Anda di halaman 1dari 3

DAFTAR PUSTAKA

Bachri, S. 2013. Peran Sistem Tunjaman, Sesar Mendatar Transform dan


Pemekaran Terhadap Sebaran Cekungan Sedimen di Indonesia. J.G.S.M.
14 (1) : 19-27
Barker, R. W. 1960. Taxonomic Notes on the Spesies Figured by H. B. Brady in
his Report on the Foraminifera Dredged by H. M. S. Challenger During
the Years 1873 – 1876. Accompanied by a Reproduction of Brady’s
Plate. Society of Economic Paleontologist and Mineralogist spesial
Publication no 9. Tulsa, Oklahoma, U.S.A.
Billman, H., Hottinger L., Oesterle H. 1980. Neogene to Recent Rotaliid
Foraminifera from the Indopasific Ocean; their Canal System, their
Classification and their Stratigraphic Use. Schweizerische
Palaontologische Abhandlungen. Volume 101.
Boomgaart, L. 1949. Smaller Foraminifera From Bodjonegoro (Java). Geological
Institute University of Utrecht Holland.
Fauzielly, L. 2008. Foraminifera Sebagai Penciri Paleo Environment: Studi Kasus
Pada Lintasan Kali Bentur, Ngawenan, Blora. Bulletin of Scientific
Contribution. 6 (1) : 15-21
Firmansyah, R., H. Mawardi A., dan Riandi, U. M. 2009. Mudah dan Aktif
Belajar Biologi. Jakarta. PT. Setia Purna Invest.
Graham, J. J., dan Johnson K.G. 1959. Recent Foraminifera From The Puerto
Galera Area Northern Mindoro. Philippines. Standford University
Publications, Sranford, California.
Hadipandoyo, S., H. Setyoko J., Suliantara., Guntur A., Riyanto H., Saputro H.
H., Harahap H. H., dan Firdaus N. 2007. Kuantifikasi Sumberdaya
Hidrokarbon Indonesia. Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”.
Hayward, B.W,. Le Coze, F., dan Gross, O. 2018. World Foraminifera
Database. Quinqueloculina disparilis var. curta Cushman, 1917.
Accessed through: World Register of Marine Species at:
http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=709182 on
2018-02-23
Kholiq, A. 2005a. Sekilas Foraminifera Mikrofosil yang berharga. Jakarta. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
“LEMIGAS”.
Kholiq, A. 2007. Stratigrafi Foraminifera Kelompok Rotalia dari Sumur CKR-I,
Cekungan Jawa Barat Utara. Proceeding Joint Convention Bali. The
32and HAGI, The 36th, ANDThe 29th IATMI Annual Conference and
Exhibition.
Kholiq, A. 2013. Panduan Preparasi Perconto Batuan dan Analisis
Biostratigrafi Berdasarkan Foraminifera. Jakarta. Laboratorium
Foraminifera, Kelompok Stratigrafi, KPPP Eksplorasi. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”.
Kholiq, A. 2016a. Penggunaan Foraminifera Plangtonik Secara Bijakasana
dakam Biostratigrafi di Indonesia. Jakarta. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS”.
Kholiq, A. 2016b. Foraminifera Bentonik dan Umur Relatif. Jakarta. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
“LEMIGAS”.
Kholiq, A. 2016d. Foraminifera Bentonik dan Lingkungan Pengendapan.
Kelompok Stratigrafi, Kelompok Progam Riset dan Teknologi
Eksplorasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi “LEMIGAS”.
Natsir, S. M. 2010. Kelimpahan Foraminifera Resen Pada Sedimen Permukaan Di
Teluk Ambon. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 2 (1) : 9-
18
Nugroho, P. A. 2015. Keterkaitan Terbentuknya Himalaya dengan Tatanan
Indonesia Bagian Barat. Tugas Akhir. Program Studi Geologi Sekolah
Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
Oriana, N., Nurruhwati I., Riyantini I., dan Yuliadi L. P. S. 2017. Kelimpahan
Foraminifera Bentik Berdasarkan Komposisi Dinding Cangkang di
Perairan Pulau Tegal, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Jurnal
Perikanan dan Kelautan. 8 (1) : 1-8
Pribadi, G. A., Syafri I., dan Mohammad F. 2017. Pola Pertumbuhan Batuan
Karbonat Lapangan Kancil Interval“Mid Main Carbonate” Formasi
Cibulakan Atas, Cekungan Jawa Barat Utara. Padjadjaran Geoscience
Journal. 1 (3) : 207-215.
Puspasari, R., Marsoedi., Sartimbul A., dan Suhartanti. 2012. Kelimpahan
Foraminifera Bentik Pada Sedimen Permukaan Perairan Dangkal Pantai
Timur Semenanjung Ujung Kulon, Kawasan Taman Nasional Ujung
Kulon, Banten. Jurnal Penelitian Perikanan. 1 (1) : 1-9
Supangat, A. dan Muawanah, U. 1996. Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar
Laut. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumber Daya Non-Hayati, Badan
Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.
van Marle, L.J. 1991. Eastern Indonesian, Late Cenozoic Smaller Benthic
Foraminifera. Venhandelingen der Koninklijke Nederlandse Akademie
van Wetenschappen, Afd. Natuurkunde, Eerste Reeks, deel 34. North-
Holland, Amsterdam/Oxfort/New York/Tokyo.
Zen, M. T. 2009. Mengelola Risiko Bencana di Negara Maritim Indonesia.
Bandung. Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepala Masyarakat ITB.
Sidiq, A., Hadisusanto S., Dewi T. K. 2016. Foraminifera Bentonik Kaitannya
dengan Kualitas Perairan di Wilayah Barat Daya Pulau Morotai, Maluku
Utara. Jurnal Geologi Kelautan. 14 (1) : 13 – 22
Natsir, S. M., Dewi K. T., Ardhyastuti S. 2017. Keterkaitan Foraminifera dan
Kedalaman Perairan Sebelah Tenggara Pulau Seram, Maluku. Jurnal
Geologi Kelautan. 15 (2) : 73 – 80
Arifin, F. 2013. Identifikasi Mikrofosil Foraminifera untuk Menentukan
Paleobatimetri Batugamping Formasi Tonasa, Daerah Ralla, Kecamatan
Tanete Riaja Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Group Teknik
Geologi. 7 (1) : 1 – 8
Turang, D. A. O. 2017. Sistem Pakar Penentuan Jenis Planktonic Foraminifera
Berbasis Web dengan Metode Forward Chaining. Jurnal Ilmiah
Teknologi Informasi Terapan. 4 (1) : 32 – 43
Widianingsih, M. 2012. Keanekaragaman Foraminifera Bentik dalam Sedimen
Dasar Perairan pada Kedalaman yang Berbeda di Teluk Balikpapan,
Propinsi Kalimantan Timur. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Gustiantini, L., Usman E. 2008. Distribusi Foraminifera Bentik sebagai Indikator
Kondisi Lingkungan di Perairan Sekitar Pulau Batam – Riau Kepulauan.
Jurnal Geologi Kelautan. 6 (1) : 43 – 52

Anda mungkin juga menyukai