Anda di halaman 1dari 55

HALAMAN PENGESAHAN

Berdasarkan hasil observasi dan konsultasi di lapangan maka kami:


NO NIM NAMA TANDA TANGAN
1 1501405032 IGN Sutayasa 1.
2 1302005096 Nanda Putri Chintia 2.
3 1302005132 Ayu Hapsari 3.
4 1302005137 Theodore Dharma Tedjamartono 4.
5 1302005149 Dito Setiadarma 5.
6 1302005153 Sintia Sugiarta Rahmasari 6.
7 1302005167 Ayu Nursantisuryani Jahya 7.
8 1302005168 Annisa Alviariza 8.
9 1302005175 Dary Gunawan 9.
10 1302005190 Kevin Ezekia 10.
11 1302005253 I Made Aryasa Mugi Raharja 11.
12 1503005274 I Dewa Made Wisnu Adi 12.
13 1504305001 Kevin Krisna 13.
14 1504405045 Adam Ricard Simangungsong 14.
15 1504505024 I Gede Gangga Darwantara 15.
16 1505315064 I Putu Wira Adi Saputra 16.
17 1506105055 I Nyoman Arianto 17.
18 1506205088 Ketut Adi Ananta Shantika 18.
19 1407105076 I Made Sadu Wenata 19.
20 1408505067 I Wayan Suwartawan 20.
21 1509005037 I Gusti Ngurah Dwipayana Putera 21.
22 1514511053 I Gusti Putu Ary Wedangga 22.

Telah menyelesaikan proposal kegiatan untuk progam KKN PPM di Desa Belanga
Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Provinsi Bali

Denpasar, Juli 2018


Mengetahui Mengetahui

I Wayan Kastawa Ns. Meril Valentine M., S.Kep, M.Kep


Kepala Desa Belanga NIP. 1989021220130822001
DPL Desa Belanga
Menyetujui

Prof. Dr. Drh. I Nyoman Suarsana, MSi


NIP. 19650731 199303 1 003
Ketua Panitia Pelaksana KKN PPM
KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Masa Esa karena berkat
rahmat-Nya Proposal kegiatan KKN PPM Periode XV Universitas Udayana
Tahun 2018 yang akan dilaksanakan di Desa Belangan Kecamatan Kintamani
Kabupaten Bangli Provinsi Bali dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Terimakasih kami ucapkan peda seluruh pihak yang telah mendukung dan
berkontribusi dalam penyelesaian Proposal kegiatan KKN PPM Desa Belanga ini,
yaitu diantaranya :
1. Pihak Rektorat Universitas Udayana atas bantuan dan fasilitas yang telah
diberikan kepada kami baik secara moral maupun spiritual.
2. Dosen Pembimbing Lapangan kami, Ns. Meril Valentine Manangkot,
S.Kep, M.Kep yang telah membimbing dan memberikan saran kepada
kami.
3. Bapak I Wayan Kastawa selaku Perbekel Desa Belanga beserta dengan
staff pegawai lainnya yang telah berkenan memberikan informasi kepada
kami.
4. Seluruh masyarakat Desa Belanga atas bantuan informasi terkait situasi
dan permasalahan yang ada di Wilayah Desa Belanga.
5. Serta seluruh rekan-rekan seperjuangan di Universitas Udayana yang telah
bekerjasama dalam proses pembuatan Proposal Kegiatan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk menyempurnakan proses pelaksanaan kegiatan. Akhir
kata, semoga laporan ini dapat memberikan gambaran mengenai program
kerja yang akan dilaksanaan selama satu periode KKN PPM pada Desa
Belanga, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Denpasar, Juli 2018

Kelompok KKN PPM Periode XV Desa Belanga


KKN PPM Universitas Udayana

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Analisis Situasi..........................................................................................1

1.2. Identifikasi Permasalahan..........................................................................7

1.3. Tujuan......................................................................................................11

1.4. Manfaat....................................................................................................11

BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH...........................................12

2.1. Tema dan Program KKN-PPM..................................................................12

2.1.1 Tema KKN-PPM..............................................................................12

2.1.2 Program KKN-PPM.........................................................................12

2.2. Jadwal Pelaksanaan...................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................32

iii
iv
v
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Kintamani merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bangli. Daerah


dengan komoditas utama jeruk dan kopi ini terdiri dari 48 desa/kelurahan.
Desa Belanga merupakan salah satu wilayah bagian Kecamatan Kintamani
yang ditunjuk sebagai daerah Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Udayana tahun
2017.Luas Desa Belanga mencapai 280,49 ha dengan bentuk memanjang ke
selatan. Desa ini berada pada ketinggian 1000-1200 m dari permukaan laut
(dpl) dan berada pada kemiringan lereng 20-400. Suhu udara di Desa Belanga
cukup sejuk dengan kisaran suhu relatif rendah yaitu antara 15 0 - 300 C. Desa
Belanga terdiri dari 1 desa pekraman yaitu banjar Belanga, dan 1 banjar
dinas, yaitu banjar dinas Belanga, dengan jumlah penduduk sekitar 604 jiwa
yang terdiri dari 178 kepala keluarga, dimana perbandingan penduduk
perempuan sebanyak 279 jiwa dan penduduk laki-laki sebanyak 315 jiwa.
Mata pencaharian utama desa ini adalah sektor pertanian. Batas-batas
wilayah Desa Belanga meliputi :
 Utara : Desa Belantih
 Timur : Desa Binyan
 Selatan : Desa Gunung Bau
 Barat : Desa Batu Kaang

Desa Belanga memiliki laham seluas 15 Ha yang tidak bisa ditanami


tanaman seperti jeruk ataupun kopi karena teksturnya yang keras, bambu
merupakan salah satu alternative tanaman yang bisa di tanam di lahan
tersebut. Di Belanga dengan mayoritas penduduk beragama Hindu,
keberadaan pura sangat penting dalam kegiatan keagamaan di Desa Belanga,
maka kita harus membuat lingkungan sekitar pura lebih indah agar dalam
melakukan persembahyangan mampu lebih khusyuk, penanaman tanaman

1
hias dirasa mampu membuat lahan disekitar pura lebih asri, selain itu
masyarakat juga mampu menggunakan bunga tersebut untuk sembahyang
ataupun yang lainnya.
Suhu udara yang sejuk dan curah hujan cukup tinggi membuat Desa
Belanga sangat berpotensi dalam bidang pertanian terutama tanaman
holtikultura. Sektor pertanian ini merupakan salah satu tulang punggung
perekonomian masyarakat Desa Belanga, sehingga mayoritas masyarakat
bekerja sebagai petani. Pertanian yang banyak dikembangkan di Desa
Belanga yaitu tanaman jeruk. Produksi jeruk di Desa Belanga dikatakan
cukup banyak setiap tahunnya. Kurangnya inovasi petani jeruk terhadap buah
jeruk yang tidak laku di pasaran pada waktu panen raya sehingga di jual
dengan harga yang sangat murah oleh para petani jeruk adalah sebuah
permasalahan yang masih belum bisa di pecahkan oleh para petani jeruk di
daerah Belanga. Petani jeruk di desa belanga hanya melakukan panen raya 2
kali dalam setahun, padahal tanaman jeruk terus berbuah. Ini menyebabkan
banyaknya buah jeruk yang busuk di pohon dan tidak dimanfaatkan oleh
Petani. Selain jeruk,petani juga menanami ladangnya dengan tanaman cabai.
Selama ini banyak petani yang bertani dengan dasar pengetahuan turunan.
Mereka melakukan kegiatan pertanian mengikui pola-pola yang telah
dilakukan leluhurnya. Tanpa disadari, potensi lahan dan kegiatan
pertaniannya dibiarkan begitu saja. Padahal cara bertani yang bijaksana bisa
menjadi bantuan yang besar terhadap kehidupan petani. Desa Belanga
merupakan salah satu desa yang ada di Kintamani Barat yang sebagian
besarlahan yang ada di gunakan sebagai lahan pertanian. Hasil pertanian yang
mendiminasi di Desa Belanga ini adalah jeruk dan kopi. Sebagian besar dari
masyarakat Desa Belanga ini berprofesi sebagai petani. Permasalahan yang
dialami oleh masyarakat Desa Belanga khususnya yang berprofesi sebagai
petani ini adalah belum adanya pengolahan hasil produksi pertanian pasca
panen. Adanya pemasalahan seperti tersebut perlu adanya penanganan untuk
meningkatkan nilai jual atau produksi dari hasil pertanian berupa kopi di desa
Belanga.
Pada Desa Belanga terdapat sekolah dasar yaitu Sekolah Dasar Negeri
Belanga yang merupakan satu-satunya sekolah dasar yang berada di desa

2
tersebut dan menjadi tujuan penuntut bangku sekolah dari siswa didesa lain
yang tidak memiliki sekolah dasar. Akan tetapi pelajaran bahasa Asing masih
belum diadakan oleh pihak sekolah. Terkait dengan era globalisasi yang
semakin berkembang dan , desa Belanga yang pada tahun 2019 akan
membuat program desa wisata, secara tidak langsung akan menarik para
wisatawan asing untuk datang. Bahasa yang akan diajarkan di SDN Belanga
yaitu bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional dan
merupakan bahasa yang paling sering digunakan untuk berkomunikasi secara
global. Oleh karena itu dengan adanya pembelajaran tambahan berupa bahasa
Inggris kepada siswa-siswi SDN Belanga akan mempersiapkan mereka
untuk menghadapi para wisatawan yang berkunjung. Selain itu dengan
adanya pembelajaran tambahan berupa bahasa Inggris di SDN Belanga
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan siswa-siswi di desa
Belanga, serta mampu bersaing di era globalisasi ini.Selain itu, pentingnya
moral dan prilaku dalam setiap siswa siswi perlu juga ditanamkan dalam
setiap pengajaran karena dalam kita bersosialisasi perlunya kata atau ucapan
yang baik pastinya kita terapkan dalam bermasyarakat

Masalah kesehatan yang terdapat di Desa Belanga berdasarkan data


yang diperoleh dari kantor kepala desa dan puskesmas pembantu (Pustu) desa
Belanga adalah adalah penyakit degeneratif yang mengancam nyawa, seperti
hipertensi, diabetes mellitus (DM), stroke, dan penyakit jantung koroner.
Meskipun, angka penyakit degeneratif di desa Belanga masih rendah namun
perubahan dinamika kehidupan menjadi sedentary life style, banyaknya
faktor risiko seperti hiperkolesterolemia dan konsumsi rokok, serta jumlah
lansia di desa Belanga yang cukup banyak yaitu 50 orang (8,4%) dapat
berkontribusi terhadap tingginya penyakit degeneratif di masa yang akan
datang.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan sekolah


merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan status kesehatan
dan gizi anak sekolah. Saat ini perilaku hidup bersih anak dan keluarga di
Indonesia masih terbilang rendah. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas)
pada tahun 2013 menyatakan bahwa penduduk yang memenuhi kriteria

3
PHBS baik hanya 32,3% dan menurun dibandingkan tahun 2010 yaitu 38,7%.
Proporsi penerapan PHBS yang baik di wilayah pedesaan masih cenderung
sedikit yaitu 22,9% dibandingkan di perkotaan sebesar 42,3% (Depkes,
2013). Rendahnya penerapan PHBS di wilayah pedesaan berhubungan
dengan sulitnya akses kesehatan dan kurangnya fasilitas umum terkait PHBS.
Oleh karena itu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan
sekolah khususnya SD di Desa Belanga juga dipandang perlu untuk
ditingkatkan karena pemahaman kesehatan perlu dikembangkan dari masa
anak-anak sehingga menjadi suatu kebiasaan dan dapat mengurangi
ketidakhadiran siswa ke sekolah akibat mengalami sakit. Selain itu, anak
sekolah juga merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan bakteri
dan virus yang disebarkan melalui makanan atau di kenal dengan food borne
diseases.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan


bahwa tifoid pada kelompok anak usia sekolah menempati prevalensi
tertinggi dibandingkan semua kelompok usia yaitu sebesar 1,9% (Suci,
2009). Anak sekolah juga merupakan generasi penerus yang dapat berperan
sebagai agen perubahan dan termasuk dalam kelompok usia yang mudah
menyerap informasi dan sangat terbuka dalam menerima inovasi baru.
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan wujud realitas kehidupan manusia
dengan menerapkan prinsip-prinsip proses belajar. Dengan adanya proses
belajar ini maka wawasan dan pengetahuan akan bertambah, sehingga
diharapkan siswa mampu untuk mensosialisasikan dan menerapkan PHBS
dalam kehidupan sehari-hari.
Belakangan ini, kanker serviks juga menjadi salah satu penyakit
yang harus diwaspadai. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli pada
tahun 2016, didapatkan bahwa 70 orang (8,8%) wanita yang memiliki IVA
positif dan juga masih rendahnya cakupan pemeriksaan IVA, dimana yang
terendah adalah Puskesmas Kintamani II sebesar 0,2%. Oleh karena itu perlu
adanya pemeriksaan dini untuk mendeteksi penyakit ini. Salah satu deteksi
dini yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan IVA. IVA merupakan
pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum,

4
melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-
5%).

Salah satu indikator status gizi masyarakat adalah penggunaan


garam beryodium pada masyarakat. Pentingnya konsumsi garam beryodium
untuk mencukupi kebutuhan yodium sebagai zat mikronutrien yang sangat
diperlukan oleh tubuh. Karena kekurangan zat ini dapat menyebabkan GAKY
(Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) seperti gondok, goiter dan
kretinisme. Pentingnya konsumsi garam beryodium untuk mencukupi
kebutuhan yodium sebagai zat mikronutrien yang sangat diperlukan oleh
tubuh. Karena kekurangan zat ini dapat menyebabkan GAKY (Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium) seperti gondok, goiter dan kretinisme.
Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten bangle, didapatkan 256 orang
(85,3%) rumah tangga yang menkonsumsi garam beryodium, angka ini
diharapkan dapat meningkat mengingat pentingnya garam beryodium.
Ketersediaan garam yodium dimasyarakat sudah baik, namun kebiasaan
masyarakat masih belum optimal untuk mengkonsumsi garam beryodium
akibat pengetahuan dan kesadaran yang masih rendah.

Melihat permasalahan-permasalahan yang ada di desa tersebut, sangat


tepat untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat oleh mahasiswa di
perguruan tinggi dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Hal ini juga termasuk ke dalam Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi
tersebut harus diaplikasikan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan
terpadu dengan harapan lulusan perguruan tinggi dapat menjadi manusia
yang berilmu pengetahuan secara soft skill dan hard skill, memadai dalam
bidang masing-masing, mampu melakukan penelitian sosial, dan bersedia
mengabdikan diri dan terjun di masyarakat.
KKN-PPM adalah suatu kegiatan yang memadukan pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang dapat dianggap sebagai wahana penerapan
serta pengembangan ilmu dan praktik lapangan yang dilaksanakan di
masyarakat dalam waktu, program, mekanisme kerja, dan persyaratan

5
tertentu. Oleh sebab itu, KKN PPM diprogramkan untuk menyeimbangkan
keterkaitan antara dunia akademik-teoritik dan dunia empirik-praktis.
Sehingga akan terjadilah interaksi sinergis, harmonis, serta saling asah, asih,
dan asuh antara mahasiswa dan masyarakat.

1.2. Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan analisis situasi diatas terdapat beberapa permasalahan yang


dapat diidentifikasi (Tabel 1.1). Permasalahan-permasalahan tersebut
kemudian dikaji lebih lanjut berdasarkan pada analisis Kesempatan, Uang,
Waktu, Alat dan tenaga (KUWAT) sehingga didapatkan beberapa
permasalahan yang diprioritaskan untuk dicarikan solusinya (Tabel 1.2).

Tabel 1.1 Identifikasi Permasalahan.

Sumber
No Permasalahan Lokasi
(P/M/D)

Bidang Prasarana Fisik

1 Lahan kosong yang luas namun teksturnya Desa Belanga P,M,D


keras sehingga tidak bisa ditanam jeruk atau
kopi

2 Lahan disekitar pura yang kurang indah Desa Belanga M,D

Bidang Peningkatan Produksi

1 Kurangnya inovasi petani jeruk terhadap buah Desa Belanga M


jeruk yang tidak laku di pasaran

2 Kurangnya pengetahuan petani jeruj tentang Desa Belanga M


pemanfaatan buah jeruk yang sudah busuk

3 Kurangnya pengetahuan tentang pengolahan Desa Belanga M


lahan, pemilihan bibit, teknik budi daya, sistem
tanam, pengendalian hama penyakit,
manajemen panen dan pascapanen hingga

6
kegiatan hilir berupa pemasaran cabai.

Bidang Sosial Budaya

1 Kurangnya tingkat pengetahuan siswa terhadap Desa Belanga P/M


bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri
Belanga

2 Kurangnya tingkat pengetahuan siswa terhadap Desa Belanga D


pelajaran Budi Pekerti di Sekolah Dasar Negeri
Belanga

3 Kurangnya tingkat pengetahuan siswa terhadap Desa Belanga P/M/D


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
Sekolah Dasar Negeri Belanga

4 Kurangnya minat membaca anak-anak di Desa Desa Belanga P/M/D


Belanga

Bidang Kesehatan Masyarakat

1 Pengetahuan mengenai penyakit degeneratif Desa Belanga P, M


yang mengancam nyawa seperti DM,
hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner
yang masih kurang
2 PHBS di tempat umum dan sekolah masih Provinsi Bali P, M
rendah
3 Rendahnya cakupan pemeriksaan IVA Kabupaten P, M, D
Bangli
4 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang Desa Belanga P, M, D
masih rendah untuk mengkonsumsi garam
beryodium
1 Pengetahuan mengenai penyakit degeneratif Desa Belanga P, M
yang mengancam nyawa seperti DM,
hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner
yang masih kurang

7
2 PHBS di tempat umum dan sekolah masih Provinsi Bali P, M
rendah

Keterangan :

P : Perangkat Desa

M : Masyarakat

D : Dinas Instansi Vertikal atau Stakeholder

Tabel 1.2 Prioritas permasalahan.

No Permasalahan Alasan

Bidang Prasarana Fisik

1 Lahan kosong yang luas namun Berdasarkan analisis KUWAT,


teksturnya keras sehingga tidak bisa permasalahan ini sangat mungkin dibuatkan
ditanam jeruk atau kopi. program KKN PPM. Lahan kosong yang
luas dengan tekstur yang keras cocok untuk
ditanami beberapa pepohonan dan juga
tanaman yaitu bambu, bambu dirasa
tanaman yang memiliki nilai ekologis dan
ekonomis yang tinggi. Masyarakat Desa
Belanga bisa berperan untuk menjaga
kelestarian bambu, serta bisa memanfaatkan
dalam berbagai acara keagamaan, maupun
melestarikan kesenian dan kebudayaan
kawasan Bangli.

2 Lahan disekitar pura yang kurang indah Berdasarkan analisis KUWAT,


permasalahan ini sangat mungkin dibuatkan
program KKN PPM karena keberadaan pura
sangat penting dalam kegiatan keagamaan
di Desa Belanga, maka kita harus membuat
lingkungan sekitar pura lebih indah agar
dalam melakukan persembahyangan mampu

8
lebih khusyuk, penanaman tanaman hias
dirasa mampu membuat lahan disekitar pura
lebih asri, selain itu masyarakat juga
mampu menggunakan bunga tersebut untuk
sembahyang ataupun yang lainnya.

Bidang Peningkatan Produksi

1 Kurangnya inovasi petani jeruk terhadap Berdasarkan analisis KUWAT,


buah jeruk yang tidak laku di pasaran memungkinkan dijadikan program KKN
PPM , Kurangnya inovasi petani jeruk
terhadap buah jeruk yang tidak laku di
pasaran pada waktu panen raya sehingga di
jual dengan harga yang sangat murah oleh
para petani jeruk, . Padahal jeruk dapat
diolah untuk berbagai olahan yang dapat
meningkatkan pendapatan petani. Buah
yang memiliki rasa manis sedikit asam ini
menjadi salah satu bahan olahan minuman
gelas atau kaleng di berbagai perusahaan
baik tingkat home industry maupun sampai
level perusahaan besar.

2 Kurangnya pengetahuan petani jeruk Berdasarkan analisis KUWAT,


tentang pemanfaatan buah jeruk yang memungkinkan dijadikan program KKN
sudah busuk PPM . Petani jeruk di desa belanga hanya
melakukan panen raya 2 kali dalam setahun,
padahal tanaman jeruk terus berbuah. Ini
menyebabkan banyaknya buah jeruk yang
busuk di pohon dan tidak dimanfaatkan oleh
Petani. Buah jeruk yang busuk dapat diolah
menjadi MOL (mikroorganisme local), yang
merupakan salah satu pupuk organic yang
baik digunaka dalam usaha tani.

9
3 Kurangnya pengetahuan tentang Berdasarkan analisis KUWAT,
pengolahan lahan, pemilihan bibit, teknik memungkinkan dijadikan program KKN
budi daya, sistem tanam, pengendalian PPM , Selama ini banyak petani yang
hama penyakit, manajemen panen dan bertani dengan dasar pengetahuan turunan.
pascapanen hingga kegiatan hilir berupa Mereka melakukan kegiatan pertanian
pemasaran cabai mengikui pola-pola yang telah dilakukan
leluhurnya. Tanpa disadari, potensi lahan
dan kegiatan pertaniannya dibiarkan begitu
saja. Padahal cara bertani yang bijaksana
bisa menjadi bantuan yang besar terhadap
kehidupan petani. Oleh karena
itu,pengetahuan tentang GAP (Good
agriculture Practice) Cabai perlu
disosialisasikan.

Bidang Sosial Budaya

1 Kurangnya tingkat pengetahuan siswa Berdasarkan analisis KUWAT,


terhadap bahasa Inggris di Sekolah permasalahan ini sangat mungkin dibuatkan
Dasar Negeri Belanga program KKN PPM. Kurangnya minat baca
merupakan masalah yang masih dihadapi
oleh sekolah dasar dan masyarakat saat ini,
begitu juga dengan siswa siswi Sekolah
Dasar Negeri Mengani. Oleh karena itu,
kami akan menyelanggarakan suatu
program yaitu menata dan menambahkan
koleksi buku-buku di perpustakaan Sekolah
Dasar Negeri Mengani yang selama ini
perpustakaan tersebut belum dikelola
dengan baik, tujuannya agar dapat
digunakan sebagai jembatan untuk
meningkatkan minat belajar siswa di

10
Sekolah Dasar Negeri Mengani.

2 Kurangnya tingkat pengetahuan siswa


Berdasarkan analisis KUWAT, maka
terhadap pelajaran Budi Pekerti di
permasalahan ini sangat dimungkinkan
Sekolah Dasar Negeri Belanga
untuk diangkat dalam Program KKN PPM.
Pentingnya nilai akhlak, moral serta budi
luhur bagi semua warga negara kiranya
tidak perlu diingkari. Negara atau suatu
bangsa bisa runtuh karena pejabat dan
sebagian rakyatnya berperilaku tidak
bermoral. Perilaku amoral akan
memunculkan kerusuhan, keonaran,
penyimpangan dan lain-lain yang
menyebabkan kehancuran suatu bangsa.
Mereka tidak memiliki pegangan dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa. Oleh
karena itu, nilai perlu diajarkan agar
generasi sekarang dan yang akan datang
mampu berperilaku sesuai dengan moral
yang diharapkan.

3 Kurangnya tingkat pengetahuan siswa Berdasarkan analisis KUWAT, maka


terhadap Pendidikan Pancasila dan permasalahan ini sangat dimungkinkan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar untuk diangkat dalam Program KKN PPM.
Negeri Belanga Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
sebuah tujuan yang amat penting demi
meningkatkan pengetahuan mengenai
kehidupan dalam berbangsa dan beregara
serta demi membangun karakter
bangsa sebagai sebuah upaya menjaga
keutuhan NKRI. Yang dengan pengetahuan
tersebut akan meingkatkan sikap

11
kewarganegaraan bagi generasi muda
penerus bangsa untuk lebih
memaknai Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia.

4 Kurangnya minat membaca anak-anak di Berdasarkan analisis KUWAT,


Desa Belanga permasalahan ini sangat mungkin dibuatkan
program KKN PPM. Kurangnya minat baca
merupakan masalah yang masih dihadapi
oleh sekolah dasar dan masyarakat saat ini,
begitu juga dengan siswa siswi Sekolah
Dasar Negeri Belanga. Oleh karena itu,
kami akan menyelanggarakan suatu
program yaitu menata dan menambahkan
koleksi buku-buku di perpustakaan Sekolah
Dasar Negeri Belang yang selama ini
perpustakaan tersebut belum dikelola
dengan baik, tujuannya agar dapat
digunakan sebagai jembatan untuk
meningkatkan minat belajar siswa di
Sekolah Dasar Negeri Belanga.

5 Kurangnya pengetahuan tentang Bahaya Berdasarkan analisis KUWAT,


Narkoba, dan pengaturannya di dalam permasalahan ini sangat mungkin dibuatkan
undang-undang program KKN PPM. Pada masa remaja,
justru keinginan untuk mencoba-coba,
mengikuti trend dan gaya hidup, serta
bersenang-senang besar sekali. Walaupun
semua kecenderungan itu wajar-wajar saja,
tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba.
Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna
narkoba yang paling banyak adalah

12
kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila
karena penggunaan narkoba, para remaja
tertular dan menularkan HIV/AIDS di
kalangan remaja.Kegiatan yang akan
dilakukan adalah penyuluhan tentang
pengetahuan tentang Bahaya Narkoba, dan
pengaturannya di dalam undang-undang

Bidang Kesehatan Masyarakat

1 Pengetahuan mengenai penyakit Berdasarkan analisis KUWAT,


degeneratif yang mengancam nyawa memungkinkan dijadikan program KKN
seperti DM, hipertensi, stroke, dan PPM. Penyelesaian masalah ini dapat
penyakit jantung koroner yang masih meningkatkan pengetahuan dan kesehatan
kurang masyarakat mengenai penyakit degenaratif.

2 PHBS di tempat umum dan sekolah Berdasarkan analisis KUWAT,


masih rendah memungkinkan dijadikan program KKN
PPM. Penyelesaian masalah ini dapat
meningkatkan gaya hidup sehat dan bersih
di desa Belanga.

3 Rendahnya cakupan pemeriksaan IVA Berdasarkan analisis KUWAT,


memungkinkan dijadikan program KKN
PPM. Penyelesaian masalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan deteksi dini
kanker serviks.

4 Kurangnya kesadaran terhadap Berdasarkan analisis KUWAT,


Hipertensi ,diabetes , kolestrol, dan Berat permasalahan ini sangat mungkin dibuatkan
badan Ideal program KKN PPM. Hipertensi, diabetes,
,kolesterol dan berat badan ideal
merupakan beberapa penyakit yang selalu
menempati posisi tertinggi dalam suatu
masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan

13
adanya pengukuran tekanan darah, gula
darah, dan kolesterol guna mendeteksi
secara dini penyakit-penyakit tersebut.
Adapun program ini meliputi pengukuran
tekanan darah, pengukuran BMI (Body
Mass Index), pengukuran gula darah, dan
juga pengukuran kadar kolesterol darah.
Pengukuran tekanan darah dan pengukuran
BMI akan dilaksanakan secara rutin tiap
minggu, sementara untuk pemeriksaan gula
darah dan kadar kolesterol darah akan
dilaksanakan pada minggu pertama program
KKN berjalan dan juga pada minggu
terakhir program KKN.

5 Pengetahuan dan kesadaran masyarakat Berdasarkan analisis KUWAT,


yang masih rendah untuk mengkonsumsi memungkinkan dijadikan program KKN
garam beryodium PPM. Penyelesaian masalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan dan gizi
masyarakat.

14
1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari diadakannya KKN-PPM Universitas Udayana yang


berlokasi di Desa Belanga adalah untuk memberdayakan masyarakat dalam
membangun kemampuan daerah melalui program berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga dapat tercapai peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Secara spesifik, tujuan dari kegiatan KKN-PPM ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran kesehatan masyarakat
Desa Belanga
b. Peningkatan produksi petani Desa Belanga melalui kemandirian
petani dalam pembuatan pupuk
c. Peningkatan keahlian masyarakat Desa Belanga khususnya siswa
sekolah dasar dalam berbahasa asing
d. Meningkatkan prasarana fisik melalui perencanaan re-desaign
kantor desa Belanga

1.4. Manfaat

1.4.1 Manfaat Umum

Tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa Belanga melalui


pemberdayaan masyarakat bebasis keilmuan dan teknologi

1.4.2 Manfaat Khusus

a. Terwujudnya peningkatan pengetahuan dan kesadaran kesehatan


masyarakat Desa Belanga
b. Terwujudnya kesejahteraan dan peluang usaha petani Desa Belanga
melalui kemandirian petani dalam pembuatan pupuk
c. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia melalui pelatihan bahasa
sejak dini di sekolah dasar Desa Belanga
d. Peningkatan kualitas pelayanan perangkat desa melalui perencanaan
re-desaign kantor Desa Belanga

15
BAB II
REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

2.1. Tema dan Program KKN-PPM

2.1.1 Tema KKN-PPM

Mewujudkan Desa Belanga yang Cerdas, Sehat dan Produktif dengan


mengoptimalisasi Potensi Desa Belanga

2.1.2 Program KKN-PPM

a. Program Pokok

1. Penanaman Bibit Bambu

Jenis Program : Bidang Prasarana Fisik


Kelompok Sasaran : Seluruh elemen masyarakat di Desa Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa, Kelian Adat / Kelian Dinas dan
Masyarakat Desa Belanga,
Latar Belakang
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga
dan ruas dibatangnya. Bambu merupakan tumbuhan dengan pertumbuhan
yang paling cepat tumbuh. Pada saat dia masih berupa tunas, bambu dapat
tumbuh hingga 20 cm dalam sehari, tergantung pada kondisi tanah dan
iklim tempat yang ditanam. Di Indonesia bambu dapat tumbuh dimanapun
dan banyak terdapat di mana-mana. Desa Belanga memiliki laham seluas
15 Ha yang tidak bisa ditanami tanaman seperti jeruk ataupun kopi karena
teksturnya yang keras, bamboo merupakan salah satu alternative tanaman
yang bisa di tanam di lahan tersebut. Bambu dirasa tanaman yang
memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Masyarakat Desa
Belanga bisa berperan untuk menjaga kelestarian bambu, serta bisa
memanfaatkan dalam berbagai acara keagamaan, maupun melestarikan
kesenian dan kebudayaan kawasan Bangli.

Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:


a. Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait
seperti Yayasan Bambu Lestari dan Kepala Desa. Hal-hal yang ingin

16
dicapai adalah kesepakatan mengenai tempat, waktu pelaksanaan
program, informasi kepada warga desa mengenai kegiatan yang akan
dilakukan.
b. Tahap persiapan program
Mempersiapkan susunan acara penanaman bibit bambu,
mempersiapkan lokasi yang akan di tanamdan . Hal yang ingin
dicapai adalah bibit bamboo dapat ditanam dengan baik .
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Penanaman dilakukan secara …
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan setiap hari oleh warga desa
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

2. Penanaman tanaman Hias di sekitar Pura

Jenis Program : Bidang Prasarana Fisik


Kelompok Sasaran : Seluruh elemen masyarakat di Desa Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa, Kelian Adat / Kelian Dinas dan
Masyarakat Desa Belanga
Latar Belakang
Keberadaan pura sangat penting dalam kegiatan keagamaan di
Desa Belanga, maka kita harus membuat lingkungan sekitar pura lebih
indah agar dalam melakukan persembahyangan mampu lebih khusyuk,
penanaman tanaman hias dirasa mampu membuat lahan disekitar pura
lebih asri, selain itu masyarakat juga mampu menggunakan bunga tersebut
untuk sembahyang ataupun yang lainnya.
Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:
a. Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait
seperti Kepala Desa dan Pustu. Hal-hal yang ingin dicapai adalah
kesepakatan mengenai tempat, waktu pelaksanaan program,
informasi kepada warga desa mengenai kegiatan penanaman
tanaman hias.
b. Tahap persiapan program
Mempersiapkan tanaman hias serta alat untuk menanam seperti
cangkul, dan Air.
c. Tahap pelaksanaan program

17
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Penanaman tanaman hias
dilakukan pada area Pura.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan setiap hari oleh warga desa
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

3. Pelatihan Pelatihan Pengolahan Hasil Tani Jeruk Menjadi Sari Buah


Jeruk

Jenis Program : Bidang Peningkatan Produksi


Kelompok Sasaran : Petani Jeruk Desa Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa, Kelompok Simantri di Desa
Belanga
Latar Belakang

Kurangnya inovasi petani jeruk terhadap buah jeruk yang tidak


laku di pasaran pada waktu panen raya sehingga di jual dengan harga yang
sangat murah oleh para petani jeruk adalah sebuah permasalahan yang
masih belum bisa di pecahkan oleh para petani jeruk di daerah Belanga.
Padahal jeruk dapat diolah untuk berbagai olahan yang dapat
meningkatkan pendapatan petani. Buah yang memiliki rasa manis sedikit
asam ini menjadi salah satu bahan olahan minuman gelas atau kaleng di
berbagai perusahaan baik tingkat home industry maupun sampai level
perusahaan besar. Ini dikarenakan buah jeruk memiliki tingkat konsumen
yang tinggi dalam hal penjualan, selain harganya yang ekonomis buah
jeruk juga memiliki rasa yang menyegarkan baik dimakan langsung
maupun di olah menjadi minuman. Salah satu olahan yang memungkinkan
untuk di produksi adalah sari buah jeruk. Sari buah merupakan suatu
cairan jernih atau agak jernih yang di peroleh dari buah-buahan dengan
cara pengempaan buah-buahan yang telah matang dan masih segar. Sari
buah mengandung flavor dan warna yang khas sesuai dengan buah yang
digunakan. Sari buah murni (single strength) umumnya dibuat dari bahan
baku buah grade below standard (BS), buah surplus musiman atau buah
yang khusus di budidayakan. Buah-buahan yang digunakan dalam

18
pembuatan sari buah ini cukup beragam, diamana hampir semua buah
dapat dimanfaatkan yang secara umum digunakan formulasi yang sama.

Sari buah adalah cairan yang di peroleh dari buah-buahan yang


telah matang (masak) yang di manfaatkan sebagai minuman segar.
Sebagian besar sari buah di kehendaki memiliki kenampakan yang keruh
seperti saribuah jeruk, sari buah mangga, sari buah tomat dan sari buah
lainnya, dan sebagian besar pula sari buah di kehendaki dalam keadaan
jernih seperti sari buah apel. Menurut badan standarisasi nasional 1995,
sari buah adalah minuman ringan dengan atau tanpa penambahan gula dan
bahan tambahan makanan yang di izinkan. Menurut muchtadi 1997, sari
buah adalah cairan yang tidak di fermentasi yang di peroleh dari
pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar.Produk
olahan ini sangat tepat dilaksanakan apalagi produk ini bisa bertahan
kurang lebih selama 2 bulan.

Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:


a. Tahap sosialisasi program
Tahap sosialisasi ini berupa sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-
pihak terkait, seperti kepala desa,dan kelompok simantri di Desa
Belanga. Hal-hal yang ingin dicapai adalah adanya kesepakatan
mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi yang
akan diberikan kepada petani jeruk di desa belanga.
b. Tahap persiapan program
Mempersiapkan materi, media, alat peraga, dan
pertanyaanpertanyaan yang akan dipergunakan saat pelaksanaan
program. Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi yang jelas,
mudah dimengeti dan menarik .
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Pertama kali sasaran program
diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang akan
disampaikan untuk mengetahui tingkat pemahaman sasaran sebelum
diberikan materi. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi
disertai demonstrasi dengan alokasi waktu 30 menit tiap materi yang

19
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi dengan alokasi
waktu 30 menit. Diakhir pelaksanaan , sasaran program kembali
diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang sudah
diberikan untuk menilai tingkat pemahaman sasaran sebagai bahan
evaluasi pelaksanaan program.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan
yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi
untuk perencanaan program-program selanjutnya.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

4. Pelatihan Pengolahan Jeruk Busuk menjadi MOL (Mikroorganisme


Lokal)

Jenis Program : Bidang Peningkatan Produksi


Kelompok Sasaran : Petani Jeruk Desa Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa, Kelompok Simantri di Desa
Belanga
Latar Belakang

Pada dasarnya, desa Belanga merupakan desa penghasil jeruk.


Petani jeruk di desa belanga hanya melakukan panen raya 2 kali dalam
setahun, padahal tanaman jeruk terus berbuah. Ini menyebabkan
banyaknya buah jeruk yang busuk di pohon dan tidak dimanfaatkan oleh
Petani. Buah jeruk yang busuk dapat diolah menjadi MOL
(mikroorganisme local), yang merupakan salah satu pupuk organic yang
baik digunaka dalam usaha tani. Dengan pembuatan mol dari buah jeruk
busuk yang bahannya alami, mudah dibuat dan bermanfaat tinggi , petani
akan sangat diuntungkan terutama pengeluaran untuk pembelian pupuk.
Selain bagi petani, alam pun merasakan manfaatnya, karena mol tidak

20
mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan.

Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:


a. Tahap sosialisasi program
Tahap sosialisasi ini berupa sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-
pihak terkait, seperti kepala desa,dan kelompok simantri di Desa
Belanga. Hal-hal yang ingin dicapai adalah adanya kesepakatan
mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi yang
akan diberikan kepada petani jeruk di desa belanga.
b. Tahap persiapan program

Adapun tahap persiapan program, yaitu mempersiapkan materi yang


akan digunakan saat memberikan pelajaran tambahan. Hal yang

ingin dicapai, yaitu pembuatan materi yang jelas dan mudah untuk
dipahami, serta menarik untuk dipelajari.
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Tahapan pertama adalah
pemberian materi tentang MOL dan pemahaman bagaimana cara
menggunakan dan kegunaannya. Sesi ini diberi waktu 30 menit agar
materi tersampaikan secara menyeluruh. Setelah itu sesi dilanjutkan
dengan cara membuat dengan waktu 30 menit dan terakhir diskusi
serta Tanya jawab untuk lebih mendalami materi yang telah di
sampaikan selama 30 menit.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program ini dilihat dari kemampuan peserta memahami
tentang langkah pembuatan MOL dan penggunaan MOL Jeruk
dengan benar.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

5. Program Sosialisasi GAP (Good Agriculture Practice) tanaman Cabai

Jenis Program : Bidang Peningkatan Produksi


Kelompok Sasaran : Petani Cabai Desa Belanga

21
Pihak Terlibat : Kepala Desa, Kelompok Simantri di Desa
Belanga
Latar Belakang

Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran


rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-
rata konsumsi cabai 5 kg/ kapita/ tahun (2013) dan 90 persen cabai
dikonsumsi dalam bentuk segar. Untuk itu diperlukan budidaya cabai
sesuai dengan Good Agriculture Practices (GAP) yang mengedepankan
keamanan pangan dengan mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida
kimia untuk beralih ke pupuk kandang/ kompos dan pertisida nabati
(organik) serta dapat menurunkan biaya produksi. Banyak permasalahan
yang dihadapi petani cabai di Bangli. Mulai dari pengolahan lahan,
pemilihan bibit, teknik budi daya, sistem tanam, pengendalian hama
penyakit, manajemen panen dan pascapanen hingga kegiatan hilir berupa
pemasaran. Semuanya butuh strategi yang bijaksana. Selama ini banyak
petani yang bertani dengan dasar pengetahuan turunan. Mereka melakukan
kegiatan pertanian mengikui pola-pola yang telah dilakukan leluhurnya.
Tanpa disadari, potensi lahan dan kegiatan pertaniannya dibiarkan begitu
saja. Padahal cara bertani yang bijaksana bisa menjadi bantuan yang besar
terhadap kehidupan petani.

Good Agricultural Practices (GAP) Cabai adalah cara pelaksanaan


budi daya tanaman cabai secara baik, benar dan tepat. GAP mencakup
kegiatan pratanam hingga penanganan pascapanen dalam upaya
menghasilkan produk cabai yang aman dikonsumsi, bermutu baik, ramah
lingkungan, berkelanjutan dan berdaya saing. GAP adalah salah satu
sistem sertifikasi dalam praktik budi daya tanaman yang baik sesuai
dengan standar yang ditentukan dan menerapkan prinsip telusur balik
(traceability), yaitu produk dapat ditelusuri asal-usulnya, dari konsumen
sampai lahan usaha.

Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:


a. Tahap sosialisasi program

22
Sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Kepala
Desa, Kelompok Simantri dan Petani. Hal-hal yang ingin dicapai
adalah kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan
program dan materi yang akan diberikan.
b. Tahap persiapan program
Mempersiapkan materi, pemateri , media, alat peraga, dan
pertanyaan pertanyaan yang akan dipergunakan saat pelaksanaan
program. Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi yang jelas,
mudah dimengeti dan menarik .
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Tahapan pertama adalah
mereview keadaan pertanian cabai yang ada di desa Belanga. Setelah
itu dilanjutkan dengan materi GAP ( Good Agriculture Practice)
Cabai sehingga petani langsung bisa memahami perbedaan antara
teknik yang mereka gunakan dengan teknik yang baik dan benar.
Sesi ini diberi waktu 45 menit agar materi tersampaikan secara
menyeluruh. Setelah itu sesi dilanjutkan dengan diskusi dan Tanya
jawab untuk lebih mendalami materi yangtelah di sampaikan.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan
yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi
untuk perencanaan program-program selanjutnya.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

6. Pembinaan Pelajaran Tambahan Bahasa Bahasa Inggris, Budi


Pekerti, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SD
Belanga

Jenis Program : Bidang Sosial Budaya


Kelompok Sasaran : Siswa Sekolah Dasar Desa Belanga
Pihak Terlibat : Pihak Sekolah, Siswa Siswi Sekolah Dasar Desa
Belanga
Latar Belakang

23
Bahasa merupakan elemen penting dalam kehidupan umat manusia
karena bahasa merupakan alat komunikasi untuk berinteraks isatu sama
lain. Hal tersebut menyebabkan bahasa menjadi salah satu faktor krusial
dalam kehidupan bermasyarakat di dunia. Saat ini, penggunaan bahasa
asing menjadi bagian penting yang harus disikapi dengan bijak oleh
masyarakat mengingat semaki ketatnya persaingan dalam dunia saat ini
perlunya pemahaman yang baik dalam penguasaan bahasa asing
khususnya inggris. Penggunaan bahasa asing yang marak di berbagai
media atau ruang publik merupakan hal yang biasa bagi masyarakat
umum. Tetapi, perlu diingat bahwa pengutamaan bahasa Indonesia di
negeri sendiri menjadi hal utama bagi setiap anak bangsa.
Selain itu, pentingnya moral dan prilaku dalam setiap siswa siswi
perlu juga ditanamkan dalam setiap pengajaran karena dalam kita
bersosialisasi perlunya kata atau ucapan yang baik pastinya kita terapkan
dalam bermasyarakat. Pendidikan bahasa di SD Negeri Belanga masih
terbatas hanya pada pendidikan Bahasa Indonesia dan Budi Pekerti.
Pemebelajaran tambahan seperti PPKN juga perlu kita terapkan pada
siswa siswi pada SD Ngeri Bealanga agar para siswa siswi dapat berpikir
secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
serta berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:


a. Tahap sosialisasi program
Tahap sosialisasi ini berupa sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-
pihak terkait, seperti kepala desa, kepala sekolah, dan guru-guru di
SD Belanga. Hal-hal yang ingin dicapai adalah adanya kesepakatan
mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi yang
akan diberikan kepada siswa-siswa SD Belanga.
b. Tahap persiapan program

Adapun tahap persiapan program, yaitu mempersiapkan materi yang


akan digunakan saat memberikan pelajaran tambahan. Hal yang

ingin dicapai, yaitu pembuatan materi yang jelas dan mudah untuk
dipahami, serta menarik untuk dipelajari.

24
c. Tahap pelaksanaan program
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap persiapan, pengenalan materi,
dan pelaksanaan program untuk mengetahui kendala-kendala yang
terjadi dalam setiap tahap program agar dapat dijadikan sebagai
evaluasi pada tahap berikutnya. Evaluasi juga dilakukan pada hasil
pre-test dan post-test untuk mengetahui tingkat pemahaman sasaran
program terhadap materi yang diberikan sebagai indikator
keberhasilan program yang dilaksanakan.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

7. Belanga Gemar Membaca

Jenis Program : Bidang Sosial Budaya


Kelompok Sasaran : Siswa Sekolah Dasar Desa Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa, Komunitas Bali Baca Buku, Pihak
Sekolah, Siswa Siswi Sekolah Dasar Desa
Belanga
Latar Belakang

Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang sangat


penting. Walaupun dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem pendidikan Nasional, tidak secara implisit menyebutkan agar setiap
satuan pendidikan jalur pendidikan harus menyediakan perpustakaan
sebagai sumber belajar. Akan tetapi, pada Pasal 45 Undang-Undang
tersebut menyatakan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan
nonformal memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional,
dan kejiwaan peserta didik”. Perpustakaan secara implisit termasuk dalam
pengertian sarana dan prasarana pendidikan, sehingga pengadaan
perpustakaan harus memenuhi ketentuan Pasal tersebut.

Seperti yang kita ketahui, perpustakaan adalah unit kerja suatu


organisasi yang mengelola kumpulan bahan pustaka, baik yang berupa
buku-buku maupun menurut sistem tertentu di dalam suatu ruang sehingga

25
dapat digunakan oleh semua orang untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan secara luas. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa
tujuan dari perpustakaan adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
menunjang, mendukung, membantu menumbuhkan minat dan
mengembangkan bakat anak-anak.Namun, proses untuk meningkatkan
mutu pendidikan anak-anak lewat membaca tidak hanya berhenti sampai
di sekolah, mereka juga dapat melakukan proses membaca setelah
kegiatan sekolah. Oleh sebab itu, program ini dirancang untuk membantu
anak-anak dan remaja di Desa Belanga mengisi waktu luang mereka
setelah kegiatan sekolah dengan berkunjung ke Perpustakan Cilik yang
akan dibuat dan melakukan kegiatan membaca dengan buku-buku dan
majalah-majalah yang akan disediakan.

Selain itu, kami menyelanggarakan program ini yaitu agar dapat


digunakan sebagai jembatan untuk meningkatkan minat belajar, serta
membantu menumbuhkan dan mengembangkan bakat anak-anak dan
remaja di Desa Belanga.

Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:


a. Tahap sosialisasi program
Tahap sosialisasi ini berupa sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-
pihak terkait, seperti kepala desa, kepala sekolah, dan guru-guru di SD
Belanga. Hal-hal yang ingin dicapai adalah adanya kesepakatan mengenai
tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi yang akan diberikan
kepada siswa-siswa SD Belanga dan warga Desa Belanga.
b. Tahap persiapan program
Adapun tahap persiapan program, yaitu mempersiapkan materi yang
akan disampaikan mengenai maksud dan tujuan dibentuknya perpustakaan
cilik Desa Belanga, berkoordinasi dengan komunitas Bali Baca Buku di
Denpasar sebagai salah satu rekanan dalam penyediaan buku bacaan, serta
melakukan open donation kepada masyarakat luas yang berkeinginan
untuk turun mendonasikan buku bacaan layak baca.
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang
sudah disepakati bersama dengan pihak-pihak terkait sebelumnya, dengan

26
menyediakan fasilitas perpustakaan cilik yang mudah untuk dijangkau dari
segala kalangan warga Desa Belanga, terlebih anak-anak dan remaja.
Fasilitas yang disediakan berupa buku bacaan serta rak buku, dengan
didukung beberapa fasilitas penunjang lainnya yang dirasa perlu.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang
ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk
perencanaan program-program selanjutnya di kemudian hari.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah ditentukan.

8. Penyuluhan Tentang Bahaya Narkoba dan Pengaturannya di Dalam


Undang-Undang

Jenis Program : Bidang Sosial Budaya


Kelompok Sasaran : Seluruh elemen masyarakat di Desa Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa, Kelian Adat / Kelian Dinas dan
Masyarakat Desa Belanga
Latar Belakang

Narkoba merupakan zat berbahaya yang dapat merusak seluruh


bagian tubuh bahkan dapat membunuh manusia, candu yang disebabkan
oleh penggunaan zat ini lebih banyak berdampak buruk dan memiliki efek
yang berkelanjutan. Pada saat ini narkoba merupakan kejahatan yang
termasuk Extraordinary Crime atau Kejahatan luar biasa, dimana
penggunaanya lebih ditujukan untuk gaya-gayaan atau pelarian masalah.
Yang lebih membuat miris adalah banyak kaum muda penerus generasi
bangsa yang telah menggunakan zat terlarang ini, yang mana dapat
merusak perkembangan mentalnya. Program penyuluhan mengenai
narkoba ini akan memuat materi tentang berbagai jenis narkoba, dampak
negatif yang ditimbulkan dari penggunaan narkoba, ciri-ciri pengguna
narkoba, tahap rehabilitasi apabila menggunakan narkoba serta sanksi dari
penyalahgunaan narkoba yang termuat di dalam peraturan perundang-
undangan.

Tahap-tahap pelaksanaan program yaitu:


a. Tahap sosialisasi program

27
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait
seperti Kepala Desa, Tokoh masyarakat, maupun elemen masyarakat
lainnya. Hal-hal yang ingin dicapai adalah kesepakatan mengenai
tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi yang akan
diberikan.
b. Tahap persiapan program
Mempersiapkan materi dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.
Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi yang jelas, mudah
dimengeti dan menarik untuk sasaran program, pembuatan poster
atau pamflet, penyediaan laptop, dan LCD proyektor.
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Pertama akan dijelaskan
mengenai materi terkait yang menyangkut mengenai narkoba, setelah
materi di sampaikan semuanya, Kedua akan dilakukan sesi tanya
jawab, dimana tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan
masyarakat yang masih mempunyai keraguan mengenai segala hal
yang menyangkut narkoba.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan
yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi
untuk perencanaan program-program selanjutnya.
e. Tahap pembuatan laporan program

Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah


ditentukan.

9. Promosi Kesehatan Pada Warga Desa Mengenai Penyakit


Degenerative Yang Mengamcam Nyawa

Jenis Program : Bidang Kesehatan


Kelompok Sasaran : Seluruh elemen masyarakat di Desa Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa, Kelian Adat/Kelian Dinas dan
Masyarakat Desa Belanga, Puskesmas/Pustu
Latar Belakang

28
Program promosi kesehatan ini terdiri dari pemberian
penyuluhan dan promosi kesehatan. Akan dilakukan beberapa kali
penyuluhan dengan materi yang berbeda yaitu penyakit degeneratif
yang mengancam nyawa seperti hipertensi, DM, stroke, dan jantung
koroner.
Metode penyuluhan yang digunakan adalah dengan cara
pemberian materi dengan media audio visual berupa powerpoint, tanya
jawab secara interaktif untuk mengulang kembali materi yang
disampaikan dan menarik perhatian peserta. Tahap-tahap pelaksanaan
program yaitu:
a. Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait
seperti Kepala Desa dan Pustu. Hal-hal yang ingin dicapai adalah
kesepakatan mengenai tempat, waktu pelaksanaan program, informasi
kepada warga desa atau petani mengenai kegiatan penyuluhan, dan
materi yang akan diberikan.
b. Tahap persiapan program
Mempersiapkan materi, media, alat peraga, dan pertanyaan-pertanyaan
untuk pre-test dan post-test yang akan dipergunakan saat pelaksanaan
program. Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi yang jelas,
mudah dimengeti dan menarik untuk sasaran program, penyediaan
laptop, LCD proyektor, dan soal-soal untuk pre-test dan post-test
sebagai alat untuk menilai tingkat pemahaman sasaran program.
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang
sudah disepakati sebelumnya. Penyuluhan dilakukan setiap 1 minggu
sekali dengan 3 topik materi yang berbeda untuk setiap minggunya.
Pertama kali sasaran program diberikan beberapa pertanyaan mengenai
materi yang akan disampaikan untuk mengetahui tingkat pemahaman
sasaran sebelum diberikan materi. Kemudian dilanjutkan dengan
pemberian materi dengan alokasi waktu 30 menit tiap materi yang
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi dengan alokasi waktu

29
30 menit untuk setiap materi. Diakhir pelaksanaan, sasaran program
kembali diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang sudah
diberikan untuk menilai tingkat pemahaman sasaran sebagai bahan
evaluasi pelaksanaan program.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan
yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi
untuk perencanaan program-program selanjutnya. Evaluasi juga
dilakukan pada hasil pre-test dan post-test untuk mengetahui
peningkatan pemahaman sasaran program terhadap materi yang
diberikan sebagai indikator keberhasilan program.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

10. Promosi Kesehatan pada Siswa SD mengenai Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat di Desa Belanga

Jenis Program : Bidang Kesehatan


Kelompok Sasara : Siswa dan Siswi Sekolah Dasar di Desa Belanga
Pihak Telibat : Kepala Desa, Kelian Adat/Kelian Dinas dan Pihak
Sekolah Dasar Desa Belanga
Latar Belakang
Program promosi kesehatan ini terdiri dari pemberian
penyuluhan dan demonstrasi. Akan dilakukan beberapa kali penyuluhan
diantaranya penyuluhan tentang mencuci tangan, menjaga kebersihan
kuku, membuang sampah pada tempatnya, makan sayuran dan buah,
menggosok gigi, menggunakan jamban saat buang air besar (BAB),
menggunakan air bersih untuk aktivitas sehari-hari, berolahraga setiap
hari, mengkonsumsi jajanan yang bersih dan sehat, juru pemantau jentik
(jumantik) cilik yang akan dilakukan di SD dengan sasaran seluruh
siswa dan/atau perwakilan kelas. Tahap-tahap pelaksanaan program
yaitu:

30
a. Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak
terkait seperti Kepala Desa, Kepala Sekolah, dan guru-guru SD. Hal-hal
yang ingin dicapai adalah kesepakatan mengenai tempat dan waktu
pelaksanaan program dan materi yang akan diberikan.
b. Tahap persiapan program
Mempersiapkan materi, media, alat peraga, dan pertanyaan-
pertanyaan untuk pre-test dan post-test yang akan dipergunakan saat
pelaksanaan program. Hal yang ingin dicapai adalah pembuatan materi
yang jelas, mudah dimengerti dan menarik untuk sasaran program,
penyediaan leaflet, penyediaan laptop, LCD proyektor dan penyediaan
alat-alat peraga untuk demonstrasi seperti sabun pencuci tangan, sikat
gigi, pasta gigi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan soal-soal untuk pre-
test dan post-test sebagai alat untuk menilai tingkat pemahaman sasaran
program.
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Pertama kali sasaran program
diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang akan disampaikan
untuk mengetahui tingkat pemahaman sasaran sebelum diberikan
materi. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi disertai
demonstrasi dengan alokasi waktu 20 menit tiap materi yang
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi dengan alokasi waktu 1
jam untuk seluruh materi. Diakhir pelaksanaan, sasaran program
kembali diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang sudah
diberikan untuk menilai tingkat pemahaman sasaran sebagai bahan
evaluasi pelaksanaan program.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap sosialisasi, persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan
yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi
untuk perencanaan program-program selanjutnya. Evaluasi juga

31
dilakukan pada hasil pre-test dan post-test untuk mengetahui
peningkatan pemahaman sasaran program terhadap materi yang
diberikan sebagai indikator keberhasilan program.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

11. Pengukuran Tekanan Darah, Gula Darah, dan Kolesterol (Tenda


Tensi)

Jenis Program : Bidang Kesehatan


Kelompok Sasaran : Seluruh elemen masyarakat di Desa Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa Kelian Adat / Kelian Dinas dan
Masyarakat Desa Belanga
Latar Belakang

Hipertensi, diabetes, dan kolesterol merupakan beberapa


penyakit yang selalu menempati posisi tertinggi dalam suatu
masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengukuran tekanan
darah, gula darah, dan kolesterol guna mendeteksi secara dini penyakit-
penyakit tersebut. Adapun program ini meliputi pengukuran tekanan
darah, pengukuran BMI (Body Mass Index), pengukuran gula darah,
dan juga pengukuran kadar kolesterol darah. Pengukuran tekanan darah
dan pengukuran BMI akan dilaksanakan secara rutin tiap minggu,
sementara untuk pemeriksaan gula darah dan kadar kolesterol darah
akan dilaksanakan pada minggu pertama program KKN berjalan dan
juga pada minggu terakhir program KKN.

Tahap-tahap pelaksanaan program, yaitu:


a. Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak
terkait seperti Kepala Desa dan Pustu. Hal-hal yang ingin dicapai adalah
kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program dan
materi yang akan diberikan.
b. Tahap persiapan program

32
Mempersiapkan tempat pelaksanaan program, serta alat dan
bahan untuk pengukuran tensi, gula darah, dan kolesterol yang akan
dipergunakan saat pelaksanaan program.
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Pertama kali program akan dibuka
terlebih dahulu dengan penjelasan mengenai program yang akan
dilakukan dan juga alur pemeriksaan. Kemudian pengukuran dilakukan
dengan alokasi waktu 5 jam.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan
yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi
untuk perencanaan program-program selanjutnya.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.
12. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

Jenis Program : Bidang Kesehatan


Kelompok Sasaran : Wanita usia produktif (30-50 tahun) di Desa
Belanga
Pihak Terlibat : Kepala Desa Kelian Adat / Kelian Dinas dan
Masyarakat Desa Belanga
Latar Belakang
Program pemeriksaan IVA ini ditujukan kepada wanita usia
produktif dengan rentang usia 30-50 tahun. Pemeriksaan ini akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan guna mendeteksi secara dini kanker
serviks. Tahap-tahap pelaksanaan program, yaitu:

a. Tahap sosialisasi program

Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait


seperti Kepala Desa dan Pustu. Hal-hal yang ingin dicapai adalah

33
kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program dan materi
yang akan diberikan.

b. Tahap persiapan program

Mempersiapkan tempat pelaksanaan program, serta alat dan bahan


untuk pemeriksaan IVA yang akan dipergunakan saat pelaksanaan
program.

c. Tahap pelaksanaan program

Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang


sudah disepakati sebelumnya. Pertama kali program akan dibuka terlebih
dahulu dengan penjelasan mengenai program yang akan dilakukan dan
juga alur pemeriksaan. Kemudian pemeriksaan dilakukan dengan alokasi
waktu 4 jam.

d. Tahap evaluasi program

Evaluasi program dilakukan dari tahap persiapan dan pelaksanaan


untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang ditemui
dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi untuk perencanaan
program-program selanjutnya.

e. Tahap pembuatan laporan program

Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah


ditentukan.

13. Penyuluhan tentang Penggunaan Gara Beryodium

Jenis Program : Bidang Kesehatan

Kelompok Sasaran : Warga Desa Belanga

Pihak Terlibat : Kepala Desa Kelian Adat / Kelian Dinas dan Masyarakat
Desa Belanga
Latar Belakang
Program promosi kesehatan ini terdiri dari pemberian
penyuluhan dan promosi kesehatan. Akan dilakukan penyuluhan

34
mengenai pentingnya penggunaan garam beryodium, gangguan akibat
garam beryodium, serta cara penggunaan dan penyimpanan garam
beryodium secara tepat.
Metode penyuluhan yang digunakan adalah dengan cara
pemberian materi dengan media audio visual berupa powerpoint, tanya
jawab secara interaktif untuk mengulang kembali materi yang
disampaikan dan menarik perhatian peserta. Tahap-tahap pelaksanaan
program yaitu:
a. Tahap sosialisasi program
Mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan pihak-pihak
terkait seperti Kepala Desa dan Pustu. Hal-hal yang ingin dicapai adalah
kesepakatan mengenai tempat dan waktu pelaksanaan program dan
materi yang akan diberikan.
b. Tahap persiapan program
Mempersiapkan tempat pelaksanaan program, serta alat dan
bahan untuk penyuluhan yang akan dipergunakan saat pelaksanaan
program.
c. Tahap pelaksanaan program
Pelaksanaan program dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu
yang sudah disepakati sebelumnya. Pertama kali program akan dibuka
terlebih dahulu dengan penjelasan mengenai program yang akan
dilakukan dan juga alur pemeriksaan. Kemudian pemeriksaan dilakukan
dengan alokasi waktu 2 jam.
d. Tahap evaluasi program
Evaluasi program dilakukan dari tahap persiapan dan
pelaksanaan untuk menilai kendala-kendala dan hambatan-hambatan
yang ditemui dalam setiap tahap agar dapat dijadikan rekomendasi
untuk perencanaan program-program selanjutnya.
e. Tahap pembuatan laporan program
Laporan program dibuat berdasarkan pedoman yang sudah
ditentukan.

35
36
No. Nama Program Bahan Volume Sumber Dana

1 Penanaman tanaman Tanaman Hias, 100 Mhs :


hias di sekitar Pura Cangkul, Air 400.000

2 Pelatihan Pengolahan Mhs :


Hasil Tani Jeruk 210.000
Menjadi Sari Buah
Jeruk

Pelatihan Pengolahan Mhs :


3 Jeruk Busuk menjadi 130.000
MOL

4. Sosialisasi GAP Mhs:


(Good Agriculture 352.000
Practice) Tanaman
Cabai

6 Pembinaan Pelajaran Laptop, LCD 30 orang Mhs :


Tambahan Bahasa Proyektor, 3 x 1 jam 100.000
Inggris ,Budi Pekerti, Speaker, Buku
dan PPKN. tulis, Pulpen

7 Belanga Gemar
Membaca

8 Penyuluhan Tentang Laptop, LCD 40 orang Mhs :


Narkoba dan Proyektor, Materi 1 x 2 jam 400.000
Pengaturannya di dalam bentuk
dalam undang-undang softcopy dan
hardcopy

9 Promosi Kesehatan Laptop, LCD 50 orang Mhs :


kepada warga desa Proyektor 1 x 2 jam 100.000
dan petani mengenai
penyakit degeneratif

37
yang mengancam
nyawa di Desa
Belanga.

10 Promosi Kesehatan Laptop, LCD 50 orang Mhs :


4 x 4 jam
kepada siswa SD Proyektor, 300.000
mengenai Perilaku Leaflet,
Hidup Bersih dan Penyediaan alat
Sehat di Desa Belanga peraga (sabun
pencuci tangan,
sikat gigi, pasta
gigi, sayur-
sayuran, dan
buah-buahan)

Tenda Tensi Alat kesehatan 70 orang Mhs :


(stetoskop, 1 x 5 jam 400.000
tensimeter,
11 timbangan berat
badan, stick test
kolesterol dan
gula darah)

12 Pemeriksaan IVA Alat kesehatan 30 orang Mhs :


(speculum, asam 4 x 4 jam 400.000
asetat, kassa
steril,kapas,
bengkok, klem,
headlamp,
handscoon,
betadine, NaCl)

13 Promosi Kesehatan Materi sosialisasi, 50 orang Mhs :


kepada warga desa perlengkapan 4 x 2 jam 100.000
mengenai garam kegiatan (Laptop,

38
beryodium LCD Proyektor),
alat peraga
(garam
beryodium)

b. Program Pokok Tambahan

1. Aksi Sosial lewat Sumbangan Pakaian Layak Pakai dan Masker

Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkatan kebutuhan hidup


yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima
tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan
hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi.Lima tingkatan
kebutuhan dasar tersebut salah satunya adalah kebutuhan fisiologis yang
mencakup kebutuhan sandang manusia.Sandang adalah pakaian yang diperlukan
oleh manusia sebagai mahluk berbudaya.Pada awalnya, manusia memanfaatkan
pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam.Kemudian
manusiamengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun
menjadi bahan pakaian.Pakaianberfungsi sebagai pelindung dari panas dan
dingin.Lama kelamaan fungsi pakaian berubah, yakni untuk memberi
kenyamanan sesuai dengan jenis-jenis kebutuhan seperti pakaian kerja, pakaian
rumah, untuk tidur dan sebagainya.Oleh sebab itu, kami merencakan untuk
menyumbangkan pakaian layak pakai agar fungsi pakaian sebagai kebutuhan
sandang manusia dapat terpenuhi sesuai dengan manfaatnya, serta memberikan
kenyamanan kepada masyarakat Desa Belanga.

Beberapa waktu belakangan ini, kasus erupsi Gunung Agung cukup


menarik perhatian sejumlah masyarakat Bali, khususnya di Desa Belanga,
Bangli.Bahkan sekarang, kondisi hujan abu vulkanik yang keluar dari erupsi
Gunung Agung sudah mencapai ke daerah Desa Belanga.Oleh sebab itu, kami
merencanakan pula untuk menyumbangkan masker untuk mencegah partikel buruk
akibat kebakaran dan atau abu vulkanik masuk ke dalam saluran pernafasan serta
mencegah terjadinya infeksi saluran pernafasan.

39
Harga/Satuan
No. Nama Barang Satuan Jumlah (Rp)
(Rp)
1. Masker 7 box @ 50 20.000,00 140.000,00
pcs
Total Biaya 140.000,00

c. Program Bantuan

1. Gotong royong

2. Ngayah Odalan

3. Kegiatan Perayaan 17 Agustus

4. Persiapan Lomba Bleganjur

40
2.2. Jadwal Pelaksanaan

a. Program Pokok

Minggu
No Nama Program
I II III IV

1 Penanaman Bibit Bambu

a. Sosialisasi √

b. Persiapan √

c. Pelaksanaan √ √

d. Evaluasi √ √ √

e. Laporan √

2 Penanaman tanaman Hias di


sekitar Pura

a. Sosialisasi √
b. Persiapan √
c. Pelaksanaan √
d. Evaluasi √
e. Laporan √

3 Pelatihan Pelatihan Pengolahan


Hasil Tani Jeruk Menjadi Sari
Buah Jeruk

a. Sosialisasi √
b. Persiapan
√ √
c. Pelaksanaan

d. Evaluasi
√ √

41
e. Laporan √

4 Pelatihan Pengolahan Jeruk Busuk


menjadi MOL (Mikroorganisme
Lokal)

a. Sosialisasi

b. Persiapan

c. Pelaksanaan

d. Evaluasi
√ √
e. Laporan

5 Program Sosialisasi GAP (Good


Agriculture Practice) tanaman
Cabai

a. Sosialisasi

b. Persiapan

c. Pelaksanaan

d. Evaluasi
√ √ √ √
e. Laporan

6 Pembinaan Pelajaran Tambahan


Bahasa Bahasa Inggris, Budi
Pekerti, dan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan di SD
Belanga

a. Sosialisasi √

b. Persiapan √

c. Pelaksanaan √ √

42
d. Evaluasi √ √ √

e. Laporan √

7 Belanga Gemar Membaca

a. Sosialisasi √

b. Persiapan √

c. Pelaksanaan √

d. Evaluasi √

e. Laporan √
8 Penyuluhan Tentang Bahaya
Narkoba dan Pengaturannya di
Dalam Undang-Undang
a. Sosialisasi √
b. Persiapan √ √
c. Pelaksanaan √
d. Evaluasi √
e. Laporan √
9 Promosi Kesehatan Pada Warga
Desa Mengenai Penyakit
Degenerative Yang Mengamcam
Nyawa

a. Sosialisasi
√ √
b. Persiapan

c. Pelaksanaan

d. Evaluasi

e. Laporan

10 Promosi Kesehatan pada Siswa


SD mengenai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Desa Belanga

43

a. Sosialisasi

b. Persiapan

c. Pelaksanaan √

d. Evaluasi √

e. Laporan √


11 Pengukuran Tekanan Darah, Gula
Darah, dan Kolesterol (Tenda
Tensi)
a. Sosialisasi √
b. Persiapan √ √
c. Pelaksanaan √ √
d. Evaluasi √ √
e. Laporan √
12 Pemeriksaan IVA

a. Sosialisasi √

b. Persiapan √

c. Pelaksanaan √

d. Evaluasi √

e. Laporan √

13 Penyuluhan tentang Penggunaan


Gara Beryodium

a. Sosialisasi √
b. Persiapan √
c. Pelaksanaan √
d. Evaluasi √
e. Laporan √

44
b. Program Pokok Tambahan

Minggu
No Nama Program
I II III IV

1 Aksi Sosial lewat Sumbangan


Pakaian Layak Pakai dan Masker

a. Sosialisasi √
b. Persiapan √
c. Pelaksanaan √
d. Evaluasi √
e. Laporan √

45
BAB III
Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Berikut adalah rancangan anggaran biaya yang digunkan untuk membiayai


program-program KKN-PPM XVI Universitas Udayana di Desa Belanga.
3.1 Sumber Dana

Tabel 29. Pendapatan

No. Sumber Dana Jumlah (Rp)

1 Mahasiswa (22 orang x Rp 200.000,00) 4.400.000,00

Total Pendapatan 4.400.000,00

3.2 Pengeluaran

3.2.1. Persiapan

Tabel 30. Pengeluaran Untuk Persiapan

No. Uraian Satuan Harga/Satuan Jumlah (Rp)


(Rp)

1 Pejati + Sesari 1 buah 100.000,00 100.000,00

2 Canang + dupa + - - 325.000,00


rarapan

3 Buku Tamu 1 buah 25.000,00 25.000,00

4 Spanduk 2 buah 100.000,00 200.000,00

5 Air + Listrik Posko 5 Minggu 1.200.000,00 1.200.000,00

6 Bendera 3 100.000 300.000

Sub Total 2.150.000,00

3.2.2. Program

Tabel 31. Pengeluaran Untuk Program

46
No. Bidang Jumlah (Rp)

1 Bidang Prasarana Fisik (PF) 400.000,00

2 Bidang Peningkatan Produksi (PP) 692.000,00

3 Bidang Sosial Budaya (SB) 500.000,00

4 Bidang Kesehatan Masyarakat (KM) 1.300.000,00

5 Pengadaan Masker 140.000,00

Sub Total 3.032.000,00

Total anggaran program yang dibutuhkan :

1. Persiapan : Rp 2.150.000,00
2. Biaya Program : Rp 3.032.000,00
+

Rp 5.182.000,00

DAFTAR PUSTAKA

47
Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Harizena, I N. D. 2012. Pengaruh Jenis Dan Dosis Mol Terhadap Kualitas


Kompos Sampah Rumah Tangga. Skripsi. Program Studi Ilmu Tanah,
Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

Hidayat, dkk. (2006). Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Muriani, N. W. 2011. Pengaruh konsentrasi daun gamal (Gliricidia Sepium) dan


Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Larutan MOL.Skripsi. Program
Studi Ilmu Tanah, Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Udayana.

Purwanto, I. 2007. Mengenal Lebih Dekat Leguminoceae. Penebar Swadaya,


Jakarta.
Setiawan, B.S.2013.Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Penerbit Penebar
Swadaya. Bogor.

Sutari, N.W.S. 2009. Pengujian Kualitas Bio-Urine Hasil Fermentasi Dengan


Mikroba yang Berasal dari Bahan Tanaman terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L ). Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana, Denpasar.
Sutari, N. W. S. 2010. Uji Berbagai Jenis Pupuk Cair Biourine terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.).
Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal On Agricultural Sciences)
edisi desember 2010. Vol.29.
Wanapat, M. 2001,.Isolasi dan Karakterisasi Bakteri dan Jamur Ligno Selulolitik
Saluran Pencernaan Kerbau, Kuda dan Feses Gajah. Tesis. Program Studi
Bioteknologi. Fakultas Antar Bidang. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Suci E.S. 2009. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar di Jakarta. Jurnal
Psikobuana- Jurnal ilmiah Psikologi, 1(1), 29-38.

Departemen Kesehatan (Depkes). 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:


Departemen Kesehatan RI.

48
49

Anda mungkin juga menyukai