjadi pada sekitar hari ke-14 dari waktu menstruasi yang berkisar 24-35 hari ( 28
hari).
 Fase Pasca Ovulasi
Fase ini merupakan waktu anatara ovulasi dengan menstruasi berikutnya.
Jadi, berlangsung dari hari ke-15 hingga hari ke-28. Hormon yang berperan pada
fase ini adalah progesterone dan estrogen yang di hasilkan korpus luteum. Bila
tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikans
yang kemampuannya memproduksi estrogen dan progesterone amat rendah.
Akibatnya kadar kedua hormon ini dalam darah menurun. Keadaan ini
menyebabkan hipofisis aktif memproduksi FSH dan selanjutnya LH. Fase paska
ovulasi akan bersambung dengan fase berikutnya sehingga terjadilah siklus
menstruasi.
2. Kehamilan
 Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan
menempel pada dinding rahim, hal inilah yang meyebabkan terjadinya kehamilan.
Pada fase kehamilan ini, hormon-hormon yang berperan adalah :

8
 Progesteron dan estrogen, hingga kehamilan bulan ketiga dan keempat hormon ini
di produksi oleh korpus luteum. Secara berangsur-angsur fungsi korpus luteum di
ganti oleh plasenta.
 Prolaktin, yakni hormon yang merangsang kerja kelenjar susu untuk
memproduksi susu, sehingga pada saat di perlukan siap berfungsi. Hormon ini
juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan zat oleh tubuh ibu
dapat di kurangi dan di alirkan kejanin. Hormon-hormon tersebut di produksi oleh
plasenta.  Kelahiran Setelah tumbuh di dalam rahim lebih kurang 40 minggu,
maka bayi dalam rahim sudah sempurna dan siap lahir. Hormon yang berperan
dalam proses kelahiran ini antara lain relaksin, estrogen, prostaglandin dan
oksitosin.
 Hormon relaksin, mempengaruhi peregangan otot pada sinfisis pubis.
 Hormon estrogen, berperan mengatasi pengaruh hormon progesterone yang
menghambat kontraksi dinding rahim.
 Hormon prostaglandin, berperan mengatasi pengaruh hormon progesterone.
Hormon ini diproduksi oleh semua sel.
 Hormon oksitosin, berpengaruh pada kontraksi dinding uterus.

3. Menopause

Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber
sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara usia 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah
sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi
(haid), dan disebut masa menopause. Menopause adalah berhentinya atau
ketidakmampuan lagi proses pengeluaran sel telur dari ovarium, sehingga secara
otomatis wanita mulai tidak dapat menstruasi lagi.
Perlu diketahui bahwa jumlah sel telur pada wanita adalah ratusan, namun sel
telur itu mempunyai batas waktu untuk di keluarkan dalam kata lain sel telur
mempunyai batas waktu produksi. Pada masa menopause alat reproduksi tidak
berfungsi lagi dan mengecil, karena tidak adanya produksi hormon kelamin. Hal ini di
pengaruhi oleh faktor usia dan juga oleh hormon LH yang mempengaruhi ovarium
untuk memproduksi sel telur tersebut. Pada masa ini seks dilihat dari segi kwalitasnya
daripada kwantitasnya. Menopause mempunyai efek yaitu osteoporosis dan resiko
tinggi penyakit jantung. Osteoporosis dapat cepat dicegah dengan cara terapi hormon.

9
Efek fisik menopause yang beragam di kenal dengan istilah climateric. Keluhan –
keluhan yang biasa terjadi pada wanita menopause:
 Sulit tidur
 Mudah marah
 Sering pusing
 Mudah cemas
 Sakit disekitar persendian
4. Spermatogenensis
Spermatogenesis terjadi setelah usia pubertas.
Tahap-tahap spermatogenesis :
a) Proliferasi/pembelahan mitosis: spermatogonia/sel epitel germinal  spermatosit

b) Pembelahan meiosis: spermatosit primer  spermatosit sekunder  spermatid


c) Spermiogenesis: spermatid  spermatozoa
d) Proses ini terjadi selama + 75 hari
Faktor-faktor yang merangsang terjadinya spermatogenesis:
 LH (hormon lutein) berperan dalam merangsang sel leydig menghasilkan
testosteron
 Testosteron, berperan pada tahap pembelahan spermatogonia  spermatosit
 FSH berperan merangsang sel sertoli menghasilkan estrogen/estradiol
 Estrogen, berperan dalam tahap spermiogenesis (spermatid  spermatozoa)
 Setelah sperma terbentuk di tubulus seminiferus  mengalami pematangan di
epididimis
 Sel sertoli di epididimis menghasilkan nutrisi dan hormon lain untuk
mematangkan sperma Setelah matang, sperma akan disimpan di epididimis dan
vas deferens
 Sperma akan dikeluarkan ke dalam duktus ejakulatorius dan uretra melalui proses
ejakulasi.

5. Ejakulasi

Ejakulasi adalah suatu proses pengeluaran sperma sebagai akhir dari aksi seksual pria
Aksi seksual pria terdiri dari tahap-tahap :

a) Ereksi : impuls saraf parasimpatik  arteri penis berdilatasi  darah memenuhi


sinusoid jaringan kavernosa penis  jaringan Erektil penis menggembung 
penis membesar
b) Lubrikasi : impuls saraf parasimpatik  merangsang kel uretra & bulbouretra 
menghasilkan lendir  lubrikan

10
c) Emisi : rangsang seksual meningkat  refleks simpatis  pleksus hipogastric 
kontraksi vas deferens & ampula  sperma keluar, bercampur mukus dari kel
vesikula seminalis  terbentuk cairan semen di duktus ejakulatorius
d) Ejakulasi : pengisian cairan di uretra  merangsang saraf pudendal ke korda
sakralis  kontraksi otot ischiocavernosus dan bulbocavernosus  menekan
jaringan erektil penis  timbul tekanan ritmik yang mendorong cairan semen
keluar dari uretra

D. Kebutuhan Zat Gizi

a. Zat gizi makro

b. Zat gizi mikro


Pengantin wanita merupakan calon ibu yang nantinya hamil perlu dideteksi
dini dengan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap KEK melalui
pemantauan kesehatan dan status gizinya. KEK berkaitan dengan asupan makanan
terutama energi dan protein dan berkaitan dengan kekurangan zat gizi makro maupun
mikro.

Gambar 2. zat gizi mikro


Adapun zat gizi mikro yang mempengaruhi gizi prakonsepsi :
1. Vitamin

11
Kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) mendorong kelebihan
prostaglandin yang memfasilitasi terjadinya Dysmenorrhea. Agar remaja tidak
mengalami gangguan haid, dibutuhkan zat gizi mikro yang penting dalam
mengurangi kejadian Dysmenorrhea primer.
a. Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi larut dalam lemak, esensial untuk mata,
pertumbuhan, diferensiasi sel, reproduksi, dan integritas sistem imun. Kurang
vitamin A (KVA) dikaitkan dengan asupan makanan mengandung vitamin A
yang rendah. Vitamin A, C dan E sebagai antioksidan yang berfungsi
menangkal serangan radikal bebas terhadap dinding sperma dan ovum.
Wortel, ubi merah, buah warna kuning dan oranye seperti mangga dan sayur
daun hijau merupakan sumber beta karoten untuk maturasi sperma. Asparagus
juga kaya dengan kandungan vitamin A dan C yang bermanfaat dalam hal
kesuburan dan pembangkit libido. Kecukupan vitamin A untuk remaja dan
dewasa adalah 500-600 RE/hari.
b. Vitamin C
Vitamin C berfungsi untuk meningkatkan kesuburan, memperkuat
sistem imun, dan membantu penyerapan zat besi. Buah-buahan seperti
stroberi, kiwi, alpukat, jambu, jeruk, mangga serta sayuran hijau kaya akan
vitamin C yang dapat meningkatkan jumlah sperma dan mobilitasnya.
Kecukupan vitamin C untuk remaja dan dewasa adalah 50-90 mg/hari.
c. Vitamin E
Vitamin E sangat penting bagi sistem reproduksi. Vitamin E
mendukung produksi sperma dan hormon-hormon seks serta mencegah
kerusakan DNA sperma. Studi menunjukkan bahwa kerusakan pada DNA
sperma dapat menyebabkan infertilitas. Kerusakan DNA tersebut terutama
disebabkan oleh radikal bebas. Studi juga menunjukkan bahwa perempuan
yang mengonsumsi vitamin E dua hari sebelum menstruasi terus-menerus dan
tiga hari setelah menstruasi secara signifikan efektif mengurangi nyeri haid.
Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak
kecambah, gandum dan biji labu kuning. Kecukupan vitamin E untuk usia 13
tahun keatas adalah 15 mg/ hari.
d. Vitamin B6 dan B12

12
Vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan wanita. Sumber vitamin in
adalah ikan, ayam, telur, pisang, wortel dan brokoli. Sedangkan vitamin B12
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Vitamin B12 dapat
menambah dan meningkatkan kualitas sperma. Sumber alami makanan ini
meliputti hati, daging merah, ikan , telur dan susu. Kecukupan vitamin B12
untuk usia 13 tahun keatas 2,4 ug/hari.
2. Asam folat
Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan DNA dan RNA.
Defisiensi asam folat akan mengakibatkan kelainan kongenital seperti Neural
Tube Defect (NTD). Asam folat yang diberikan sebelum terjadi kehamilan
dikaitkan dengan penurunan risiko terjadinya NTD. Konsumsi 200 mcg sehari
diestimasi dapat menurunkan 35-41 % insiden NTD. Kecukupan untuk usia 13
tahun keatas 400 mcg/hari. Asam folat juga berfungsi dalam pembentukan
hemoglobin. Selama hamil dan menyusui wanita memerlukan lebih banyak asam
folat dan zat besi. Jika dalam makanan tidang mengandung cukup banyak zat-zat
gizi tersebut, maka anemia yang diderita betambah berat dan berakibat perdarahan
banyak ketika melahirkan. Sumber asam folat adalah sayuran berwarna hijau tua,
kol dan keluarga kol, buah-buahan seperti stroberi, biji-bijian, daging, susu dan
sreal yang difortifikasi.
3. Zat besi
Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen dalam tubuh.
Perempuan perlu menjaga keseimbangan proses ovulasi. Suatu studi
menunjukkan bahwa 40 % wanita yang mengalami masalah ovulasi menjadi
subur setelah menambah konsumsi zat besi. Zat besi juga penting dalam
pembentukan sel darah merah. Ikan tuna dan salmon mengandung zat besi yang
tinggi yang membantu merangsang produksi sel darah merah untuk mengganti
kehilangan darah selama menstruasi. Sumber zat besi juga terdapat dalam hati,
daging, kacang-kacangan, maupun sayur-sayuran. Kecukupan zat besi untuk
remaja dan dewasa adalah 13-26 mg/hari. Defisiansi zat besi atau anemia
diakibatkan oleh rendahnya asupan besi, terutama besi hem yang terjadi secara
kronis.

13
4. Kalsium
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang memiliki peran dalam
mengurangi Dysmenorrhea. Pada waktu otot berkontraksi, kalsium berperan
dalam interaksi protein di dalam otot yaitu aktin dan miosin. Bila kalsium dalam
darah kurang, maka otot tidak bisa mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan
kaku dan dapat menimbulkan kejang. Untuk menghindari kasus seperti itu maka
dianjurkan mengonsumsi susu dan hasil olahannya serta sayuran berdaun hijau
sebagai sumber kalsium yang baik untuk mengurangi nyeri haid. Kalsium juga
dikaitkan dengan kesehatan reproduksi, utamanya pre-eklamsia, Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) serta kelahiran prematur. Kalsium juga meningkatkan Ph
tubuh yang menguntungkan bagi sperma dan telur yang sudah dibuahi. Sumber
kalsium utama adalah susu dan hasil olahannya, seperti keju. Serealia, kacang-
kacangan dan sayuran hijau juga merupakan sumber kalsium. Kebutuhan kalsium
bagi remaja adalah 1200-1500 mg Ca/hari
5. Seng
Seng sangat diperlukan untuk pematangan seksual. Bagi pria seng
membantu menjaga fungsi organ seksual, produksi sperma dan melincahakan
spema. Kekurangan seng menyebabkan penurunan hormon testosteron,
penyusutan testis dan pengurangan produksi sperma yang sehat. Seng dapat
meningkatkan proteksi sperma terhadap kerusakan karena radikal bebas.
Suplemen seng selama kehamilan dikaitkan dengan meningkatnya berat badan
lahir dan menurunkan resiko prematuritas. Wanita yang mengalami
Dysmenorrhea senderung kekurangan seng dan mempunyai prostaglandin yang
tinggi. Sumber seng paling baik adalah protein hewani, terutama daging, hati,
ayam, telur, kerang, rajungan, lobster, ikan, salmon. Kacang-kacangan dan biji
labu kuning juga merupakan sumber seng yang baik. Kebutuhan seng pada usia
remaja dan dewasa adalah 9,3-17,4 mg/hari

6. Magnesium
Magnesium adalah mineral paling penting dalam mempertahankan otot.
Wanita dengan kekurangan magnesium akan menghasilkan otot yang terlalu aktif

14
sehingga menyebabkan nyeri haid dan gejala yang hebat. Sayuran hijau adalah
sumber utama magnesium. Kacang-kacangan dan biji-bijian merupakan sumber
magnesium yang baik seperti tepung kedelai, tahu, tempe, kacang mede, jagung
manis. Sedangkan buah-buahan umumnya mengandung sedikit magnesium.
7. Selenium
Selenium merupakan antioksidan yang berperan mencegah oksidasi sel-sel
sperma. Kekurangan selenium dapat menyebabkan infertilitas pada pria. Sumber
utama selenium adalah daging merah, hati dan makanan dari laut. Kecukupan
selenium yang dianjurkan untuk usia 13 tahun keatas adalah 30 ug/hari.

E. Penentuan Status Gizi


Status gizi pria dan wanita dapat memengaruhi fertilitas dan kontribusi genetik
terhadap anak mereka, tetapi status gizi wanita yang memiliki pengaruh langsung
terhadap perkembangan fetus. Kesehatan maternal dan bayi merupakan prediktor dari
kesehatan nasional di masa mendatang. Gizi dapat mempengaruhi kesehatan maternal
dan risiko komplikasi kehamilan, mempengaruhi perkembangan janin (fetus) di dalam
rahim, risiko cacat lahir, serta kesehatan bayi saat kelahiran. Status gizi sebelum
kehamilan (prekonsepsi) merupakan faktor kunci keseluruhan kesehatan maternal dan
risiko bayi cacat lahir. Gaya hidup merupakan faktor yang dapat dimodifikasi untuk
meningkatkan kesehatan reproduksi bagi pria dan wanita.
1. Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk program prakonsepsi yaitu :

 Pemeriksaan ibu, meliputi :


BB
TB
IMT
Lila
 Pemeriksaan bapak, meliputi :
BB
TB
IMT
 Tanda tanda vital :
Tekanan darah
Pernapasan
Denyut nadi

15
Suhu
 Wajah
Pemeriksaan untuk mengecek ada atau tidaknya oedema, bibir pucat, konjungtiva
merah muda sclera putih
 Leher
Pemeriksaan untuk mengecek ada atau tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan
vena jugularis

2. Antropometri
Status gizi seseorang memengaruhi fertilitas. Orang dengan obesitas ataupun
underweight memiliki resiko yang lebihn tinggi pada masa pernikahan dibanding
orang normal. Wanita yang overweight atau obesitas akan mengalami kesulitan
ovulasi, dan jika hamil akan memiliki risiko diabetes yang lebih tinggi, hipertensi
karena kehamilan,hingga melahirkan premature dan sesar. Bayi yang dilahikan juga
lebih besar dan berisiko obesitas. Underweight atau memiliki lemak tubuh yang
terlalu rendah dapat menyebabkan menstruasi tidakteratur. Pria yang underweight
atau obesitas cenderung memiliki konsentrasi sperma yang lebih rendah dibandingkan
dengan mereka yang memiliki IMT yang normal.

Berikut adalah rumus pengukuran IMT

IMT = Berat badan (kg)


(Tinggi badan (m))2

Pada saat ingin merencanakan kehamilan, wanita yang sudah menikah sebaiknya
memeriksakan kesehatannya. Karena kehamilan benar-benar harus diinginkan dan
direncanakan dengan baik. Salah satunya memastikan bahwa wanita tersebut tidak
KEK. Untuk menentukan seorang wanita tidak KEK, indikator yang digunakan
adalah mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) pada lengan bagian kiri. Jika ukuran
LiLA di bawah 23,5 cm maka wanita tersebut mengalami KEK. Itu artinya wanita ini
tidak disarankan hamil karena bayi yang dilahirkan kelak berisiko Berat Badan Bayi
Lahir Rendah (BBLR), hal ini bisa diatasi dengan meningkatkan konsumsi ibu. Jadi

16
yang harus dilakukan adalah menambah asupan makanan yang bergizi dan kontrol
secara rutin. Setelah LiLA mencapai minimal 23,5 cm barulah boleh merencanakan
kehamilan.

a) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan pengukuran LILA

1. Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.

2. Lengan harus dalam posisi bebas.

3. Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang.

4. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-
lipat sehingga permukaannya tidak rata

b) Cara Mengukur LILA


1. Tentukan posisi pangkal bahu (tonjolan tulang).
2. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke
arah perut.
3. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan
menggunakan pita LiLA atau meteran dan beri tanda dengan pulpen/spidol.
Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik nolnya.
4. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden
sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku).
5. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.
6. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.
7. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah angka
yang lebih besar).

17
3.
Biokimia Masukkan ujung pita di
Mentukan titik tengah lubang yang ada pada
antara pangkal bahu dan pita LiLA.
ujung siku dengan
menggunakan pita LiLA
atau meteran Sebelum menikah, calon pengantin wanita
harus melakukan pemerikasaan biokimia. Pemeriksaan kimia dalam laboratorium
tersebut adalah kadar hemoglobin, kadar hematokrit, angka trombosit, kadar SGOT
darah, kadar SGPT darah, kadar kreatinin darah, kadar ureum darah, kadar protein
darah dan kadar protein. Pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah untuk
menanggulangi anemia dan kadar vitamin A untuk menanggulangi KVA selama masa
kehamilan. Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan urin untuk mengetahui
metabolisme seseorang. Pemeriksaan urin meliputi kepekatan, keasaaman, ada
tidaknya protein; glukosa; nitrit serta leukosit dalam urin. Berikut adalah Tabel untuk
acuan dalam pemeriksaan laboratorium biokimia.

Tabel 2. Pemeriksaan laboratorium biokimia

Parameter Nilai Normal Satuan


Hemoglobin 12 – 16 g/dL
Hematokrit 37 – 47 %
Leukosit 5 – 10 Mg/dL
LED 0 – 20 Mm
SGPT 1 – 36 U/L
SGOT 1 – 35 U/L
MCV 80 – 100 fl
MCH 28 – 34 pg 18
CD4 T 31 – 60 %
4. Food History
Dietary atau asupan yang sebaiknya di konsumsi oleh seseorang yang akan
menikah atau merujuk kearah kehamilan yaitu asupan yang bergizi seimbang.
Asupan yang dimaksud adalah asupan yang mengandung semua zat gizi makro
dan zat gizi mikro. Gizi makro berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi
mikro berupa vitamin dan mineral.

Pada diet prakonsepsi juga sebaiknya menghindari beberapa makanan


berikut :

a. Kopi, Teh, dan Soft Drink

Zat kafein di dalam minuman tersebut dapat merangsang dan


meningkatkan produksi hormon stres. Kondisi ini jelas akan sedikit
mengganggu kesuburan pasangan. Itu sebebnya, minuman tersebut
menjadi makanan pantangan saat program kehamilan. Sedangkan minum
teh disarankan tak berbarengan dengan vitamin/makanan yang mengandung
zat besi. Teh akan menghambat penyerapan zat besi. Zat besi sendiri
berperan penting dalam meningkatkan peluang kehamilan. Dari sejumlah
riset diketahui, keterbatasan asupan zat besi dapat mengagalkan terjadinya
pembuahan sel telur oleh sperma. Sementara soft drink, tak dianjurkan
karena kandungan kalorinya yang tinggi, tetapi kosong kandungan zat
gizinya. Bila asupannya berlebih, Mama atau Papa berisiko mengalami
kegemukan. Kegemukan merupakan salah satu faktor penyulit kehamilan.

2.Makanan mentah atau setengah matang

Makanan mentah atau setengah matang juga termasuk makanan


pantangan saat program kehamilan, mengingat mengonsumsi makanan
ini risiko penyakit yang cukup besar. Karena bahan makanan berasal dari
hewan bisa mengandung bakteri, parasit, protozoa dan bahkan berbagai
jenis cacing. Pada telur setengah matang pun bisa ditemukan salmonela
19
yang dapat mengakibatkan penyakit tifus.Beberapa penyakit yang dapat
menular dari makanan yang tidak matang misalnya diare, demam tifoid,
infeksi toksoplasma, dan beberapa infeksi bakteri lainnya. Penyakit-
penyakit di atas dapat mengganggu kesuburan, bahkan dapat menimbulkan
gangguan seandainya Mama hamil kelak. Oleh karenanya, selalulah makan
makanan yang telah dimasak sampai benar-benar matang.

3.Camilan

Walaupun tak menimbulkan bahaya apa-apa, namun makanan camilan


seperti kue, biskuit, cokelat, dan aneka keripik seperti keripik kentang
menjadi makanan pantangan saat program kehamilan. Sebab, makanan
jenis ini walaupun kaya kalori dan mengenyangkan, akan tetapi
sesungguhnya miskin kandungan gizinya. Untuk kesuburan yang optimal
dan perencanaan kehamilan yang sehat, dibutuhkan asupan makanan
bergizi cukup dan seimbang. Hal utama yang menjadikan camilan kurang
dianjurkan, adalah dampak makan camilan terlalu banyak, akan mengurangi
porsi makanan pokok. Karenanya, kalaupun keinginan makan camilan itu
tidak tertahankan, pilihlah camilan yang mengandung rendah lemak.

F. Masalah Gizi
Masalah gizi dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, bahkan masalah gizi
pada suatu kelompok umur tertentu akan mempengaruhi pada status gizi pada periode
siklus kehidupan berikutnya. Apabila terjadi masalah pada masa prakonsepsi maka dapat
mempengaruhi pada masa kehamilan yaitu pada janin. Masalah gizi yang sering terjadi
pada periode prakonsepsi adalah KEK, anemia, obesitas, dan GAKY.
1. KEK (Kekurangan Energi Kronis)

Di Indonesia, ada sekitar 12 – 22% wanita usia 15 – 49 tahun yang


mengalami KEK. Prevalensi KEK lebih tinggi pada wanita yang lebih muda
dibandingkan pada wanita lebih tua. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun
2007, mengungkapkan bahwa prevalensi KEK secara nasional pada wanita usia 19
– 45 tahun adalah 13,6%, dimana prevalensi di wilayah pedesaan lebih tinggi
(14,1%) dibanding perkotaan (13,0%). Pada umumnya proporsi WUS dengan risiko
KEK cukup tinggi pada usia muda (15 – 19 tahun) dan menurun pada kelompok

20
umur lebih tua, kondisi ini memprihatinkan mengingat WUS dengan risiko KEK
cenderung melahirkan bayi BBLR yang akhirnya akan menghambat pertumbuhan
pada anak usia balita. Secara spesifik KEK disebabkan akibat dari
ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran
energi. KEK merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia yang dialami oleh
wanita usia subur termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. KEK ditandai dengan
LILA (Lingkar Lengan Atas) kurang dari 23,5 cm.

A. Penyebab KEK pada WUS


a. Kurangnya pengetahuan mengenai konsumsi gizi seimbang di masa
prakonsepsi,
b. Rendahnya tingkat sosial ekonomi dan pendidikan,
c. Pernah terjadi infeksi sebelumnya5,
d. Tidak nafsu makan,
e. Underweight.
B. Risiko KEK
a. Melahirkan bayi yang memiliki BBLR,
b. Mengalami gizi buruk,
c. Mengalami anemia.

2. Anemia

Anemia Gizi Besi (AGB) merupakan masalah gizi yang paling banyak
dijumpai pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS). Kelompok WUS rentan
terhadap AGB karena beberapa permasalahan yang dialami WUS seperti
mengalami menstruasi tiap bulan, kurang asupan zat besi makanan, infeksi parasit
seperti malaria dan cacingan. Menurut data WHO, satu dari lima wanita mengalami
anemia pada usia subur.

Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum kekurangan zat besi


yang dialami wanita.Meski keluarnya darah saat menstruasi itu sifatnya alami,
namun pada kenyataannya menyebabkan banyak wanita usia subur mengalami
anemia atau kekurangan darah. Selain perdarahan menstruasi anemia juga
disebabkan oleh makanan yang tidak adekuat, khususnya zat gizi yang diperlukan
oleh sintesis eristosis yaitu : protein, besi, asam folat, vitamin B12, vitamin C,
vitamin A dan zinc.

21
A. Tanda Anemia
a. Sering pusing dan mata berkunang-kunang.
b. Lesu, Lemah, Letih, Lelah, Lalai (5L).
c. Gejala pada fase akut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, telapak tangan
menjadi pucat, dn mudah pingsan.
B. Dampak Anemia pada Wanita Usia Subur
a. Merasa kelelahan dan lemas sehingga menurunkan intensitas aktivitas dan
produktifitas kerja,
b. Berdampak pada periode selanjutnya yaitu kehamilan seperti BBLR hingga
keguguran.
3. Obesitas
Obesitas adalah keadaan abnormal atau akumulasi lemak yang berlebihan
yang menyebabkan timbulnya risiko terhadap kesehatan. Obesitas sendiri
merupakan masalah di negara-negara berkembang. Kegemukan atau obesitas adalah
salah satu faktor yang menyebabkan mengapa beberapa wanita sulit hamil. Sebuah
penelitian pernah dilakukan di Universitas Michigan yang mengamati tingkat
kehamilan pada 50.000 wanita yang sedang menjalani prosedur peningkatan
kesuburan menggunakan teknologi reproduksi.

Obesitas disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor gen, faktor


lingkungan, asupan energi yang tinggi. Obesitas didefinisikan melalui IMT (Indeks
Massa Tubuh). Cut off IMT orang Asia yaitu :

Tabel 3. Kategori IMT berdasarkan Asia-Pacific Task Force

IMT KATEGORI
<18,5 Underweight
18,5-22,9 Normal
≥ 23 overweight
23-24,9 at risk
25-29,9 obese I
≥ 30 obese II

Dampak obesitas pada masa prakonsepsi yaitu menyebabkan kesulitan


hamil, menyebabkan risiko tinggi saat kehamilan, dan kelebihan berat badan ibu
terkait dengan yang lebih tinggi risiko kelahiran sesar dan insiden yang lebih tinggi

22
anestesidan komplikasi pasca operasi dalam pengiriman tersebut. Sehingga pada
masa prakonsepsi diperlukan pengawasan dan kontrol terhadap asupan makanan.

4. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)

Yodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan


komponen dari hormon thyroxin. Yodium dikonsentrasikan dalam kelenjar gondok
(glandula thyroiddea) yang dipergunakan dalam pembentukan hormon thyroxin9.
Wanita Usia Subur (WUS) merupakan salah satu kelompok yang beresiko terkena
gondok. Kebutuhan yodium pada WUS meningkat ketika memasuki periode
kehamilan. WUS yang mengalami kekurangan yodium akan berdampak pada
kehamilannya dan janin yang akan dilahirkan. Dampak yang ditimbulkan yaitu
dapat menyebabkan keguguran, anak lahir kretin, lahir mati, perkembangan otak
terganggu, dan cacat lahir. Untuk itu pemenuhan kebutuhan yodium pada wanita
usia subur sangat penting dan berpengaruh terhadap periode selanjutnya yaitu masa
kehamilan. Wanita usia subur membutuhkan 150 mcg yodium per harinya.

G. Psikologi, Sosial, Emosi

1. Psikologi

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam
arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi
tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak,
tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut
yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses
mental. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah
mengenai proses prilaku dan proses-proses mental.

Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku


individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial. individu dalam difinisi tersebut
menunjukkkan bahwa unit analisis dari psikologi sosial adalah individu, bukan
masyarakat (seperti dalam sosiologi) maupun kebudayaan (seperti dalam antropologi

23
budaya). Sehingga dari definisi yang singkat tersebut, pengertian psikologi sosial
dapat pula diartikan sebagai suatu kajian tentang sifat, fungsi, fenomena prilaku
sosial, dan pengalaman mental dari individu dalam sebuah konteks sosial. Diantara
fenomena psikologi sosial ini, antara lain kemarahan, prilaku membantu, sikap sosial,
ketertarikan dan hubungan sosial, prilaku seksual dan sosialisasi. Untuk itu aspek
psikologi sangat dibutuhkan untuk mengetahui apakah seseorang sudah mampu
berkeluarga atau belum. Aspek psikologi dari calon pengantin dilatari oleh beberapa
aspek, diantaranya yaitu:

a. Kepribadian
Aspek ini menjadi sangat penting dimana kedua individu haruslah sudah
matang dari segi umur, kejiwaan, pemikiran, serta mental dan siap untuk
berkeluarga. merupakan faktor utama penentu apakah kedua calon pengantin
cocok untuk dapat melangsungkan pernikahan atau tidak. kepribadian dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat membentuk pribadi atau karakter
individu tersebut.
b. Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu yang krusial dimana individu yang akan
melangsungkan pernikahan disarankan memiliki pendidikan yang baik agar
nantinya memiliki pekerjaan yang layak untuk menunjang kehidupan berkeluarga
agar berjalan dengan baik. selain itu, pendidikan yang baik juga membentuk
karakter diri dari individu tersebut yang kemudian memiliki kapasitas untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang akan timbul dalam keluarga agar tidak
berakhir pada perceraian.
c. Latar belakang sosial Keluarga
Latar belakang sosial keluarga calon pengantin dapat berdampak terhadap
kualitas keluarga yang akan dibentuk, dimana individu yang berasal dari keluarga
broken home dapat berpengaruh terhadap psikologi anak yang akan dibesarkan.

2. Lingkungan sosial
Merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang atau
kelompok untuk dapat melakukan sesuatu tindakan serta perubahan-perubahan
perilaku setiap individu. Lingkungan sosial yang kita kenal antara lain lingkungan
keluarga, lingkungan teman sebaya, dan lingkungan tetangga. Keluarga merupakan

24
lingkungan sosial yang pertamakali dikenal oleh individu sejak lahir. Ayah, ibu, dan
anggota keluarga, merupakan lingkungan sosial yang secara langsung berhubungan
dengan individu, sedangkan masyarakat adalah lingkungan sosial yang dikenal dan
yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak, yang salah satu diantaranya
adalah teman sepermainan.
Lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar manusia
yang dapat memberikan pengaruh pada manusia tersebut, serta manusia-manusia lain
yang ada di sekitarnya, seperti tetangga-tetangga, teman-teman, bahkan juga orang
lain di sekitarnya yang belum dikenal sekalipun.
Lingkungan Sosial meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam
cara-cara tertentu mempengaruhi tingkahlaku seseorang, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan atau life process, yang dapat pula dipandang sebagai penyiapan
lingkungan (to provide environment) bagi generasi yang lain. oleh karena itu aspek
sosial dapat berpengaruh terhadap karakteristik dari individu yang akan
melangsungkan pernikahan. aspek ini dipengaruhi oleh orang-orang sekitar
diantaranya orangtua, anggota keluarga, tetangga, teman sepergaulan, lingkungan
rumah tinggal, hingga lingkungan kerja. aspek ini akan membentuk kepribadian dari
calon pengantin tersebut dan berdampak pada keberlangsungan keluarga yang
dibentuk oleh individu tersebut. hal tersebut dapat menjadi baik maupun buruk
tergantung dari lingkungan sosial individu tersebut.

3. Emosi

Emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal
mutlak dalam emosi. Emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi
merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai
contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara
fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

25
Ahli psikologi berpendapat bahwa kematangan emosi sebagai kedewasaan
psikologis yang merupakan perkembangan sepenuhnya dari intelegensi, proses-proses
emosional, dan seterusnya. Sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa kematangan
emosi adalah suatu kondisi dalam seseorang telah mencapai kedewasaan secara
emosional dan tidak menunjukkan sifat kekanak-kanakan.3 Pendapat lain yaitu remaja
yang matang emosinya adalah remaja yang tidak meledakkan emosinya dihadapan
orang lain, melainkan menempatkannya pada waktu dan situasi yang tepat. Individu
yang matang emosinya dapat dan bebas merasakan sesuatu tanpa beban.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa


kematangan emosi merupakan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam
mengendalikan emosinya dari masalah-masalah yang berat sekalipun sehingga dapat
menyelesaikan masalahnya dengan penuh pertimbangan dan bijaksana serta
memikirkan dampak-dampak yang akan dihadapi. Aspek-aspek kematangan emosi
meliputi dapat menerima keadaan dirinya maupun keadaan orang lain seperti apa
adanya, tidak bersifat impulsif, dapat mengontrol emosinya dengan baik, bersifat
sabar, dan mempunyai tanggung jawab yang baik. Oleh sebab itu individu yang
berencana akan melangsungkan pernikahan sebaiknya sudah memiliki kematangan
emosi. Hal ini di maksudkan agar hubungan pernikahan nantinya bisa terus berjalan
dan tidak berakhir pada perceraian. selain itu juga bisa menjadi tolak ukur apakah
seseorang sudah siap untuk melangsungkan pernikahan atau belum.

H. Mitos
1. Konsumsi garam menjelang menikah menyebabkan kegemukan? Benar atau tidak?
Pada suatu teori, menjelaskan hubungan antara asupan Na dan obesitas
merupakan salah satu indikasi bahwa makanan asin dapat memberikan rangsangan
adiktif yang menstimulasi reseptor opioid pada otak. Lebih jauhnya, ini menunjukkan
bahwa konsumsi makanan asin setiap hari dapat menimbulkan kecanduan/ketagihan
pada makanan tersebut, meningkatkan asupan makan, meningkatkan asupan energi,
menimbulkan kelebihan berat badan, menyebabkan gaya hidup malas-malasan,
obesitas dan juga penyakit lain.

26
Penelitian terbaru yang telah dilakukan, asupan garam menunjukan hubungan
dengan obesitas, ini mungkin terjadi karena individu yang mengonsumsi tinggi garam
memiliki asupan energi yang juga tinggi, konsumsi makan yang besar, dan juga
kesalahan dalam pola makan. Ini terjadi karena, individu yang mengonsumsi tinggi
garam cenderung mengonsumsi makanan lain, ini dilakukan agar makanan asin
tersebut dapat dikonsumsi. Didukung dengan gaya hidup yang bermalas-malasan
inilah yang menyebabkan terjadinya obesitas. Pada penelitian yang telah dilakukan,
dengan mengesampingkan asupan energi, hasilnya menunjukkan bahwa mengonsumi
banyak Natrium (garam) dapat menyebabkan obesitas.

2. Konsumsi jamu dapat meningkatkan kesuburan rahim?


Kesuburan rahim dari calon ibu sangat dipengaruhi oleh asupan dan zat gizi
yang seimbang. Zat gizi yang sangat mendukung untuk kesuburan adalah protein,
asam folat, zinc, lemak, vitamin E, Fe, dan juga Vitamin C.
Jamu merupakan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dengan khasiat
tertentu (obat herbal). Oleh karenanya, kandungan zat gizi yang terdapat pada jamu
hanya terdiri dari beberapa mineral, vitamin dan juga zat khasiat obat-obatan
(fitokimia) sehingga, tubuh tetap membutuhkan asupan zat gizi dari makanan lain.
Jadi, jangan hanya mengonsumsi jamu saja untuk meningkatkan kesuburan,
tetapi harus didampingi oleh asupan zat gizi lain, termasuk makronutrien.

I. Tips dan Rekomendasi


1. Persiapan Fisik :
‒ Pemeriksaan status kesehatan :
 Tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah)
‒ Pemeriksaan darah rutin :
 Hb, Trombosit, Leukosit
‒ Pemeriksaan darah yang dianjurkan :
 Golongan darah dan rhesus
 Gula Darah Sewaktu (GDS)
 Thalasemia
 Hepatitis B dan C
 TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks)
‒ Pemeriksaan urin : Urin rutin

2. Persiapan Gizi :

27
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui
penanggulangan KEK ( Kekurangan Energi Kronis) dan anemia gizi serta defisiensi
asm folat. Berikut adalah uraian tentang gizi :
a. Mencukupi asupan vitamin B12 untuk laki-laki
b. Mencukupi asupan vitamin E untuk perempuan
c. Mamantau dan mengusahakan berat badan tetap ideal
d. Mencukupi asupan zat gizi mikro terutama zat besi dan zinc
e. Mencukupi kebutuhan protein
f. Mencukupi kebutuhan asam folat

3. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi :


 Sebaiknya pakain dalam diganti minimal 2 kali sehari
 Tidak menggunakan pakai dalam yang ketat dan berbahan non sintetik.
 Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab/bau.
 Membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang dengan menggunakan
air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu.
 Khusus untuk perempuan :
 Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina.
 Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu lama.
 Pegunakan pembalut ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam sekali
atau setelah buang air.
 Bagi perempuan yang sering keputihan, berbau dan berwarna harap memeiksakan
diri ke petugas kesehatan.
 Bagi laki-laki dianjurkan disunat untuk kesehata

28
29

Anda mungkin juga menyukai