SKRIPSI
FITRIANA LUBIS
110821011
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
SKRIPSI
Sarjana Sains
FITRIANA LUBIS
110821011
DEPARTEMEN FISIKA
MEDAN
2013
Diluluskan di
Medan, Agustus 2013
Diketahui :
Departemen Fisika FMIPA USU Pembimbing
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus2013
FitrianaLubis
110821011
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW, yang penulis harapkan syafaatnya di hari
kelak, Amin.
Terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada ayah tercinta
Drs.H. Suaidi Lubis dan mama tersayang Dra. Roslina Simorangkir, yang telah setia,
sabar dan tulus mendidik penulis. Terima kasih atas do’a, pengetian dan kasih sayang
yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin
terbalas.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang
terdapat di dalamnya dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pembacanya. Amin.
Penulis
ABSTRAK
Tekanan udara didefenisikan sebagai berat dari suatu kolom udara. Tekanan udara
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca sehingga diperlukan alat yang
dapat mengukur tekanan udara. Alat yang dibuat dalam penelitian ini adalah alat ukur
tekanan udara yang pengamatannya oleh pengamat cuaca dapat dilakukan dengan
bantuan sensor dan mikrokontroller dan kemudian diolah di dalam PC (Personal
Computer). Sensor yang digunakana dalah sensor HP03 yang menggunakan interface
I2C untuk komunikasi dengan mikrokontroller. Sistem pemrosesan data menggunakan
IC Mikrokontroller ATMega 8535 yang diprogram menggunakan bahasa C. Data
diinterfacekan ke computer dengan pemograman Visual Basic 6.0 melalui system
komunikasi serial untuk ditampilkan di computer dan disimpan. Penelitian ini
menghasilkan sistem pengukuran tekanan udara yang berbasis mikrokontroller
ATMega 8535. Sistem ini dibandingkan dengan barometer air raksa di Stasiun
Meteorologi Polonia Medan dan menghasilkan ketelitian sebesar 0,000166072 %.
ABSTRACT
Air pressure is defined as the weight of a column of air. Air pressure is one of the
factors that affect weather that required a tool that can measure air pressure. Tool
created in this study is a measure of air pressure observations by weather observers
can be done with the help of sensors and a microcontroller and then processed in a PC
(Personal Computer). The sensor used is the HP03 sensor uses I2C interface for
communication with the microcontroller. Data processing system using IC ATMega
8535 microcontroller is programmed using C language. The data is interfaced to a
computer with Visual Basic 6.0 programming via serial communication system for
display on a computer and stored. This research resulted in air pressure measurement
system based ATMega 8535microcontroller. The system is compared with a mercury
barometer in Meteorological Station PoloniaMedan and produced accuracy of
0.000166072%.
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv-v
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 TempatdanWaktuPenelitian 3
1.7 AlatdanBahan 3
1.8 SistematikaPenulisan 3
DAFTAR PUSTAKA 50
LAMPIRAN 52
Halaman
Halaman
Halaman
ABSTRAK
Tekanan udara didefenisikan sebagai berat dari suatu kolom udara. Tekanan udara
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi cuaca sehingga diperlukan alat yang
dapat mengukur tekanan udara. Alat yang dibuat dalam penelitian ini adalah alat ukur
tekanan udara yang pengamatannya oleh pengamat cuaca dapat dilakukan dengan
bantuan sensor dan mikrokontroller dan kemudian diolah di dalam PC (Personal
Computer). Sensor yang digunakana dalah sensor HP03 yang menggunakan interface
I2C untuk komunikasi dengan mikrokontroller. Sistem pemrosesan data menggunakan
IC Mikrokontroller ATMega 8535 yang diprogram menggunakan bahasa C. Data
diinterfacekan ke computer dengan pemograman Visual Basic 6.0 melalui system
komunikasi serial untuk ditampilkan di computer dan disimpan. Penelitian ini
menghasilkan sistem pengukuran tekanan udara yang berbasis mikrokontroller
ATMega 8535. Sistem ini dibandingkan dengan barometer air raksa di Stasiun
Meteorologi Polonia Medan dan menghasilkan ketelitian sebesar 0,000166072 %.
ABSTRACT
Air pressure is defined as the weight of a column of air. Air pressure is one of the
factors that affect weather that required a tool that can measure air pressure. Tool
created in this study is a measure of air pressure observations by weather observers
can be done with the help of sensors and a microcontroller and then processed in a PC
(Personal Computer). The sensor used is the HP03 sensor uses I2C interface for
communication with the microcontroller. Data processing system using IC ATMega
8535 microcontroller is programmed using C language. The data is interfaced to a
computer with Visual Basic 6.0 programming via serial communication system for
display on a computer and stored. This research resulted in air pressure measurement
system based ATMega 8535microcontroller. The system is compared with a mercury
barometer in Meteorological Station PoloniaMedan and produced accuracy of
0.000166072%.
PENDAHULUAN
Tekanan udara didefenisikan sebagai berat dari suatu kolom udara. Tekanan udara
sangat mempengaruhi cuaca karena perubahan tekanan udara akan menyebabkan
perubahan kecepatan dan arah angin dan perubahan ini akan membawa pada
perubahan suhu dan curah hujan yang pada umumnya sangat menentukan sifat-sifat
iklim dan cuaca suatu daerah. Semakin besar perbedaan tekanan udara, semakin
kencang angin yang berhembus sehingga terjadi keseimbangan tekanan. Dalam
penerbangan, tekanan udara yaitu QFF (Qantas Frequent Flyer) dan QFE (Qantas
Field Elevation) merupakan salah satu informasi meteorologi (cuaca) yang penting
karena diperlukan oleh pesawat untuk dijadikan acuan ketinggian pesawat terbang saat
takeoff dan landing. QFE adalah tekanan udara di atas landasan bandara dan QFF
adalah tekanan udara di atas permukaan laut.
Oleh karena itu, dirancang suatu alat yang dapat mengukur tekanan udara secara
digital di Stasiun Meteorologi Polonia Medan yang kemudian dibandingkan hasilnya
dengan barometer air raksa. Alat ukur tekanan udara yang akan dibuat menggunakan
sensor tekanan udara HP03 dan diolah dengan mikrokontroller ATMega 8535 serta
ditampilkan dan disimpan di PC(Personal Computer). Keluaran sensor berupa data
digital yang sudah terkalibrasi penuh sehingga dapat dipakai langsung tanpa terlalu
banyak perhitungan tambahan.
Dalam pembuatan alat ukur tekanan udara ini, disusun perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara mengukur tekanan udara dengan alat pengukur tekanan udara
ini.
2. Bagaimana menampilkan tekanan udara ke monitor / display.
3. Bagaimana menyimpan data tekanan udara ke storage PC (Personal
Computer).
Penelitian ini bertujuan membuat suatu alat pengukur tekanan udara yang
pengamatannya dapat dilakukan dengan bantuan sensor dan kemudian data diolah di
mikrokontroller ATMega 8535 dan ditampilkan pada monitor PC (Personal
Computer).
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi landasan bagi stasiun pengamat cuaca
untuk mendapatkan data cuaca yang lebih akurat dan mendukung perkembangan
teknologi otomatisasi di bidang meteorologi.
Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Meteorologi Polonia Medan dan di Jl. Lebong
pada bulan maret hingga bulan juli 2013.
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ukur tekanan udara ini antara
lain sensor tekanan udara HP03, mikrokontroller ATmega8535, RS232, PC ( Personal
Computer), dan alat pendukung lainnya.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat dan waktu penelitian,
alat dan bahan, serta sistematika penulisan.
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan. Teori pendukung itu antara lain tentang pengaruh tekanan udara
(atmosfer) terhadap cuaca dan penerbangan, barometer air raksa, sensor HP03
dan mikrokontroller.
Dalam bab ini akan dibahas tentang rancangan alat, yaitu diagram blok dari
rangkaian, diagram alir sistem tekanan udara (atmosfer), diagram alir kerja
program komputer, dan system kerja dari masing-masing rangkaian.
LANDASAN TEORI
Tekanan udara (atmosfer) pada suatu permukaan adalah gaya yang diberikan kepada
suatu permukaan atau area oleh sekolom udara di atas permukaan tersebut. Tekanan
udara (atmosfer) merupakan salah satu parameter yang diamati oleh observer
(pengamat cuaca) ketika melakukan pengamatan udara permukaan atau synoptic
observation dan juga merupakan salah satu unsur cuaca terpenting yang dibutuhkan
dalam penerbangan. Tekanan sebenarnya di sebuah tempat dan pada satu waktu akan
berbeda tergantung pada ketinggian, suhu dan kerapatan udara (air density)
Perubahan tekanan udara (atmosfer) akan mempengaruhi pergerakan dalam atmosfer
yaitu pergerakan vertikal dari arus naik dan turun serta pergerakan horizontal dalam
bentuk angin. Kedua tipe pergerakan ini sangat penting karena keduanya
mempengaruhi perubahan cuaca serta mempengaruhi kinerja dari pesawat saat lepas
landas (takeoff), mendaki (climb) dan mendarat (landing).
Dengan mengamati gejala tekanan pada cakupan daerah yang luas, prakirawan
cuaca akan bisa lebih akurat memprakirakan pergerakan sistem tekanan dan cuaca
yang berhubungan dengannya. Contohnya, jika ada sebuah pola tekanan yang
Tekanan yang diberikan sebanding dengan massa udara vertikal yang terdapat
di atas permukaan tersebut sampai pada batas ketinggian lapisan atmosfer terluar. Hal
ini yang membuat tekanan udara (atmosfer) di setiap tempat berbeda menurut
ketinggian dari tempat tersebut. Meningkatnya ketinggian menyebabkan berkurangnya
jumlah molekul udara. Oleh karena itu, tekanan udara (atmosfer) menurun seiring
meningkatnya ketinggian. Ketinggian mempengaruhi setiap aspek penerbangan dari
pesawat. Di tempat yang tinggi, dimana tekanan udara (atmosfer) berkurang, jarak
untuk lepas landas dan mendarat akan bertambah. Ketika pesawat lepas landas, gaya
lift harus dikumpulkan dengan aliran udara di sekitar sayap. Jika udaranya tipis, maka
pesawat butuh bergerak lebih cepat lagi untuk mendapatkan lift yang cukup untuk
terbang, sehingga pesawat membutuhkan landasan yang lebih panjang. Sebuah
pesawat yang membutuhkan landasan sepanjang 1000 kaki di ketinggian yang sama
dengan permukaan laut, akan membutuhkan hampir dua kali lipat pada landasan yang
mempunyai ketinggian 5000 kaki. Demikian juga pada ketinggian yang lebih tinggi,
dikarenakan berkurangnya kerapatan udara, maka efisiensi mesin pesawat dan baling-
baling akan berkurang. Ini akan mengakibatkan pengurangan rate of climb
(kemampuan mendaki) dan landasan yang lebih panjang untuk lepas landas.
Barometer air raksa adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara
(atmosfer). Tekanan udara biasanya diukur dalam satuan inci air raksa (mercury,
in.Hg) oleh sebuah barometer air raksa. Barometer ini mengukur ketinggian dari
kolom air raksa yang ada di dalam sebuah tabung kaca. Pada suhu dan tekanan normal
tinggi air raksa berkisar pada 76 cm. Salah satu ujung dari tabung air raksa itu
dibiarkan terbuka untuk mendapatkan tekanan dari atmosfer, yang mendorong air
raksa di dalam tabung. Jika tekanan di luar bertambah, maka akan menekan air raksa
yang ada di dalam tabung untuk bergerak ke atas, sebaliknya jika tekanan berkurang
maka permukaan air raksa dalam tabung akan turun. Ketinggian air raksa dalam
tabung menjadi tolak ukur tekanan udara (atmosfer). Tipe barometer ini biasanya
digunakan di lab atau stasiun pengamatan cuaca termasuk di Stasiun Meteorologi
Polonia Medan. Karena stasiun pengamatan cuaca berada di seluruh penjuru bola
dunia, maka bacaan tekanan barometrik setempat di konversi ke tekanan permukaan
laut untuk mendapatkan standar bagi penyimpanan rekaman dan pelaporan. Tekanan
standar di permukaan laut didefinisikan sebagai 29,92 in.Hg pada 15° C. Tekanan
udara juga dikenal dalam satuan millibars, dengan 1 in.Hg kira-kira sama dengan 34
millibars dan standar tekanan di permukaan laut 1013,2 millibars.
Dalam menentukan tempat serta penempatan barometer, harus dipilih dan dilakukan
dengan sangat teliti dan hati-hati. Ruangan dimana barometer akan ditempatkan harus
memenuhi beberapa pokok, yaitu:
Cara membaca tekanan udara (atmosfer) pada barometer air raksa antara lain :
Ketika akan membawa barometer air raksa ke suatu tempat, hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain:
Tinggi rendahnya kolom air raksa diatas induk barometer air raksa tergantung oleh
beberapa faktor, diantaranya:
a. Faktor suhu
b. Faktor gravitasi
c. Faktor tinggi tempat (Elifant, 2011)
Jadi, untuk memperoleh data hasil pengamatan tekanan udara (atmosfer) yang
dapat dibandingkan antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya, perlu
ditentukan suatu keadaan yang disebut sebagai keadaan standard. Keadaan standard
yang dimaksud adalah meliputi:
a. Keadaan suhu standard, ialah keadaan pada suhu 0°C, dimana kerapatan air
raksa pada suhu 0°C adalah 13595,1 kg/m3.
b. Keadaan gravitasi standard, ialah gravitasi pada lintang 45°, dimana sesuai
dengan konvensi adalah 9,80665 m/s2.
c. Keadaan tinggi standard, ialah tinggi pada rata-rata tinggi air laut atau mean
sea level yang biasa disingkat (m.s.l).
a. Koreksi Index
Koreksi ini diperlukan karena adanya kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi
pada alat barometer itu sendiri yang meliputi :
b. Koreksi Lintang
c. Koreksi Tinggi
d. Koreksi Suhu
Jika pembacaan lebih tinggi dari 0°C, maka pembacaan barometer dikurangi dengan
koreksi suhu ini, jika lebih rendah dari 0°C koreksi ditambah. Koreksi ini perlu
diadakan karena :
i. Adanya perbedaan pemuaian antara air raksa dengan skala-skala barometer
terhadap perubahan keadaan suhu.
Jika barometer air raksa yang digunakan dipasang pada suatu tempat yang
tetap, misalnya barometer air raksa pada suatu stasiun meteorologi di darat yang
umumnya dipasang pada suatu tempat yang tetap. Biasanya dari beberapa koreksi
tersebut diatas, dijadikan suatu tabel yang terdiri dari dua macam koreksi yaitu :
a) Tabel koreksi QFE untuk mencari tekanan udara permukaan stasiun atau lapangan
terbang.
b) Tabel QFF untuk mencari tekanan udara permukaan laut.
a) Praktis digunakan di tempat yang tetap karena tidak perlu menyetel terlebih dahulu
jika ingin melakukan pengamatan.
Sensor HP03 adalah sensor yang dapat mendeteksi tekanan udara. Jangkauan tekanan
udara yang dapat dibaca oleh sensor adalah 300hPa hingga 1100hPa dengan resolusi
0.1hPa. Spesifikasi sensor antara lain :
Konektor I/O PORT (J1) berfungsi sebagai konektor untuk catu daya modul,
antarmuka UART TTL, dan antarmuka I2C. Berikut ini adalah tabel fungsi pin pada
sensor HP03 :
2.4 Mikrokontroller
Mikrokontroller adalah suatu sistem komputer lengkap dalam satu chip. Lengkap
dalam artian memiliki unit CPU, port I/O (paralel dan serial), timer, counter, memori
RAM untuk penyimpanan data saat eksekusi program, dan ROM tempat dari mana
perintah yang akan dieksekusi. Mikrokontroller merupakan teknologi semikonduktor
dengan kandungan transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang
kecil serta dapat diproduksi secara massal (dalam jumlah banyak) sehingga harganya
menjadi lebih murah.
a. Memori program
ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang
terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki
lebar data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian
program boot dan bagian program aplikasi.
b. Memori data
ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi
menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM.
ATmega8535 memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register I/O yang
dapat diakses sebagai bagian dari memori RAM (menggunakan instuksi LD
atau ST) atau dapat juga diakses sebagai I/O (menggunakan instruksi IN atau
OUT), dan 512 byte digunakan untuk memori data SRAM.
RANCANGAN ALAT
MONITOR/ CPU
DISPLAY
STORAGE
1. Sensor
Sensor tekanan udara yang digunakan adalah sensor HP03 buatan innovative
electronics. Sensor ini menggunakan interface I2C untuk komunikasi dengan
mikrokontroller. Sensor menghasilkan data serial dengan mengirim perintah agar
sensor mulai mengkonversi. Resolusi sensor sebesar 16 bit yang dibagi menjadi 2 byte
data. Berikut ini adalah gambar rangkaian sensor :
Pada antarmuka I2C ini, modul sensor bertindak sebagai slave dengan alamat
sesuai dengan telah ditentukan sebelumnya melalui pengaturan jumper ( pin 5-6).
Antarmuka I2C pada modul sensor mendukung bit rate sampai dengan maksimum
100 kHz. Semua perintah yang dikirim melalui antarmuka I2C diawali dengan start
condition dan kemudian diikuti dengan pengiriman 1 byte alamat modul sensor.
Setelah pengiriman alamat, selanjutnya master harus mengirim 1 byte data yang berisi
<nomor perintah> dan (jika diperlukan) 1 byte data parameter perintah. Selanjutnya,
setelah seluruh parameter perintah telah dikirim, urutan perintah diakhiri dengan stop
condition.
Berikut ini urutan yang harus dilakukan untuk mengirimkan perintah melalui
antarmuka I2C :
Sebuah data parameter yang memiliki range lebih besar dari 255 desimal
(lebih besar dari 1 byte) dikirim/diterima secara dua tahap. Satu byte data MSB
dikirim/diterima lebih dahulu kemudian diikuti dengan data LSB. Misalnya parameter
<P16bit> yang memiliki range 3000 - 11000. Jika <P16bit> bernilai 1234 maka byte
MSB yang dikirim/diterima adalah 4 dan byte LSB yang dikirim/diterima adalah 210
((4*256) + 210 = 1234).
2. Mikrokontroller
+ 5V
16
DB-9
Vcc
Dari Mikrokontroller 12 13
3
MAX 232
11 14
2
1 4
5
3 5
6 2
Gnd
8
10uF/25V 10uF/25V
+ 5V
Dalam hal ini, komputer server bukan bagian dari rancangan melainkan sebagai
piranti pembantu untuk merealisasikan sistem monitoring dimana komputer diprogram
untuk membaca data dari rangkaian dan menampilkan berupa besaran tekanan udara
secara visual pada layar monitor. Komputer diprogram dengan menggunakan bahasa
basic yaitu VB 6.0. Untuk keterangan lebih lengkap mengenai program komputer
akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
START
STOP
Diagram di atas merupakan diagram alir dari sistem pengukur tekanan udara.
Diagram menggambarkan aliran proses untuk satu siklus kerja mulai dari awal hingga
YA
TIDAK
STOP
3.4 Program
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
#asm
.equ __scl_bit=3 1
#endasm
#include <i2c.h>
UCSRB=0x18;
UCSRC=0x86; 4
UBRRH=0x00;
UBRRL=0x19;
i2c_init();
5
delay_ms(250);
while (1)
delay_ms(15); // delay 15 ms 7
temp1 = i2c_read(1);
temp2 = i2c_read(0); 8
delay_ms(15); // delay 15 ms
// printf("%i",temp1);
// delay_ms(1000);
// printf("%i",temp2);
printf("%i",pressure); 9
delay_ms(250);
};
Keterangan program :
6. Perintah untuk mengirim data ke modul sensor untuk membaca tekanan udara
yaitu menulis kode E0 disupply 00.
8. Perintah untuk membaca data sensor 16 bit yang terbagi menjadi dua yaitu
byte rendah dan byte tinggi yang masing-masing disimpan pada variable
temp1 dan temp2 kemudian mengirim perintah stop untuk menghentikan
komunikasi I2C.
9. Perintah untuk mengkonversi 16 bit data yang terkode dalam bilangan hexa
menjadi desimal dan mengirimkannya ke komputer melalui port serial.
Pemograman bahasa visual basic 6.0 digunakan untuk menampilkan data tekanan
udara yang terukur dan menyimpan data tekanan udara ke storage PC. Data yang
tersimpan di PC dapat ditampilkan kembali dalam format excel. Berikut ini adalah
pemograman bahasa Visual Basic 6.0 yang digunakan :
As Single
Dim i, j As Integer
Timer3.Enabled = False 2
oxlbook.SaveAs FileName
For i = 2 To j
Next i
oxlbook.SaveAs FileName
oxlbook.Close
1:
End Sub
Timer3.Enabled = True 3
End Sub
Unload Me 4
End Sub
With MSComm1
.CommPort = 1
.Settings = "9600,n,8,1"
.DTREnable = True
.RTSEnable = True
5
.RThreshold = 1
.SThreshold = 0
.PortOpen = True
End With
cal = Text2
End Sub
cal = 1
6
End If
cal = Text2
End Sub
j = j + 1
Dtime(j) = Text4 7
DPreasure(j) = Text1
End Sub
Text4 = Time
8
End Sub
x = MSComm1.Input
9
End If
End If
End Sub
2. Merupakan perintah untuk menyimpan file pada database excel yaitu waktu
dan tekanan udara yg terdeteksi, dimana jumlah data yg disimpan adalah sama
dengan j sbagai counter jumlah data. Nama file yang disimpan berada pada
filename. Setelah penyimpanan file data base excel harus dtitutup.
5. Perintah untuk membuka port pada saat form diaktifkan dan mengisi konstanta
kalibrasi yg ada pada text 2.
7. Merupakan timer untuk mengakuisisi data tiap satu menit yaitu data waktu
atau jam dan tekanan yg terukur dan disimpan pada variable array Dtime dan
Dpressure.
9. Timer 5 adalah timer untuk sesi pembacaan data melalui port serial dengan
penyaringan dan kalibrasi artinya jika x lebih kecil dari 2000 memberi arti data
yg terbaca tidak valid karena diluar jangkauan sensor dengan demikian data
tersebut tidak akan ditampilkan. Text1 = x/10 *cal adalah perintah untuk
mengkalibrasi data yg dikirim oleh sensor dan menampilkannya pada monitor
yaitu text 1
Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa data
penting antara lain :
1 5,00
2 5,00
3 5,00
5 5,00
6 5,00
7 5,00
8 5,00
9 5,02
10 5,02
11 0,00
12 0,78
13 0,82
14 5,05
15 3,39
16 0,50
17 0,52
18 0,53
19 0,50
20 0,53
22 0,00
23 0,55
24 0,70
25 0,71
26 0,57
27 0,55
28 0,56
29 0,57
30 5,04
31 0,00
32 5,04
33 0,56
34 0,55
35 0,54
36 0,55
37 0,54
39 0,55
40 0,07
1 6,96
2 9,08
3 2,40
4 4,55
5 4,56
6 8,67
7 8,66
8 0,00
10 3,92
11 3,42
12 5,04
13 0,00
14 3,11
15 0,00
16 5,04
Pengujian pengiriman data serial pada interface RS232 (level RS232 dan level
TTL) menggunakan osiloskop. Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang
berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan
dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinark atode. Peranti pemancar
electron memproyeksikan sorotan electron ke layar tabung sinar katode.
Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam
osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontiniu sehingga dapat
dipelajari.
1. Frekuensimaksimum 50Mhz
2. Teganganukurmaksimum 500 Volt
3. Waktunaik ≤ 7ns
4. Real-time Sampling Rate 500MS/s
5. Sensitifitasvertikal1mV ~ 20V/div
6. Panjangrekammaksimum 2 x 600k
7. Scan Time Base 5ns ~ 50s/div
8. Berfungsimengukurfrekuensi,amplitudo, dan menampilkan bentuk gelombang
listrik
9. Dapatmengukurduagrafiksekaligus
Sebagai pengujian ketelitian alat ukur ini, dilakukan pengukuran terhadap tekanan
udara. Pada pengukuran ini menggunakan alat yaitu barometer air raksa tipe Kew
Pattern di Stasiun Meteorologi Polonia yang kemudian datanya dibandingkan
dengan alat ukur tekanan udara yang telah dibuat.
Untuk inisialisasi awal, nilai tekanan udara pada alat dibandingkan dengan
barometer air raksa di Stasiun Meterorologi Polonia pada satu waktu yang sama.
Pada saat pengukuran, barometer air raksa menunjukkan nilai tekanan udara
1007,4HPa sedangkan alat yang dibuat menunjukkan nilai tekanan udara
1005,0HPa. Dari kedua nilai tekanan udara tersebut, diperoleh nilai konstanta
kalibrasi :
% Kesalahan = | |x 100%
dan
Deviasi = Pa -Pb
Dimana :
15 1005,7 1005,7000 0 0
20
1005,3 1005,2999 -0.0001 0.00001
n = 20
Keterangan : Nilai persen kesalahan alat sangat kecil sehingga dapat dikatakan bahwa
alat yang dibuat cukup akurat dan dapat mengimbangi akurasi pengukuran barometer
air raksa.
5.1 KESIMPULAN
1. Berdasarkan data dan analisis yang didapat dari pembuatan alat ukur tekanan
udara menggunakan sensor HP03 dan mikrokontroller ATMega 8535, maka
alat sistem monitoring tekanan udara dapat berfungsi dengan baik.
2. Alat ini telah diuji coba dan dibandingkan hasilnya dengan Barometer Air
Raksa dan diperoleh kesalahan rata-rata tekanan udara sebesar 0,000166072%.
3. Berdasarkan nilai kesalahan rata-rata yang diperoleh, maka alat ukur tekanan
udara yang dibuat cukup akurat.
5.2 SARAN
Agfianto Eko Putra. 2002. Teknik Antarmuka Komputer: Konsep dan Aplikasi. Edisi
1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Azis, Muhammad. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kapasitansi Kapasitor Leyden Jar
dengan Bahan Dielektrik Larutan Garam Berbasis Mikrokontroller dan Tampilan
LCD. Bogor: IPB.
Manalu, R, Darwis dan Sihombing, Poltak. 2011. Pemograman Visual Basic 6.0.
Medan. USU Press.
Oyj, Vaisala. 2004. Visala Hydromet™ System MAWS301 User’s Guide : Finland.
Rojali. 1997. Alat-Alat Meteorologi. Jilid A. Jakarta : Balai Pendidikan dan Latihan
Meteorologi dan Geofisika.
Yadi, Abdul. 2002. Aplikasi Visual Basic dalam Industri Manufaktur. Elex Media
Komputindo : Jakarta.
http://rachmadenviro09.wordpress.com/2010/12/24/pengaruh-cuaca-pada-
penerbangan/. Diakses tanggal 20 April, 2013.
http://www.scribd.com/doc/148144712/91787138-Barometer-Air-Raksa. Diakses
tanggal 3 Mei, 2013.
http://komponenelektronika.com/current-sensor-analog-sound-sensor-digital-
buzzermodule/146-dt-sense-barometric-pressure-sensor-barometric-temperature-
sensor-sensor-tekanan-sensor-suhu-udara-sensor-berbasis-hp03.html. Diakses tanggal
5 Mei, 2013.