PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gizi memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan
gizi sering di alami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan karena
penyakit yang di deritanya. Selain masalah kekurangan gizi,masalah
obesitas(kegemukan)juga sering dialami oleh usia lanjut. Obesitas pada usia lanjut
berdampak pada peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler,diabetes mellitus dan
hipertensi. Asupan gizi sangat diperlukan bagi usia lanjut untuk mempertahankan
kualitas hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit,asupan gizi diperlukan untuk
proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi.0 (Mery E.
Beck,2011:155)
Dalam kehidupan ini manusia tidak dapat terhindar dari proses penuaan yang
berlaku dalam kehidupan dirinya. Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel
otak,yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendekj,melambatnya proses
informasi kesulitan mengenal benda-benda gangguan dalam penyusunan rencana yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut
amnesia atau pikun. Gejala pertama pelupa,perubahan kepribadian,penurunan
kemampuan untuk sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang dapat juga disertai
delusit palanoid atau perilaku antisosial lainnya.( Mery E. Beck,2011:156)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Pengertian lansia
Pengertian lanjut usia adalah seseoramg yang telah memasuki usia 60 ke atas.
Proses penuaan adalah siklus kehidupanyang di tandai dengan tahapan-tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh yang di tandai dengan semakin rentanya tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya
penyakit kardiovaskuler, hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga
terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta system organ.
Perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan
psikis yang pada akirnya berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara
umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah 2010).
2.1.1 Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda menurut
WHO lansia meliputi :
a. Usia pertengahan, antara usia 45 sampai 59 tahun
b. Lanjut usia, antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua, antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua, antara 90 tahun ke atas
Menurut departemen kesehatan RI (2006) mengelompokan lansia
menjadi :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini ( senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa
usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degenerative
(usia >65 tahun)
2
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari
sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia.
Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk
itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.(Hurlock,1980:380)
3
c. Protein
protein sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pertumbuhan dan
perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga kekebalan tubuh.
Contohnya; daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati bias dari jenis kacang-
kacangan vitamin dan mineral. Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada
usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg bb atau 15-25% dari kebutuhan energy. Di
anjurkan memenuhi kebutuhan protein terutama dari protein nabati dan dari
protein hewani dengan perbandingan 2 :1 jumlah protein yang diperlukan untuk
laki-laki usia lanjut adalah 55 gram per hari dan wanita 48 gram per hari yang
terdiri 15% protein ikan, 10% protein hewani lain dan 75% protein nabati.
d. Lemak
Lemak seperti halnya hidratarang,tersusun dari atom-atom
karbon,hirogen dan oksigen tetapi pola penataan dan proporsinya berbeda.lemak
di bentuk melalui penggabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Misalnya
lemak dalam mentega,minyak sayur dll. Pada usia lanjut dianjurkan konsumsi
lemak jangan lebih dari 15% kebutuhan energy dan menggunakan minyak nabati
karna mengandung asam lemak tak jenuh kecuali santan.
f. Vitamin
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolism bagi tubuh, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sedangkan mineral sendri merupakan unsur
pelengkap yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
didalam tubuh.contoh; sayur-sayuran, dan buah-buahan dll.Bagi lansia
komposisi energy sebanyak 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan
sisanya dari karbohidrat.Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak
1960kalori, sedangkan untuk lansia wanita 1700kalori. Bila jumlah kalori yang
dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak,
sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya terlalu sedikit, maka cadangan energi
4
tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. (mary E.
Beck.2011:1-5)
5
oleh inflamasi usus besar dan penyakit usus halus penyebab maldigesti dan
malabsorbsi.
3. Kontipasi
Kontipasi berkaitan dengan asupan yang rendah.Dapat penyebab
konstipasi berulang.
4. Nyeri perut
Penyebab paling sering dari nyeri perut akut seperti obstruksi usus
(disebabkan kanker, volvulus, atau appendicitis).
d. Cara menanggulanginya:
1. Makan-makanan camilan atau makanan kecil yang tepat pada saat
sebelum tidur diantara jam-jam makan.
2. Hindari makanan yang dapat mengganggu percernaan seperti
cabai,merica,dan minuman yang mengandung alcohol.
a. Makan Pagi
1 ½ gls nasi/ pengganti
1 butir telur (Telur Mata Sapi)
6
100 gr sayuran (Cah Kangkung)
1 gls susu skim
b. Makan Siang
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Pepes Ikan)
25 gr tempe/kacang-kacangan (Tempe bb Tomat)
150 gr sayuran (Sayur Asem)
1 ptg buah (Semangka)
7
c. Makan Malam
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Basho Daging)
50 gr tahu (Hot Tahu)
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 buah (Pisang)
8
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Lanjut usia adalah seseoramg yang telah memasuki usia 60 ke atas. Lansia
merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya.Didalam makanan alami yang kita makan mengandung dua
kelompok,yaitu zat gizi dan zat non gizi. Zat gizi terdiri dari
karbohidrat,lemak,protein,air,mineral,vitamin dan serat makanan.sedangkan pada zat
non gizi terdiri atas enzim : sintesase,hydrolase;bahan menyerupai vitamin
:kartinin,glutation;dan pigmen:klorofil,flavonoid,.zat gizi esensial harus dimakan karena
tidak dapat disintesis oleh tubuh dan bila kekurangan dapat menimbulkan gejala
defisiensi
Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan zat gizi Menurut
(Darmojo,2010) adapun perubahan fisiologis sebagai berikut;komposisi tubuh,gigi dan
mulut,indera pengecap dan pencium,gastrointesternal dan hematologi.
Resiko penyakit penyerta pada lansia (penyakit degenerative) adalah sebagai
berikut;penyakit kulit,penyakit oada rongga mulut,penyakit saluran cerna,penyakit
system kardiovaskuler,penyakit salauran nafas dll.
3.2 Saran
a. Bagi penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan di bidang
kesehatan mengenai kebutuhan nutrusi pada lanjut usia
b. Bagi pembaca
Memberikan wawasan tentang kebutuhan nutrisi pada lanjut usia serta
menambah wawasan pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.
c. Institusi pendidikan
Dapat menjadi pertimbangan untuk di terapkan di dunia pendidikan pada
lembaga-lembaga di bidang kesehatan sebagai solusi terhadap permasalahan
pendidikan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
9
Oenzil,fadil.2012.Gizi meningkatkan kualitas manula.Jakarta:EGC
Beck,mary.2011.Ilmu gizi dan diet.Yogyakarta:Penerbit ANDI
Pranaka, Kris. 2010. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Lanjut). Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Marmi.2013.Gizi dalam kesehatan reproduksi.Yogyakarta:Pustaka pelajar
Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga
DAFTAR ISI
10
Kata Pengantar ..................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
11