Anda di halaman 1dari 3

PERANAN KOMITE KEPERAWATAN DAN SUB KOMITE KREDENSIAL

Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme kredensial para [erawat
karena tugas utamanya menjaga profesionalisme tenaga perawat dan melindungi pasien
rumah sakit untuk hal yang berkaitan dengan tindakan medis dan keperawatan. Ketua
komite keperawatan bekerjasama dengan sub komite kredensial membentuk panitia khusus
yang berguna menyeleksi dan melakukan proses kredensial dan rekredensial terhadap
perawat di rumah sakit.

Evaluasi setiap 3 tahun dilakukan oleh panitia kredensial untuk mengetahui perkembangan
secara skill maupun attitude seorang perawat. Setiap keputusan yang diambil akan
dilakukan persetujuan langsung oleh direktur rumah sakit citama. Lingkup kerja komite
keperawatan dan sub komite kredensial ini langsung dibawah pengawasan direktur. Setiap
kegiatan yang dilakukan harus mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh direktur.

Harapan yang ingin dicapai dari panitia ini adalah membantu direktur mandapatkan tenaga
perawat yang profesional dan berkualitas prima. Rumah sakit melali komite keperawatan
menerapkan berbagai komptensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas kesehatan.
Penetapan dari komite dan disetujui oleh direktur menjadikan keperawatan rumah sakit
citama secara tertulis mempunyai kewenangan klinis keperawatan.

TATA LAKSANA

Proses utama kredensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan melakukan tindakan


keperawatan yang terinci (delination clinical privilege) bagi setiap tenaga perawat yang
bertumpu pada tiga tahap:

1. Perawat melakukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis dengan


metode self assessment.
2. Komite keperawatan dan sub komite kredensial mengkaji dan memberikan
rekomendasi rincian kewenangan klinik keperawatan yang diajukan oleh pemohon.
3. Direktur menerbitkan surat penugasan (clinical appointment) berdasarkan
rekomendasi dari ketua komite keperawatan ang berlaku untuk periode tertentu.

Secara periodik, perawatan melalui proses rekredensial saat masa berlaku surat
penugasannya berakhir, dimana tiga proses inti tersebut akan berulang

1. Tahap Pertama : Permohaonan untuk memperoleh kewenangan klinis


Setiap anggota perawat mengajukan permohonan kepada direktur rumah sakit untuk
melakukan tindakan keperawatan. Perawat tersebut mengisi beberapa formulir yang
disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangan kliik keperawatan yang ingin
dilakukannya sesuai dengan bidang keahliannya. Tenaga perawat tersebut memilih
tindakan keperawatan yang tertera dalam formulir daftar tindakan keperawatan
dengan cara mencontreng dan menyerahkan copy semua dokumen yang
diisyaratkan kepada rumah sakit.
Syarat-syarat tersebut meliputi ijasah, pendidikan, surat tanda registrasi perawat dan
juga surat ijin perawat. Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan kepada
komite keperawatan untuk ditindak lanjuti.
2. Tahap kedua : Kajian Komite keperawatan
Komite keperawatan bersama sub komite kredensial dan semua direktur instalasi
membicarakan setiap permohonan kewenangan klinik yang diminta oleh perawat.
Melalui intern keperawatan ini diputuskan kewenangan klinik keperawatan yang
diberikan kepada setiap perawat. Setelah penentuan kewenangan klinik perawat,
ditetapkan juga pengkategorian perawat. Salah satunya ditentukan juga oleh masa
kerja perawat di rumah sakit citama.
3. Tahap ketiga: penerbitan surat penugasan
Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga perawat pemohon
berdasarkan rekomendasi tersebut. Direktur rumah sakit dapat saja meminta komite
keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut bersama pihak manajemen
rumah sakit bila dianggap perlu. Surat penugasan tersebut memuat dafta sejumlah
kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan bagi tenaga perawat
yang memohon.
Daftar kewenangan klinis seorang tenaga perawat dapat dimodifikasi setiap saat.
Seorang perawat dapat saja mengajukan tambahan kewenangan klinis yang tidak
dimiliki sebelumnya dengan mengajukan permohonan kepada direktur rumah sakit.
Selanjutnya komite keperawatan akan melakukan prose kredensial khusus untuk
tindakan tersebut, dan akan memberikan rekomendasinya kepada direktur rumah
sakit.
Namun sebaliknya, kewenangan klinis tertentu dapat saja dicabut, baik untuk
sementara atau seterusnya karena alasan tertentu seperti akan diuraikan pada bab
berakhirnya kewenangan klinis. Kewenangan klinis akan berakhir bila surat
penugasan (clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh direktur
rumah sakit. Surat penugasan untuk setiap tenaga perawat memiliki masa berlaku
untuk periode tertentu, misalnya dua tahun. Pada akhir masa berlakunya surat
penugasan tersebut rumah sakit harus melakukan rekredensial ini lebih sederhana
dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena
rumah sakit telah memiliki informasi setiap perawat yang melakukan tindakan
keperawatan di rumah sakit tersebut.
4. Penerbitan ulang surat penugasan (reappointment).
Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga perawat tersebut dinyatakan
tidak kompeten ntuk melakukan tindakan keperawatan tertentu. Walaupun seorang
tenaga perawat pada awalnya telah memperoleh kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan keperawatan tertentu, namun kewenangan itu dapat dicabut
oleh rumah sakit berdasarkan pertimbanggan komite keperawatan. Pertimbangan
pencabutan kewenangan klinis tertentu tersebut didasarkan pada kinerja profesi di
lapangan, misalnya tenaga perawat yang bersangkutan terganggu kesehatannta,
baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan kewenangan klinis atau karena
tindakan disiplin dari komite keperawatan.
Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali
bila tenaga perawat tersebut dianggap telah pulih kompetensinya. Dalam hal
kewenangan klinis tertentu seorang tenaga perawat diakhiri, komite keperawatan
akan meminta sub komite peningkatan mutu profesi untuk melakukan berbagai
upaya pembinaan agar merekomendasikan kepada direktur rumah sakit pemberian
kembali kewenangan klinis tertentu setelah melalui proses pembinaan.
Pada dasarya kredensial tetap ditujukan untuk menjaga keselamatan pasien, sambil
tetap membina kompetensi seluruh tenaga perawat di rumah sakit. Dengan demikian
jelaslah bahwa komite keperawatan dan staf keperawatan memegang pernanan
penting dalam proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk setiap
tenaga keperawatan.

DOKMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan disimpan dalam file masing-
masing tenaga perawat

RUJUKAN

1. PMK no.49 tahun 2013 tentang Komite keperawatan


2. Surat keputusan direktur rumah sakit citama no 82/SK/VII/RSC/2017 tentang nursing
staff by laws
3. Pedoman kredensial dan kewenangan klinis (clinical privilege) di Rumah sakit
PERSI, Jakarta 2009.

Ditetapkan : di Kabupaten Bogor


Pada tanggal : 01 Juni 2018
RUMAH SAKIT CITAMA

dr. Yohannes Febru Nainggolan,MARS

Anda mungkin juga menyukai