Edit Kti - Ku 2018
Edit Kti - Ku 2018
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karies gigi adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
kerja mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat diragikan. Karies gigi dapat
menyebabkan focal infection dental origin yaitu infeksi kronis di suatu tempat yang
mulut di beberapa daerah karena data menunjukkan prevalensi dan derajat karies
yang tinggi.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995,
penyakit gigi dan mulut yang ditemukan di masyarakat masih berkisar penyakit
yang menyerang jaringan keras gigi (karies) dan penyakit periodontal, yang
(kerusakan pada gigi yang belum ditangani). Pengalaman karies perorangan rata-rata
(DMF-T = Decay Missing Filling-Teeth) berkisar antara 6,44 dan 7,8 yang berarti
telah melebihi indeks DMF-T yang telah ditetapkan oleh WHO ( World Health
penduduk merasa terganggu aktivitasnya selama 4 hari akibat dari karies gigi dan
berdasarkan SKRT 2004 prevalensi karies gigi mencapai 90,05%. Sedangkan hasil
77%.(Anonim,2010)
1
Di Indonesia, laporan penelitian mengenai prevalensi kerusakan gigi masih
sesungguhnya diperlukan sebagai indikator untuk menilai keadaan kesehatan gigi dan
sebagai faktor tambahan. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan saling
mempengaruhi sehingga apabila salah satu faktor tidak ditemukan, maka tidak akan
terjadi penyakit karies gigi. Hingga saat ini sudah banyak hasil penelitian yang
Berdasarkan data program Kesehatan gigi dan mulut di Rumah Sakit Umum
sebanyak 17,5% sedangkan tahun 2017 meningkat menjadi 20,8%, sehingga penulis
tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan menuangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah
B. RUMUSAN MASALAH
2
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2018.
D. MANFAAT PENELITIAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Karies
Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email
Indikator karies gigi dapat berupa prevalensi atau frekuensi karies dan
skor dari indeks karies. Prevelensi karies adalah angka yang mencerminkan
penderita karies gigi dalam periode tertentu disuatu subjek Penelitian. Indeks
karies gigi yaitu angka yang menunjukkan jumlah gigi karies seseorang atau
sekelompok orang. Indeks karies gigi tetap disebut DMF (D,decayed = gigi
karies yang tidak ditambal ; M, missing = gigi karies yang sudah atau
seharusya dicabut ; F, filled = gigi karies yang sudah ditambal), pertama kali
Status karies gigi Dengan mengunakan indeks dari WHO yaitu DMF-
4
proses terjadinya karies. Karies hanya biasa terjadi apabila ada 4 faktor yaitu :
(Rahina,2002-2003)
jika aliran saliva berkurang atau hilang maka jaringan karies mungkin tidak
adalah kecepatan terbentuknya karies dalam waktu yang lama, karies tidak
gigi, antara lain usia, jenis kelamin, keturunan, Ras, Makanan, unsure kimia
dan Plak.
5
3. Klasifikasi Karies Gigi
2. Karies media yaitu dimana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum
3. Karies propunda yaitu dimana karies sudah mengenai lebih dai setengah
1. Klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (pits dan fissur) dari gigi
premolar dan molar (gigi posterior) terdapat pada gigi anterior di foramen
caecum.
2. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi-gigi Molar atau
3. Klas III
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan, tetapi belum
4. Klas IV
6
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi-gigi depan dan
5. Klas V
Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-gigi depan maupun
gigi beakang pada permukaan labial, lingual, palatal ataupun bukal dari
gigi. (Taringan,1990)
4. Pencegahan Karies
Secara teoritas permukaan gigi yang bebas plak tidak akan menjadi
7
B. Tinjauan Umum Tentang Prevalensi Karies
1. Arti Prevalensi
Indikator karies gigi dapat berupa prevalensi atau frekuensi karies dan
skor dari indeks karies. Prevalensi karies gigi adalah angka yang mencerminkan
jumlah penderita karies gigi dalam periode tertentu di suatu subjek penelitian
Indeks DMF atau def gigi disebut DMF-T (DMF-Tooth) untuk gigi tetap
atau def-t untuk gigi tetap sulung dan di permukaan gigi disebut DMF-S (DMF-
Surface) untuk permukaan gigi sulung. Batasan prevalanse dan indeks ini dapat
2. Prevalensi Karies
gigi (Davies : 1954). Karies rampan didefinisikan sebagai karies akut yang
menyebar secara cepat dan menyeluruh, termasuk gigi bawah yang biasanya
8
karies yang relatif baru, rata-rata 10 gigi per tahun (McDonald, Levine dan
Hill, 1978).
dengan kondisi anak itu sendiri, dimana email gigi sulung lebih tipis
strukturnya kurang solid, morfologi gigi lebih tidak beraturan, dan kontak
antar gigi merupakan kontak bidang yang lebih luas. Keadaan saliva juga
dihubungkan dengan karies rampan. Selain itu anak lebih sering memakan
karies rampan. Bila karies rampan berlangsung lebih awal, terutama pada
anak yang minum susu botol dalam waktu lama akan timbul corak karies
1. Usia
bertambah. Hal ini jelas karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama
karies kuat akan menunjukkan jumlah karies lebih besar dibanding yang
2. Jenis Kelamin
tetap wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Demikian juga hanya
9
anak-anak, prevelensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi
disbanding anak laki-laki. Hal ini disebabkan antara lain erupsi gigi anak
3. Keturunan
gigi yang baik, terlihat bawwa anak-anak dari 11 orang tua memilki keadaan
gigi yang cukup baik. Disamping itu dari 46 pasang orang tua Dengan
prosentase karies yang tinggi, hanya 1 (satu) pasang yang memiliki anak
dengan gigi yang baik, 5 (lima) pasang dengan prosentase karies sedang,
selebihnya 40 pasang lagi dengan prosentase karies yang tinggi. Tapi dengan
4. Ras
pada ras tertentu dengan rahang yang sempit sehingga gigi-gigi pada rahang
sering tumbuh tidak teratur, tentu dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini
10
5. Makanan
gosok gigi yang alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi.
dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti: bonbon, coklat,biskut
3. Unsur Kimia
gigi.
6. Plak
mencegah karies gigi. Plak ini terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air
ludah seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposet dengan
sisa-sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula berbentuk agar cair yang
11
lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertumbuhnya dimana bakteri tidak
dapat disangkal bahwa setelah makan kita harus menidiakan plak sebanyak
1990)
D. Kerangka konsep
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Suku
Ras
Makanan
Unsur Kimia
Prevalensi Karies
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
1. Populasi
2. Sampel
13
D. Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data yang diperoleh dengan cara pencatatan dan pemeriksaan dengan melihat
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari buku register pasien poli gigi di RSUD Majalengka
tahun 2018.
a. Sonde
b. Excavator
c. Kaca mulut
d. Pinset
e. Gelas kumur
b. Kapas, betadine
d. Handuk kecil
14
F. Defenisi Operasional
1. Karies adalah kerusakan yang terjadi akibat bakteri pada permukaan gigi
karies gigi
G. Kriteria Obyektif
1. Editing
kebenarannya.
15
2. Coding
3. Tabulasi
I. Penyajian Data
melihat gambaran hubungan frekuensi menyikat gigi dengan terjadi karies antara
varibel independent dengan dependent. Data tersebut dibuat dalam bentuk tabel
dan grafik distribusi dari kedua variable tersebut disertai penjelasan dari
16
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Tabel. 4.1
Distribusi Frekuensi Prevalensi karies gigi di RSUD Majalengka tahun 2018.
Prevalensi Frekuensi %
JUMLAH 43 100
17
prevalensi karies gigi yang terbanyak pada 2 gigi karies yaitu 12 (27.9 %)
orang dan terendah pada prevalensi 8 gigi karies yaitu 3 (6,98 % ) orang
Tabel. 4.2
Distribusi Prevalensi karies gigi berdasarkan karakteristik umur pasien
di Poli Gigi RSUD Majalengka tahun 2018.
Umur Frekuensi %
6 – 12 Tahun 8 18,60
13 – 21 Tahun 10 23,25
22 – 49 Tahun 20 46,51
Total 43 100.0
sebanyak 20 (46,51%) dan terendah pada umur > 50 Tahun yaitu 3 ( 11,63%)
pasien.
Tabel. 4.3
Distribusi Prevalensi karies gigi berdasarkan karakteristik umur pasien
di Poli Gigi RSUD Majalengka tahun 2018.
Perempuan 32 74.4
Total 43 100.0
18
Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa dari 43 Pasien yang
Tabel. 4.4
Distribusi Prevalensi karies gigi berdasarkan Tingkat Pendidikan pasien
di Poli Gigi RSUD Majalengka tahun 2018.
SD 8 18,6
SMP 10 23,3
SMA 10 23,3
Diploma 8 18,6
Total 43 100.0
pasien.
19
B. Pembahasan
dengan prevalensi karies gigi di Poli Gigi RSUD Majalengka tahun 2018.maka
pasien
bertambah. Hal ini jelas karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih
20
terjadinya karies kuat akan menunjukkan jumlah karies lebih besar dibanding
Kelamin pasien
Russel, (1973) mengatakan bahwa prevelensi karies gigi tetap wanita lebih
prevelensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi dibanding
anak laki-laki. Hal ini disebabkan antara lain erupsi gigi anak perempuan
lebih cepat dibanding anak laki-laki. Demikian pula wanita dewasa karena
pada umunya wanita lebih banyak makanan sampingan (camilan) selain dari
Pendidikan pasien
21
tingkat pengetahuan. Demikian pula pada pengetahuan mengenai kesehatan
22
BAB V
A. Kesimpulan
1. Prevalensi karies gigi yang terbanyak di Poli Gigi RSUD Majalengka tahun
tahun 2018
B. Saran-Saran
2. Perlunya Promotif dan preventif pada wanita yang berpotensi tinggi karies
agar terhindar dari berbagai macam infeksi dimulut. Karies adalah penyakit
yang dapat dicegah. Oleh sebab itu, dengan kesadaran yang tinggi akan
23
Sebaiknya konsultasikan masalah kesehatan mulut anda dengan berkunjung
24
DAFTAR PUSTAKA
Adenan, Aprillia. (1990). Studi Karies Masing-masing Permukaan Gigi Pada Murid
Taman Kanak-kanak Yang Berusia 4-5 Tahun di p.t.p. Xii Pengalengan Kabupaten
Andlaw RJ. (1992). Perawatan Gigi Anak. Jakarta : Widya Medika P.35.
Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Siswi Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
Aryani S, Agustina. (1999). Sikap Siswa Terhadap Kesehatan Gigi. Surabaya : SLTP
Ciputri. P. 6
Asmawati, Fransario AP. (2007). Analisis Hubungan Karies Gigi dan Starus Gizi
Anak Usia 10-11 Tahun di SDN I Bawakaraeng dan SDN 3 Bangkala. Jurnal
Dentifasial. 6.2:80
Astuti S, Eko. (2007). Peran Siga Pada Karies Gigi Anak. Denpasar : Jurnal
Klinik Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga pada
tahun 1990, 1994 dan 1998. Majalah Kedokteran Gigi. 32. (4):165
Chemiawan E, dkk. Prevelensi Nursing Mouth Caries pada Anak Usia 15-60 bulan
25
Green Rm, Eccles JD. (1994). Konservasi Gigi. Jakarta: Widya Medika;1994,p.20
EGC.P.8,16-17
Utara P.4(2):1-2
Soebroto, 1. (2009). Apa Yang Tidak Dikatakan Dokter Tentang Kesehatan Gigi
Suwelo Is. (1992). Karies Gigi pada Anak dengan Pelbagi Faktor Etiologi. Jakarta:
Yani E.W.R. (2005). Hubungan Pola Menyikat Gigi dengan Karies Gigi. Jurnal
dan Mulut Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Bekasi, 1997/1998. Jurnal Kedokteran
26
Yohana, L (2003). Kerusakan Gigi Anak-Anak SLUB Saraswati Denpasar 2003.
27