Murai
Murai
DISUSUN OLEH :
NIK : 9269
DIVISI: MSRM
DINAS: MS AIE
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah berujudul “Ternak
Murai batu” ini dibuat untuk pemenuhan tugas pada pelatihan Foreman Development
Program.
Makalah ini akan berisi mengenai penjelasan tentang ternak murai. Kami
berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya agar para pembaca dapat
memahami bagaimana cara ternak murai yang baik. Disamping itu kami juga
berharap makalah ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan untuk pembaca.
Penyusun
Abdul Aziz
i
Daftar Isi
BAB I .......................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................ 2
1. Persiapan Lokasi ................................................................. 2
2. Pembuatan kandang ternak ................................................. 2
3. Pemilihan induk .................................................................. 3
4. Penjodohan ......................................................................... 3
5. Pemberian pakan................................................................. 3
6. Proses perkawinan .............................................................. 4
7. Pemeliharaan anak murai ................................................... 4
BAB III ....................................................................................... 5
PENUTUP .................................................................................. 5
A. Kesimpulan ........................................................................ 5
B. Saran .................................................................................. 5
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seperti yang kita ketahui sekarang ini, bahwa pengangguran di
Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Kesempatan dan lowongan kerja
yang minim, serta pendidikan yang rendah memotivasi setiap orang untuk
mendirikan suatu usaha kecil dan menengah. Berwirausaha kini telah menjadi
“gaya hidup” di kalangan masyarakat Indonesia. Hanya bermodalkan minat,
bakat serta kemampuan dalam mengelolanya mereka bisa mendapatkan profit
yang cukup menjanjikan.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah usaha ternak murai bisa dijadikan untuk berwirausaha?
2. Bagaimana cara ternak murai?
3. Apa saja resiko yang dihadapi?
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berwirausaha ternak murai mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
dikarenakan nilai jual burung murai ini terbilang sangat mahal dan modal yang
dibutuhkan lumayan cukup besar, adapun cara untuk ternaik murai adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan Lokasi
2
g. Berikan tenggeran untuk burung dari ranting pohon yang sesuai
dengan kaki burung.
3. Pemilihan induk
a. Indukan pejantan, pilih burung yang sudah jinak supaya tidak takut
dengan kehadiran manusia karena burung yang sudah jinak akan lebih
mudah menangkapnya. Pejantan yang baik mempunyai ciri – ciri
memiliki nafsu makan kuat, bergerak lincah, bulu tidak kusam, sorot
mata tajam dan bentuk kepala yang besar.
b. Indukan betina, pilih indukan yang sudah usianya sekitar 8 bulan – 1
tahun, betina yang sehat, postur tubuh besar, nafsu makan kuat serta
lincah.
4. Penjodohan
a. Dalam tahap penjodohan sediakan dua indukan betina dan jantan
karena terkadang indukan jantan tidak cocok dengan betinanya saat
dijodohkan. Karena waktu penjodohan ada yang cepat makan dalam
waktu seminggu.
b. Adapun tanda – tanda burung sudah jodoh saling bersautan dan ,
berendeng saat tidur, pejantan merayu dengan suara yang indah sambil
menundukan kepalanya, bila tidak jodoh maka penjantan sering
nabrak jeruji.
c. Bila sudah cocok indukan jantan dan betina dimasukan ke dalam
kandang yang besar.
5. Pemberian pakan
a. Dalam pemberian pakan kita sesuaikan pakan yang biasa di alam
bebas seperti jangkrik, kroto ( telur semut ), ulat, cacing dan pur yang
biasa dipakai.
b. Sediakan tempat minum dan mandi yang terbuat plastik supaya mudah
dibersihkan.
c. Air minum dan mandi harus diganti setiap hari, karena bila kotor
burung tidak akan mau mandi dan minum.
3
6. Proses perkawinan
a. Bila burung sudah saling saut menyaut kita masukkan rumput atau
ranting kecil, bila sudah siap kawin biasanya burung akan membuat
sarang ke tempat yang disediakan.
b. Burung akan bertelur selama tiga hari, apabila hari ke empat burung
sudah tidur disarang berarti sudah mulai mengeram.
c. Kita hitung 12 – 14 hari telor akan menetas.
7. Pemeliharaan anak murai
a. Dalam masa ini anakan akan di beri makan oleh indukannya, maka
dari itu harus selalu sediakan kroto ,jangkrik dan cacing yang kecil.
b. Anak burung baru bisa diambil umur 7 – 10 hari dari sangkar, kita
pindahkan ke tempat yang hangat di sangkar yang telah diberikan
lampu pijar 5 watt.
c. Berikan pakan kroto dicampur dengan pur dan air, diberikan 3 suapan
per jam. Dalam 15 hari burung sudah bisa makan sendiri.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari segi hobi kita bisa juga dapat keuntungan yang lumayan besar, untuk
yang menjelang pensiun bisa kita coba bisnis ternak murai yang mempunyai
nilai bisnis tinggi.