Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)
tersedia di bumi. (Andry Sudirman, 2012)

Air mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
makhluk lainnya di alam ini. Tidak ada satupun kehidupan di dunia ini yang tidak
membutuhkan air. Air merupakan hal pokok bagi konsumsi manusia dan telah
menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Pengaruh air sangat luas bagi
kehidupan, bukan hanya untuk makan dan minum. (Andry Ridwan, 2012)

Bertambahnya jumlah penduduk baik pendatang serta penduduk lahir akan


berpengaruh langsung terhadap kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari
dengan menggunakan air dari Perusahaan Dalam Air Minum. (Sandy Setya
Bangun, 2015).

2.1.1. Sumber Air Baku

Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting,
karena selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas yang akan
berpengaruh terhadap proses pengolahan. Disamping itu letak sumber air
dapat mempengaruhi bentuk jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya.

Secara umum sumber air baku dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Air Hujan

Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi,


kemudian jatuh ke bumi berbentuk air. Air hujan juga merupakan sumber air
baku untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan lain-lain. Air hujan

4
5

dapat diperoleh dengan cara penampungan, air hujan dari atap rumah
dialirkan ke tempat penampungan yang kemudian dapat dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga.

2. Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi.


Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya: oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun,
limbah industri kota dan sebagainya.

3. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berasal dari curah hujan yang kemudian
mengalami infiltrasi dan perkolasi. Infiltrasi adalah meresapnya air ke dalam
permukaan tanah. Air yang telah meresap ke dalam tanah, akan terus
bergerak ke bawah yaitu ke dalam profil tanah hingga menemui lapisan
tanah yang kedap air sehingga air akan terkumpul sebagai air tanah.
Pergerakan air menuju lapisan tanah yang lebih dalam inilah yang disebut
sebagai perkolasi.

4. Mata Air

Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan


tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh
oleh musim dan kuantitas maupun kualitasnya sama dengan keadaan air
tanah dalam. Berdasarkan tempat munculnya ke permukaan tanah, mata air
terbagi atas rembesan dan umbul. Rembesan terjadi di mana air keluar
melalui lereng-lereng sedangkan umbul terjadi di mana air keluar ke
permukaan pada suatu dataran.

5 . Air Laut

Dua per tiga dari luas permukaan bumi merupakan lautan. Namun
jumlah yang besar ini tidak membuat air laut dapat dengan mudah
6

dimanfaatkan sebagai air baku untuk penyediaan air bersih. Air laut
mempunyai sifat yang asin karena mengandung garam NaCl. Kadar NaCl
dalam air laut adalah 3%. Dengan keadaan seperti ini maka diperlukan
teknologi modern yang maju dan mahal untuk membuat air laut menjadi air
bersih. Teknologi pengolahan air laut menjadi air bersih yang siap
konsumsi biasa dilakukan oleh negara-negara dengan kemampuan ekonomi
yang tinggi dan pada umumnya memiliki sumber daya air yang ada
terbatas.

Pada umumnya kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan dapat dibagi
dalam :

a. Kebutuhan domestik, adalah kebtuhan air bersih untuk pemenuhan


kegiatan sehari-hari atau rumah tangga seperti : untuk minum,
memasak, kesehatan individu (mandi cuci dan sebagainya,
menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air buangan (buangan
dapur dan toilet).

b. Kebutuhan Non Domestik, adalah kebutuhan air bersih yang


digunakan untuk beberapa kegiatan seperti :

- Kebutuhan institusional.

Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran dan


tempat pendidikan atau sekolah.

- Kebutuhan komersial dan industri.

Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel, pasar,


pertokoan, restoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk
industry biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiler
untuk pemanas, bahan baku proses.
7

- Kebutuhan fasilitas umum.

Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat-tempat


ibadah, rekreasi, terminal.

Dalam Departemen Pekerjaan Umum (Petunjuk Teknis


Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, 1998)
disebutkan bahwa standar kebutuhan air bersih per orang berbeda
menurut kategori kota dan jumlah penduduk dimana mereka berada.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1. Standar Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jenis Kota

Jumlah Konsumsi Air


Kategori Kota
Penduduk (l/orang/hari)
(Orang)
Metropolitan Lebih dari 1.000.000 190

Besar 500.000 – 1.000.000 170

Sedang 100.000 – 500.000 150

Kecil 20.000 – 100.000 130

Kota Kecamatan 3.000 – 20.000 100

Desa Kurang dari 3.000 60

Sumber : Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem


Penyediaan Air Minum Perkotaan, 1998
Kebutuhan air untuk rumah tangga termasuk kebutuhan
minum,mandi,masak, cuci dan penggelontoran WC. Untuk Indonesia
pada tahun 1974 ditetapkan besarnya 86,4 liter/kapita/hari. Sedang
8

pada tahun 1980 angka tersebut ditetapkan di atas 100 liter/kapita/hari.


Pada saat ini angka pemakaian air perkapita perhari untuk kota kecil
sekitar 130 liter/kapita/hari. Dan data tersebut, terlihat adanya
kecenderungan kebutuhan air bersih dari tahun ke tahun.

Rata-rata pemakaian air harian perkapita diperoleh dari


angka pembagian antara jumlah air yang digunakan/diberikan dengan
jumlah orang dan jumlah hari dimana air tersebut digunakan.

Angka kebutuhan air ini bervariasi ini dinyatakan dalam


prosentase terhadap konsumsi rata-rata harian selama setahun.
Kebutuhan air tidak akan selalu sama, tetapi akan berfluktuasi. Pada
umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Kebutuhan harian rata-rata

2. Kebutuhan jam puncak

3. Kebutuhan harian maksimum

Berdasarkan pada Pedoman/Petunjuk Teknis dan Manajemen


Air Minum Perkotaan, Depkimpraswil,2002, kebutuhan harian maksimum
dan kebutuhan puncak dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata dengan
menggunakan pendekatan sebagai berikut :

a. Kebutuhan harian maksimum = 1,1 – 1,5 × kebutuhan harian rata-rata;

b. Kebutuhan pada jam puncak = 1,65 – 1,75 × kebutuhan harian rata-


rata.

Untuk mengatasi kesulitan akibat variasi kebutuhan tersebut,


terutama bila menggunakan pompa, maka ada dua kemungkinan yang dapat
ditempuh (1) kapasitas pompa ditambah pada jam-jam puncak penggunaan
air, dengan menambah jumlah pompa ; (2) menabung air yang tidak
digunakan diluar jam sibuk di dalam reservoir kemudian air didistribusikan
pada saat jam sibuk.
9

2.1.2. Perhitungan Kebutuhan Air

1. Kebutuhan Air Domestik atau Rumah Tangga

Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan


pada tempat tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan sehari-hari
seperti: memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah tangga lainnya.
Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari. Besarnya kebutuhan air untuk
keperluan domestik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 : Kebutuhan Air Bersih Domestik

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah


> 500.000Penduduk
100.00 (Jiwa)
20.000 <
1.000.0 - 0- - 20.000
No Uraian 00
Metro 1.000.00 500.00 Kecil
Besar Sedang 100.00 Desa
0 0 0
Konsumsi unit
1 sambungan
rumah(SR)
l/org/hr 190 170 150 130 30

2 Konsumsi unit 30 30 30 30 30
hidran umum
(HU) l/org/hr
Konsumsi unit
3 non 20-30 20-30 20-30 20-30 20-10
domestik(%)
4 Kehilangan air 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

5 Faktor hari 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1


(%)
maksimum
6 Faktor 1,5 15 1,5 1,5 1,5
jampuncak
7 Jumlah jiwa 5 5 6 6 10
per SR
8 Jumlah jiwa per 100 10 100 100-200 20
HU
9 Sisa tekanan di 10 10 10 10 10
jaringan
distribusi
(mka)
10

10 Jam operasi 24 24 24 24 24
Volume
11 reservoir (%) 20 20 20 20 20
kebutuhan
hari
maksimum
12 SR : HU 50:5 50:50 80:20 70:30 70:30
13 CakupanPela 0 s/d
90 s/d90 90 90 70
yanan (*)
8 80:
Sumber : DPU Ditjen Cipta Karya, 1996
0: 20
1. Kebutuhan Air Non Domestik
2
0 non domestik adalah kebutuhan air bersih di
Standar kebutuhan air
luar keperluan rumah tangga termasuk industri, komersial, dan sarana
penunjang yang mencakup kebutuhan perkantoran, rumah ibadah, fasilitas
kesehatan, dan fasilitas lainnya.

Kebutuhan air non domestik menurut kriteria perencanaan pada Dinas


PU dapat dilihat dalam Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 berikut ini :

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV

SEKTOR NILAI SATUAN


Sekolah 10 liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
Puskesmas 2000 Liter/unit/hari
Masjid 3000 liter/unit/hari
Kantor 10 liter/pegawai/hari
Pasars 12000 liter/hektar/hari
Hotel 150 liter/bed/hari
Rumah Makan 100 liter/tempat duduk/hari
Komplek Militer 60 liter/orang/hari
Kawasan Industri 0,2 – 0,8 liter/detik/hektar
Kawasan Pariwisata 0,1 – 0,3 liter/detik/hektar
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996
11

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori V (Desa)

SEKTOR NILAI SATUAN


Sekolah 5 liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
Puskesmas 1200 Liter/unit/hari
Masjid 3000 liter/unit/hari
Mushollah 2000 liter/unit/hari
Pasar 2000 liter/hektar/hari
Komersial / Industri 10 liter/hari
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

Tabel 2.5 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori lain

SEKTOR NILAI SATUAN


Lapangan 10 liter/orang/detik
Terbang
Pelabuhan 50 liter/orang/detik
Stasiun KA dan 10 Liter/orang/detik
Terminal Bus
Kawasan Industri 0,75 liter/detik/hektar
Sumber : Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU, 1996

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Perkiraan Jumlah Penduduk

Proyeksi jumlah Penduduk adalah menentukan jumlah penduduk pada


berapa tahun mendatang, sesuai dengan periode yang diinginkan. Untuk
mengetahui prekdiksi jumlah penduduk tahun 2025 data yang diperlukan adlah
jumlah penduduk 3 tahun terakhir serta rata-rata kenaikan jumlah penduduk
selama 3 tahun terakhir.

Rumus yang digunakan dalam perhitungan prediksi jumlah penduduk adalah 3


metode yaitu :

1. Geometrik
Pn = Po(1+r)2……………………………...………...(2.1)

dengan : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi (jiwa),

Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa),


12

r = Rata-rata pertumbuhan penduduk pertahun,

n = Waktu (tahun)

2. Aritmatik
Pn = Po + Ka (Tn – To) ……………………………...(2.3)

dengan : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi

Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi

Ka = Rata-rata pertumbuhan penduduk

Tn = Tahun Proyeksi

To = Tahun awal proyeksi

3. Regresi Liner

y = a + bx ……………………………………….....(2.4)

2.2.2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

Sesuai dengan Millenium Development Goals (MDG) pedoman yang


perlu diketahui selain proyeksi jumlah penduduk dalam memprediksi jumlah
kebutuhan air bersih digunakan rumus-rumus sebagai berikut :

1. Tingkat Pelayanan Masyarakat

Cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat rata-rata tingkat


nasional adalah 80% dari jumlah penduduk.

Cp = 80% x Pn ………………………………………..…....(2.5)

2. Sambungan Langsung / Rumah

Jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih melalui sambungan


rumah adalah :

SI = 80% x Cp ……………………………………..……...(2.6)
13

3. Sambungan tak Langsung atau Sambungan Bak Umum

Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum adalah sambungan


untuk melayani penduduk tidak mamapu dimana sebuah bak umum dapat
melayani kurang lebih 100 jiwa atau sekitar 20 keluarga. Jumlah penduduk yang
mendapat air bersih melalui sambungan tak langsung atau sambungan bak umum
dihitung dengan rumus :

Sb = 20% x Cp ……………………………………..……...(2.7)

Dengan, Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik),

Cp = Cakupan pelayanan air bersih (jiwa).

4. Konsumsi Air Bersih

Konsumsi Kebutuhan Air Bersih sesuai dengan Departemen


Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002 diasumsikan sebagai berikut :

a) Konsusmsi air bersih untuk sambungan rumah / sambungan langsung


sebanyak 100 liter/orang/hari.
b) Konsusmsi air bersih untuk sambungan tak langsung / bak umum untuk
masyarakat kurang mampu sebanyak 30 liter/orang/hari
c) Konsusmsi air bersih non rumah tangga (kantor, sekolahan, tempat ibadah,
industry, pemadam kebakaran, dan lain-lain) ditentukan sebesar 15% dari
jumlah pemakaian air untuk sambungan rumah dan bak umum dengan
rumus sebagai berikut :

Kn = 15% (SI+Sb) …………………………………….…...(2.8)

Dengan, Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik),

SI = Konsumsi air dengan sambungan langsung (liter/detik),

Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik).

5.Kehilangan Air

Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari total kebutuhan air bersih.
Perkiraan kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa yang
bocor, pipa yang retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan,
pencucian pipa, kerusakan water meter, pelimpah air di menara air, dan lain-lain.

Lo = 20% x Pr ……………………………………..…….(2.9)

Dengan, Lo = Kehilangan air (liter/detik),

Pr = Produksi air (liter/detik).


14

6. Analisis Kebutuhan Air PDAM

Analisis produksi air total kebutuhan oleh PDAM adalah jumlah


konsumsi air sambungan ditambah dengan konsumsi air dari bak umum dan
konsumsi air untuk non rumah tangga kemudian dijumlahkan dengan kehilangan
air akibat kebocoran pipa atau penggelontor air.

Pr = SI + Sb + Kn + Lo ……………………………..……...(2.10)

Dengan, Pr = Produksi air (liter/detik),

SI = Konsumsi air dengan sambungan langsung (liter/detik),

Sb = Konsumsi air dari bak umum (liter/detik),

Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik),

Lo = Kehilangan air (liter/detik).

7. Analisis Kebutuhan Harian Maksimum

Kebutuhan harian maksimum adalah banayaknya air yang dibutuhkan


dalam satu tahun. Kebutuhan air pada harian maksimum digunakan untukn
mengetahui kapasitas pengolahan dan dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-
rata sebagai berikut :

Ss = f1x Sr ……………………………..……..……….....(2.11)

dengan, Ss = Kebutuhan harian maksimum (liter/detik),

Sr = Jumlah total kebutuhan air domestic dan non domestic (liter/detik),

f1= Faktor harian maksimum 1,15

Anda mungkin juga menyukai