Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin,

plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini

berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi

uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur. Mula – mula

kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada

puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk

pengeluaran janin dari rahim ibu.

Dalam rangka proses persalinan tersebut, maka secara alamia

ibu bersalin akan mengeluarkan banyak energi dan mengalami

perubahan – perubahan,baik secara fisiologis maupun psikologis.

Setiap tahunnya diperkirakan 350.000 ibu meninggal akibat

kehamilan dan persalinan. Laporan organisasi kesehatan dunia World

Health Organitation (WHO) bahwa pada tahun 2010 penyebab utama

kematian ibu didunia adalah perdarahan sebesar 35%, kemudian

hipertensi sebesar 18%, penyebab tidak langsung 18%, penyebab

langsung lainnya 11%, abortion 9%, infeksi 8% dan emboli 1%.

Angka kematian ibu merupakan salah satu target yang telah

ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (Millenium

Development Goals) tujuan kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu.


Adapun target pencapaian Millenium Development Goals (MDG’S) yaitu

angka kematian ibu (AKI) di Indonesia menjadi 102/100.000 pada tahun

2015, dan untuk itu upaya terobosan yang efektif dan

berkesinambungan harus terus dilakukan. Angka Kematian Ibu (AKI)

berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,

status gizi dan kesehatan ibu,kondisi kesehatan lingkungan, tingkat

pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan

waktu ibu melahirkan dan masa nifas.

Upaya untuk menurun angka kematian ibu (AKI) dari tahun

sebelumnya diperkirakan pencapaian target Millenium Development

Goals (MDGs) meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurun

angka kematian sebesar tiga perempatnya antara 1190 – 2015, serta

yang menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu,

proposi pertolong persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih .

Survey demografi kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2012

Angka Kematian Ibu ( AKI ) yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, nifas sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini

masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 .

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

jumlah kematian ibu tahun 2011 sebanyak 121 orang dengan penyebab

terbanyak yaitu 63 orang ( 52,7 %), Hipertensi dalam kehamilan 28


orang ( 23,14 % ), Infeksi 1 orang ( 0,83 ), Abortus 1 orang ( 0,83 % ),

Partus lama 1 orang ( 0,83 ), dan penyebab lain 26 orang ( 21,48 % ).

Perdarahan menempati tempat pertama sebagai penyebab

kematian ibu di Indonesia sebesar 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%,

aborsi yang tidak aman 5% dan persalinan lama 5%. Di Kota Makassar

pada tahun 2011 AKI sebesar 11,4/100.000 kelahiran hidup yang

disebabkan oleh perdarahan 2 kasus dan infeksi 1 kasus dari 26.129

persalinan.

Di Kota Makassar, AKI maternal mengalami fluktuasi selama 3

tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya

yaitu sebesar 16,27 per 100.000 kelahiran hidup (AKI : 16,27/100.000

Kelahiran Hidup ) dibanding tahun 2012 yaitu sebesar 8,32 per 100.000

kelahiran hidup (AKI : 8,32/100.000 Kelahiran Hidup ). Tahun 2011

sebesar 11,48 per 100.000 kelahiran hidup, (AKI = 11,48/100.000 KH).

Angka ini didapatkan dari hasil formulasi data yang dilaporkan serta

hasil pencatatan unit-unit pelayanan kesehatan yang direkap dan

dilaporkan oleh Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan

Kota Makassar dimana untuk tahun 2013 tercatat 4 kasus kematian Ibu

Maternal dari 24.576 kelahiran hidup yang disebabkan perdarahan post

partum dan eklampsia .

Berdasarkan urain diatas dan pengambilan keputusan yang

cepat dan tepat oleh tenaga yang terampil dalam penanganan dapat
menimbulkan resiko baik janin maupun pada ibu. Oleh karena itu

seluruh bidan diharapkan dapat melaksanakan tugasnya secara

profesional dan berkualitas dengan menguasai segala ilmu

pengetahauan dasar maupun pengetahuan-pengetahuan tambahan

yang berhubungan dengan ilmu kebidanan agar AKI dan AKB dapat

menurun.

B. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan kasus ini mencakup proses

penerapan Asuhan Kebidanan pada Ny “R“ di Rumah Bersalin Mattiro

Baji Sungguminasa, Kab.Gowa.

C. Tujuan Penulisan.

a. Tujuan Umum

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman nyata dalam memberikan asuhan kebidanan intranatal

fisiologi pada Ny “R” dengan presentase belakang kepala di

Rumah Bersalin Mattiro Baji.

b. Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi dan menganalisis data dasar pada Ny “R“

dengan presentase belakang kepala di Rumah Bersalin Mattiro

Baji.
2. Merumuskan diagnosa / Masalah aktual pada Ny “R” dengan

presentase belakang kepala di Rumah Bersalin Mattiro.

3. Merumuskan diagnosa / Masalah potensial pada Ny “R”

dengan presentase belakang kepala di Rumah Bersalin Mattiro

Baji.

4. Mengevaluasi tindakan segera dan kolaborasi pada Ny “R”

dengan presentase belakang kepala di Rumah Bersalin Mattiro

Baji.

5. Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny “R” dengan

presentase belakang kepala di Rumah Bersalin Mattiro Baji.

6. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny “R“

dengan presentase belakang kepala di Rumah Bersalin Mattiro

Baji.

7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada Ny “R” dengan

presentase belakang kepala di Rumah Bersalin Mattiro Baji.

8. Mendokumentasikan seluruh tindakan asuhan Kebidanan

pada Ny “R” dengan presentase belakang kepala di Rumah

Bersalin Mattiro Baji.


D. Manfaat Penulisan.

1. Manfaat institusi

Sebagai salah satu sumber pertimbangan bagi mahasiswa yang

mengikuti proses pembelajaran di Akademi Kebidanan

Muhammadiyah Makassar

2. Manfaat ilmiah

Sebagai bahan masukan atau informasi dan memperkaya ilmu

pengetahuan dan bahan acuan penulis berikutnya.

3. Manfaat bagi pemerintah

Sebagai salah satu informasi bagi penentu kebijakan dan

pelaksanaan program baik bagi depertemen kesehatan maupun

pihak Rumah Bersalin.

4. Manfaat bagi penulis

Pengalaman yang sangat berharga yang dapat meningkatkan ilmu

pengetahuan dan menambah wawasan serta merupakan acuan

bagi penulis khususnya menangani kasus asuhan kebidanan

persalinan normal Di Rumah Bersalin Mattiro Baji


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persalinan.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dari

janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin

dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo,

S.2011).

Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika usiakehamilan

cukup bulan (37-42 minggu), persalinan terjadi spontan, presentase

belakang kepala, berlangsung tidak lebih dari 18 jam dan tidakada

komplikasi pada ibu maupun janin. (Kemenkes Ri, 2013).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir dan kemudian berakhir denagn

pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat

hidup di luar kandunga disusul dengan pengeluaran plasenta dan

selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri.

1. Macam-macam persalinan

a. Persalinan spontan adalah proses persalinan seluruhnya

berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan


tenaga dari luar.

c. Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan

B. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan.

Berdasarkan buku Obsetetri Fisiologi Fakultas Kedokteran UNPAD (

1985 ) dan Manuaba ( 1985 ), bagaimana terjadinya persalinan belum

diketahui pasti, tapi ada beberapa teori yang menyatakan kemungkinan

proses persalinan.

Teori – teori tersebut adalah :

1. Teori penurunan kadar hormon prostagladin

Progesteron merupakan hormon penting untuk

mempetahankan kehamilan. progestoren berfungsi menurunkan

kontraktilitas dengan cara meningkatkan potensi membran istrahat

pada sel miometrium sehingga menstabilkan Ca membran dan

kontrasi berkurang, uterus rileks dan tenang.

2. Teori Rangsangan Estrogen

Ekstrogen menyebabkan iritability miometrium, mungkin

karena peningktan konsentarasi actin – myocin dan adenosin

tripospat ( ATP ).
3. Teori keregangn ( Distensi Rahim )

Otot rahim mempunyai kemampuan merengang dalam batas

tertentau. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai. Rahim yag menjadi besar dan

meregang menyebabkan iskemia otot – otot rahim, sehingga

mengganggu sirkulasi utero plasenter.

4. Teori Fetal Cortisol

Dalam teoti ini dianjurkan sebagai “pemberi tanda“ untuk

dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan tiba –

tiba kadar cortisol plasma janin.

5. Teori Fetal Membran

Teori fetal membran phospholipid – arachnoid acid

prostaglandin. Meningkatnya hormon estrogen menyebabkan

terjadinya esterified yang menghasilkan arachnoid acid, yang

membentukan prostaglandin dan mengakibatkan kontraksi

miometrium.

6. Teori Prostaglandin

Prostaglandin E dan prostaglandin F ( pE dan pF ) bekerja

dirahim wanita untuk merangsang kontraksi selama kelahiran.

PGE2 menyebakan kotraksi rahim dan telah digunakan

menginduksi persalinan .
7. Teori Hipotalamus – Pituitari dan Glandula Suprarenalis

a. Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anesefalus

(tampa batok kepala), sehingga terjadi kelambatan dalam

persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. (Linggin 1973)

b. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin .

C. Tanda-tanda mulainya persalinan

1. Terjadinya His Persalinan

His adalah kotraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa

nyari diperut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi

rahim dimulai pada 2 face maker yang letaknya didekat cornu

adanya dominan konraksi uterus pada fundus uteri. (fundal

dominance), kondisi berlangsung secara syncron dan harmnis,

adanya intesitas kontraksi yang maksimal diantara dua kontraksi,

irama teratur dan frekuensi yang kian sering, lama his berkisar 45 –

60 detik .

His persalinan memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan

b. Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya

makin besar

c. Terjadi perubaha pada serviks

d. Jika pasien menamba aktivitasnya, misalnya dengan

berjalan, maka kekuatan hisnya akan bertamba.


2. Keluarnya lendir bercampur darah pervagina (show)

Lendir berasal dari pembukaan yang menyebakan lepasnya

lendir berasal dari kanalis servikalis. Sedangkan pengeluaran darah

disebabkan robeknya pembuluh darah waktu serviks membuka.

3. Kadang - kadang ketuban pecah dengan sendirinya

Sebagai ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat

pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka

ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun apa

bila tidak tercapai, maka persalinan harus diakhiri dengan tindakan

tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau secsio caesaria .

4. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit). (Rohani, 1011).

D. Tanda-tanda inpartu

1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering

dan teratur.

2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak

karena robekan kecil pada serviks.

3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah

ada.
5. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit) .

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.

1. Power (tenaga yang mendorong anak)

2. Passage (panggul)

3. Passager (fetus)

4. Plasenta

5. Psychologic (Asri H, 2012)

F. Tahap-tahap persalinan

1. Kala I (pembukaan) dimulai dari adanya his yang adekuat sampai

pembukaan lengkap.

Kala I dibagi dalam 2 fase :

a. Fase laten : pembukaan serviks 1-3 cm membutuhkan waktu

8 jam

b. Fase aktif : pembukaan serviks 4-10 cm/lengkap membutuhkan

waktu 6 jam

2. Kala II (kala pengeluaran) : dari pembukaan lengkap sampai

lahirnya bayi. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi

dan 1 jam pada multi.

3. Kala III (kala pengeluaran plasenta) : dimulai segera setelah bayi

lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30

menit.
4. Kala IV (kala pengawasan) : kala IV dimulai dari saaat lahirnya

plasenta sampai 2 jam pertama post partum. (Asri H. 2012)

G. Mekanisme persalinan

1. Engagement

Pada minggu akhir kehamilan atau pada saat persalinan dimulai

kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan presentase bipariental

(diameter lebar yang paling panjang berkisar 8,5 – 9,5 cm) atau

70% pada panggul ginekoid.

2. Desent

Penurunan kepala janin sangat tergantung pada arsitektur pelvis

dengan hubungan ukuran kepala dan ukuran pelvis sehingga

penurunan kepala berlangsung lambat. Kepala turun dirongga

panggul, akibat : tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke

arah daerah bokong, tekanan dari cairan amnion, kontraksi otot

dinding perut dan diafragma (mengejan), dan badan janin menjadi

ekstensi dan menegang.

3. Flexion

Pada umumnya terjadi fleksi penuh atau/sempurna sehingga

sumbuh panjang kepala sejajar sumbu panggul → membantu

menuruni kepala selanjutnya.


4. Internal Ratition

Rotasi internal (putaran paksi dalam) : selalu disertai penurunan

kepala, putaran ubun – ubun kecil ke arah depan (ke bawah

simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum

dengan diameter biparientalis.

5. Ekstension

Dengan kotraksi perut yang benar dan adekuat kepala makin turun

dan menyebabkan perineum distensi. Pada saat ini puncak kepala

berada disimfisis dan dalam keadaan begini kontraksi perut ibu

yang kuat mendorong kepala ekspulsi dan melewati introitus

vagina.

6. Eksternal Rotation (Restitution) (Putaran Paksi Luar)

Setelah seluruh kepala lahir terjadi putaran kepala ke posisi pada

saat penurunan. Dengan demikian bahu depan dan belakang

dilahirkan lebih dulu dan diikuti dada, perut, bokong, dan seluruh

tungkai.

7. Eksplusi

Setelah putaran paksi luar → bahu depan dibawah simfisis menjadi

hipomoklion kelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir,

diikuti seluruh badan anak : badan (toraks, abdomen) dan lengan,

pinggul/trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.

Anda mungkin juga menyukai