Anda di halaman 1dari 28

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Metode Penelitian dan Biostatistik

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Ade Halimah Fitriani P2.06.24.3.17.001


2. Artini Widaningsih P2.06.24.3.17.006
3. Dhania Aprilianti P2.06.24.3.17.011
4. Femy Rahmandari P2.06.24.3.17.016
5. Nuraeni P2.06.24.3.17.021
6. Resty Nur Febrianty P2.06.24.3.17.026
7. Sinta Aulia Rodiah P2.06.24.3.17.031
8. Tresna Rahayu P2.06.24.3.17.036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berisi
tentang “Langkah-langkah Penelitian”.
Kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Dosen pembimbing
dalam mata kuliah “Metode Penelitian dan Biostatistik” yang telah membimbing
kami dalam proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini. Kami mengakui
bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan makalah yang telah kami kerjakan.
Kritik dan saran selalu kami harapkan untuk menunjang kebaikan untuk
kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca. Akhir kata
kami selaku penyusun meminta maaf apabila ada kesalahan kata yang tertulis
dalam makalah ini.

Tasikmalaya, 18 Februari 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................3

2.1 Langkah-Langkah Penelitian.....................................................................3

2.2 Cara Penyusunan Proposal yang Baik.......................................................5

2.3 Format Usulan (Proposal) Penelitian........................................................6

BAB III PENUTUP...............................................................................................21

3.1 Kesimpulan..............................................................................................21

3.2 Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iv

2
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.2 Sistematika Proposal Penelitian...........................................................6

3
DAFTAR GAMBAR

Halaman

4
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian 13BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran
ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya
menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah yang pertama kali dikenalkan
oleh John Dewey adalah perpaduan proses berpikir deduktif-induktif guna
pemecahan suatu masalah. John Dewey di dalam bukunya How We Think
(1910) mengatakan bahwa langkah-langkah pemecahan masalah adalah
sebagai berikut:
a. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau
kesulitan ini mendorong perlunya pemecahan.
b. Merumuskan dan atau membatasi masalah/ kesulitan tersebut.
Dalam hal ini diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta yang
berhubungan dengan masalah itu.
c. Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut
dalam bentuk hipotesis-hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah
merupakan pernyataan yang didasarkan pada suatu pemikiran atau
generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah tersebut.
d. Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang
dirumuskan secara deduktif.
e. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan
fakta-fakta yang dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil
pembuktian hipotesis ini bisa menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis
diterima, dan dapat pula memperlemah hipotesis, dalam arti hipotesis
ditolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan
masalah yang telah dirumuskan tersebut.
Almack (1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu
cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan
penjelasan kebenaran. Dengan demikian maka penelitian pada dasarnya

1
adalah proses penerapan metode ilmiah tersebut yang hasilnya adalah ilmu
(kebenaran). Bahasan metode ilmiah sekurang-kurangnya mencakup dua hal
yakni menyangkut masalah kriteria dan langkah-langkah (Notoatmodjo,
2010: 19-20).
Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yang dibuat dalam
rangka mengadakan penelitian. Tujuan proposal adalah memberikan
gambaran secara singkat terhadap rencana kegiatan penelitian yang akan
dilakukan. Melalui proposal, peneliti akan memahami segala kebutuhan yang
akan direncanakan (Lusiana dkk, 2015: 5).

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan tentang langkah-langkah penelitian?
2. Jelaskan tentang cara penyusunan proposal penelitian yang baik?
3. Berikan berbagai contoh model penyusunan proposal penelitian?

1.3 Tujuan

A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang konsep langkah-langkah penelitian.

B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang cara penyusunan proposal penelitian
yang baik.
2. Untuk mengetahui tentang berbagai contoh model penyusunan
proposal penelitian.

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Langkah-Langkah Penelitian

A. Memilih dan/ atau Mengidentifikasi Masalah


Memilih masalah penelitian memang tidak mudah, oleh sebab itu
diperlukan pemikiran-pemikiran yang cermat. Untuk mempermudah
pemilihan masalah, kita harus banyak membaca buku, baik yang
mencakup teori maupun hasil-hasil penelitian lain. Pengalaman-
pengalaman lapangan pun sangat membantu dalam pemilihan masalah
penelitian.

B. Merumuskan Masalah
Setelah ditemukan adanya suatu masalah, langkah berikutnya
adalah merumuskan masalah.

C. Menerapkan Tujuan Penelitian


Setelah masalah dipilih (ditetapkan), selanjutnya tujuan penelitian
dirumuskan. Tujuan penelitian pada hakikatnya adalah suatu pernyataan
tentang informasi (data) apa yang akan digali melalui penelitian tersebut.

D. Mencari Aspek Manfaat


E. Studi Literatur
Untuk memperoleh dukungan teoritis terhadap masalah penelitian
yang dipilih, maka peneliti perlu banyak membaca buku literatur, baik
berupa buku teks (teori) maupun hasil penelitian orang lain, majalah,
jurnal, dan sebagainya. Dari studi literatur atau sering juga orang
menyebut tinjauan teoritis, akan mempermudah dalam merumuskan
kerangka konsep penelitian.

3
4
F. Merumuskan Kerangka Konsep Penelitian
Agar memperoleh gambaran secara jelas ke arah mana penelitian
itu berjalan, atau data apa yang dikumpulkan, perlu dirumuskan kerangka
konsep penelitian. Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah
suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta variabel-variabel yang
akan diukur (diteliti).

G. Merumuskan Hipotesis
Agar analisis penelitian itu terarah, maka perlu dirumuskan
hipotesis terlebih dahulu. Hipotesis pada hakikatnya adalah dugaan
sementara terhadap terjadinya hubungan variabel yang akan diteliti.

H. Merumuskan Metode Penelitian


Dalam merumuskan metode penelitian ini mencakup jenis dan
metode penelitian yang akan digunakan, populasi, dan sampel penelitian,
cara (metode) dan alat ukur (pengumpul data), serta rencana pengolahan
dan analisis data.

I. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan berdasarkan cara dan alat
pengumpul data.

J. Mengolah dan Menganalisis Data


Setelah data terkumpul maka tahap selanjutnya adalah mengolah
dan menganalisis data. Pengolahan dan analisis data dapat dilaksanakan
secara manual atau dengan bantuan komputer.

K. Membuat Laporan
Laporan penelitian pada dasarnya adalah penyajian data. Artinya
dalam laporan hasil penelitian akan disajikan data hasil penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2010: 21-23 dan Lusiana dkk, 2015: 4).

5
2.2 Cara Penyusunan Proposal yang Baik

Dalam menyusun proposal penelitian, ada tiga kemampuan yang harus


dimiliki oleh peneliti, diantaranya kemampuan bahasa, metodologi dan materi
ilmu. Untuk menghasilkan proposal yang baik maka ada beberapa persyaratan
diantaranya:
a. Sistematika, yaitu menurut pola tertentu dari sederhana hingga
kompleks. Proposal yang diajukan hendaknya dapat memberikan
gambaran sistematis tentang rencana penelitian yang diajukan, seperti
penyampaian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat,
rencana metodologi, alat ukur yang akan digunakan sehingga
memudahkan pembaca.
b. Terencana, yaitu harus sudah dipikirkan langkah-langkah
pelaksanaan. Hendaknya memiliki rencana jadwal yang akan dilakukan
dalam penelitian secara terencana, seperti jadwal pengumpulan data,
analisis data, hingga penyajian untuk laporan.
c. Mengikuti konsep ilmiah, seperti tatacara penulisan disesuaikan
dengan aturan yang ada, bahasa, dan cara analisanya (Lusiana dkk, 2015:
5-6).

6
Tabel 2.2 Sistematika proposal penelitian
JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ..... (Disesuaikan dengan variabel penelitian)

2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN


Sumber: Lusiana dkk, 2015: 7
3.1 Jenis Penelitian

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


2.3 Format Usulan (Proposal) Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
A. Judul Penelitian
3.4 Definisi Operasional
Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian.
3.5 Pengumpulan
Oleh larena Data itu dirumuskan dari masalah penelitian, atau
tujuan penelitian
dengan kata lain, tujuan penelitian itu merupakan jawaban sementara dari
pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka judul penelitian juga
mencerminkan masalah penelitian.
Apabila suatu penelitian berjudul Ketidaksinambungan Imunisasi
Polio pada Anak-anak Balita di Wilayah Kabupaten Bogor, maka hal ini
mencerminkan bahwa masalah yang dihadapi oleh Kabupaten Bogor pada
saat itu adalah bahwa angka drop out atau ketidaksinambungan imunisasi
sangat tinggi. Judul penelitian tersebut juga mencerminkan bahwa tujuan
penelitian akan mencoba mengungkapkan masalah-masalah (faktor-faktor)
yang menyebabkan ketidaksinambungan imunisasi polio tersebut di

7
Kabupaten Bogor. Dengan kata lain, penelitian ini secara implisit akan
mencari faktor-faktor yang berpengaruh atau berhubungan dengan drop
out atau ketidaksinambungan imunisasi polio pada anak balita.
Meskipun tidak ada ketentuan dalam merumuskan judul
penelitian, namun seyogiyanya judul penelitian tidak terlalu panjang,
yakni antara 9-12 suku kata. Meskipun tidak terlalu panjang, judul
penelitian hendaknya mencakup variabel atau variabel-variabel yang
diteliti serta tempat atau lokasi penelitian itu dilakukan. Lokasi atau tempat
penelitian mencerminkan atau menentukan populasi penelitian.
Contoh:
1) Pengaruh Pendidikan Keluarga terhadap Penggunaan Napza oleh
Remaja di DKI Jakarta.
2) Perilaku Seks Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokalisasi Boker
JakartaTimur.
3) Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Tingkat Status
Kesehatan Bayi di Kampung Sawah.

B. Latar Belakang Masalah


Dalam latar belakang masalah penelitian, akan diuraikan fakta-
fakta, pengalaman-pengalaman si peneliti, hasil-hasil penelitian dari orang
lain, atau teori-teori yang melatarbelakangi masalah yang ingin diteliti.
Dengan uraian tentang fakta, pengalaman dan teori-teori tersebut maka
orang lain (pihak pemberi dana) atau pembimbing, diyakinkan bahwa
masalah yang akan diajukan tersebut cukup penting, dan cukup
“justified”. Dalam latar belakang harus dengan jelas diuraikan: Mengapa
masalah tersebut dipilih? Apa justifikasinya, mengapa penelitian itu
diadakan di wilayah tertentu?
Apabila judul penelitian seperti contoh tersebut tadi
(Ketidaksinambungan Imunisasi Polio pada Anak Balita di Wilayah
Kabupaten Bogor), maka dalam latar belakang harus diuraikan:
1) Peranan atau pentingnya imunisasi polio bagi anak balita,
2) Masalah polio di Indonesia dan program imunisasi polio di
Indonesia,
3) Masalah dop out atau ketidaksinambungan imunisasi polio secara
umum di Indonesia,

8
4) Masalah drop out imunisasi polio di Kabupaten Bogor,
5) Faktor risiko yang menyebabkan ketidaksinambungan imunisasi,
Agar masalah yang akan diteliti tersebut cukup “justified” uraian latar
belakang tersebut harus didukung atau disertai dengan data atau fakta-
fakta empiris.

C. Perumusan Masalah
Sebelum diuraikan bagaimana merumuskan masalah penelitian,
terlebih dahulu akan dibahas apa yang dimaksud dengan masalah. Masalah
adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa
yang diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya.
Kembali kepada contoh judul penelitian tersebut tadi, itu bersumber
kepada masalah penelitian yang ada, yakni kesenjangan antara harapan
(imunisasi polio pada anak akan selalu berkesinambungan memperoleh
imunisasi polio I, polio II, dan polio III), tetapi kenyataannya atau yang
terjadi tidak demikian (sebagian besar dari anak balita hanya memperoleh
imunisasi polio I saja).
Contoh lain: Penyuluhan dan kampanye tentang Posyandu
Indonesia telah meluas. Berbagai media dan cara telah dilakukan baik oleh
instansi kesehatan maupun di luar kesehatan, baik oleh petugas maupun
oleh masyarakat sendiri. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan
Posyandu menjadi milik masyarakat dan dimanfaatkan, dikembangkan,
dan dipelihara oleh masyarakat. Tetapi dari hasil penelitian Jurusan
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI pada tahun 1990, baru
skitar 40% masyarakat mengembangkan, memelihara, dan memanfaatkan
Posyandu. Di sinilah adanya kesenjangan atau gap, dan ilmiah masalah
penelitian.
Mengenai bagaimana memilih masalah penelitian yang baik, pada
uraian-uraian sebelumnya telah dijelaskan. Memilih masalah penelitian
baik yang akan digunakan untuk kepentingan program maupun untuk
kepentingan penulisan ilmiah dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain:
1) Relatif masalah baru.
2) Aktual, artinya memang masalah yang akan diteliti ini menjadi
masalah saat ini.

9
3) Memadai, artinya sesuai dengan kemampuan dan yang diharapkan
dari peneliti.
4) Sesuai dengan kebijakan pemerintah, artinya merupakan kebutuhan
dari program pelayanan.
Merumuskan masalah penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk
pernyataan (problem statement), dan juga dalam bentuk pertanyaan
(research question).
Contoh: Posyandu di Wilayah Kabupaten Bogor sudah merata,
hampir tiap RW telah mempunyai Posyandu. Penyuluhan-penyuluhan
tentang imunisasi telah berjalan dengan baik di Posyandu-Posyandu.
Namun angka drop out imunisasi polio masih tinggi, sekitar 75%. Hal ini
berarti kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten
Bogor tersebut rendah. Dari pernyataan penelitian ini kemudian dapat
dilanjutkan dengan pernyataan penelitian:
1) Mengapa kesinambungan imunisasi polio bagi anak balita di
Kabupaten Bogor rendah (mengapa angka drop out imunisasi polio
tinggi)?
2) Faktor-faktor apa yang menyebabkan atau mempengaruhi
ketidaksinambungan imunisasi polio bagi anak balita di Kabupaten
Bogor.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana, atau data
(informasi) apa yang akan dicari melalu pencarian itu. Tujuan penelitian
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret, dapat diamati
(observable) dan dapat diukur (mearsurable). Misal:
1) Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu
hamil di Kecamatan “X” selama kehamilan.
2) Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi
pemeriksaan kehamilan dengan BBL (Berat Badan Bayi Lahir).
Biasanya tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan
umum, dan tujuan khusus. Tujuan khusus pada hakikatnya adalah
penjabaran dari tujuan umum. Contoh:
1) Tujuan Umum

10
Diketahuinya hubungan antara, kualitas fisik sarana air bersih yang
digunakan dengan terjadinya diare di Wilayah Kota Jakarta Pusat.
2) Tujuan Khusus
a. Diketahuinya jenis sarana air bersih yang digunakan oleh
masyarakat Jakarta Pusat.
b. Diketahuinya kondisi/ kualitas fisik sarana air bersih
tersebut.
c. Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air
bersih dengan kualitas air.
d. Diketahuinya hubungan antara kualitas fisik sarana air
bersih dengan kejadian diare.
Apabila tujuan umum suatu penelitian tidak dapat atau tidak perlu
dispesifikasikan lagi, maka tidak perlu adanya tujuan umum dan khusus,
cukup dibuat “tujuan penelitian” saja.

11
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik
bagi kepentingan pengembangan program, maupun kepentingan ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itu, dalam manfaat penelitian ini harus diuraikan
secara terinci manfaat atau apagunanya hasil penelitian nanti. Dengan kata
lain, data (informasi) yang akan diperoleh dari penelitian tersebut akan
dimanfaatkan untuk apa, dalam rangka pengembangan program kesehatan.
Dari segi ilmu data atau informasi yang dieroleh dari penelitian tersebut
mempunyai kontribusi apa bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Secara spesifik, manfaat penelitian dibidang apapun seyogyanya
mencakup 2 aspek, yakni :
1) Manfaat praktis atau aplikatif
Adalah manfaat penelitian dari aspek praktis atau aplikatif, yakni
manfaat penelitian bagi program. Dibidang kesehatan dengan
sendirinya manfaat penelitiannya adalah bagi pengembangan kesehatan
atau bagi pengembangan program kesehatan.
Contoh :
Penelitian tentang diare di DKI Jakarta : Hasil penelitan ini dapat
digunakan untuk masukan dalam rangka meningkatkan upaya
pencegahan diare khususnya diwilayah kota Jakarta pusat.
2) Manfaat teoritis atau akademis
Adalah manfaat penelitian pada aspek teoritis, yakni manfaat penelitian
bagi pengembangan ilmu. Dibidang kesehatan ataupun kedokteran
dengan sendirinya manfaat penellitian tersebut harus dapat menambah
khasanah ilmu kesehatan, khususnya terait dengan kekhususan bidang
kesehatan yang diteliti.

F. Tinjauan Kepustakaan (Literature Review)


Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam usulan
penelitian, diperlukan tinjauan kepustakaan yang kuat. Tinjauan
kepustakaan ini sangat penting dalam mendasari penelitian yang akan
dilakukan. Tinjauan kepustakaan ini biasanya mencakup 2 hal :

12
1) Tinjauan Teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diteliti. Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan
yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi
variabel-variabel yang akan diteliti (diamati). Lebih dari itu dengan
tinjauan teori ini dimaksudkan agar peneliti dapat meletakan atau
mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu
pengetahuan yang sedang digelut. Oleh sebab itu, sering didalam
tinjauan kepustakaan ini diuraikan “Kerangka Teori” sebagai dasar
untuk mengembangkan “ Konsep Penelitian “.
2) Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti. Hal ini penting, disamping akan memperluas
pandangan dan pengetahuan peneliti, juga peneliti dapat menghindari
“pengulangan” dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh
orang lain (menjaga originalitas penelitian). Dalam tinjauan
kepustakaan ini, peneliti (calon peneliti) mencoba meninjau atau
“Review” terhadap teori-teori dan hasil penelitian orang lain, apa
adanya saja. Hal ini berarti bahwa pemikiran dan pendapat-pendapat
pembuat proposal penelitian tidak seyogyanya dimasukan kedalam
“Tinjauan Kepustakaan” tersebut.

G. Kerangka Konsep, Hipotesis, dan Definisi Operasional


1) Kerangka Konsep
Dari hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tersebut,
serta masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka
dikembangkan suatu “Kerangka Konsep Penelitian”. Yang
dimaksudkan kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan
visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep
yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain
dari masalah yang ingin diteliti.
Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan
menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu, konsep tidak
dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat

13
diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan kedalam variabel-
variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur.

Contoh:Ekonomi keluarga adalah suatu konsep, untuk mengukur


konsep ekonomi, dapat melalui variabel pendapatan atau pengeluaran
keluarga. Tingkat sosial adalah merupakan konsep, maka untuk
mengukur tingkat sosial seseorang dapat melalui variabel-variabel, dan
pekerjaan misalnya :

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


“Kerangka Konsep” penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

14
antara konsep-konsep variabel-variabel yang akan diamati (diukur)
melalui penelitian yang dimaksud.
Konsep-konsep (variabel-variabel) yang akan diamati
berdasarkan contoh tersebut adalah : Pendidikan, perilaku, status sosial
ekonomi konsumen, dan kualitas sarana air bersih, kualitas air bersih
sebagai independen variabel (variabel bebas) dan kejadian diare sebagai
dependen variabel (variabel terikat). Sekaligus penelitian ini akan
membuktikan pengaruh dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel
tingkat (kejadian diare). Namun demikian kualitas air bersih sebagai
variabel dependen untuk variabel bebas : pendidikan, kualitas sarana air
bersih, status ekonomi, dan sebagainya.
2) Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian. Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan
antara dua variabel, variabel bebas dan variabel terkait. Hipotesis
berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian, artinya hipotesis ini
merupakan pernyataan yang harus dibuktikan. Kalau hipotesis itu sudah
akan tercermin variabel-variabel yang akan diamati atau diukur, dan
bentuk hubungan antara variabel-variabel yang akan dihipotesiskan.
Oleh sebab itu, hipotesis seyogiyanya: spesifik, konkret, dan
observable (dapat diamati/ diukur).
Kadang-kadang hipotesis tersebut dapat dijabarkan ke dalam
hipotesis-hipotesis yang lebih spesifik lagi (subhipotesis). Beberapa
orang sering membedakan adanya hipotesis mayor dan hipotesis minor.
Hipotesis mayor masih lebih bersifat umum, sedangkan hipotesis minor
merupakan penjabaran hipotesis mayor, oleh sebab itu lebih bersifat
khusus (spesifik).
Contoh: Hipotesis (hipotesis mayor):
a. Penggunaan air bersih masyarakat ditentukan oleh kualitas
sarana air bersih yang tersedia, perilaku, pendidikan, dan sosial
ekonomi keluarga.
b. Ada hubungan antara perilaku ibu tentang gizi dengan
status gizi anak balita.
Contoh: Subhipotesis (Hipotesis minor)

15
a. - Makin tinggi pendidikan makin baik kualitas air bersih
yang
digunakan.
- Makin baik kualitas sarana air bersih, makin baik kualitas
air bersih.
- Makin baik perilaku, makin baik kualitas air bersih yang
digunakan.
- Makin tinggi tingkat ekonomi, makin baik kualitas air
bersih yang digunakan.
b. - Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan
status
gizi anak balita.
- Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan
status gizi anak balita.
- Ada hubungan antara praktik pemberian makanan anak
balita oleh ibu dengan status gizi anak balita.
Apabila suatu hipotesis sudah spesifik, dan sudah tidak perlu
dijabarkan lagi, maka hipotesis minor (subhipotesis) tidak perlu disusun
lagi.
3) Definisi Operasional Variabel
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-
variabel diamati/ diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberi
batasan atau “definisi operasional”. Definisi operasional ini juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan
terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serat pengembangan
instrumen (alat ukur).
Contoh:
a. Sarana air bersih
Bangunan atau alat yang digunakan untuk mendapat air bersih,
berupa sumur pompa tangan, sumur gali, PAM, dan sebagainya.
b. Diare
Gangguan/ penyakit perut yang ditandai dengan mencret/ berak-
berak encer lebih dari 3 kali sehari.

16
c. Anemia Ibu Hamil
Keadaan kadar hemoglobin di dalam darah ibu hamil yang lebih
rendah daripada nilai normal, yaitu 11 gram %.
Pada waktu menyusun DO (Definisi Operasional Variabel)
biasanya sekaligus mencakup:
a. Cara pengukuran
b. Hasil ukur (pengkategorian hasil pengukuran)
c. Skala pengukuran
Uraian tentang definisi operasional ini dapat dilihat di bagian lain
dari buku ini.

H. Metode Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan tentang metode atau cara yang akan
digunakan dalam penelitian. Oleh sebab itu, dalam uraian tersebut
tercerminlangkah-langkah teknis dan operasional penelitian yang akan
dilaksanakan. Beberapa peneliti menggunakan istilah “desain penelitian”
(research design), karena dari situ akan tampak rancangan penelitian yang
akan dilaksanakan. Beberapa peneliti lain menggunakan istilah “bahan dan
cara” (material and method). Menurut penulis istilah ini hanya cocok
untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dan menggunakan bahan atau
materi, seperti mikroskop, object glass, bahan-bahan kimia, dan
sebagainya pada penelitian di laboratorium.
Dalam uraian metode penelitian atau “bahan dan cara” ini
mencakup berikut ini.
1) Jenis Penelitian
Menjelaskan penelitian yang diusulkan tersebut termasuk ke
dalam jenis atau metode yang mana tentang penelitian yang diusulkan
tersebut. Misal: Penelitian itu menggunakan metode survei, dengan
pendekatan Cross Sectional di mana data yang menyangkut variabel
bebas atau risiko dan variabel terkait atau variabel akibat, akan
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
2) Lokasi Penelitian
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan. Lokasi
penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut,

17
misalnya apakah di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, atau tingkat
institusi tertentu: Sekolah, Rumah Sakit, atau Puskesmas.
3) Populasi dan Sampel
Dalam bagian ini diuraikan populasi penelitian dan sampel.
Dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan
mana yang menjadi sasaran penelitian tersebut.
a. Misal: Populasi penelitian adalah ibu-ibu yang berdomisili
di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
b. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berumur
antara 12 tahun- 1 tahun, yang bertempat tinggal di DKI Jakarta, dan
sebagainya.
Sedangkan sampel, harus disebutkan teknis pengambilan
sampel, apakah random, dan random yang mana. Di samping teknis
pengambilan sampel, maka perlu dijelaskan juga besarnya sampel,
beserta rumusannya (bila ada).
4) Cara Pengumpulan Data
Dijelaskan cara atau metode yang digunakan untuk
pengumpulan data. Dalam suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya
menggunakan satu cara pengumpulan data. Misalnya: Di samping
metode wawancara (interview), kadang-kadang perlu dilengkapi dengan
observasi (pengamatan), atau sebaliknya. Metode angket juga kadang-
kadang perlu dilengkapi dengan wawancara dan sebagainya.
Pengumpulan data kadang-kadang, tidak dilakukan oleh peneliti
tetapi menggunakan orang lain yang disebut surveyor atau interviewer.
Untuk mencegah adanya data yang “bias”, maka para petugas
pengumpulan data tersebut diberikan pelatihan terlebih dahulu oleh
peneliti sendiri. Dalam penelitian ini di samping diberikan teknik-teknik
pengumpulan data (wawancara, obserview, dan sebagainya), juga
diberikan penjelasan tentang cara-cara pengisian instrumen (kuesioner),
editing, coding, dan sebagainya.
5) Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa: kuesioner
(daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang

18
berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Apabila data yang
akan dikumpulkan itu adalah data yang menyangkut pemeriksaan fisik
maka instrumen penelitian ini dapat berupa: stetoskop, tensimeter,
timbangan, meteran atay alat ukur antropometrik lainnya untuk
mengukur status gizi, dan sebagainya.
Agar instrumen “valid”dan “reliable” maka sebelum digunakan
perlu diuji coba (pretest) terlebih dahulu. Yang dimaksud “valid” di sini
adalah bahwa instrumen sebagai alat ukur itu benar-benar mengukur
apa yang diukur. Sedangkan “reliable” artinya instrumen sebagai alat
ukur dapat memperoleh “hasil ukur” yang ajeg (consistant) atau tetap
asas. Uji instrumen kuesioner ini dapat menggunakan rumus korelasi
“product moment” seperti dijelaskan pada bagian lain.
6) Rencana Pengelolaan dan Analisis Data
Dalam bagian ini harus diuraikan rencana yang akan dilakukan
untuk mengolah dan menganalisis data. Dijelaskan proses pengolahan
datanya dari editing, coding, dan sebagainya sampai dengan “data entri”
(apabila pengolahan dilakukan dengan komputer). Di sini juga
dijelaskan bagaimana data itu akan diolah, dengan manual atau dengan
menggunakan bantuan komputer. Selanjutnya diuraikan rencana yang
akan dilakukan untuk menganalisis data, serta uji statistik yang akan
digunakan termasuk program komputer untuk uji statistik tersebut.

I. Jadwal Kegiatan
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut. Biasanya jadwal kegiatan ini disusun dalam suatu “gant’s chart”.

J. Organisasi
Dalam bagian ini diuraikan susunan atau organisasi penelitian
tersebut. Lazimnya organisasi penelitian itu terdiri dari: Peneliti utama
(principal investigator), peneliti (anggota peneliti). Surveyor (petugas
pengumpulan data), dan sekretariat. Kadang-kadang ditambah dengan
penasihan atau konsultan.

19
K. Rencana Biaya (Anggaran)
Diuraikan besarnya biaya per kegiatan, serta jumlah keseluruhan
biaya penelitian tersebut. Kegiatan yang dapat dibiayai oleh suatu kegiatan
penelitian dimulai dari rapat-rapat penyusunan proposal, instrumen, dan
sebagainya, sampai dengan penulisan hasil penelitian, bahkan sampai
dengan biaya seminar hasil penelitian.

L. Daftar Kepustakaan
Daftar Kepustakaan adalah semua literatur atau bacaan yang
digunakan untuk mendukung dalam penyusunan proposal tersebut.
Literatur ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah atau jurnal
ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, thesis atau disertasi. Sistem penulisan
daftar kepustakaan biasanya mengacu kepada salah satu dari dua sistem
dunia akademik, yakni :
1) Sistem Harvard
Sistem ini penulisan daftar kepustakaan menggunakan urutan alphabetic
dari huruf pertama nama (family name) penulis buku atau artikel.
Contoh :
Anderson, E.T., and MC Farlane, 2000

Community a partner, Theory and Practice in Nursing (3 th ed.)


Philadelvi : Lippincott.

Baum, F, 1998

The new public health, an Australian perspectif, Oxford Univercity


Press.
2) Sistem Vancouver
Sistem penulisan daftar kepustakaan ini menggunakan penomoran saja,
tanpa pengurutan alfabetis.
Contoh :
1. Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2003
2. Singarimbun Masri, Metodologi Penelitian Survey, LP3ES,
Universitas Gajahmada, Yogyakarta 1997

20
Telah diuraikan teknik penulisan proposal atau usulan penelitian,
khususnya untuk kepentingan penelitian yang hasilnya akan digunakan untuk
pembuatan skripsi (S1), Thesis (S2), atau Disertasi (S3). Pedoman ini juga
dapat digunkan untuk penyusunan proposal berkaitan dengan proyek atau
kepentingan program, dengan catatan uraian tentang “Tinjauan Kepustakaan,
kerangka Konsep dan Hipotesis”, biasanya tidak lazim dimasukan dalam
proposal proyek penelitian.
Tentang jadwal kegiatan, organisasi penelitian, dan rencana anggaran
dalam proposal penelitian untuk keperluan karya ilmiah tidak harus
dicantumkan atau dibuat. Namun beberapa perguruan tinggi hal-hal tersebut
juga harus dicantumkan (Notoatmodjo, 2010: 77-90).

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penelitian adalah suatu proses atau rangkaian langkah-langkah yang
dilakukan secara sistematis dan terencana guna mendapatkan pemecahan
masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan ini harus serasi dan saling mendukung satu
sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup
memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak meragukan.
Adapun langkah-langkah penelitian yaitu ; Memilih dan atau
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menerapkan tujuan
penelitian, mencari aspek manfaat, studi literatur, merumuskan kerangka
konsep penelitian, merumuskan hipotesis, merumuskan metode penelitian,
pengumpulan data, mengolah dan menganalisis data, membuat laporan.

3.2 Saran
Dalam menyusun proposal penelitian, ada tiga kemampuan yang harus
dimiliki oleh peneliti, diantaranya kemampuan bahasa, metodologi dan materi
ilmu. Untuk menghasilkan proposal yang baik maka kita harus sesuai dengan
sistematika, yaitu menurut pola tertentu dari sederhana hingga kompleks,
terencana, dan mengikuti konsep ilmiah seperti tatacara penulisan disesuaikan
dengan aturan yang ada, bahasa, dan cara analisanya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Lusiana, Novita, Andriyani Rika, dan Megasari Miratu. 2015. Buku Ajar
Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai