Anda di halaman 1dari 81

PEMBUATAN ALAT UKUR TEKANAN UDARA (ATMOSFER)

BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 DI STASIUN


METEOROLOGI POLONIA MEDAN

SKRIPSI

FITRIANA LUBIS
110821011

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013

Universitas Sumatera Utara


PEMBUATAN ALAT UKUR TEKANAN UDARA (ATMOSFER)
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 DI STASIUN
METEOROLOGI POLONIA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Sains

FITRIANA LUBIS

110821011

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

Universitas Sumatera Utara


PERSETUJUAN

Judul : PEMBUATAN ALAT UKUR TEKANAN UDARA


(ATMOSFER) BERBASIS MIKROKONTROLLER
ATMEGA 8535 DI STASIUN METEOROLOGI
POLONIA MEDAN
Kategori : SKRIPSI
Nama : FITRIANA LUBIS
Nomor Induk Mahasiswa : 110821011
Program Studi : SARJANA (S1) FISIKA
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Diluluskan di
Medan, Agustus 2013

Diketahui :
Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing

Dr. Marhaposan Situmorang Drs. Takdir Tamba, M.Eng,Sc


Nip. 1955103019800310003 Nip. 196006031986011002

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

PEMBUATAN ALAT UKUR TEKANAN UDARA (ATMOSFER) BERBASIS


MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 DI STASIUN METEOROLOGI POLONIA
MEDAN

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus2013

FitrianaLubis
110821011

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang penulis harapkan syafaatnya di hari
kelak, Amin.

Terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada ayah tercinta
Drs.H. Suaidi Lubis dan mama tersayang Dra. Roslina Simorangkir, yang telah setia,
sabar dan tulus mendidik penulis. Terima kasih atas do’a, pengetian dan kasih sayang
yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin
terbalas.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan,


dukungan dan nasehat-nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Marhaposan Situmorang, selaku Ketua jurusan.


2. Bapak Drs. Takdir Tamba, M.Eng,Sc selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberi bimbingan,
motivasi dan masukannya demi sempurnanya skripsi ini.
3. Bapak/ Ibu Staff pengajar dan Pegawai di Fakultas MIPA Universitas
Sumatera Utara.
4. Kepada rekan-rekan kerja saya di BMKG Polonia yang telah mendukung
penulisan skripsi saya.

Universitas Sumatera Utara


5. Kepada teman-teman seperjuangan di Fisika Ekstensi FMIPA USU Stambuk
2011 serta teman-teman saya di D-III Akademi Meteorologi dan Geofisika
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
6. Semua yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terima kasih buat motivasi dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang
terdapat di dalamnya dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pembacanya. Amin.

Medan, Agustus 2013

Penulis

Universitas Sumatera Utara


PEMBUATAN ALAT UKUR TEKANAN UDARA (ATMOSFER)
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 DI STASIUN
METEOROLOGI POLONIA MEDAN

ABSTRAK

Tekanan udara didefenisikan sebagai berat dari suatu kolom udara. Tekanan udara
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca sehingga diperlukan alat yang
dapat mengukur tekanan udara. Alat yang dibuat dalam penelitian ini adalah alat ukur
tekanan udara yang pengamatannya oleh pengamat cuaca dapat dilakukan dengan
bantuan sensor dan mikrokontroller dan kemudian diolah di dalam PC (Personal
Computer). Sensor yang digunakana dalah sensor HP03 yang menggunakan interface
I2C untuk komunikasi dengan mikrokontroller. Sistem pemrosesan data menggunakan
IC Mikrokontroller ATMega 8535 yang diprogram menggunakan bahasa C. Data
diinterfacekan ke computer dengan pemograman Visual Basic 6.0 melalui system
komunikasi serial untuk ditampilkan di computer dan disimpan. Penelitian ini
menghasilkan sistem pengukuran tekanan udara yang berbasis mikrokontroller
ATMega 8535. Sistem ini dibandingkan dengan barometer air raksa di Stasiun
Meteorologi Polonia Medan dan menghasilkan ketelitian sebesar 0,000166072 %.

Kata kunci:Tekananudara, sensor HP03 , mikrokontrollerATMega 8535

Universitas Sumatera Utara


MAKING AIR PRESSURE (ATMOSPHERE)GAUGES BASED ON ATMEGA
8535 MICROCONTROLLER IN METEOROLOGICAL STATION POLONIA
MEDAN

ABSTRACT

Air pressure is defined as the weight of a column of air. Air pressure is one of the
factors that affect weather that required a tool that can measure air pressure. Tool
created in this study is a measure of air pressure observations by weather observers
can be done with the help of sensors and a microcontroller and then processed in a PC
(Personal Computer). The sensor used is the HP03 sensor uses I2C interface for
communication with the microcontroller. Data processing system using IC ATMega
8535 microcontroller is programmed using C language. The data is interfaced to a
computer with Visual Basic 6.0 programming via serial communication system for
display on a computer and stored. This research resulted in air pressure measurement
system based ATMega 8535microcontroller. The system is compared with a mercury
barometer in Meteorological Station PoloniaMedan and produced accuracy of
0.000166072%.

Keywords:Air pressure, HP03 sensor, ATMega 8535 microcontroller

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv-v
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi

BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 TempatdanWaktuPenelitian 3
1.7 AlatdanBahan 3
1.8 SistematikaPenulisan 3

BAB II Landasan Teori 5


2.1 PengaruhTekananUdara (Atmosfer) TerhadapCuacadan

Universitas Sumatera Utara


Penerbangan 5
2.2 Barometer Air Raksa 6
2.2.1Jenis-Jenis Barometer Air Raksa 7
2.2.2SyaratPenempatan Barometer Air Raksa 8
2.2.3 CaraPemasangan Barometer Air Raksa 9
2.2.4Cara MembacaTekananUdara (Atmosfer) 9
2.2.5Cara Membawa (Transport) 10
2.2.6 Koreksi-Koreksi 10
2.2.7 KelebihandanKekurangan Barometer Air Raksa 13
2.3Sensor HP03 14
2.4Mikrokontroller 15

BAB III Rancangan Alat 21


3.1 Diagram Blok Rangkaian 21
3.2Diagram AlirSistemPengukurTekananUdara 27
3.3 Diagram Alir Program Visual Basic 6.0 28
3.4 Program 29
3.4.1BahasaPemogramanATMega 8535 29
3.4.2 PemogramanBahasa Visual Basic 6.0PadaKomputer 33

BAB IV Data danAnalisa Data 38


4.1 Pengambilan Data 38
4.1.1Pengambilan Data Test Point
MikrokontrollerATMega 8535 38
4.1.2 Pengambilan Data Test Point IC HIN 232 40
4.1.3PengujianPengiriman Data Serial Pada Interface RS232 41
4.1.4Pengujian Data TekananUdara 45

Universitas Sumatera Utara


BAB V Kesimpulan dan Saran 48
5.1 Kesimpulan 48
5.2 Saran 48

DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN 52

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fungsi Pin Pada Sensor HP03 15


Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port B 19
Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port C 20
Tabel 2.4 Fungsi Khusus Port D 20
Tabel 4.1 Data Test Point Mikrokontroller ATMega 8535 38-40
Tabel 4.2 Data Test Point IC HIN 232 40-41
Tabel 4.3 Pengukuran Tekanan Udara 46

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Barometer Air Raksa 7


Gambar 2.2 Skematik Sensor HP03 14
Gambar 2.3 Konfigurasi IC Mikrokontroller ATMega 8535 18
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 21
Gambar 3.2 Rangkaian Sensor HP03 22
Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroller ATMega 8535 25
Gambar 3.4 Rangkaian Konverter RS232 26
Gambar 3.5 Diagram Alir Sistem Pengukuran Tekanan Udara 27
Gambar 3.6 Diagram Alir Program Visual Basic 6.0 28
Gambar 4.1 Grafik Hasil Keluaran IC Max 232 Level RS232 43
Gambar 4.2 Grafik Hasil Keluaran IC Max 232 Level TTL 44
Gambar 4.3 Tampilan Tekanan Udara Pada Monitor PC (Personal Computer) 44

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A : Gambar Keseluruhan Rangkaian 52


LAMPIRAN B : Barometer Module 53

Universitas Sumatera Utara


PEMBUATAN ALAT UKUR TEKANAN UDARA (ATMOSFER)
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 DI STASIUN
METEOROLOGI POLONIA MEDAN

ABSTRAK

Tekanan udara didefenisikan sebagai berat dari suatu kolom udara. Tekanan udara
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca sehingga diperlukan alat yang
dapat mengukur tekanan udara. Alat yang dibuat dalam penelitian ini adalah alat ukur
tekanan udara yang pengamatannya oleh pengamat cuaca dapat dilakukan dengan
bantuan sensor dan mikrokontroller dan kemudian diolah di dalam PC (Personal
Computer). Sensor yang digunakana dalah sensor HP03 yang menggunakan interface
I2C untuk komunikasi dengan mikrokontroller. Sistem pemrosesan data menggunakan
IC Mikrokontroller ATMega 8535 yang diprogram menggunakan bahasa C. Data
diinterfacekan ke computer dengan pemograman Visual Basic 6.0 melalui system
komunikasi serial untuk ditampilkan di computer dan disimpan. Penelitian ini
menghasilkan sistem pengukuran tekanan udara yang berbasis mikrokontroller
ATMega 8535. Sistem ini dibandingkan dengan barometer air raksa di Stasiun
Meteorologi Polonia Medan dan menghasilkan ketelitian sebesar 0,000166072 %.

Kata kunci:Tekananudara, sensor HP03 , mikrokontrollerATMega 8535

Universitas Sumatera Utara


MAKING AIR PRESSURE (ATMOSPHERE)GAUGES BASED ON ATMEGA
8535 MICROCONTROLLER IN METEOROLOGICAL STATION POLONIA
MEDAN

ABSTRACT

Air pressure is defined as the weight of a column of air. Air pressure is one of the
factors that affect weather that required a tool that can measure air pressure. Tool
created in this study is a measure of air pressure observations by weather observers
can be done with the help of sensors and a microcontroller and then processed in a PC
(Personal Computer). The sensor used is the HP03 sensor uses I2C interface for
communication with the microcontroller. Data processing system using IC ATMega
8535 microcontroller is programmed using C language. The data is interfaced to a
computer with Visual Basic 6.0 programming via serial communication system for
display on a computer and stored. This research resulted in air pressure measurement
system based ATMega 8535microcontroller. The system is compared with a mercury
barometer in Meteorological Station PoloniaMedan and produced accuracy of
0.000166072%.

Keywords:Air pressure, HP03 sensor, ATMega 8535 microcontroller

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tekanan udara didefenisikan sebagai berat dari suatu kolom udara. Tekanan udara
sangat mempengaruhi cuaca karena perubahan tekanan udara akan menyebabkan
perubahan kecepatan dan arah angin dan perubahan ini akan membawa pada
perubahan suhu dan curah hujan yang pada umumnya sangat menentukan sifat-sifat
iklim dan cuaca suatu daerah. Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin
kencang angin yang berhembus sehingga terjadi keseimbangan tekanan. Dalam
penerbangan, tekanan udara yaitu QFF (Qantas Frequent Flyer) dan QFE (Qantas
Field Elevation) merupakan salah satu informasi meteorologi (cuaca) yang penting
karena diperlukan oleh pesawat untuk dijadikan acuan ketinggian pesawat terbang saat
takeoff dan landing. QFE adalah tekanan udara di atas landasan bandara dan QFF
adalah tekanan udara di atas permukaan laut.

Universitas Sumatera Utara


Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Barometer
banyak jenisnya antara lain barometer air raksa, barometer aneroid, aneroid
barograph, serta bourdon tube barograph. Barometer yang umum digunakan di BMKG
adalah barometer air raksa termasuk di Stasiun Meteorologi Polonia Medan.
Barometer air raksa digunakan oleh pengamat cuaca (observer) secara manual dimana
hasil pembacaan nilai tekanan udara sangat dipengaruhi oleh ketelitian pembacaan
dari pengamat (observer) sehingga kesalahan paralaks (pembacaaan) dapat terjadi dan
mempengaruhi keakuratan data tekanan udara.

Oleh karena itu, dirancang suatu alat yang dapat mengukur tekanan udara secara
digital di Stasiun Meteorologi Polonia Medan yang kemudian dibandingkan hasilnya
dengan barometer air raksa. Alat ukur tekanan udara yang akan dibuat menggunakan
sensor tekanan udara HP03 dan diolah dengan mikrokontroller ATMega 8535 serta
ditampilkan dan disimpan di PC(Personal Computer). Keluaran sensor berupa data
digital yang sudah terkalibrasi penuh sehingga dapat dipakai langsung tanpa terlalu
banyak perhitungan tambahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dalam pembuatan alat ukur tekanan udara ini, disusun perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara mengukur tekanan udara dengan alat pengukur tekanan udara
ini.
2. Bagaimana menampilkan tekanan udara ke monitor / display.
3. Bagaimana menyimpan data tekanan udara ke storage PC (Personal
Computer).

Universitas Sumatera Utara


4. Membandingkan tekanan udara yang diukur oleh alat ukur tekanan udara
digital ini dengan tekanan udara yang diukur secara manual (barometer air
raksa).

1.3 BATASAN MASALAH

Pembatasan masalah dalam laporan penelitian ini hanya mencakup masalah-masalah


sebagai berikut :
1. Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara.
2. Alat ini menampilkan hasil pengukuran berupa data digital pada monitor /
display dan disimpan pada storage PC (Personal Computer).

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan membuat suatu alat pengukur tekanan udara yang
pengamatannya dapat dilakukan dengan bantuan sensor dan kemudian data diolah di
mikrokontroller ATMega 8535 dan ditampilkan pada monitor PC (Personal
Computer).

Universitas Sumatera Utara


1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi landasan bagi stasiun pengamat cuaca
untuk mendapatkan data cuaca yang lebih akurat dan mendukung perkembangan
teknologi otomatisasi di bidang meteorologi.

1.6 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Meteorologi Polonia Medan dan di Jl. Lebong
pada bulan maret hingga bulan juli 2013.

1.7 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ukur tekanan udara ini antara
lain sensor tekanan udara HP03, mikrokontroller ATmega8535, RS232, PC ( Personal
Computer), dan alat pendukung lainnya.

Universitas Sumatera Utara


1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat


sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat pengukur
tekanan udara (atmosfer). Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat dan waktu penelitian,
alat dan bahan, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan. Teori pendukung itu antara lain tentang pengaruh tekanan udara
(atmosfer) terhadap cuaca dan penerbangan, barometer air raksa, sensor HP03
dan mikrokontroller.

BAB III RANCANGAN ALAT

Dalam bab ini akan dibahas tentang rancangan alat, yaitu diagram blok dari
rangkaian, diagram alir sistem tekanan udara (atmosfer), diagram alir kerja
program komputer, dan system kerja dari masing-masing rangkaian.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV DATA DAN ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang pengujian alat dan data yang diperoleh serta analisis
tugas akhir yang telah dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengaruh Tekanan Udara (Atmosfer) Terhadap Cuaca dan Penerbangan

Tekanan udara (atmosfer) pada suatu permukaan adalah gaya yang diberikan kepada
suatu permukaan atau area oleh sekolom udara di atas permukaan tersebut. Tekanan
udara (atmosfer) merupakan salah satu parameter yang diamati oleh observer
(pengamat cuaca) ketika melakukan pengamatan udara permukaan atau synoptic
observation dan juga merupakan salah satu unsur cuaca terpenting yang dibutuhkan
dalam penerbangan. Tekanan sebenarnya di sebuah tempat dan pada satu waktu akan
berbeda tergantung pada ketinggian, suhu dan kerapatan udara (air density)
Perubahan tekanan udara (atmosfer) akan mempengaruhi pergerakan dalam atmosfer
yaitu pergerakan vertikal dari arus naik dan turun serta pergerakan horizontal dalam
bentuk angin. Kedua tipe pergerakan ini sangat penting karena keduanya
mempengaruhi perubahan cuaca serta mempengaruhi kinerja dari pesawat saat lepas
landas (takeoff), mendaki (climb) dan mendarat (landing).

Dengan mengamati gejala tekanan pada cakupan daerah yang luas, prakirawan
cuaca akan bisa lebih akurat memprakirakan pergerakan sistem tekanan dan cuaca
yang berhubungan dengannya. Contohnya, jika ada sebuah pola tekanan yang

Universitas Sumatera Utara


meningkat di sebuah stasiun pengamatan cuaca biasanya menunjukkan bahwa cuaca
yang baik akan terjadi sesaat kemudian. Sebaliknya, penurunan tekanan atau jatuhnya
tekanan secara cepat biasanya menunjukkan bahwa cuaca buruk dan kemungkinan ada
hujan atau badai akan terjadi.

Tekanan yang diberikan sebanding dengan massa udara vertikal yang terdapat
di atas permukaan tersebut sampai pada batas ketinggian lapisan atmosfer terluar. Hal
ini yang membuat tekanan udara (atmosfer) di setiap tempat berbeda menurut
ketinggian dari tempat tersebut. Meningkatnya ketinggian menyebabkan berkurangnya
jumlah molekul udara. Oleh karena itu, tekanan udara (atmosfer) menurun seiring
meningkatnya ketinggian. Ketinggian mempengaruhi setiap aspek penerbangan dari
pesawat. Di tempat yang tinggi, dimana tekanan udara (atmosfer) berkurang, jarak
untuk lepas landas dan mendarat akan bertambah. Ketika pesawat lepas landas, gaya
lift harus dikumpulkan dengan aliran udara di sekitar sayap. Jika udaranya tipis, maka
pesawat butuh bergerak lebih cepat lagi untuk mendapatkan lift yang cukup untuk
terbang, sehingga pesawat membutuhkan landasan yang lebih panjang. Sebuah
pesawat yang membutuhkan landasan sepanjang 1000 kaki di ketinggian yang sama
dengan permukaan laut, akan membutuhkan hampir dua kali lipat pada landasan yang
mempunyai ketinggian 5000 kaki. Demikian juga pada ketinggian yang lebih tinggi,
dikarenakan berkurangnya kerapatan udara, maka efisiensi mesin pesawat dan baling-
baling akan berkurang. Ini akan mengakibatkan pengurangan rate of climb
(kemampuan mendaki) dan landasan yang lebih panjang untuk lepas landas.

Universitas Sumatera Utara


2.2 Barometer Air Raksa

Barometer air raksa adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara
(atmosfer). Tekanan udara biasanya diukur dalam satuan inci air raksa (mercury,
in.Hg) oleh sebuah barometer air raksa. Barometer ini mengukur ketinggian dari
kolom air raksa yang ada di dalam sebuah tabung kaca. Pada suhu dan tekanan normal
tinggi air raksa berkisar pada 76 cm. Salah satu ujung dari tabung air raksa itu
dibiarkan terbuka untuk mendapatkan tekanan dari atmosfer, yang mendorong air
raksa di dalam tabung. Jika tekanan di luar bertambah, maka akan menekan air raksa
yang ada di dalam tabung untuk bergerak ke atas, sebaliknya jika tekanan berkurang
maka permukaan air raksa dalam tabung akan turun. Ketinggian air raksa dalam
tabung menjadi tolak ukur tekanan udara (atmosfer). Tipe barometer ini biasanya
digunakan di lab atau stasiun pengamatan cuaca termasuk di Stasiun Meteorologi
Polonia Medan. Karena stasiun pengamatan cuaca berada di seluruh penjuru bola
dunia, maka bacaan tekanan barometrik setempat di konversi ke tekanan permukaan
laut untuk mendapatkan standar bagi penyimpanan rekaman dan pelaporan. Tekanan
standar di permukaan laut didefinisikan sebagai 29,92 in.Hg pada 15° C. Tekanan
udara juga dikenal dalam satuan millibars, dengan 1 in.Hg kira-kira sama dengan 34
millibars dan standar tekanan di permukaan laut 1013,2 millibars.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2.1 Barometer Air Raksa

2.2.1 Jenis-Jenis Barometer Air Raksa

Barometer air raksa terdiri dari 2 macam yaitu :

a. Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap.


Barometer Fortin atau barometer bejana tidak tetap adalah barometer yang
mempunyai penunjuk titik NOL pada bejana air raksanya berupa ujung taji.
Jadi apabila ingin membacanya, maka permukaan air raksa yang didalam

Universitas Sumatera Utara


bejana bagian bawah harus diatur dulu supaya tepat menyentuh ujung taji dan
kemudian baru dilakukan pembacaan. Barometer jenis ini, pada umumnya
keluar dari pabrik keadaan badannya sudah lengkap terpasang.

b. Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap.


Barometer Kew Pattern atau barometer bejana tetap, apabila ingin membaca
tidak perlu mengatur permukaan air raksa dalam bejana, barometer jenis ini
disebut juga barometer stasiun. Pada saat keluar dari pabrik pembuatnya,
keadaan badannya, tabung air raksa dan air raksa untuk mengisi bejana masih
dalam keadaan terpisah. Jadi sebelum dioperasikan harus dirakit terlebih
dahulu, kemudian dikalibrasi untuk menentukan koreksi indeks. Setelah
dikalibrasi dan mendapatkan koreksi indeksnya, lalu dibuatkan koreksi
temperatur untuk pembacaan barometer sesuai dengan lokasi stasiunnya.
Terlampir disertakan petunjuk cara pemasangan barometer, dan dapat dilihat
gambar bagian-bagian dari barometer stasiun. (Rizadi. 2010)

2.2.2 Syarat Penempatan Barometer Air Raksa

Dalam menentukan tempat serta penempatan barometer, harus dipilih dan dilakukan
dengan sangat teliti dan hati-hati. Ruangan dimana barometer akan ditempatkan harus
memenuhi beberapa pokok, yaitu:

a. Ditempatkan pada ruangan yang mempunyai suhu tetap (Homogen).


b. Tidak boleh kena sinar matahari langsung.
c. Tidak boleh kena angin langsung.

Universitas Sumatera Utara


d. Tidak boleh dekat lalu-lintas orang.
e. Tidak boleh dekat meja kerja.
f. Penerangan jangan terlalu besar, maximum 25 watts (Anonymousc, 2008)

2.2.3 Cara Pemasangan Barometer Air Raksa

Petunjuk cara pemasangan barometer adalah sebagai berikut :

a. Keluarkan barometer dari kotak transportnya, posisi barometer dalam keadaan


terbalik.
b. Ganti sekrup transport, dengan sekrup operasional yang tersedia.
c. Rubahlah posisi barometer yang terbalik tersebut secara perlahan-lahan,
dengan cara memegang ujung tabung barometer dan bejana air raksanya.
Selanjutnya gantungkan pada tempat gantungan yang telah tersedia. Usahakan
setelah digantung tinggi bejana air raksa terhadap lantai kira-kira 3 feet.
d. Setelah barometer tergantung vertikal, kendurkan sekrup kecil yang terdapat
pada permukaan bejana air raksa yang merupakan lubang ventilasi agar udara
luar dapat masuk. Perhatikan sekrup jangan sampai terlepas.
e. Tunggu beberapa saat, sampai air raksa dalam tabung barometer turun.
Apabila air raksa tidak bisa turun, maka ketuk bejana barometer secara
perlahan dengan gagang obeng, sehingga air raksanya menjadi turun.
f. Setelah air raksa turun, diamkan terlebih dahulu selama 24 jam, baru
barometer air raksa dapat dioperasikan.

Universitas Sumatera Utara


2.2.4 Cara Membaca Tekanan Udara (Atmosfer)

Cara membaca tekanan udara (atmosfer) pada barometer air raksa antara lain :

a. Baca suhu yang menempel pada Barometer


b. Naikkan air raksa dalam bejana, sehingga menyinggung jarum taji
c. Skala Nonius (Vernier) sehingga menyinggung permukaan air raksa
d. Baca skala Barometer dan skala Nonius
e. Gunakan koreksi yang telah disediakan (Anonymousc, 2008)

2.2.5 Cara Membawa (Transport)

Ketika akan membawa barometer air raksa ke suatu tempat, hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain:

a. Barometer dibalik pelan-pelan sehingga bejana berada di atas.


b. Masukkan dalam kotak transport, dengan bejana tetap diatas
c. Membawanya bejana harus tetap berada diatas (Anonymousc, 2008)

Universitas Sumatera Utara


2.2.6 Koreksi-Koreksi

Tinggi rendahnya kolom air raksa diatas induk barometer air raksa tergantung oleh
beberapa faktor, diantaranya:

a. Faktor suhu
b. Faktor gravitasi
c. Faktor tinggi tempat (Elifant, 2011)
Jadi, untuk memperoleh data hasil pengamatan tekanan udara (atmosfer) yang
dapat dibandingkan antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya, perlu
ditentukan suatu keadaan yang disebut sebagai keadaan standard. Keadaan standard
yang dimaksud adalah meliputi:

a. Keadaan suhu standard, ialah keadaan pada suhu 0°C, dimana kerapatan air
raksa pada suhu 0°C adalah 13595,1 kg/m3.
b. Keadaan gravitasi standard, ialah gravitasi pada lintang 45°, dimana sesuai
dengan konvensi adalah 9,80665 m/s2.
c. Keadaan tinggi standard, ialah tinggi pada rata-rata tinggi air laut atau mean
sea level yang biasa disingkat (m.s.l).

Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, maka diperlukan suatu koreksi, yaitu:

a. Koreksi Index
Koreksi ini diperlukan karena adanya kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi
pada alat barometer itu sendiri yang meliputi :

Universitas Sumatera Utara


i. Kesalahan pembagian skala
Dalam praktek sangat sulit untuk membagi dan membuat skala-skala
secara sempurna. Terhadap kesalahan-kesalahan ini perlu adanya
koreksi tertentu yang sudah dilakukan dari pabrik pembuat barometer
tersebut.

ii. Kesalahan tekanan kapiler


Kesalahan ini dapat terjadi karena permukaan air raksa dalam tabung
gelas kapiler tidak membasahi dinding tabung gelas, sehingga bentuk
puncak air raksa yang disebut sebagai minicus berbentuk cembung.
Keadaan ini disebabkan karena kohesi antar molekul-molekul air raksa
lebih besar daripada adhesi antara molekul air raksa dengan molekul
gelas, sehingga permukaan minicus pada dinding gelas akan tertekan
ke bawah. Keadaan ini dapat menghasilkan pembacaan barometer yang
sedikit lebih rendah dari pada yang seharusnya.

iii. Kesalahan ruang hampa


Kesalahan kecil yang mungkin terjadi dari kemungkinan adanya sisa
udara di dalam tabung hampa diatas minicus air raksa.

iv. Kesalahan pembiasan sinar


Kesalahan ini dapat terjadi dari adanya kemungkinan pembiasan
cahaya pada saat menembus dinding gelas pipa barometer. Dengan
adanya kesalahankesalahan tersebut, maka pembacaan barometer air
raksa harus dikoreksi dengan suat koreksi yang disebut dengan koreksi
indeks.

Universitas Sumatera Utara


Pada barometer yang baik, kesalahan-kesalahan yang timbul karena hal-hal
tersebut diatas harus kurang dari 0,1 mb. Setiap barometer mempunyai koreksi indeks
tersendiri, yang dibuat oleh laboratorium pabrik dengan membandingkan tiap-tiap
barometer yang diproduksi dengan barometer standard. (Elifant, 2011).

b. Koreksi Lintang
c. Koreksi Tinggi

Untuk membandingkan tempat-tempat tertentu diperlukan tekanan udara diatas


permukaan laut. Koreksi ini merupakan suatu penjabaran yang dilakukan, apabila
dikehendaki untuk mendapatkan hasil pengamatan tekanan udara pada suatu
permukaan tertentu, yang elevasinya berbeda dengan elevasi induk barometer.
Misalnya untuk mendapatkan tekanan udara untuk mendapatkan tekanan udara
permukaan laut dimana elevasi induk barometer tidak terletak setinggi permukaan
laut. Agar harga tekanan udara yang didapat dari beberapa tempat stasiun yang
terletak pada elevasi yang berbeda dapat diperbandingkan, maka hasil pengamatan
tekanan udara tersebut perlu dijabarkan ke suatu ketinggian dengan elevasi yang sama
yaitu ketinggian standard yang telah ditentukan yaitu ketinggian rata-rata permukaan
laut atau mean sea level. Harga tekanan yang didapat dari penjabaran ini disebut
tekanan permukaan laut (QFF).

d. Koreksi Suhu
Jika pembacaan lebih tinggi dari 0°C, maka pembacaan barometer dikurangi dengan
koreksi suhu ini, jika lebih rendah dari 0°C koreksi ditambah. Koreksi ini perlu
diadakan karena :
i. Adanya perbedaan pemuaian antara air raksa dengan skala-skala barometer
terhadap perubahan keadaan suhu.

Universitas Sumatera Utara


ii. Adanya perbedaan pemuaian antara air raksa dan induk barometer pada
barometer tipe kew pattern.

Sehubungan dengan hal tersebut, setiap pengamatan atau pembacaan tekanan


udara dengan menggunakan barometer air raksa harus dikoreksi terhadap suhu yang
diperoleh jika barometer tidak berada pada keadaan suhu standard yaitu suhu 0°C.
Untuk keperluan koreksi suhu ini maka pada setiap barometer air raksa tertempel
sebuah termometer yang menunjukkan temperatur air raksa pada saat pengamatan,
yang disebut sebagai termometer tempel.

Jika barometer air raksa yang digunakan dipasang pada suatu tempat yang
tetap, misalnya barometer air raksa pada suatu stasiun meteorologi di darat yang
umumnya dipasang pada suatu tempat yang tetap. Biasanya dari beberapa koreksi
tersebut diatas, dijadikan suatu tabel yang terdiri dari dua macam koreksi yaitu :

a) Tabel koreksi QFE untuk mencari tekanan udara permukaan stasiun atau lapangan
terbang.
b) Tabel QFF untuk mencari tekanan udara permukaan laut.

2.2.7 Kelebihan dan Kekurangan Barometer Air Raksa

Kelebihan barometer air raksa yaitu:

a) Praktis digunakan di tempat yang tetap karena tidak perlu menyetel terlebih dahulu
jika ingin melakukan pengamatan.

Universitas Sumatera Utara


b) Data yang dihasilkan dengan barometer ini lebih teliti dibandingkan dengan
barometer aneroid atau barograf.
c) Lebih tahan lama dibandingkan alat pengukur tekanan udara yang lain selama ruang
diatas air raksa tetap hampa.

Kekurangan barometer air raksa yaitu :

a) Peluang terjadinya kesalahan paralak sangat besar.


b) Tidak dapat mengetahui kapan terjadinya tekanan udara maksimum dan minimum.

Berdasarkan kekurangan dari barometer air raksa tersebut, maka penulis


membuat penelitian rancangan alat tekanan udara (atmosfer) digital yang akan
membantu observer (pengamat cuaca) di Stasiun Meteorologi Polonia Medan
khususnya dalam membaca tekanan udara (atmosfer) dengan lebih mudah dan lebih
akurat.

2.3 Sensor HP03

Sensor HP03 adalah sensor yang dapat mendeteksi tekanan udara. Jangkauan tekanan
udara yang dapat dibaca oleh sensor adalah 300hPa hingga 1100hPa dengan resolusi
0.1hPa. Spesifikasi sensor antara lain :

- Sumber catu daya menggunakan tegangan 4,5 - 5,5 Volt.


- Range sensor tekanan udara 300 - 1100 hpa (hectopascal).
- Akurasi sensor tekanan udara ± 1,5 hpa.
- Resolusi sensor tekanan udara 0,1 hpa.

Universitas Sumatera Utara


- Range sensor temperatur -20 - 60 °C.
- Akurasi sensor temperatur ± 0,8 °C.
- Resolusi sensor temperatur 0,1 °C.
- Pin Input/Output kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS.
- Dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C.
- Dilengkapi dengan jumper untuk pengaturan alamat, sehingga bisa dicascade
sampai 8 modul tanpa perangkat keras tambahan (untuk satu master
menggunakan antarmuka I2C).

Berikut ini adalah gambar skematik sensor HP03 :

Gambar 2.2 Skematik Sensor HP03

Konektor I/O PORT (J1) berfungsi sebagai konektor untuk catu daya modul,
antarmuka UART TTL, dan antarmuka I2C. Berikut ini adalah tabel fungsi pin pada
sensor HP03 :

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.1 Fungsi Pin Pada Sensor HP03

Pin Nama Fungsi

1 GND Titik referensi untuk catu daya input

2 VCC Terhubung ke catu daya

3 RXD Input serial level TTL ke modul

4 TXD Output serial level TTL dari modul

5 MAIN SDA I2C-bus data input/output

6 MAIN SCL I2C bus-clock input

2.4 Mikrokontroller

Mikrokontroller adalah suatu sistem komputer lengkap dalam satu chip. Lengkap
dalam artian memiliki unit CPU, port I/O (paralel dan serial), timer, counter, memori
RAM untuk penyimpanan data saat eksekusi program, dan ROM tempat dari mana
perintah yang akan dieksekusi. Mikrokontroller merupakan teknologi semikonduktor
dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang
kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harganya
menjadi lebih murah.

Universitas Sumatera Utara


Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam
program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),
mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan
lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer
perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna
disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar, sedangkan rutin-rutin antarmuka
perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada
mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program
kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang
ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat
penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada
mikrokontroler yang bersangkutan.

Mikrokontroller yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mikrokontroller


ATMega8535. Mikrokontroler ATMega8535 merupakan salah satu keluarga dari
MCS-51 keluaran Atmel. Jenis Mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan
untuk mengolah data per bit ataupun 8 bit secara bersamaan. Pada prinsipnya program
pada mikrokontroler dijalankan bertahap, jadi pada program itu sendiri terdapat
beberapa set instruksi dan tiap instruksi itu dijalankan secara bertahap atau berurutan.
Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh Mikrokontroler ATMega8535 adalah sebagai
berikut :

a. Sebuah Central Processing Unit 8 bit.


b. Osilatc : Internal dan rangkaian pewaktu.
c. RAM internal 128 byte.
d. Flash Memory 2 Kbyte.

Universitas Sumatera Utara


e. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi
internal).
f. Empat buah programmable port I/O yang masing – masing terdiri dari delapan buah
jalur I/O.
g. Sebuah port serial dengan control serial full duplex UART.
h. Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmatika dan operasi logika.

Mikrokontroler ATMega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program,


memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah.

a. Memori program
ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang
terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki
lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian
program boot dan bagian program aplikasi.

b. Memori data
ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi
menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM.
ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register I/O yang
dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM (menggunakan instuksi LD
atau ST) atau dapat juga diakses sebagai I/O (menggunakan instruksi IN atau
OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM.

Universitas Sumatera Utara


b. Memori EEPROM
ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari
memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat
diakses dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM
Address, register EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk
mengakses memori EEPROM ini diperlakukan seperti mengakses data
eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif lebih lama bila dibandingkan
dengan mengakses data dari SRAM.

ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran


ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535
dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain
itu, ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode
operasi, dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah
disesuaikan dengan kebutuhan ADC itu sendiri. ATmega8535 memiliki 3 modul timer
yang terdiri dari 2 buah timer/counter 8 bit dan 1 buah timer/counter 16 bit. Ketiga
modul timer/counter ini dapat diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan
tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Selain itu, semua timer/counter juga dapat
difungsikan sebagai sumber interupsi. Masing-masing timer/counter ini memiliki
register tertentu yang digunakan untuk mengatur mode dan cara kerjanya.

Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi


serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega8535. Universal
Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver and Transmitter (USART) juga
merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega8535.
USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat
digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan

Universitas Sumatera Utara


modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART. USART
memungkinkan transmisi data baik secara syncrhronous maupun asyncrhronous,
sehingga dengan memiliki USART pasti kompatibel dengan UART. Pada
ATmega8535, secara umum pengaturan mode syncrhronous maupun asyncrhronous
adalah sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja. Jika pada mode
asyncrhronous masing-masing peripheral memiliki sumber clock sendiri, maka pada
mode syncrhronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan secara bersama-
sama. Dengan demikian, secara hardware untuk mode asyncrhronous hanya
membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronous harus
3 pin yaitu TXD, RXD dan XCK. Berikut iniadalah gambar konfigurasi IC
Mikrokontroller ATMega8535 :

Gambar 2.3 Konfigurasi IC Mikrokontroller ATMega 8535

Universitas Sumatera Utara


Penjelasan Pin :
1. VCC : Tegangan Supplay (5 volt)
2. GND : Ground
3. RESET : Input reset level rendah pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa
minimum akan menghasilkan reset, walaupun clock sedang berjalan.
4. XTAL1 : Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi
clock internal.
5. XTAL2 : Output dari penguat osilator inverting.
6. AVCC : Pin tegangan suplay untuk port A dan ADC. Pin ini harus
dihubungkan ke VCC walaupun ADC tidak digunakan, maka pin ini harus
dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
7. AREF : Pin referensi tegangan analaog untuk ADC.
8. Port A (PA0-PA7)
Merupakan pin input/output dua arah dan pin masukan ADC.
9. Port B (PB0-PB7)
Merupakan pin input/output dua arah dan dan pin fungsi khusus pada tabel
berikut ini :

Tabel 2.2 Fungsi Khusus Port B


Pin Fungsi Khusus
PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)
PB6 MISO (SPI Bus Master Input/ Slave Output)
PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/ Slave Input)
PB4 SS (SPI Slave Select Input)

Universitas Sumatera Utara


PB3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)
OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match
Output)
PB2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
INT2 (External Interrupt 2 Input)
PB1 T1 (Timer/ Counter1 External Counter Input)
PB0 T0 T1 (Timer/Counter External Counter Input)
XCK (USART External Clock Input/Output)

10. Port C (PC0-PC7)


Merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3 Fungsi Khusus Port C


Pin Fungsi khusus
PC7 TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2)
PC6 TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1)
PC5 Input/Output
PC4 Input/Output
PC3 Input/Output
PC2 Input/Output
PC1 SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line)
PC0 SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line)

Universitas Sumatera Utara


11. Port D (PD0-PD7)
Merupakan pin input/output dua arah dan pin fungsi khusus, seperti yang
terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.4 Fungsi Khusus Port D


Pin Fungsi khusus
PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output)
PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output)
PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)
PD1 TXD (USART Output Pin)
PD0 RXD (USART Input Pin)

Universitas Sumatera Utara


BAB III

RANCANGAN ALAT

3.1 Diagram Blok Rangkaian

TEKANAN SENSOR ATMEGA DRIVER


UDARA HP03 8535 RS232

MONITOR/ CPU
DISPLAY

STORAGE

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian

Universitas Sumatera Utara


Gambar di atas merupakan rangkaian yang terdiri dari beberapa komponen.
Dalam hal ini tiap-tiap komponen dari rangkaian mempunyai fungsi masing-masing.
Adapun komponen-komponen dalam rangkaian tersebut antara lain :

1. Sensor

Sensor tekanan udara yang digunakan adalah sensor HP03 buatan innovative
electronics. Sensor ini menggunakan interface I2C untuk komunikasi dengan
mikrokontroller. Sensor menghasilkan data serial dengan mengirim perintah agar
sensor mulai mengkonversi. Resolusi sensor sebesar 16 bit yang dibagi menjadi 2 byte
data. Berikut ini adalah gambar rangkaian sensor :

Gambar 3.2 Rangkaian Sensor HP03

Universitas Sumatera Utara


Pin 5 merupakan pin untuk input/output data serial dan pin 6 untuk input serial
clock. Pin TXD dan RXD pada sensor tidak digunakan karena pin TXD dan pin RXD
pada mikrokontroller sudah digunakan ke komputer pada pin PD0 dan PD1. Untuk
pembacaan tekanan udara, mikrokontroller akan mengirim kode untuk start pada
register sensor dan membaca data 16 bit dalam 2 byte data.

Pada antarmuka I2C ini, modul sensor bertindak sebagai slave dengan alamat
sesuai dengan telah ditentukan sebelumnya melalui pengaturan jumper ( pin 5-6).
Antarmuka I2C pada modul sensor mendukung bit rate sampai dengan maksimum
100 kHz. Semua perintah yang dikirim melalui antarmuka I2C diawali dengan start
condition dan kemudian diikuti dengan pengiriman 1 byte alamat modul sensor.
Setelah pengiriman alamat, selanjutnya master harus mengirim 1 byte data yang berisi
<nomor perintah> dan (jika diperlukan) 1 byte data parameter perintah. Selanjutnya,
setelah seluruh parameter perintah telah dikirim, urutan perintah diakhiri dengan stop
condition.

Berikut ini urutan yang harus dilakukan untuk mengirimkan perintah melalui
antarmuka I2C :

Universitas Sumatera Utara


Jika perintah yang telah dikirimkan merupakan perintah yang meminta data
dari modul sensor, maka data-data tersebut dapat dibaca dengan menggunakan urutan
perintah baca. Berikut urutan yang harus dilakukan untuk membaca data dari sensor :

Sebuah data parameter yang memiliki range lebih besar dari 255 desimal
(lebih besar dari 1 byte) dikirim/diterima secara dua tahap. Satu byte data MSB
dikirim/diterima lebih dahulu kemudian diikuti dengan data LSB. Misalnya parameter
<P16bit> yang memiliki range 3000 - 11000. Jika <P16bit> bernilai 1234 maka byte
MSB yang dikirim/diterima adalah 4 dan byte LSB yang dikirim/diterima adalah 210
((4*256) + 210 = 1234).

2. Mikrokontroller

Mikrokontroller yang digunakan pada rancangan ini adalah ATMega8535.


Konfigurasi pin pada rangkaian telah diperlihatkan pada Gambar 2.2. Karena
rancangan hanya membutuhkan input dari sensor dan output serial untuk mengirim
data ke server, sehingga port yang digunakan dalam rancangan ini yaitu port C. Port C
yang merupakan masukan (input) digunakan PC0 dan PC1 pada pin 22 dan pin 23,
sedangkan port D untuk keluaran serial digunakan PD1 pada pin 15. Kristal pada pin

Universitas Sumatera Utara


12 dan 13 berfungsi membangkitkan clock untuk pulsa mikrokontroller. Sedangkan
pin 9 adalah pin untuk mereset mikrokontroller. Untuk masukan catu daya
dihubungkan pada pin 10 dan pin11 sebagai ground mikrokontroller. Mikrokontroller
diprogram dengan menggunakan bahasa C yaitu editor CV AVR. Berikut ini adalah
gambar rangkaian mikrokontroller ATMega 8535 :

Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroller ATMega 8535

Universitas Sumatera Utara


3. Konverter RS232

Konverter RS232 adalah suatu komponen yang berfungsi mengkonversi level


komunikasi serial. Seperti diketahui terdapat 2 jenis level komunikasi pada rangkaian
mikrokontroller dengan komputer yaitu level TTL dengan level RS232. Penggunaan
konverter ini mutlak dilakukan agar kedua piranti dapat berkomunikasi satu sama lain.
Konfigurasi input-output diperlihatkan pada gambar dimana pin 11 dan pin 12
merupakan pin level TTL untuk input dan output sedangkan pin 13 dan 14 untuk level
RS232. Rentang tegangan untuk level TTL adalah 0 Volt untuk logika 0 dan 5 Volt
untuk logika 1. Sedangkan untuk level RS232 tegangan +12Volt untuk logika 0 dan -
12 Volt untuk logika 1. Tipe IC RS232 yang digunakan adalah HIN232. Gambar
rangkaian konverter RS232 adalah sebagai berikut :

+ 5V

16
DB-9
Vcc
Dari Mikrokontroller 12 13
3
MAX 232

11 14
2
1 4
5

3 5
6 2
Gnd
8
10uF/25V 10uF/25V

+ 5V

Gambar 3.4 Rangkaian Konverter RS232

Universitas Sumatera Utara


4. Komputer Server

Dalam hal ini, komputer server bukan bagian dari rancangan melainkan sebagai
piranti pembantu untuk merealisasikan sistem monitoring dimana komputer diprogram
untuk membaca data dari rangkaian dan menampilkan berupa besaran tekanan udara
secara visual pada layar monitor. Komputer diprogram dengan menggunakan bahasa
basic yaitu VB 6.0. Untuk keterangan lebih lengkap mengenai program komputer
akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

Universitas Sumatera Utara


3.2 Diagram Alir Sistem Pengukur Tekanan Udara

START

INISIALISASI PORT SERIAL DAN


INISIALISASI PORT I2C , ISI NILAI
AWAL PORT

BACA DATA (OUTPUT SENSOR


TEKANAN UDARA) PADA PORT D

KIRIM DATA SENSOR KE PC MELALUI


PORT SERIAL

STOP

Gambar 3.5 Diagram Alir Sistem Pengukur Tekanan Udara

Keterangan diagram alir :

Diagram di atas merupakan diagram alir dari sistem pengukur tekanan udara.
Diagram menggambarkan aliran proses untuk satu siklus kerja mulai dari awal hingga

Universitas Sumatera Utara


selesai. Pada saat start, program akan menginisialisasi port-port yaitu port serial dan
penggunaan port lainnya, termasuk I2C. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan
data, sensor yang terhubung pada masukan digital yaitu port D bit 0. Data yang
terbaca akan dikirimkan ke komputer (PC) melalui port serial.

3.3 Diagram Alir Program Visual Basic 6.0

Universitas Sumatera Utara


START

TAMPILKAN MENU “GRAPHICAL USER


INTERFACE (GUI)

YA

BACA DATA INPUT (TEKANAN UDARA)


MELALUI I2C

KALIBRASI DATA INPUT KE NILAI


SEBENARNYA

TAMPILKAN PADA LAYAR MONITOR BACA


BESAR TEKANAN UDARA YANG TEKANAN
TERUKUR LAGI ?

TIDAK

STOP

Gambar 3.6 Diagram Alir Program Visual Basic 6.0

Universitas Sumatera Utara


Keterangan diagram alir di atas :

Diagram alir di atas menjelaskan diagram kerja program komputer yaitu


Visual Basic 6.0 dimulai dengan start yaitu tampilan menu graphical user interface
(GUI) pada monitor dan dilanjutkan dengan pembacaan data input melalui port serial
PC. Data tersebut kemudian diproses yaitu dikalibrasi untuk mendapatkan nilai
tekanan udara sebenarnya kemudian ditampilkan pada layar monitor yang berfungsi
sebagai output sistem.

3.4 Program

3.4.1 Bahasa Pemograman ATMega 8535

Pemrograman mikrokontroler ATmega 8535 dapat menggunakan low level language


(assembly) dan high level language (C, Basic, Pascal, JAVA,dll) tergantung compiler
yang digunakan (Widodo Budiharto, 2006). Bahasa Assembler mikrokontroler AVR
memiliki kesamaan instruksi, sehingga jika pemrograman satu jenis mikrokontroler
AVR sudah dikuasai, maka akan dengan mudah menguasai pemrograman keseluruhan
mikrokontroler jenis mikrokontroler AVR. Namun bahasa assembler relatif lebih sulit
dipelajari dari pada bahasa C.

Bahasa C memiliki keunggulan dibanding bahasa assembler yaitu independent


terhadap hardware serta lebih mudah untuk menangani project yang besar. Bahasa C
memiliki keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa assembler (bahasa mesin),

Universitas Sumatera Utara


hampir semua operasi yang dapat dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan
dengan bahasa C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan mudah.

Pemograman bahasa C pada mikrokontroller adalah sebagai berikut :

#include <mega8535.h>

#include <delay.h>

#include <stdio.h>

// I2C Bus functions

#asm

.equ __i2c_port=0x12 ;PORTD


2
.equ __sda_bit=2

.equ __scl_bit=3 1

#endasm

#include <i2c.h>

unsigned char temp1,temp2;


3
unsigned int temperatur,pressure;

Universitas Sumatera Utara


UCSRA=0x00;

UCSRB=0x18;

UCSRC=0x86; 4

UBRRH=0x00;

UBRRL=0x19;

i2c_init();
5

delay_ms(250);

while (1)

i2c_start(); // Start Condition

i2c_write(0xE0); // Tulis ke modul DT-SENSE


6
i2c_write(0x00); // Perintah baca data tekanan

i2c_stop(); // Stop Condition

delay_ms(15); // delay 15 ms 7

Universitas Sumatera Utara


i2c_start(); // Start Condition

i2c_write(0xE1); // Baca ke modul DT-SENSE

temp1 = i2c_read(1);

temp2 = i2c_read(0); 8

i2c_stop(); // Stop Condition

delay_ms(15); // delay 15 ms

// printf("%i",temp1);

// delay_ms(1000);

// printf("%i",temp2);

pressure = temp1*256 + temp2;

printf("%i",pressure); 9

delay_ms(250);

};

Keterangan program :

Universitas Sumatera Utara


1. Perintah mengikutsertakan file I2C

2. Perintah menginisialisasi I2C

3. Deklarasi variabel yang digunakan

4. Proses inisialisasi port serial

5. Pemanggilan rutin inisialisasi I2C

6. Perintah untuk mengirim data ke modul sensor untuk membaca tekanan udara
yaitu menulis kode E0 disupply 00.

7. Tundaan waktu 15 milidetik untuk menunggu proses konversi tekanan selesai.

8. Perintah untuk membaca data sensor 16 bit yang terbagi menjadi dua yaitu
byte rendah dan byte tinggi yang masing-masing disimpan pada variable
temp1 dan temp2 kemudian mengirim perintah stop untuk menghentikan
komunikasi I2C.

9. Perintah untuk mengkonversi 16 bit data yang terkode dalam bilangan hexa
menjadi desimal dan mengirimkannya ke komputer melalui port serial.

3.4.2 Pemograman Bahasa Visual Basic 6.0 Pada Komputer

Pemograman bahasa visual basic 6.0 digunakan untuk menampilkan data tekanan
udara yang terukur dan menyimpan data tekanan udara ke storage PC. Data yang
tersimpan di PC dapat ditampilkan kembali dalam format excel. Berikut ini adalah
pemograman bahasa Visual Basic 6.0 yang digunakan :

Universitas Sumatera Utara


Dim Dtime(1 To 100000), DPreasure(1 To 100000)

As Single

Dim cal As Single


1
Dim data As String

Dim i, j As Integer

Dim oXL As Excel.Application

Private Sub Command1_Click()

Timer3.Enabled = False 2

Set oXL = New Excel.Application

Set oxlbook = oXL.Workbooks.Add

FileName = "C:\Data\" + Text3

oxlbook.Worksheets(1).Range("A1") = " Waktu "

oxlbook.Worksheets(1).Range("C1") = " Tekanan udara "

oxlbook.SaveAs FileName

For i = 2 To j

oxlbook.Worksheets(1).Range("A" & i) = Dtime(i)

oxlbook.Worksheets(1).Range("C" & i) = DPreasure(i)

Next i

Universitas Sumatera Utara


On Error GoTo 1

oxlbook.SaveAs FileName

oxlbook.Close

1:

End Sub

Private Sub Command2_Click()

Timer3.Enabled = True 3

End Sub

Private Sub Command4_Click()

Unload Me 4

End Sub

Universitas Sumatera Utara


Private Sub Form_Load()

With MSComm1

If .PortOpen = True Then .PortOpen = False

.CommPort = 1

.Settings = "9600,n,8,1"

.DTREnable = True

.RTSEnable = True

5
.RThreshold = 1

.SThreshold = 0

.PortOpen = True

End With

cal = Text2

End Sub

Private Sub Text2_Change()

If Text2 = "" Then

cal = 1
6
End If

cal = Text2

End Sub

Universitas Sumatera Utara


Private Sub Timer3_Timer()

j = j + 1

Dtime(j) = Text4 7

DPreasure(j) = Text1

End Sub

Private Sub Timer4_Timer()

Text4 = Time
8
End Sub

Private Sub Timer5_Timer()

x = MSComm1.Input

If x <> "" Then

If x > 2000 Then

Text1 = (x / 10) * cal

9
End If

End If

End Sub

Universitas Sumatera Utara


Keterangan program visual basic 6.0 diatas adalah sebagai berikut :

1. Deklarasi variable yg digunakan.

2. Merupakan perintah untuk menyimpan file pada database excel yaitu waktu
dan tekanan udara yg terdeteksi, dimana jumlah data yg disimpan adalah sama
dengan j sbagai counter jumlah data. Nama file yang disimpan berada pada
filename. Setelah penyimpanan file data base excel harus dtitutup.

3. Perintah untuk mengaktifkan timer 3.

4. Perintah untuk menutup program.

5. Perintah untuk membuka port pada saat form diaktifkan dan mengisi konstanta
kalibrasi yg ada pada text 2.

6. Jika text 2 berubah yaitu kalibrasi maka konstanta kalibrasi disesuaikan


dengan perubahan pada text 2.

7. Merupakan timer untuk mengakuisisi data tiap satu menit yaitu data waktu
atau jam dan tekanan yg terukur dan disimpan pada variable array Dtime dan
Dpressure.

8. Timer untuk menampilkan jam tiap detik pada text 4.

9. Timer 5 adalah timer untuk sesi pembacaan data melalui port serial dengan
penyaringan dan kalibrasi artinya jika x lebih kecil dari 2000 memberi arti data
yg terbaca tidak valid karena diluar jangkauan sensor dengan demikian data
tersebut tidak akan ditampilkan. Text1 = x/10 *cal adalah perintah untuk
mengkalibrasi data yg dikirim oleh sensor dan menampilkannya pada monitor
yaitu text 1

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

4.1 Pengambilan Data

Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa data
penting antara lain :

4.1.1 Pengambilan Data Test Point RangkaianMikrokontroller ATMega8535

Tabel 4.1 Data Test Point MikrokontrollerATMega 8535

KAKI TEGANGAN (VOLT)

1 5,00

2 5,00

3 5,00

Universitas Sumatera Utara


4 5,00

5 5,00

6 5,00

7 5,00

8 5,00

9 5,02

10 5,02

11 0,00

12 0,78

13 0,82

14 5,05

15 3,39

16 0,50

17 0,52

18 0,53

19 0,50

20 0,53

Universitas Sumatera Utara


21 0,71

22 0,00

23 0,55

24 0,70

25 0,71

26 0,57

27 0,55

28 0,56

29 0,57

30 5,04

31 0,00

32 5,04

33 0,56

34 0,55

35 0,54

36 0,55

37 0,54

Universitas Sumatera Utara


38 0,55

39 0,55

40 0,07

4.1.2 Pengambilan Data Test Point IC HIN 232

Tabel 4.2 Data Test Point IC HIN 232

KAKI TEGANGAN (VOLT)

1 6,96

2 9,08

3 2,40

4 4,55

5 4,56

6 8,67

7 8,66

8 0,00

Universitas Sumatera Utara


9 5,04

10 3,92

11 3,42

12 5,04

13 0,00

14 3,11

15 0,00

16 5,04

4.1.3 PengujianPengiriman Data Serial Pada Interface RS232

Pengujian pengiriman data serial pada interface RS232 (level RS232 dan level
TTL) menggunakan osiloskop. Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang
berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan
dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinark atode. Peranti pemancar
electron memproyeksikan sorotan electron ke layar tabung sinar katode.
Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam
osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontiniu sehingga dapat
dipelajari.

Universitas Sumatera Utara


Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati
bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain sinyal amplitudo,
osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu antara dua peristiwa (seperti
lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari dua sinyal terkait.
Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data dimana semakin
tinggi sampel data, semakin akurat peralatan elektronik tersebut.

Osiloskop yang digunakan adalah tipe UTD2052CL dengan spesifikasi


sebagai berikut :

1. Frekuensimaksimum 50Mhz
2. Teganganukurmaksimum 500 Volt
3. Waktunaik ≤ 7ns
4. Real-time Sampling Rate 500MS/s
5. Sensitifitasvertikal1mV ~ 20V/div
6. Panjangrekammaksimum 2 x 600k
7. Scan Time Base 5ns ~ 50s/div
8. Berfungsimengukurfrekuensi,amplitudo, dan menampilkan bentuk gelombang
listrik
9. Dapatmengukurduagrafiksekaligus

Osiloskop pada umumnya juga mempunyai sampel data yang sangat


tinggi, oleh karena itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang mahal.
Jika sebuah osiloskop mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo sample/second
= 10.000 data per detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan sebanyak
10.000 kali dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang
dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap sampel akan memuat data ¼ dari

Universitas Sumatera Utara


sebuah gelombang penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar
dengan grafik skala XY.

Berikut ini adalah gambar grafik hasil pengukuran keluaran IC Max


232 pada level RS232 menggunakan osiloskop UTD2052CL :

Gambar 4.1 Grafik Hasil Keluaran IC Max 232 level RS232

Gambar 4.1 di atas menunjukkan grafik hasil pengukuran keluaran IC Max232


yaitu level RS232 yang merupakan data serial yang dikirim oleh mikrokontroller ke
komputer. Tegangan yang dihasilkan pada pengujian ini adalah 5 Volt. Dari gambar
grafik dan tegangan yang dihasilkan diperoleh nilai amplitudo sebesar 15.

Universitas Sumatera Utara


Untuk grafik hasil pengukuran terhadap keluaran data serial mikrokontroller
pada level TTL dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini :

Gambar 4.2 Grafik Hasil Keluaran IC Max 232 level TTL

Gambar 4.2 memnunjukkan nilai tegangan yang dihasilkan sebesar 2 Volt.


Dari gambar grafik dan tegangan yang dihasilkan diperoleh nilai amplitude sebesar 5.

Berikut ini adalah gambar tampilan pada monitor PC (Personal Computer) :

Universitas Sumatera Utara


Gambar 4.3 Tampilan Tekanan Udara Pada Monitor PC (Personal
Computer)

4.1.4 Pengujian Data TekananUdara

Sebagai pengujian ketelitian alat ukur ini, dilakukan pengukuran terhadap tekanan
udara. Pada pengukuran ini menggunakan alat yaitu barometer air raksa tipe Kew
Pattern di Stasiun Meteorologi Polonia yang kemudian datanya dibandingkan
dengan alat ukur tekanan udara yang telah dibuat.

Untuk inisialisasi awal, nilai tekanan udara pada alat dibandingkan dengan
barometer air raksa di Stasiun Meterorologi Polonia pada satu waktu yang sama.
Pada saat pengukuran, barometer air raksa menunjukkan nilai tekanan udara
1007,4HPa sedangkan alat yang dibuat menunjukkan nilai tekanan udara
1005,0HPa. Dari kedua nilai tekanan udara tersebut, diperoleh nilai konstanta
kalibrasi :

Konstanta kalibarasi = = 1,00238.

Universitas Sumatera Utara


Setelah nilai tekanan pada alat dikalikan dengan nilai konstanta kalibrasi, maka
dilakukan pengukuran tekanan udara sebanyak 20 kali pengukuran dan dicari nilai
persen kesalahan dan deviasinya dengan rumus sebagai berikut :

% Kesalahan = | |x 100%

dan

Deviasi = Pa -Pb

Dimana :

Pb = Tekanan udara dari barometer air raksa

Pa = Tekanan udara dari alat yang dibuat

Tabel 4.3 Pengukuran Tekanan Udara

No Pb (HPa) Pa (HPa) Deviasi % Kesalahan

(Barometer Air Raksa) (Alat Yang Dibuat )

1 1007,7 1007,7007 0.0007 0.00007

2 1007,6 1007,6004 0.0004 0.00004

3 1007,8 1007,8009 0.0009 0.00009

4 1007,2 1007,1995 -0.0005 0.00005

Universitas Sumatera Utara


5 1007,0 1006,9989 -0.0011 0.00011

6 1006,9 1006,8987 -0.0013 0.00013

7 1008,0 1008,0013 0.0013 0.00013

8 1008,2 1008,2018 0.0018 0.00018

9 1007,5 1007,5002 0.0002 0.00002

10 1007,4 1007,3999 -0.0001 0.00001

11 1007,3 1007,2997 -0.0003 0.00003

12 1007,1 1007,0992 -0.0008 0.00008

13 1008,4 1008,4023 0.0023 0.00023

14 1005,6 1005,5999 -0.0001 0.00001

15 1005,7 1005,7000 0 0

16 1004,6 1004,5933 -0.0067 0.00067

17 1004,3 1004,2925 -0.0075 0.00075

18 1004,4 1004,3928 -0.0072 0.00072

19 1005,8 1005,7999 -0.0001 0.00001

20
1005,3 1005,2999 -0.0001 0.00001

Universitas Sumatera Utara


Kesalahan rata – rata =

n = 20

Jadi, Kesalahan rata-rata = = 0,000166072 %

Jadi kesalahan rata-rata = 0,000166072 %

Keterangan : Nilai persen kesalahan alat sangat kecil sehingga dapat dikatakan bahwa
alat yang dibuat cukup akurat dan dapat mengimbangi akurasi pengukuran barometer
air raksa.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh kesimpulan sebagai


berikut :

1. Berdasarkan data dan analisis yang didapat dari pembuatan alat ukur tekanan
udara menggunakan sensor HP03 dan mikrokontroller ATMega 8535, maka
alat sistem monitoring tekanan udara dapat berfungsi dengan baik.

2. Alat ini telah diuji coba dan dibandingkan hasilnya dengan Barometer Air
Raksa dan diperoleh kesalahan rata-rata tekanan udara sebesar 0,000166072%.

3. Berdasarkan nilai kesalahan rata-rata yang diperoleh, maka alat ukur tekanan
udara yang dibuat cukup akurat.

5.2 SARAN

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka saran yang dapat
disampaikan adalah :

1. Diharapkan laporan ini dan alatnya dapat bermanfaat serta dapat


dikembangkan lagi.

2. Penggunaan mikrokontroller ATMega8535 dan sensor HP03 diharapkan


nantinya dapat lebih efisien dan multifungsi (canggih) sesuai perkembangan
zaman.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Agfianto Eko Putra. 2002. Teknik Antarmuka Komputer: Konsep dan Aplikasi. Edisi
1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Azis, Muhammad. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kapasitansi Kapasitor Leyden Jar
dengan Bahan Dielektrik Larutan Garam Berbasis Mikrokontroller dan Tampilan
LCD. Bogor: IPB.

Bejo, Agus. 2008. C &AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroller


ATMega8535. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Manalu, R, Darwis dan Sihombing, Poltak. 2011. Pemograman Visual Basic 6.0.
Medan. USU Press.

Oyj, Vaisala. 2004. Visala Hydromet™ System MAWS301 User’s Guide : Finland.

Rojali. 1997. Alat-Alat Meteorologi. Jilid A. Jakarta : Balai Pendidikan dan Latihan
Meteorologi dan Geofisika.

Yadi, Abdul. 2002. Aplikasi Visual Basic dalam Industri Manufaktur. Elex Media
Komputindo : Jakarta.

http://bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Sarana_Teknis/Instrumentasi/. Diakses tanggal 10


Februari, 2013.

http://digi-ware.com/dw.php?p=search_result. Diakses tanggal 22 Januari, 2013.

http://www.omega.com/techref/pdf/rs-232.pdf. Diakses tanggal 10 Maret, 2013.

Universitas Sumatera Utara


http://luckyhermanto.dosen.narotama.ac.id/files/2011/10/konsep-komunikasi-
serial.pdf. Diakses tanggal 03 April, 2013.

http://rachmadenviro09.wordpress.com/2010/12/24/pengaruh-cuaca-pada-
penerbangan/. Diakses tanggal 20 April, 2013.

http://insentif.ristek.go.id/PROSIDING2012/file-TI-TeX_10.pdf. Diakses tanggal 26


April, 2013.

http://www.scribd.com/doc/148144712/91787138-Barometer-Air-Raksa. Diakses
tanggal 3 Mei, 2013.

http://id.scribd.com/doc/91787138/Barometer-Air-Raksa#download. Diakses tanggal


3 Mei, 2013.

http://dc476.4shared.com/doc/ZoHpET1_/preview.html. Diakses tanggal 5 Mei, 2013.

http://komponenelektronika.com/current-sensor-analog-sound-sensor-digital-
buzzermodule/146-dt-sense-barometric-pressure-sensor-barometric-temperature-
sensor-sensor-tekanan-sensor-suhu-udara-sensor-berbasis-hp03.html. Diakses tanggal
5 Mei, 2013.

http://insentif.ristek.go.id/PROSIDING2012/file-TI-TeX_10.pdf. Diakses tanggal 10


Mei, 2013.

http://id.wikipedia.org/wiki/ATMega8535. Diakses tanggal 10 Mei, 2013.

http://www.atmel.com/Images/2502s.pdf. Diakses tanggal 10 Mei, 2013.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

GAMBAR KESELURUHAN RANGKAIAN

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai