Evaluasi proyek terdiri dari analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis
finansial adalah memperkirakan keuntungan proyek proyek dari pandangan
individu seperti petani, perusahaan swasta, koperasi, proyek dan sebagainya.
Sedangkan analisis ekonomi adalah memperkirakan keuntungan proyek dari
pandangan masyarakat umum dan pandangan nasional secara keseluruhan.
Setelah manfaat dan biaya proyek diidentifikasikan, dihitung, dan dinilai dari
berbagai alternatif usulan proyek, dapat ditentukan alternatif usulan proyek
terbaik. Perhitungan dilakukan menggunakan 3 (tiga) pendekatan yaitu :
Manfaat netto sekarang (Net Present Value/NPV)
Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Retum/IRR)
Rasio manfaat/biaya (Benefit/Cost Ratio)
Present Value adalah nilai sekarang dari penerimaan (uang) yang akan
didapat pada tahun mendatang. Sedangkan Net Present Value (nilai netto
sekarang) adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran pertahun.
Perhitungan NPV memerlukan discount rate, yaitu bilangan yang digunakan
untuk melakukan diskonto penerimaan yang akan didapat pada tahun
mendatang menjadi nilai sekarang. Rumus yang diperlukan untuk
menghitung discount rate adalah :
d = 1/(1+i) t
dengan :
d = discount rate
i = interest rate, tingkat bunga
t = tahun
Rasio manfaat biaya (B/C) adalah perbandingan nilai sekarang manfaat dengan
nilai sekarang biaya.
t n
Bt
(1 i)
t 1
t
B/C t n
Ct
(1 i)
t 1
t
Jika B/C lebih besar dari satu, maka manfaat lebih besar dari biaya. Sama seperti
IRR, rasio manfaat biaya (B/C) menunjukkan gambaran relatif proyek,
memperlihatkan berapa kali hasil manfaat terhadap biaya usulan investasi.
Ukuran B/C rasio sebelumnya sering digunakan, namun sekarang yang sering
digunakan ukuran IRR, hal ini disebabkan :
Perhitungan B/C rasio menggunakan tingkat suku bunga
B/C rasio akan berubah mengikuti tingkat suku bunga
B/C rasio berubah tergantung netting out dalam arus manfaat & biaya.
Dalam analisis ekonomi proyek memerlukan kepastian yang akan datang dan
keakuratan data, komponen dasar arus manfaat dan biaya seperti harga input dan
output proyek serta jumlahnya. Metode yang paling mudah dikerjakan dengan
cara test sensitivitas, yaitu sampai berapa sensitiv NPV atau IRR jika ada
variabel/parameter/alternatif yang berubah, berapa banyak variabel berubah atau
alternatif lain, berapa banyak variabel berunah yang ditentukan sampai didapat
NPV sama dengan nol.
Berdasarkan hasil investasi awal, besarnya biaya proyek dapat dirinci sebagai
tersebut di bawah ini,
1. Suplesi sawah.
Dengan asumsi bahwa biaya yang diperlukan untuk mengolah sawah,
pemupukan, penanggulangan hama dan panen adalah 35% dari nilai hasil
panen dan produktifitas sawah adalah 7 ton per hektar. Untuk harga gabah
kering giling Rp.5.000, maka :
Pendapatan dari budidaya padi : (1,0 – 0,35) x (7 x 5.000 x 1000) = Rp
22.750.000,- per tahun per hektar.
Produksi polowijo (kacang-kacangan, sayur-sayuran, dll) diperkirakan
menghailkan 4 ton per hektar dengan dengan harga jual Rp. 4.000,- per
kilogram. Sedangkan biaya perawatan hingga panen adalah sebesar 30% dari
hasil produksi.
Pendapatan dari polowijo adalah : 4 x 1000 x 0,70 x Rp. 4.000,- = Rp.
11.200.000,- per hektar.
Peningkatan pendapatan petani tanaman padi di MT-2 dari yang semula
polowijo menjadi padi adalah sebesar Rp.22.750.000,- - 0,7xRp.11.200.000,-
= Rp.14.910.000,- per hektar per tahun.
Dengan pola tanam padi-padi-polowijo untuk lahan seluas 8 Ha, maka
penambahan penghasilan tersebut adalah : 8x(Rp.14.910.000,- +
11.200.000,-) = Rp. 208.880.000 Pertahun.
Dengan pola tanam padi-padi-padi maka penambahan penghasilan untuk
lahan seluas 8 Ha di MT-1 dan MT-2 serta 5,5 Ha di MT-3 adalah menjadi
8xRp.14.910.000,- + 5,5xRp.22.750.000,- = Rp. 244.405.000,-. Per hektar
pertahun.
Berdasarkan rumus perhitungan diatas, maka hasil akhirnya adalah sebagai berikut :