Anda di halaman 1dari 2

DEFINISI DAN KOMPONEN RIVER BASIN

1.1.Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS)

DAS (basin,drainage basin,or watershed)menunjukkan suatu luasan yang berkontribusi pada aliran
permukaan. Suatu batas wilayah imaginer, dibatasi oleh punggung-punggung pegunungan dan
lembah, dimana air yang jatuh pada setiap lokasi di dalam batas tersebut,mengalir dari bagian hulu
DAS melalui anak-anak sungai ke sungai utama, sampai akhirnya ke luar lewat satu outlet.
(Indarto,2010).

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah sutau wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh
pungung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian
menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Wilayah daratan tersebut dianamakan daerah
tangkapan air (DTA atau catchment area) yang merupakan suatu ekosistem dengan unsure
utamanya terdiri atas sumberdaya alam (tanah, air dan vegetasi) dan sumberdaya manusia sebagai
pemanfaat sumberdaya alam. (chayAsdak, 2007)

Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh punggung-punggung
gunung/pegunungan di mana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akan mengalir menuju sungai
utama pada suatu titik/stasiun yang ditinjau. (Bambang Triadmodjo).

DAS dapat ditentukan dengan menggunakan peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis
kontur. Untuk maksud tersebut dapat digunakan peta topografi dengan skala 1:50000, yang dapat
diperoleh dari Direktorat Geologi, Dinas Topografi Angkatan Darat atau instansi lain. Garis-garis
kontur dipelajari untuk menentukan arah dari limpasan permukaan. Limpasan berasal dari titik-titik
tertinggi dan bergerak menuju titik-titik yang lebih rendah dalam arah tegak lurus dengan garis-garis
kontur.

Daerah yang dibatasi oleh garis-garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi tersebut adalah DAS.
Pada gambar 1.1 menunjukkan contoh bentuk DAS. Pada gambar gambar tersebut ditunjukkan pula
penampang pada keliling DAS. Garis yang mengelilingi DAS tersebut merupakan titik-titik tertinggi.
Air hujan yang jatuh didalam DAS akan mengalir menuju sungai utama yang ditinjau, sedang yang
jatuh diluar DAS akan mengalir ke sungai lain di sebelahnya. Luas DAS diperkirakan dengan
mengukur daerah itu pada peta topografi. Luas DAS sangat berpengaruh terhadap debit sungai. Pada
umumnya semakin besar DAS semakin besar jumlah limapasan permukaan sehingga semakin besar
pula aliran permukaan atau debit sungai. (Bambang Triadmodjo)

2.1. Komponen komponen Daerah Aliran Sungai (DAS)

System ekologi DAS bagian hulu pada umumnya dapat dipandang sebagai suatu ekosistem pedesaan
(Soemarwoto, 1982). Ekosistem ini terdiri atas empat komponen utama, yaitu desa, sawah, ladang,
sungai dan hutan. Gambar 2.1 menunjukkan eratnya interaksi timbal balik antar komponen-
komponen lingkungan DAS. Komponen-komponen yang menyusun DAS berbeda tergantung pada
keadaan daerah setempat. Misalnya, di DAS tengah ada komponen lain seperti perkebunan,
sementara di daerah pantai dijumpai adanya komponen lingkungan hutan bakau. Gambar 2.2.
menunjukkan bahwa oleh adanya hubungan timbal balik antar komponen ekosistem DAS, maka
apabila terjadi perubahan pada salah satu komponen lingkungan, ia akan mempengaruhi komponen-
komponen lain. Perubahan komponen-komponen tersebut pada gilirannya dapat mempengaruhi
keseluruhan system ekologi di daerah tersebut. Untuk memberikan ilustrasi adanya interaksi timbal-
balik antar komponen dalam system ekologi, berikut ini adalah uraian yang diharapkan
dapatmemberikan pemahaman yang lebih baik tentang interaksi yang terjadi di lingkunganDAS.

Masalah degradasi lingkungan yang sering terjadi akhir-akhir ini berpangkal pada komponen desa.
Pertumbuhan manusia yang cepat menyebabkan perbandingan antara jumlah penduduk dengan
lahan pertanian tidak seimbang. Hal ini telah menyebabkan pemilik lahan pertanian menjadi
semakin sempit. Keterbatasan lapangan kerja dan kendala ketrampilan yang terbatas telah
menyebabkan kecilnya pendapatan petani. Keadaan tersebut di atas seringkali mendorong sebagian
petani untuk merambah hutan dan lahan tidak produktif lainnya sebagai lahan pertanian. Lahan
yang kebanyakan marjinal apabila diusahakan dengan cara-cara yangmengabaikan kaidah-kaidah
konserfasi tanah rentan terhadap erosi dan tanah longsor. Meningkatnya erosi dan tanah longsor di
daerah tangkapan air pada gilirannya akan meningkatkan muatan sedimen di sungai bagian hilir.
Demikian juga, perambahan hutan untuk kegiatan pertanian telah meningkatkan koefisien air
larinya, yaitu meningkatnya debit sungai. Perambahan hutan juga menyebabkan hilangnya seresah
dan humus yang dapat menyerap air hujan. Dalam skala besar, dampak kejadian tersebut di atas
adalah terjadi gangguan perilaku aliran sungai, pada musim hujandebit air sungai meningakat tajam
sementara pada musim kemarau debit air sangat rendah. Dengan demikian, risiko banjir pada musim
hujan dan kekeringan pada musim kemarau meningkat.

Anda mungkin juga menyukai