Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang
menjadi indicator kualitas kesehatan masyarakat disuatu Negara,
ternyata masih tergolong tinggi di Indonesia yaitu SDKI tahun 2002/2003
AKI 307/100.000 kelahiran hidup dan AKB 35/1.000 kelahiran hidup.
Pemerintah telah bertekad untuk menurunkan AKI pada tahun 2010
menjadi 125/100.000 kelahiran hidup dan AKB diharapkan turun
menjadi 25/1000 kelahiran hidup. Untuk mencapai target tersebut,
diperlukan suatu strategi yang handal dan peran serta seluruh lapisan
masyarakat.
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan
(30%), ekslampsia (25%), infeksi (12%), dan abortus (5%). Sedangkan
penyebab utama kematian bayi adalah BBLR (29%), asfiksia (27%), dan
infeksi (20%).
Berbagai program telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan
AKI dan AKB di Indonesia, seperti Safe Motherhood, Program Rumah
Sakit Sayang Ibu dan Bayi, Making Pregnancy Safer, dll. Pelayanan
kesehatan ibu dan bayi merupakan pelayanan yang berkesinambungan
dan saling terkait. Kesehatan bayi ditentukan sejak bayi dalam
kandungan. Disisi lain, kesehatan ibu dapat berpengaruh terhadap
kesehatan bayi yang dikandungnya. Berdasarkan hal tersebut diatas
maka upaya penurunan AKI dan AKB merupakan kegiatan yang saling
terkait. Oleh karena itu, program Rumah Sakit Sayang Bayi tidak dapat
dipisahkan dengan Rumah Sakit Sayang Ibu, menjadi satu program yaitu
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB).
Program RSSIB telah dicanangkan sejak tahun 2001, sebagai
bagian dari program Safe Motherhood. Dari laporan Dinkes 33 propinsi
pada tahun 2006 didapatkan data bahwa hanya 149 RS yang
melaksanakan program RSSIB (11,53% dari 1292 RS). Dari jumlah
tersebut 30% belum optimal pelaksanaannya. Oleh karena itu perlu
dilakukan revitalisasi program RSSIB, salah satunya dengan merevisi
pedoman pelaksanaannya.
Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
dibidang kesehatan juga mendasari mengapa pedoman ini perlu direvisi,
diantaranya masalah HIV, Kode Pemasaran PASI, Inisiasi Menyusu Dini
dan Perawatan Metode Kanguru (PMK).
Salah satu factor yang berngaruh terhadap tingginya AKI dan AKB
adalah proses rujukan yang masih belum mantap, antara lain karena
rujukan yang terlambat dan ketidaksiapan fasilitas kesehatan terutama
ditingkat rujukan primer (Puskesmas) dan tingkat rujukan sekunder (RS
1
Kabupaten/Kota) untuk melakukan Pelayanan Obstetrik Neonatus
Emergensi Komprehensif (PONEK). Keadaan ini antara lain disebabkan
kurang jelasnya tugas dan wewenang masing masing pihak yang terkait
diberbagai tingkat pelayanan, serta tidak meratanya kemampuan teknis
untuk melakukan fungsi kedaruratan obstetric dan neonatal. Padahal
kalau ditinjau dari segi penyediaan fasilitas kesehatan, Indonesia
sebenarnya telah mengalami peningkatan, misalnya cakupan pelayanan
kesehatan umum telah mencakup rata-rata sekitar 70%. Akan tetapi
cakupan pelayanan yang berkualitas bagi ibu hamil, begitu juga cakupan
pertolongan persalinan yang aman masih belum mencapai 50%.
Data diatas didukung oleh penemuan bahwa sebagian besar (80%)
kematian ibu terjadi di RS rujukan (Alisyahbana 1990, Unicef 1991),
demikian pula Angka Kematian Bayi.
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa pemberian ASI yang
terlambat juga dapat meningkatkan resiko kematian bayi. Bila mengawali
ASI lebih dari 60 menit dalam 24 jam pertama maka akan meningkatkan
resiko kematian bayi 1,5 kali (Edmont et al, pediatrics 2006). Perilaku
menyusui di Indonesia sudah mulai membaik. Hal ini terlihat dari angka
cakupan ASI ekslusif di Indonesia naik dari 18,1% pada tahun 2005
menjadi 21,2% pada tahun 2006 (Susenas 2005-2006).
Diharapkan bahwa dengan diterapkannya program RSSIB maka
upaya penurunan AKI dan AKB khususnya Angka Kematian Perinatal
dapat dipercepat melalui rumah sakit terutama RS Kabupaten/Kota.

1.2 Tujuan Buku Pedoman:


1. Umum :
Meningkatkan pelayanan maternal dan perinatal yang
bermutu sehingga menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB).

2. Khusus :
a. Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan
perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi
termasuk kepedulian terhadap ibu dan bayi.
c. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan
fungsi pelayanan obstetrik dan neontatus termasuk
pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 Jam)
d. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan
kesehatan lainnya.
e. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan
pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan pemberian ASI
Eksklusif

2
f. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit dalam Perawatan Metode
Kanguru (PMK) pada BBLR.
g. Melaksanakan sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program RSSIB

A. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Adapun ruang lingkup pelayanan RS Sayang Ibu dan Bayi adalah


sebagai berikut:
1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung
pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian ASI
eksklusif dan Perawatan Metode Kangguru (PMK) untuk bayi
Berat Badan Lahir Rendah.
2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling
kesehatan maternal dan neonatal
3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta
penanganan pada bayi baru lahir dengan Inisiasi menyusu dini
dan kontak kulit ibu-bayi.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK)
5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat
gabung termasuk membantu ibu menyusui yang benar, dan
pelayanan neonatus sakit
6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina
jejaring rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana
kesehatan lain.
7. Menyelenggarakan pelayanan imunisasi bayi dan tumbuh
kembang
8. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi lainnya
9. Menyelenggarakan Audit Maternal dan Perinatal Rumah Sakit
secara periodik dan tindak lanjut
10. Memberdayakan Kelompok pendukung ASI dal am
menindaklanjuti pemberian ASI eksklusif dan PMK

1.3 Batasan Operasional


a. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu akibat dari
proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per 100.000
kelahiran hidup pada masa tertentu
b. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi
dibawah umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun
c. Pelayanan antenatal (Antenatal Care) adalah pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh tenaga professional kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal
d. RS Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) adalah rumah sakit yang selama 24 jam memiliki
kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung terhadap ibu

3
hamil/bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang
sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan didesa,
puskesmas dan puskesmas PONED.
e. ASI Ekslusif adalah pemberian hanya air susu ibu saja tanpa
makanan atau minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai
berusia 6 bulan
f. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah segera menaruh bayi di dada
ibunya, kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) segera
setelah lahir setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusu
sendiri
g. Angka menyusui ekslusif adalah proporsi bayi dibawah 6 bulan
yang menyusui secara ekslusif
h. Audit Maternal Perinatal (AMP) adalah suatu kegiatan untuk
menelusuri sebab kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
dengan maksud mencegah kematian dan kesakitan dimasa yang
akan datang
i. Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah kontak kulit diantara ibu
dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan
pemberian ASI ekslusif. Metode ini digunakan untuk bayi dengan
berat bayi lahir rendah (BBLR)
j. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram, yang ditimbang pada saat lahir
sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.
k. Kelompok Pendukung ASI (KP ASI) adalah kelompok binaan RS
untuk ibu hamil dan ibu baru melahirkan dimana ibu bisa
berkumpul bersama sama untuk saling memberi informasi dan
saling membantu seputar masalah hamil dan menyusui.

1.4 Landasan Hukum


1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang Undang No 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran
(Lembar Negara No 4431 Tahun 2004)
4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1333/Menkes/Per/SK/II/1988 Tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
450/Menkes/SK/IV/2004 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Secara Ekslusif Pada Bayi di Indonesia
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
237/Menkes/SK/IV/1997 Tentang Pemasaran Pengganti Air Susu
Ibu (PASI)

4
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik No
00.03.3.5.1465 Tentang Revitalisasi Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi (RSSIB)

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi tenaga yang ada pada pelayanan maternal dan perinatal di
RS USU terdiri dari tenaga medis, yaitu dokter, dokter spesialisasi
kebidanan, dokter spesialisasi anak dan subspesialis yang diakui oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Kesehatan
serta memiliki pelatihan dan pengalaman dibidangnya. Disamping itu
memiliki tenaga keperawatan (Bidan/Perawat) yang memiliki
pelatihan dan pengalaman mengenai perawatan maternal dan
perinatal. Dan tenaga pendukung lain dalam bidang pemeliharaan
alat.

2.2 Distribusi Ketenagaan


Jenis pelayanan sesuai kompetensi
No UNIT Pelayanan Ketenagaan
1 IGD Pelayanan maternal Dokter spesialis
emergency kebidanan Dokter
Pelayanan neonatal spesialis anak
emergency Dokter
PONEK Bidan
Perawat
2 Poli Pelayanan antenatal dan Dokter spesialis
Kebidanan post natal kebidanan Dokter
Asuhan kehamilan Bidan
Konseling kesehatan
maternal dan perinatal.
Pelayanan kesehatan
reproduksi
Pelayanan KB
Pemeriksaan kebidanan
3 Poli Tumbuh Imunisasi bayi Dokter spesialis anak
Kembang Pemantauan tumbuh Dokter
Anak kembang Bidan
4 Unit Kamar Persalinan normal dan Dokter spesialis
Bersalin patologik (ekstraksi kebidanan Dokter
vakum, embriotomi) spesialis anak
Asuhan persalinan Bidan
Transfusi darah Perawat
PONEK
Penanganan pada bayi
baru lahir
IMD
PMK
5 Instalasi Pelayanan adekuat untuk Dokter spesialis
Rawat Inap nifas kebidanan Dokter
Maternitas Pelayanan gynecologi spesialis anak
Perawatan operatif Perawat
Transfusi darah Bidan
Rawat gabung (Rooming In)
6
Asuhan BBL
ASI Eksklusif
PMK
Penyuluhan lactasi
6 Instalasi Persalinan dengan Sectio Dokter spesialis
Bedah Pusat Caesaria kebidanan Dokter
Anastesi dan analgesia spesialis anak
Pelayanan maternal Bidan
emergency
IMD
7 NICU Pelayanan neonatal Dokter spesialis anak
emergency Perawat
Perawatan bayi dalam
inkubator
Termoregulasi
Perawatan BBLR
Peawatan sepsis
Perawatan
hiperbilirubinemia

8 Pemeriksaan Laboratorium
Penunjang Radiodiagnostik non
invasif dengan atau tanpa
kontras
USG
9 Pengelolaan Audit Maternal dan Tim PONEK
PONEK Perinatal Rumah Sakit
secara periodik dan tindak
lanjut

2.3 PENGATURAN JAGA


Pengaturan jaga atau jadwal dinas adalah pengaturan tugas
pelayanan dokter, dokter spesialis, perawat dan bidan untuk
melaksanakan tugas pelayanan maternal dan perinatal di Instalasi/ Unit
sehingga semua pelayanan kesehatan dapat terkoordinir dengan baik.
Pengaturan jaga tim medis terjadwal, sedangkan pengaturan dinas
perawat/ bidan dengan menggunakan sistem shift dalam 24 jam yang
dibagi atas dinas pagi (07.30-14.30 wib), dinas sore (14.00-21.00 wib) dan
dinas malam (20.30-08.00 wib).

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 Denah Ruangan


Rumah Sakit USU adalah rumah sakit type C dengan subspesialis
yang menyelenggarakan program RSSIB dengan melaksanakan 10
langkah program RSSIB yang memerlukan pelayanan dari IGD,
Poliklinik, Unit Kamar Bersalin, Instalasi rawat inap maternitas,
Instalasi Bedah Pusat dan NICU serta pelayanan penunjang lainnya.
Di bawah ini merupakan deskripsi denah ruangan yang terkait
dengan penyelenggaraan program RSSIB (denah terlampir):
a. IGD yang dilengkapi dengan kamar PONEK berada di lantai I
sebelah barat, berdekatan dengan pintu masuk rumah sakit
sehingga mudah dicapai oleh pasien
b. Poliklinik kebidanan dan tumbuh kembang anak berada di lantai I
sebelah timur rumah sakit
c. Unit Kamar Bersalin berada di lantai 3 sebelah timur rumah sakit
dan tidak jauh dari instalasi Bedah Pusat
d. Instalasi Rawat Inap maternitas berada di lantai II sebelah timur
rumah sakit dan dilengkapi dengan ruangan rawat gabung
e. Instalasi Bedah Pusat berada di lantai 3
f. NICU berada di lantai 3 dan tidak jauh dari Unit Kamar Bersalin
dan Instalasi Bedah Pusat

8
A. Standar Fasilitas
1. POLIKLINIK KEBIDANAN
1.1 Kamar periksa:

1. tempat tidur
2. Meja
3. Lemari
4. Kursi
5. Jam dinding
6. Wastafel
1.2 Alat
1. Dopler
2. USG
3. Lampu sorot
4. Breast carset
5. Stetoskop dewasa
6. Tensimeter
7. Timbangan BB + TB
8. Meteran
2. POLIKLINIK ANAK
1.1 Kamar Periksa
1. tempat tidur
2. Meja
3. Lemari
4. Kursi
5. Jam dinding
6. Wastafel
1.2 Alat
1. Stetoskop bayi
2. Timbangan bayi
3. Kulkas
1.3 Imunisasi
3. UGD
1.1 Ruangan
1. Kamar PONEK
2. Area resusitasi dan stabilisasi
1.2 Alat dan Bahan
1. Partus set
2. curretage set
3. vakum ekstraksi

9
4. vena seksi set
5. USG
6. Resusitasi set ibu dan bayi
7. Lampu sorot
8. Inkubator
9. Radiant warmer
10. Transfuse set
11. Disposable syringe
12. Infus pump
13. Kateter
14. Tabung Oksigen cadangan
15. Steker listrik minimal 6 steker
1.3 Obat-Obatan
1. Adrenalin
2. Dopamine
3. Sulfas atropine
4. Heparin
5. Ca glukonas 10%
6. MgSO4
7. Antikejang
a. Luminal Inj
b. Dilantin Inj
c. Diazepam Inj
8. Antibiotic broad spectrum
a. Ampicillin
b. gentamisin
9. Cairan
a. NaCl 0,9%
b. Ringer Laktat
c. NaCl 3%
d. KCl 3%
e. Bicnat
f. Dextrose 5, 10, 40%
g. Larutan KaEn 3 B
h. Plasma expander
10. Antiseptik:
a. Alkohol 70%
b. Betadin
11. Diuretik
12. Anti hipertensi

10
4. UNIT KAMAR BERSALIN
1.1 Ruangan
1. Kamar bersalin dan tempat tidur obstetri sebanyak 5 TT
2. Tempat isolasi
1.2 Alat dan Bahan
1. Tempat tidur obstetri + tiang infus
2. Meja instrumen obstetri
3. Lampu sorot obstetri
4. Kursi penolong - dapat turun naik
5. Lemari instrumen
6. Lemari es
7. Dua tabung O2 dengan 1 regulator/ central
8. Tabung O2 cadangan yang berisi penuh
9. Ventilator
10. Inkubator 3 buah
11. Radiant warmer
12. Timbangan bayi
13. Ekstraktor vakum
14. Forceps naegle
15. Pompa vakum listrik portable
16. Oximeter
1.3 Obat-Obatan
1. Adrenalin
2. Dopamine
3. Sulfas atropine
4. Heparin
5. Ca glukonas 10%
6. MgSO4
7. Antikejang
a. Luminal Inj
b. Dilantin Inj
c. Diazepam Inj
8. Antibiotic broad spectrum
a. Ampicillin
b. gentamisin
9. Cairan
a. NaCl 0,9%
11
b. Ringer Laktat
c. NaCl 3%
d. KCl 3%
e. Bicnat
f. Dextrose 5, 10, 40%
g. Larutan KaEn 3 B
h. Plasma expander
10. Antiseptik:
a. Alkohol 70%
b. Betadin
11. Oksitosin
12. Diuretik
13. Anti hipertensi

5. RAWAT INAP MATERNITAS


1.1 Ruangan
1. Rooming in
2. Kamar laktasi
3. Kamar penyuluhan
4. Ruang isolasi
1.2 Alat dan Bahan
1. Tempat tidur gynekologi
2. Gynekologi set
3. breast feeding konseling kit
4. baby set
5. infus pump
6. Lampu sorot
1.3 Obat-obatan
1. Adrenalin
2. Dopamine
3. Sulfas atropine
4. Ca glukonas 10%
5. MgSO4
6. Antikejang
d. Luminal Inj
e. Dilantin Inj
f. Diazepam Inj
7. Antibiotic broad spectrum
c. Ampicillin
d. gentamisin
8. Cairan
12
i. NaCl 0,9%
j. Ringer Laktat
k. NaCl 3%
l. KCl 3%
m. Bicnat
n. Dextrose 5, 10, 40%
o. Larutan KaEn 3 B
p. Plasma expander
9. Antiseptik:
c. Alkohol 70%
d. Betadin
10. Diuretik

6. INSTALASI BEDAH PUSAT


1.1 Ruangan
1. Kamar persiapan
2. Kamar operasi
3. Kamar pemulihan
4. Ruang pencegahan infeksi: area cuci tangan dan sterilisasi
5. Ruang administrasi dan kamar ganti
1.2 Alat
1. Meja operasi + lampu operasi
2. Lampu sorot obstetri
3. Mesin/ peralatan anastesi umum
4. Lemari instrumen
5. Lemari es
6. Dua tabung O2 dengan satu reggulator dan pengukur aliran
7. Tabung O2 cadangan selalu terisi penuh
8. Lampu darurat
9. Radiant warmer
10. Pompa tabung resusitasi bayi
11. Monitor denyut jantun/ pernapasan
12. Penghisap lendir
13. Sungkup dan balon resusitasi dewasa
14. Oximeter nadi
15. Stetoskop

13
16. Infus pump
17. Ventilator
18. Laboratorium gas darah
19. Gaun/ celemek
20. Masker
21. Sarung tangan
22. Alat suntik 2 1/2, 3, 5, 10, 20 cc
23. Pipa asupan ukuran 5 dan 8
24. Pipa penghisap lendir
25. Kanula dan MVA
26. Kateter urin
27. Masker O2 ibu
28. Ektraksi forsep
29. Ekstraksi vakum
30. Pampers
31. Laken
32. Betadine/ alkohol untuk disinfeksi
33. Pipa endotrakeal
34. Set HPP (spekulum/ fenster dan peralatan menjahit)
35. Set partus
36. Set jahit
37. Kantong urin
1.3 Obat-Obatan
1. Ringer asetat
2. Dextrose 10%
3. Dextran 40 HES
4. Normal saline 0,9%
5. Adrenalin/ epinefrin
6. Metronidazol
7. Kadalex atau ampul KCl
8. Larutan ringer laktat
9. Kalsium glukonat 10%
10. Ampisilin, gentamisin

14
11. Kortison/ dexametason
12. Aminophyline
13. Transamin
14. Dopamine
15. Dobutamine
16. Sodium bikarbonat 8,4%
17. MgSO4
18. Nifedipin
7. NICU
1.1 Ruangan
1. Ruangan intensif
2. Ruangan isolasi
3. Ruangan pencucian inkubator
4. Dapur susu
1.2 Alat dan Bahan
1. Lemari instrumen
2. Lemari es
3. Meja dan kursi
4. Jam dinding
5. Pasokan oksigen
6. Lampu darurat
7. Radiant warmer
8. Syringe pump
9. Monitor denyut jantung/ pernapasan
10. Unit terapi sinar
11. Timbangan bayi
12. Penghisap lendir
13. Balon mengembang sendiri
14. Pulse oximeter
15. Stetoskop
16. Generator listrik darurat
17. Inkubator
18. Infus pump

15
19. Ventilator
20. Laboratorium analisa gas darah
21. Gaun
22. Masker
23. Sarung tangan
24. Selimut untuk asuhan metode kangguru
25. Alat suntik 1, 2 1/2, 3, 5, 10, 20, 50cc
26. Pipa asupan ukuran 6 dan 8
27. Kanula ukuran 22 dan 24
28. Kateter umbilikus, ukuran 3 1/2, 5, 8
29. Masker O2 neonatus
30. Head box
31. Penutup mata untuk terapi sinar
32. Popok sekali pakai/ pampers
33. Penutup sepatu sekali pakai
34. Betadine/ alkohol untu desinfeksi
35. Pipa endotrakeal, ukuran 2 1/2, 3, 3 1/2
36. Peralatan lengkap Transfusi tukar atau katupnya
1.3 Obat-Obatan
1. Dextrose 5, 10, 40%
2. Saline 0,9%
3. Sodium klorida 3 %
4. Potasium klorida 7,4%
5. Kadalex atau ampul KCl
6. Larutan Ringer Laktat
7. Kalsium glukonat 10%
8. Ampisilin, gentamisin
9. Antibiotik untuk sepsis neonatorum
10. Xanthines/ aminophyline
11. Ampul epinefrin
12. Dopamin
13. Dobutamine
14. Sodium bikarbobat 8,4%

16
BAB V
TATA LAKSANA PELAYANAN

1.1 Alur Pelayanan Maternal dan Perinatal di Rumah Sakit

Dr. Obgyn/ Dokter/ LABORATORIUM


BIdan

PERINATAL KAMAR TINDAKAN RAWAT INAP/ NIFAS


& IGD
MATERNAL

KAMAR OPERASI RUANGAN ANAK

ADMINISTRASI
KEUANGAN

KAMAR BERSALIN
INSTALASI FARMASI

LABORATORIUM
PATOLOGI KLINIK

17
1.1 Pengertian dan Azas
Pencatatan dan pelaporan RSSIB adalah keseluruhan proses
pendataan pelaksanaan kegiatan perlindungan ibu secara terpadu dan
paripurna dimana petugas pencatatan dan pelaporan serta jalur dan
terapan telah ditetapkan secara jelas. Azasnya:
1. Jelas
2. Singkat
3. Bermanfaat

1.2 Mekanisme
Pencatatan dan pelaporan RSSIB menggunakan format laporan
tersendiri yang diambil dari system pelaporan rumah sakit yang ada yaitu
RL 1-6. Rumah sakit diminta untuk mengisi format laporan RSSIB dari
data RL rumah sakit. Data kemudian dikirim kedinas kesehatan
kabupaten/kota untuk diteruskan ke dinas kesehatan propinsi.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil dari pelaksanan perlindungan ibu dan
bayi secara terpadu dan paripurna
2. Identifikasi masalah dalam pelaksanaan perlindungan ibu dan
bayi secara terpadu dan paripurna
3. Sebagai dasar pembinaan RS tersebut menuju rumah sakit
saying ibu dan bayi dan mempertahankan serta
mengembangkannya

18
1.4 Hasil Pencatatan dan Pelaporan RSSIB
A. DATA KEGIATAN RUMAH SAKIT
BULAN : APRIL - JUNI 2016
PELAYANAN RAWAT INAP
No. JENIS PASIEN PASIEN PASIEN PASIEN LAMA PASIEN
PELAYANA AWAL MASUK KELUAR KELUAR DIRAWAT AKHIR
N (TRIWULAN) HIDUP MATI TRIWULAN
1 Rawat - 4 4 - 2-3 hari 4
gabungan

2 Ginekologi - 2 2 - 2-11 hari 2

3 Pelayanan - - - - - -
Gadar

4 NICU - 2 2 3-10 hari 2

5 bayi sehat - 3 3 2-3 hari 3

BULAN : JULI - SEPTEMBER 2016


PELAYANAN RAWAT INAP
No. JENIS PASIEN PASIEN PASIEN PASIEN LAMA PASIEN
PELAYANAN AWAL MASUK KELUAR KELUAR DIRAWAT AKHIR
(TRIWULAN) HIDUP MATI TRIWULAN
1 Rawat 4 8 8 - 2-3 hari 12
gabungan

2 Ginekologi 2 3 3 - 2-5 hari 5

3 Pelayanan - - - - - -
Gadar

4 NICU 2 5 4 1 15-19 12
hari
5 Bayi sehat 4 8 8 2-3 hari 12

BULAN : OKTOBER - DESEMBER 2016


PELAYANAN RAWAT INAP
No. JENIS PASIEN PASIEN PASIEN PASIEN LAMA PASIEN
PELAYANAN AWAL MASUK KELUAR KELUAR DIRAWAT AKHIR
(TRIWULAN) HIDUP MATI TRIWULAN
1 Rawat 12
gabungan

2 Ginekologi 5

3 Pelayanan -
19
Gadar

4 NICU 12 4 4 - 15 hari

5 Bayi sehat 12

B. KUNJUNGAN RAWAT JALAN

Bulan : APRIL - JUNI

No. JENIS PELAYANAN KUNJUNGAN BARU KUNJUNGAN ULANG

1. Tumbang Anak 4 -
2 Obstetri 10 1
3 Gynecologi 12 -
4 Keluarga Berencana - -

TOTAL
Bulan : JULI - SEPTEMBER

No. JENIS PELAYANAN KUNJUNGAN BARU KUNJUNGAN ULANG

1. Tumbang Anak 6 3
2 Obstetri 37 -
3 Gynecologi 21 -
4 Keluarga Berencana - -

TOTAL
Bulan : OKTOBER - DESEMBER

No. JENIS PELAYANAN KUNJUNGAN BARU KUNJUNGAN ULANG

1. Tumbang Anak 1 -
2 Obstetri 25 -
3 Gynecologi 15 -
4 Keluarga Berencana

TOTAL

20
C. LAPORAN AUDIT MATERNAL PERINATAL (AMP) KEMATIAN NIFAS

RS : USU
BULAN : SEPTEMBER
TAHUN: 2016
N Jlh Perdarahan Infeksi Eklamsia Abortus Partus Emboli Trauma Nama Keteran
O Persalinan macet obst. obst. Ibu gan
PSP SC Jlh Mati Jlh Mati Jlh Mati Jlh Mati Jlh Mati Jlh Mati Jlh Mati
1 1 Roma KJDK
Marli
na

1
D. KEGIATAN KEBIDANAN DAN PERINATOLOGI

BULAN : APRIL - JUNI

No. Jenis Kegiatan Berat Bayi Rujukan Non Rujukan Dirujuk


>2500 <2500 Jumlah Mati Jumlah Mati ke atas
1. Persalinan
a. Persalinan normal 2 2
b. Persalinan dg
komplikasi
 Perdarahan
sblm
persalinan
 Perdarahan
ssdh
persalinan
 Pre eklamsi 1
 Infeksi
 Lain-lain:
2. Sectio caecaria 1 1 1 1
3. Abortus 1
4. Kematian Perinatal
 Kelahiran mati
 Mati neonatal
< 7 hari
5. Sebab kematian
 Asfiksia
 BBLR
 Tetanus
neonatorum
 Kelainan
kongenital
 ISPA
 Diare
 Lain-lain
6. Imunisasi
 TT1
 TT2

BULAN : JULI - SEPTEMBER

No. Jenis Kegiatan Berat Bayi Rujukan Non Rujukan Dirujuk


>2500 <2500 Jumlah Mati Jumlah Mati ke atas
1. Persalinan
a. Persalinan normal 3 1 2
b. Persalinan dg
komplikasi
 Perdarahan
sblm
persalinan
 Perdarahan 1
ssdh
persalinan
 Pre eklamsi
 Infeksi
 Lain-lain:
2. Sectio caecaria 5 4 1

2
3. Abortus 1 1
4. Kematian Perinatal
 Kelahiran mati 1 1
 Mati neonatal <
7 hari
5. Sebab kematian
 Asfiksia
 BBLR
 Tetanus
neonatorum
 Kelainan
kongenital
 ISPA
 Diare
 Lain-lain 1 1
6. Imunisasi
 TT1
 TT2

BULAN : OKTOBER - DESEMBER

No. Jenis Kegiatan Berat Bayi Rujukan Non Rujukan Dirujuk


>2500 <2500 Jumlah Mati Jumlah Mati ke atas
1. Persalinan
c. Persalinan normal
d. Persalinan dg
komplikasi
 Perdarahan
sblm
persalinan
 Perdarahan
ssdh
persalinan
 Pre eklamsi
 Infeksi
 Lain-lain:
2. Sectio caecaria 4 2 2
3. Abortus 1 - 1
4. Kematian Perinatal
 Kelahiran mati
 Mati neonatal <
7 hari
5. Sebab kematian
 Asfiksia
 BBLR
 Tetanus
neonatorum
 Kelainan
kongenital
 ISPA
 Diare
 Lain-lain
6. Imunisasi
 TT1
 TT2

3
BAB V
LOGISTIK

Pelayanan RSSIB terkait dengan poliklinik tumbang anak, poliklinik


obgyn, IGD, Unit kamar bersalin, instalasi rawat inap maternitas, IBP dan
ruangan intensif. Setiap instalasi/ unit memperoleh logistik dari bagian
laundry, farmasi, CSSD dan logistik umum. Pengadaan logistik dengan
mengajukan formulir permintaan yang diketahui oleh direktur pelayanan
medik dan keperawatan dan ditujukan ke bagian Sarpras Medik dan
Pelayanan Penunjang. Adapun logistik yang tersedia sebagai berikut:

4
No Fasilitas dan Perlengkapan Poliklinik Poliklinik IGD Unit Rawat Inap IBP Ruangan
. Obgyn Anak Bersalin intensif
1. Ruangan Kamar periksa Kamar  Kamar  Kamar  Rooming in  Kamar  R. Intensif
periksa  R. Isolasi
PONEK bersalin  Kamar persiapan
 Ruangan
 Area  Tempat laktasi  Kamar operasi Pencucian
inkubator
resusitasi isolasi  Kamar  Kamar
 Dapur susu
dan penyuluhan pemulihan
stabilisasi  Ruang isolasi  Area cuci
tangan
 Sterilisasi
 Ruang
administrasi
 Kamar ganti
2. Alat dan Bahan
Lemari instrumen V V V V v v v
Lemari es - V V
Meja dan kursi V V V
Jam dinding V V V
Pasokan oksigen - V V
Lampu darurat V v V
Radiant warmer - - -
Syringe pump - V -
Monitor denyut jantung/ - V -
pernapasan
Unit terapi sinar - - -
Timbangan bayi - V -
Penghisap lendir - V v
Balon mengembang sendiri - V -
Pulse oximeter - - -

5
Stetoskop - V V
Generator listrik darurat - v v
Inkubator - V -
Infus pump - V -
Ventilator - - -
Laboratorium analisa gas - V -
darah - V V
Gaun V V V
Masker V V V
Sarung tangan - - -
Selimut untuk asuhan metode
kangguru V V V
Alat suntik 1, 2 1/2, 3, 5, 10,
20, 50cc - V -
Pipa asupan ukuran 6 dan 8 - V V
Kanula ukuran 22 dan 24 - V
Kateter umbilikus, ukuran 3
1/2, 5, 8 - V
Masker O2 neonatus - -
Head box - -
Penutup mata untuk terapi - -
sinar V -
Popok sekali pakai/ pampers - V
Penutup sepatu sekali pakai V -
Betadine/ alkohol untu - V
desinfeksi - -
Meja operasi + lampu operasi -
Lampu sorot obstetri V
Mesin/ peralatan anastesi -
umum V
Pompa tabung resusitasi bayi -
Monitor denyut jantung/ - V
pernapasan - -
Sungkup dan balon resusitasi - -
dewasa - V

6
Gaun/ celemek - V
Ektraksi forsep
Ekstraksi vakum - V
Pipa endotrakeal - V
Set HPP (spekulum/ fenster - V
dan peralatan menjahit) V V
Set partus - V
Set jahit - -
Kantong urin - -
Tempat tidur gynekologi - -
Gynekologi set V -
breast feeding konseling kit - -
baby set V -
Pompa vakum listrik portable v v
Kursi penolong dapat turun
naik
Dopler
USG
Timbangan dewasa + TB
3. Obat-Obatan
Adrenalin
Dopamine
Sulfas atropine
Ca glukonas 10%
MgSO4
Antikejang
Luminal Inj
Dilantin Inj
Diazepam Inj
Antibiotic broad spectrum
Ampicillin
gentamisin
Cairan
NaCl 0,9%
Ringer Laktat

7
NaCl 3%
KCl 3%
Bicnat
Dextrose 5, 10, 40%
Larutan KaEn 3 B
Plasma expander
Antiseptik:
Alkohol 70%
Betadin
Diuretik

8
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien dengan aman. Hal ini termasuk assesmen
resiko, identifikasi dan pengolahan hal yang berhubungan dengan
resiko. Pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko.

B. TUJUAN
Tujuan system ini adalah mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu
system keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar terciptanya
budaya keselamatan pasien di rumah sakit, terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah
sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN


Dalam melaksankana keselamatan pasien maka ada tujuan
langkah yaitu:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
Menciptakan kepemimpinana dan budaya yang terbuka dan adil
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan
fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien
3. Mengitegrasi aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan system
dan proses pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan
asesmen hal potensial bermasalah
4. Mengebangkan system pelaporan memastikan karyawan agar
dengan mudah dapat melapokan kejadian atau insiden, serta
rumah sakit mengatur pelaporan kepada KKP-RS (Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan
cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
Mendorong karyawan untuk melakukan analis akar masalah untuk
belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul
7. Mencegah cidera melalui implementasi system keselamatan pasien.
Menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah
untuk melakukan perubahan pada system pelayana
1
Dalam melaksanakan keselamatan pasien standart keselamatan
pasien harus diterapkan. Standart tersebut adalah:
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien. Peran
kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
5. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien
6. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien
7. Menerapkan standart keselamatan pasien rumah sakit (seperti
tersebut diatas) dan melakukan self assessment dengan
instrument akreasi pelayanan keselamatan pasien rumah sakit
8. Program khusus keselamatan pasien
9. Mengevauasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan
pasien dan kejadian tidak diharapkan

D. SASARAN KESELAMATAN PASIEN PADA PELAYANAN


PERSALINAN
1. Ketepatan identifikasi pasien
Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas
pasien sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar
terhadap semua pelayanan yang diterima pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang
menggunakan prosedur : Write back, read back dan repeat back
(reconfirm)
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan
atau kesalahan serius (sentinel event) obat yang beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien dalam
pemberian obat.
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan
termasuk infeksi saluran kemih, infeksi saluran darah, pneumonia
yang sering berhubungan dengan ventilasi mekanis. Pokok
eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan
(hand hygiene) yang tepat.
6. Pengurangan pasien jatuh
Adalah pasien yang tidak direncanakan untuk terjadinya jatuh,
suatu kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat
2
istirahat yang dapat dilihat atau dirasakan atau kejadian jatuh
yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit
seperti stroke, pingsan dan lain-lain.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1)


menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh
buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah sakit adalah tempat yang
termasuk dalam kategori seperti tersebut diatas, berarti wajib
menerapkan upaya keselamatan dan keluarga bertujuan melindungi
karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar
rumah sakit.
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan
bahwa: “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan
adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi yang memungkinkan
pekerjaan berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat layak sesuai
dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini adalah pelayanan bedah dan
perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian integral dari
rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
meningkatkan produktifitas pegawai dan meningkatkan produktifitas
rumah sakit.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dimaksudkan untuk menjamin:
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
dalam keadaan sehat dan selamat
2. Agar faktor-faktor produktifitas dapat dipakai dan digunakan
secara efisien
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan

3
Dalam kaitannya dalam kondisi dan lingkunagn kerja, kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dapat terjadi bila:
1. Peralatan tidak memenuhi standart kualitas
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan
proses produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai,
ruangan terlalu panas/ dingin
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya
kebakaran dan lain-lain

1) Perlindungan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Petugas


Kesehatan
 Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapat
pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit,
tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan
protokol atau terpajan.
 Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus
diberikan penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
 Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular
mengenai udara harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak
merokok, tidak minum dingin) dengan baik dan menjaga
kebersihan tangan.
2). Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan
 Untuk mencegah transmisi penyakit menular tanpa dalam tatanan
pelayanan kesehatan, petugas harus menggunakan APD (Alat
Pelindung Diri) yang sesuai untuk kewaspadaan standart dan
kewaspadaan isolasi (berdasarkan penularan secara kontak,
droplet, atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit
 Semua petugas kesehataan harus mendapatkan pelatihan tentang
gejala penyakit menular yang sedang dihadapi.
 Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus
dievaluasi untuk memastikan agen penyebab dan ditentukan
apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak langsung dengan
pasien, terutama mereka yang bertugas diruang instalasi perawatan
intensif (IPI), ruang rawat anak, ruang bayi

4
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan


aspek yang akan ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria,
serta standar yang akan digunakan untuk mengukur mutu pada
pelayanan RSSIB mengacu pada pedoman indikator mutu setiap unit
kerja yaitu
1. Persentase persalinan pervaginam di RS USU
Indikator Keterangan
Judul indikator Persentase persalinan pervaginam di RS USU
Tujuan Untuk menggambarkan jumlah persalinan normal
di RS USU dalam 1 tahun
Defenisi Jumlah seluruh ibu yang melahirkan dengan
operasional tenaga ibu sendiri tanpa alat bantu melalui jalan
lahir, dimana proses persalinan dapat terjadi di
IGD maupun kamar bersalin di RS USU
Alasan dan
implikasi
Numerator Seluruh kelahiran
Kriteria inklusi Ibu teregistrasi di RS USU
Usia kehamilan cukup bulan (38-42 minggu),
tanpa penyulit, tanpa bantuan alat, persentase
kepala
Formula (Jumlah persalinan pervaginam dibagi Jumlah
seluruh kelahiran dalam 1 tahun) x 100%
Sumber Data IGD
Kamar bersalin
IBP

2. Persentase Sectio caecaria di RS USU


Indikator Keterangan
Judul indikator Persentase section caecaria di RS USU
Tujuan Untuk menggambarkan jumlah section caecaria di
RS USU dalam 1 tahun
Defenisi Jumlah seluruh ibu yang melahirkan anak
operasional dengan proses pembedahan dengan indikasi
tertentu yang dilaksanakan di instalasi bedah
pusat RS USU.
Alasan dan
implikasi
Numerator Seluruh kelahiran
Kriteria inklusi Ibu teregistrasi di RS USU
Ibu yang terindikasi untuk dilakukan section
caecaria
Formula (Jumlah ibu dengan sectiocaecaria dibagi
Jumlah seluruh kelahiran dalam 1 tahun) x
5
100%
Sumber Data IBP

3. Persentase angka kematian ibu di RS USU


Indikator Keterangan
Judul indikator Persentase angka kematian ibu di RS USU
Tujuan Untuk menggambarkan jumlah kematian ibu/
wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan
dalam masa nifas (42 hari atau 6 minggu) setelah
berakhirnya kehamilan
Defenisi Jumlah kematian ibu/ wanita dalam masa
operasional kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6
minggu) setelah berakhirnya kehamilan di RS
USU dalam 1 tahun
Alasan dan
implikasi
Numerator Jumlah kelahiran hidup
Kriteria inklusi Ibu yang meninggal karena kehamilan,
persalinan dan masa nifas yang dirawat di RS
USU
Formula (Jumlah kematian karena kehamilan,
persalinan, masa nifas atau komplikasi-
komplikasinya dibagi Jumlah kelahiran hidup
dalam 1 tahun) x 100%
Sumber Data IGD
Kamar bersalin
IBP

4. Persentase angka kematian bayi di RS USU


Indikator Keterangan
Judul indikator Persentase angka kematian bayi di RS USU
Tujuan Untuk menggambarkan jumlah kematian bayi
usia kurang dari 1 tahun
Defenisi Jumlah kematian bayi yang berusia kurang dari 1
operasional tahun di RS USU
Alasan dan Terindikasi untuk dilakukannya section
implikasi caecaria: power, passenger,
Numerator Seluruh ibu yang meninggal
Kriteria inklusi Ibu/ wanita yang meninggal karena kehamilan,
persalinan dan nifas yang dirawat di RS USU
Formula (Jumlah kematian maternal dibagi Jumlah
seluruh kematian ibu) x 100%
Sumber Data IGD
Kamar bersalin
IBP

6
BAB VI
PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi


(RSSIB) dengan 10 Langkah Menuju Perlindungan Ibu Bayi secara
terpadu dan paripurna merupakan acuan bagi rumah sakit dalam
melaksanakan program RSSIB dalam rangka menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
Dua indicator tersebut merupakan daya ungkit yang besar terhadap
derajat kesehatan secara menyeluruh. Sesuai dengan konsep dasar
RSSIB yang bersifat dinamis maka diharapkan setiap rumah sakit dapat
melaksanakan terobosan baru sehingga tidak hanya terbatas
keberhasilan pelaksanaan 10 Langkah Menuju Perlindungan Ibu Bayi
secara terpadu dan paripurna.
Diharapkan dengan diterapkannya buku Pedoman Pelaksanaan
Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) ini dapat memacu
rumah sakit rumah sakit di Indonesia agar semakin meningkatkan mutu
pelayanannya terutama pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

Anda mungkin juga menyukai