BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan
kepada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman,
bahwa air susu ibu eksklusif yang selanjutnya disebut ASI eksklusif
2
pada bayi di Indonesia untuk menjamin kualitas hidup bayi yakni sejak
bayi lahir sampai bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan sampai anak
payudara.
antara ibu dan bayi serta menimbulkan rasa aman dan kedekatan
bayi hingga usia bayi 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai
papaya, jeruk, tomat, dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek
(bubur susu dan nasi tim) karena pada usia ini kebutuhan bayi akan
gizi pada bayi baik gizi kurang atau bahkan gizi buruk. Defisiensi gizi
kekurangan gizi. Pada tahun 2012, prevalensi gizi buruk di dunia telah
setiap saat (WHO, 2013). Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika
(Kodim, 2012)
yaitu sebesar 72,5 %, pada tahun 2012 sebanyak 49,3 %, dan pada
pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan
belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk
susu formula pada bayi 0-6 bulan, masih terbatasnya tenaga konselor
dan kampanye terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit
kepada bayinya. Ke tiga faktor ini yaitu faktor sosio demografik (usia
ibu dan status pekerjaan ibu), faktor pre/ post natal (faktor pemberian
pemberian MPASI pada bayi usia <6 bulan dan pemakaian empeng
Eksklusif Pada Bayi di Rumah Bersalin Mattiro Baji Gowa tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Tahun 2015 ?
ASI ksklusif pada bayi di Rumah Bersalin Mattiro Baji Gowa Tahun
2015 ?
2015 ?
8
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi penulis