Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Sistem Kardiovaskuler


Sistem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri atas :
a. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap
darah agar dapat mengalir ke jaringan.
b. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat
didistribusikan ke seluruh tubuh.
c. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan
didistribusikan ke seluruh tubuh.
1. Anatomi luar dan Dalam
a. Jantung
1) Pengertian dan letak jantung
Jantung merupakan organ berongga yang memiliki empat ruang, terletak antara
kedua paru – paru di bagian tengah rongga torak. Jantung terletak di dalam
mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di
bagian kanan dari garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada
permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian
permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma.
Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu
dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu
dengan paru kiri. Batas superior jantung kanan terletak di intercostae ke-3 kira-kira
3 cm ke kanan dari garis tengah. Garis yang menghubungkan kedua titik ini
berkoresponden dengan basal jantung. Batas inferior jantung kiri terletak di apeks
di intercostae ke-5 kira-kira 9 cm ke kiri dari garis tengah. Batas inferior jantung
kanan terletak pada intercostae ke-6kira- kira 3 cm ke kanan dari garis tengah.
Garis yang menghubungkan garis inferior kanan dan kiri berkoresponden terhadap
inferior surface jantung dan garis yang menghubungkan inferior dan superior
kanan berkoresponden ke border jantung kanan. Berat jantung orang dewasa laki-
laki 300-350gr, berat jantung orang dewasa wanita 250-350 gr. Panjang jantung 12
cm, lebar 9 cm dan tebal 6 cm atau 4 gr/kg BB dari berat badan ideal.

2
2) Struktur dan fungsi jantung
a) Struktur Pericardium dan Lapisan Jantung
Pericardium adalah memberan yang mengelilingi dan melapisi jantung.dan
memberan ini membatasi jantung pada posisi didalam mediastinum.Pericardium
terdiri dari dua bagian yaitu fibrous pericardium dan serous pericardium.Febrous
pericardium superficial adalah lapisan keras,tidak elastik dan merupakan jaringan
tebal yang tidak beraturan. Fungsi dari fibrous pericardium mencegah peregangan
berlebihan dari jantung,melindungi dan menempatkan jantung dalam mediastinum.
Serous pericardium adalah lapisan dalam yang tipis,memberan yang halus yang
terdiri dari dua lapisan. Lapisan parietal adalah lapisan paling luar dari serous
pericardium yang menyatu dengan perikardium fibrosa. Bagian dalam adalah
lapisan visceral yang di sebut juga epicardium,yang menempel pada permukaan
jantung ,antara lapisan parietal dan visceral terdapat cairan yang di sebut cairan
perikadial. Cairan perikardial adalah cairan yang dihasilkan oleh sell pericardial
untuk mencegah pergesekan antara memberan saat jantung berkontraksi.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1. Epikardium ( lapisan terluar )
2. Myocardium ( lapisan tengah )
3. Endocardium ( lapisan terdalam )
Lapisan perikardium dapat disebut juga lapisan visceral,dari serous
perikardium.lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari
mesothelium yang bertekstur licin pada permukaan jantung. Myocardium adalah
jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan berfungsi sebagai pompa
jantung dan bersifat involunter. Endocardium adalah lapisan tipis dari endotelium
yang melapisi lapisan tipis jaringan penghubung yang memberikan suatu batas
yang licin bagi ruang-ruang jantung dan menutupi katup-katup jantung
.Endocardium bersambung dengan endothelial yang melapisi pembuluh besar
jantung.
b) Struktur Bagian Dalam dan Luar Ruang-ruang Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang,dua atrium dan dua ventrikel pada bagian
anterior.Setiap atrium terdapat auricle,setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang
3
atrium sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar. Pada
permukaan jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang
mengandung pembuluh darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus
memberi tanda batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian
dalam mengelilingi sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium
superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan
jantung yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini
berlanjut mengelilingi permukaan posterior jantung yang disebut sulkus
interventrikuler posterior dimana memberi tanda batas antar ventrikel di bagian
belakang jantung.
c) Atrium kanan
Atrium kanan terdiri dari rongga utama dari aurikula di luar sedangkan bagian
dalam membentuk suatu rigi krisata terminalis. Bagian utama atrium yang terletak
di posterior terhadap rigi terdapat dinding halus yang berasal dari sinus venosus.
Bagian atrium yang terletak di depan rigi mengalami trabekulasi akibat berkas
serabut otot yang berjalan dari krista terminalis. Atrium kanan menerima darah dari
cava superior,cava inferior dan sinus koronarius.Pada bagian antero superior
atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk daun telinga yang disebut
aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah lateral dan
aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan
pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.

d) Ventrikel kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan
jantung.Bagian dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang
terbentuk dari ikatan jaringan serabut otot jantung yang disebut trabeculae
carneae. Beberapa trabeculae carneae merupakan bagian yang membawa sistem
konduksi dari jantung. Lapisan dinding ventrikel kanan jauh lebih tebah tebal
daripada atrium kanan.
Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut
dengan chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk
kerucut yang disebut papillary muscle. Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel
4
kiri oleh interventrikuler septum. Darah dari ventrikel kanan melalui katup
semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang disebut pulmonary truk
yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.
e) Atrium kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung. Atrium kiri menerima
darah dari paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan
bagian dalam atrium kiri mempunyai dinding posterior yang lunak. Darah dibawa
dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid dimana mempunyai dua daun
katup.
f) Ventrikel kiri
Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler sinistra
dan aorta melalui osteum aorta. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal dari
ventrikel kanan. Tekanan darah intraventrikuler sinistra enam kali lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel kanan.
(1) Valvula mitralis/katup mitralis (valvula bikuspidalis). Melindungi osteum
ventrikular yang terdiri atas dua bagian (anterior dan posterior). Bagian anterior
lebih besar dari posterior dan terletak antara osteum atriovenmtrikular aorta.
(2) Valvula semilunaris aorta : melindungi osteum aorta dan strukturnya sama
dengan valvula semilunaris arteri pulmonalis. Salah satu bagian terletak di
dinding aorta membentuk sinus aorta anterior yang merupakan asal dari arteri
koronaria dextra dan sinus posterior sinistra yang merupakan asal arteri
koronaria sinistra.
g) Struktur katup-katup Jantung
Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan
pada saat jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran
darah satu arah dengan cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran
balik.
(1) Katup Atrioventrikuler
Disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium dan
ventrikel.
Katup atrioventrikuler terdiri dari dua katup yaitu biskupid dan trikuspid,dan
ketika katup atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel.Darah
bergerak dari atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka
5
ketika tekanan ventrikel lebih rendah dibanding tekanan atrium.Pada saat ini
papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas
sampai tepi daun katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan
muskuler papilaris berkontraksi dimana menarik dan mengencangkan chorda
tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong ke arah atrium akibat tekanan
ventrikel yang tinggi. Jika daun katup dan chorda tendinea mengalami
kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika
terjadi kontraksi ventrikel.

(2) Katup Semilunar


Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada
arteri pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta
terletak antara aorta dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga
daun katup yang berbentuk sama yang simetris disertai penonjolan
menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adanya
katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing ventrikel
ke arteri pulmonal atau aorta selama sistol ventrikel dan mencegah aliran balik
waktu diastolik ventrikel . Pembukaan katup terjadi pada waktu masing-masing
ventrikel berkontraksi,dimana tekanan ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan
di dalam pembuluh-pembuluh
3) Pembuluh Darah Besar pada Jantung
Ada beberapa pembuluh darah besar yang berdekatan letaknya dengan jantung
yaitu :
a) Vena Cava Superior
Vena cava superior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari tubuh
bagian atas menuju atrium kanan.
b) Vena Cava Inferior
Vena cava inferior adalah vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.
c) Sinus Conaria
Sinus coronary adalah vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.
d) Trunkus Pulmonalis
6
Pulmonary trunk adalah pembuluh darah besar yang membawa darah kotor
dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis dibagi menjadi 2
yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke
kedua paru-paru.
e) Vena Pulmonalis
Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
f) Aorta Asendens
Ascending aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih
dari ventrikel kiri ke arkus aorta (lengkung aorta) ke cabangnya yang
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas.
g) Aorta Desendens
Descending aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah

4) Suplai Darah ke Jantung


Jantung mendapatkan suplai darah dari arteri koroner. Arteri koroner
adalah arteri yang bertanggung jawab atas jantung itu sendiri, karena darah
bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting agar jantung tetap
bisa bekerja sebagaimana fungsinya.
Arteri koroner terbagi dua yaitu arteri koroner kiri dan kanan. Arteri koroner
kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden) dan arteri
sirkumfleksi. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk anatomis
eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari
jantung diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler
yang memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini di bagian
permukaan posterior jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat
penting yaitu kruks jantung. Nodus AV node berada pada titik ini.
LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel
kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum. Arteri sirkumfleksi mensuplai
45% darah untuk atrium kiri dan ventrikel kiri serta 10% mensuplai SA node.
Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium
kanan, ventrikel kanan, permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90%
mensuplai AV Node dan 55% mensuplai SA Node.
7
5) Darah
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket.
Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel
di dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel
darah merah, sel darah putih dan trombosit.
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier) pada system
kardiovaskuler. Secara normal volume darah yang berada dalam sirkulasi pada
seorang laki-laki dengan berat badan 70 kg berkisar 8% dari berat badan atau
sekitar 5600ml. Dari jumlah tersebut sekitar 55% merupakan plasma. Volume
komponen darah harus memiliki jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal
agar system kardiovaskuler dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
6) Sirkulasi darah
Sirkulasi darah terbagi menjadi dua yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi
pulmonal. Sirkulasi pulmonal adalah peredaran darah antara jantung dengan
paru-paru.
Sirkulasi pulmonal diawali dengan keluarnya darah dari ventrikel kanan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis dan kembali ke atrium kiri melalui vena-vena
pulmonalis.
Sirkulasi sistemik merupakan peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh
(kecuali paru-paru). Sirkulasi sistemik dimulai dari keluarnya darah dari ventrikel
kiri ke aorta kemudian ke seluruh tubuh melalui berbagai percabangan arteri.
Selanjutnya kembali ke jantung (atrium kanan) melalui vena cava. Darah dari
tubuh bagian atas kembali ke jantung melalui vena cava superior dan darah dari
tubuh bagian bawah kembali ke jantung melalui vena cava inferior.

2. Sel Eksitabel
a. Pengertian Sel Eksitabel
Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial
aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi
respon berupa potensial aksi.
b. Struktur dan Komposisi Membran Sel

8
Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam
sel dengan lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel,
artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino,
gliserol, dan berbagai ion. Berdasarkan analisis kimiawi dapat diketahui bahwa
hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid
(lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid
rangkap dua (lipid bilayer). Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah
lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head)
dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air),
sedangkan bagian ekorbersifat hidrofobik (tidak suka air).
Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.
Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein
membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan
lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian
kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar. Lapisan protein integral
membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam.
c. Komposisi Elektrolit Intrasel dan Ekstrasel
Di dalam cairan intrasel maupun ekstrasel terdapat elektrolit, unsur
penting bagi tubuh selain air. Komposisi elektrolit pada kedua kompartemen
cairan tersebut berbeda. Kalium dan fosfat adalah elektrolit utama pada CIS,
sedangkan natrium dan klorida adalah elektrolit utama CES. Natrium dan kalium
berperan dalam keseimbangan asam-basa, keseimbangan cairan, dan fungsi sel
saraf. Fosfat adalah unsur pembentuk molekul berenergi (adenosine
triphosphate-ATP), dan berperan dalam pembentukan tulang dan gigi. Klorida
berperan dalam keseimbangan asam-basa dan cairan. Selain itu masih terdapat
elektrolit lain yang memiliki fungsi penting, misalnya kalsium dan magnesium.
Kalsium berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, proses pembekuan darah,
kontraksi otot, dan fungsi sel saraf. Magnesium berperan dalam aktivitas enzim,

9
pembentukan tulang, dan aktivitas otot dan sel saraf. Kekurangan elektrolit akan
menimbulkan berbagai gangguan fungsi organ, oleh sebab itu kebutuhan
elektrolit harus selalu tercukupi.
Volume cairan dan konsentrasi elektrolit selalu dipertahankan dalam
keadaan yang seimbang. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
dengan mengatur masukan dan keluaran air dan elektrolit. Masukan air dan
elektrolit (water and electrolite gain) diperoleh terutama melalui makan dan
minum. Keluaran air dan elektrolit (water and electrolite loss) secara eksresi
melalui buang air kecil dan buang air besar, dan secara evaporasi melalui
pernafasan dan kulit dalam bentuk keringat. Masukan dan keluaran air
dikendalikan oleh otak yaitu di hipotalamus. Perubahan volume CES maupun
konsentrasi elektrolit merangsang hipotalamus untuk mengurangi atau
meningkatkan keluaran dan masukan air dengan cara mengatur rasa haus dan
eksresi air melalui ginjal.
d. Transportasi Elektrolit Melalui Membran Sel
Membrane plasma merupakan selaput sel di sebelah luar sitoplasma. Di dalam
sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua organel dibatasi
oleh membrane. Membrane yang membatasi organel mempunyai struktur
molekul yang sama dengan membrane plasma yang terdiri atas molekul-molekul
lemak dan protein.
Membran sel berguna sebagai pembatas antara organel-organel di bagian dalam
sel dan cairan yang membasahi semua sel. Membrane sel sangat tipis sehingga
hanya dapat diamati dengan perbesaran tinggi menggunakan mikroskop electron.
S. singer dan E. Nicolson (1972) mengemukakan teori tentang membrane sel
yang dikenal dengan teori membrane mozaik cair. Teori ini menyatakan bahwa
membrane sel tersusun oleh lapisan protein. Protein tersusun mozaik atau
tersebar dan masing-masing tersisip atau tenggelam di antara lapisan ganda
fosfolipid (bilayer fosfolipid).
Membrane sel terdiri atas kira-kira 50% lipid dan 50% protein, lipid terutama
merupakan fosfolipid dan tersusun dua lapis dan protein tersebar diantara bilayer
fosfolipid disebut protein instrinsik (integral) yang bersifat hidrofobik atau menolak
air.
10
Karena susunan membrane sel yang demikian maka membrane sel bersifat
semipermeable. Membrane sel tidak simetris, protein ekstrinsik yang bergabung
dengan permukaan luar membrane amat berlainan dari protein yang ekstrinsik
yang bergabung dengan membrane dalam. Membran sel berfungsi mengatur
gerakan materi atau transportasi dari atau keluar sel.
e. Potensial Membran
P o t e n s i a l m e m b r a n adalah tegangan melintasi suatu membran sel
yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus
menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di
luarnya).Semua sel memiliki tegangan melintasi membran plasmanya, di
mana tegangan ialah energi potensial listrik-pemisahan muatan yang
berlawanan.Sitoplasma sel bermuatan negatif dibandingkan dengan fluida
ekstraseluler disebabkan oleh distribusi anion dan kation pada sisi
membran yang berlawanan yang tidak sama. Potensial membran bertindak
seperti baterai, suatu sumber energi yang mempengaruhi lalulintas semua
substansi bermuatan yang melintasi membran.Karena di dalam sel itu
negatif dibandingkan dengan di luarnya, potensial membran ni mendukung
transpor pasif kation ke dalam sel dan anion ke luar sel.Dengan demikian,
dua gaya menggerakkan difusion melintasi suatu membran: gaya kimiawi
(gradien konsntrasi ion) dan gaya listrik (pengaruh potensial membran
pada pergerakan ion).Kombinasi kedua gaya yang bekerja pada satu ion
ini disebut gradien elektrokimiawi. Perubahan lingkungan dapat
mempengaruhi potensial membran dan sel itu sendiri, sebagai conthnya,
depolarisasi dari membran plasma diduga memicu apoptosis (kematian sel
yang terprogram)
f. Potensi Aksi Tentang Sel, Jaringan, Organ, dan Sistem Organ
Pada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara
kedua sisi membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi.
Bila sel yang dalam keadaan istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang
sesuai dan dengan level yang cukup maka sel tersebut akan berubah dari
keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam keadaan aktif, potensial
membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah menjadi
11
positif di sisi dalam. Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi.
Depolarisasi ini dimulai dari suatu titik di permukaan membran sel dan merambat
ke seluruh permukaan membran. Bila seluruh permukaan membran sudah
bermuatan positif di sisi dalam, maka sel disebut dalam keadaan depolarisasi
sempurna.
Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan
repolarisasi. Dalam keadaan repolarisasi, potensial membran berubah dari positif
di sisi dalam menuju kembali ke negatif di sisi dalam. Repolarisasi dimulai dari
suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan membran sel. Bila seluruh
membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam, maka dikatakan sel dalam
keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk menerima
rangsangan berikutnya.
Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali
ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial
membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah
menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini
menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action
potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain
yang ada di sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan bagaimana proses terjadinya
potensial aksi dari suatu sel yang semula dalam keadaan istirahat.

3. Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah jalan bagi aliran darah ke seluruh tubuh, dimana saluran
darah ini merupakan sistem tertutup dan jantung sebagai pompanya. Fungsi
pembuluh darah yaitu mengangkut atau transportasi darah dari jantung ke seluruh
tubuh dan mengangkut kembali adarah yang sudah dipakai kembali ke jantung.
Fungsi ini disebut sirkulasi darah. Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah (vaskuler). Secara umum pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan
yaitu tunika adventisia, tunika media dan tunika intima.
Tunika adventisia merupakan lapisan paling luar berupa jaringan ikat yang kuat.
Tunika media merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot polos. Tunika intima

12
membentuk dinding dalam dari pembuluh darah terdiri dari sel-sel endotel. Celah
antara sel-sel endotel membentuk pori-pori pembuluh darah.
Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola,
kapiler, venula dan vena.
a. Arteri
Arteri berfungsi untuk transportasi darah dengan tekanan yang tinggi ke seluruh
jaringan tubuh. Dinding arteri kuat dan elastis (lentur), kelenturannya membantu
mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Dinding arteri banyak
mengandung jaringan elastis yang dapat teregang saat sistol dan mengadakan
rekoil saat diastol.
b. Arteriola
Merupakan cabang paling ujung dari sistem arteri, berfungsi sebagai katup
pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Arteriol mempunyai dinding
yang kuat sehingga mampu kontriksi atau dilatasi beberapa kali ukuran normal,
sehingga dapat mengatur aliran darah ke kapiler. Otot arteriol dipersarafi oleh
serabut saraf kolinergik yang berfungsi vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu
utama resistensi/tahanan aliran darah, perubahan pada diameternya menyebabkan
perubahan besar pada resistensi.
c. Kapiler
Merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi
sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena
(membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat
makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil
metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
Fungsi kapiler adalah :
1) Penghubung arteri dan vena
2) Tempat terjadinya pertukaran zat
3) Absorbsi nutrisi pada usus
4) Filtrasi pada ginjal
5) Absorbsi sekret kelenjar
d. Venula

13
Dari kapiler darah mengalir ke dalam venula lalu bergabung dengan venul-venul lain
ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.

e. Vena
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada
arteri, sehingga vena dapat mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi
dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Karena
tekanan dalam sistem vena rendah maka memungkinkan vena berkontraksi
sehingga mempunyai kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai
kebutuhan tubuh.

4. Pembuluh Limfe
a. Pengertian Pembuluh Limfe
Di dalam tubuh, selain pembuluh darah juga terdapat pembuluh limfe. Pembuluh ini
mengangkut cairan dari jaringan menuju darah. Selain itu, juga mengangkut lemak
dan bahan bahan asing untuk dirombak ke nodus limfe. Pembuluh limfa bermuara di
berbagai jaringan dan peredarannya termasuk sirkulasi terbuka. Pembuluh limfe
berukuran lebih besar dari pembuluh darah karena dibentuk oleh bersatunya kapiler
dan limfatik dan memiliki dinding yang transparan serta memiliki banyak katup.
Di dalam tubuh terdapat dua pembuluh limfe berukuran besar sebagai berikut.
1) Ductus Limfaticus Dexter (Pembuluh Limfe Kanan)
Pembuluh limfe ini mengangkut limfe yang berasal dari kepala, dada sebelah kanan,
dan lengan kanan. Pembuluh limfe kanan bermuara pada pembuluh balik di bawah
vena subclavia dextra (vena yang melewati tulang selangka sebelah kanan).
2) Ductus Thoracicus (Pembuluh Limfe Dada)
Pembuluh ini mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan bermuara ke
pembuluh balik di bawah vena subclavia sinestra (vena yang melewati tulang
selangka kiri). Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh
kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak yang
diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe berwarna kuning
keputih-putihan.
Limfe berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan di dalam limfe
terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini perlu difilter oleh pembuluh
14
limfe. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfe. Jadi, bila terdapat kuman pada suatu
luka, maka kuman tersebut akan dibinasakan sebelum masuk ke dalam sirkulasi darah.
Kelenjar di dalam tubuh manusia :
1. Kelenjar limfe di lipat siku, ketiak, lipatan paha, lutut, dan leher.
2. Kelenjar limfe di selaput lendir usus.
3. Kelenjar folikel di pangkal lidah.
4. Tonsil.
5. Adenoid di dinding tekak.
b. Fungsi Pembuluh Limfe ( getah bening )
Sistem sirkulasi limfe juga mempunyai beberapa fungsi penting di dalam tubuh di
antaranya sebagai berikut.
1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah
2) Mengangkut limfosit dan kelenjar limfe ke sirkulasi darah
3) Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah (laktea)
4) Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5) Menghasilkan antibodi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi
c. Anatomi sistem limfatik
Jalinan pembuluh limfe terdiri dari tiga ruangan utama. Kapiler limfe merupakan
tempat absorpsi limfe seluruh tubuh. Kapiler-kapiler ini bermuara kedalam pembuluh
pengumpul yang melewati ekstremitas dan rongga tubuh, yang kemudian bermuara
kedalam sistem vena melalui duktus torasikus. Pembuluh pengumpul secara periodik
diselingi oleh kelenjar limfe, yang menyaring limfe dan terutama melakukan fungsi
imunologi.
Kapiler limfe serupa dengan kapiler darah, kecuali bahwa membran basalis tidak
begitu tegas. Telah diketahui adanya celah besar antara sel endotel pembuluh limfe
yang berdekatan, sehingga partikel sebesar eritrosit dan limfosit bisa berjalan
melaluinya. Jaringan tertentu tampaknya tidak mempunyai pembuluh limfe.Keseluruhan
epidermis, sistem saraf pusat, selubung mata dan otot, kartilago dan tendon tidak
mempunyai pembuluh limfe. Dermis kaya akan pembuluh limfe yang mudah dikenal
dengan penyuntikan intradermis zat warna tertentu. Pembuluh tanpa katup ini
berhubungan dengan pembuluh pengumpul pada sambungan dermis-subkutis.
Pembulu limfe superfisialis ekstremitas terdiri dari beberapa saluran berkatup yang
15
terutama melewati sisi medial ekstremitas ke arah lipat paha atau aksila, dimana
saluran ini berakhir dlam satu kelenjar limfe atau lebih. Pembuluh ini mempertahankan
kaliber yang seragam waktu naik dan sering berhubungan satu sama lain melalui
cabang yang menyilang. Sistem pembuluh limfe profunda yang terpisah juga terdapat
pada ekstremitas. Jalinan ini mengikuti dengan dengan rapat jalur vaskular utama
profunda terhadap fasia otot. Pada individu normal, ada sedikit (jika ada) hubungan
antara dua sistem.
Pembuluh limfe mempunyai struktur yang serupa dengan pembuluh darah dengan
adventisia berbatas tegas, suatu media yang mengandung sel otot polos dan suatu
intima. Pembuluh ini juga dipersarafi dan, telah diamati adanya spasme maupun
kontraksi alamiah berirama.
Kelenjar limfe secara periodik diselingi di seluruh perjalanan saluran limfe
pengumpul. Masing-masing kelenjar limfe bisa mempunyai beberapa saluran limfe
eferen yang masuk melalui kapsul. Kemudian limfe memasuki sinus, membasai daerah
korteks dan medula, dan keluar melalui saluran eferen tunggal. Daerah korteks
terutama mengandung limfosit, yang tersusun dalam folikel yang dipisahkan oleh
perluasan trabekular kapsula ini. Di dalam folikek terdapat sentrum germinativum diskrit.
Medula bisa mengandung makrofag dan sel plasma maupun limfosit, dan sel-sel ini
dianggap dalam keseimbangan dinamik di dalam kelenjar limfe. Tiap kelenjar limfe juga
mempunyai supali saraf dan vaskular yang terpisah, dan sekarang sudah diketahui
bahwa interaksi pembuluh limfe-vaskular bisa timbul di dalam kelenjar limfe.
Saluran limfe ekstremitas bawah dan visera bersatu untuk membentuk sisterna kili
dekat aorta di dalam abdomen atas. Struktur terakhir ini berjalan melalui diafragma
untuk menjadi duktus torasikus. Di dalam dada, duktus ini menerima pembulu limfe
visera totem vena melalui persatuan dengan vena subklavia sisnistra. Uktus limfatikus
dekstra yang terpsah, memberikan drainase untuk ekstremitas kanan atas dan leher
serta memasuki vena sublavia dekstra.

B. Fisiologi Kardiovaskuler
1. Hemodinamika Jantung

16
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah
bertekana tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab
terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel.
Ketika otot berkontraksi darah terdorong dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana
tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang
katup aorta akan menutup dan keluaran dari vebtrikel kiri terhenti. Darah yang telah
memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh darah tersebut. Akibatnya
terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri,
kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke antrium kanan karena tekanan dalam
kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab
terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium kiri.
Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari
tekanan sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.

2. Elektrofisiologi Jantung
Aktivitas listrik jantung terjadi akibat perubahan permeabilitas membran sel yang
memungkinkan pergerakan ion - ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium dan
kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat
dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.
Pada keadaan istirahat sel – sel otot jantung yang bermuatan positif berada di laur sel
dan yang bermuatan negatif di dalam sel. Perbedaan muatan di dalam dan luar sel
disebut Resting Membrane Potensial. Bila sel dirangsang akan terjadi perubahan,
muatan dalam sel berubah menjadi positif sedangkan diluar sel menjadi negatif. Proses
terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan ini disebut depolarisasi. Kemudian
setelah rangsangan sel akan kembali pada keadaan muatan semula, proses ini
dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut dinamakan aksi potensial. Aksi
potensial terjadi karena adanya rangsangan listrik, kimia, mekanik dan termis.
Aksi potensial dibagi dalam 5 fase :

17
a. Fase istirahat : bagian luar sel otot jantung bermuatan (+) dan bagian dalam sel
bermuatan (-). Membran sel lebih permeabel terhadap kalium daripada natrium
sehingga sebagian kecil kalium merembes keluar sel.
b. Fase dopolarisasi : peningkatan permeabilitas membran terhadap natrium
sehingga natrium mengalir keluar.
c. Fase polarisasi parsial : segera terjadi setelah depolarisasi terdapat sedikit
perubahan masuknya kalsium ke dalam sel.
d. Fase plato (keadaan stabil) : fase depolarisasi diikuti keadaan stabil yang agak
lama dimana keseimbangan ion positif masuk dan keluar. Aliran kalsium dan
natrium masuk dan keluar secara seimbang.
e. Fase repolarisasi (cepat) : muatan kalsium dan natrium secara berangsur –
angsur meningkat sehingga kalium keluar dari sel dengan cepat.

3. Mekanisme Jantung Sebagai Alat Pompa Jantung


Tiap siklus jantung terdiri atas sistole dan diastolesecara berurutan dan teratur
dengan adanya katup jantung yang terbuka dan tertutup. Selama satu siklus kerja
jantung terjadi perubahan tekanan dalam rongga jantung sehingga terjadi perbedaan
tekanan. Perbedaan ini menyebabkan darah mengalir dari rongga tekanan lebih tinggi
kle tekanan yang lebih rendah.
Pada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik ventrikel
dekat akhir gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi
menghasilkan runtutan perubahan tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan
pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa istilah tekanan sistolik dalam sistem pembuluh
darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi yang dicapai selama sistolik, bukan
tekanan rata-rata, demikian pula halnya, tekanan diastolik merujuk pada tekanan
terendah selama diastolik.

4. Sistem Konduksi

18
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik.
Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :
a. Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b. Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.
c. Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.
d. Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan
menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk
merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di
mulai dari nodus SA ke nodus AV,sampai ke serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA
memiliki otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan
kecepatan lebih cepat dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100
denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian
bawah septum interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk
menghantarkan,memperlambat,potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke
ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV
memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di
keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke
jaringan konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel.
Pelambatan nodus AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh
mengejeksi kelebihan darahnya ke dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole
ventrikel.
Dari nodus AV ,impuls berjalan ke berkas his di septum interventrikular ke cabang
berkas kanan dan kiri,dan kemudian melalui satu dari beberapa serat purkinye ke
jaringan miokard ventrikel itu sendiri. Potensial aksi dapat melintasi jaringan penghantar
3-7 kali lebih cepat dari pada melalui miokard ventrikel. Maka berkas, cabang dan
serabut purkinye dapat mendekati kontraksi simultan dari semua bagian
ventrikel,sehingga memungkinkan terjadinya penyatuan kerja pompa maksimal.

19
5. Pembuluh Arteri, Vena, dan Sistem Kapiler
a. Pembuluh darah arteri atau nadi.
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang
berdinding tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri
dinamakan aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh.
Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis
yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian
tubuh menuju ke paru-paru.
b. Pembuluh darah vena atau balik
Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung
yang bersifat tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang
berasal dari bagian atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik
yang berasal dari bagian bawah tubuh.
c. Pembuluh darah kapiler
pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri.
Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili
meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.

6. Tekanan Darah dan Sistem Regulasi


Faktor –faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung, tekanan
pembuluh darah perifer, dan volume atau aliran darah. Kontrol terhadap tekanan darah
bergantung pada sensor-sensor yang secara terus menerus mengukur tekana darah
dan mengirim informasinya ke otak. Otak mengintergrasikan semua informasi yang
masuk dan berespon dengan mengirim rangsangan eferen ke jantung dan sistem
pembuluh melalui saraf-saraf otonom. Berbagai hormon dan mediator kimiawi lokal
berperan dalam mengontrol tekanan darah.
Kontrol tekanan darah :
Pusat kardiovaskuler di otak berada di formasio retikularis dan terletak di medula
oblongata bagian bawah dan pons. Impuls yang berkaitan dengan tekanan darah

20
diintegrasikan disini. Apabila terjadi perubahan tekanan darah, maka pusat
kardiovaskuler mengaktifkan sistem saraf otonom, sehingga terjadi perubahan stimulasi
simpatis dan parasimpatis ke jantung dan selanjutnya akan terjadi perubahan stimulasi
simpatis ke seluruh sistem pembuluh darah.

C. Biofisika
1. Listrik Jantung
a. Aliran arus listrik dari masa sinsitium otot jantung
Sebelum masa sisitium otot jantung terangsang semua bagian luar sel otot itu
bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu suatu daerah
sinsitium jantung terdepolarisasi, muatan negative akan bocor keluar dari serabut
otot yang mengalami depolarisasi sehingga daerah permukaan ini menjadi
elektronegatif. Karena proses depolarisasi menyebar kesegala arah melalui
jantung,perbedaan potensial yang tampak hanya menetap selama
seperbeberapa ribu detik,dan perhitungan voltase yang sebenarnya hanya dapat
dilakukan dengan alat perekam yang berkecepatan tinggi.
b. Aliran arus listrik yang mengelilingi jantung pada dada (paru)
Walaupun sebagian besar paru terisi oleh udara tapi dapat juga
menghantarkan arus listrik yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam
jaringan lain yang terletak di sekeliling jantung juga dapat menghantarkan arus
listrik dengan mudah. Oleh karena itu,sebenarnya jantung terendam did lam
media yang konduktif. Bila satu bagian ventrikal mengalami depolarisasi maka
daerah itu akan menjadi elektronegatif di bandingkan bagian lainnya. Aliran listrik
akan mengalir dari daerah yang terdepolarisasi menuju ke daerah yang
terpolarisasi melalui jalur melingkar yang besar.
Impuls jantung mula-muloa akan sampai di bagian septum ventrikal dan
selanjutnya segera menyebar ke permukaan dalam dari sisa ventrikel lainnya.
Keadaan ini akan menyebabkan kenegatifan di bagian dalam

21
ventrikel,sedangkan di bagian luar dinding ventrikel akan mengalami
kepositifan,dengan arus listrik akan mengalir melalui cairan yang terdapat di
sekeliling ventrikael menurut jalur elips. Dengan kata lain arus listik rata-rata
dengan kenegatifan akan mengalir kebasal jantung dan arus listrik rata-rata
dengan kepositifan akan mengalir ke bagian apeks.
Selama berlangsungnya sebagian besar sisa proses depolarisasi,arus juga
tetap mengalir menurut arah penyebaran yang sama,sementara depolarisasi
menyebar dari permukaan endokardium keluar melalui masa otot
ventrikel.Kemudian,sesaat sebelum proses depolarisasi selesai melintasi
ventrikel,selama kira-kira 0,01 detik,rata-rata aliran arus listrik ini akan
terbalik,yakni akan mengalir dari apeks ventrikel menuju ke bagian basal,sebab
bagian ja ntung yang paling akhir terdepolarisasi adalah dinding bagian luar
ventrikel yang dekat dengan basal jantung.
Jadi pada ventrikel jantung yang normal,selama hampir seluruh siklus
depolarisasi,arus mengalir dari negative ke positif,terutama dari arah basal
jantung menuju ke apeks kecuali pada bagian akhir dari proses depolarisasi.

2. Konduksi Jantung
Sistem konduksi (listrik jantung) yang berperan dalam pencatatan pada EKG, yang
terdiri dari :
a. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA
Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan
listrik) dengan frekuensi 60 – 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium,
sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang
b. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel
dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah
dan pada SA Node yaitu : 40 – 60 kali permenit. Oleh karena AV Node
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai

22
impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV
Node.
c. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1) Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2) Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch ) Setelah melewati kedua cabang
ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut
purkinye.

d. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan
dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara
otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 – 40 kali permenit.
e. Bentuk Gelombang dan Interval EKG
Pada EKG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut P, QRS, dan T, sesuai
dengan penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran dan
miokardium. Gelombang – gelombang ini direkam pada kertas grafik dengan skala
waktu horisontal dan voltase vertikal. Makna bentuk gelombang dan interval pada
EKG adalah sebagai berikut :
1) Gelombang P
Sesuai dengan depolarisasi atrium. Rangsangan normal untuk depolarisasi
atrium berasal dari nodus sinus. Namun, besarnya arus listrik yang berhubungan
dengan eksitasi nodus sinus terlalu kecil untuk dapat terlihat pada EKG.
Gelompang P dalam keadaan normal berbentuk melengkung dan arahnya ke
atas pada kebanyakan hantaran.
Pembesaran atrium dapat meningkatkan amplitudo atau lebar gelombang P,
serta mengubah bentuk gelombang P. Disritmia jantung juga dapat mengubah
konfigurasi gelombang P. misalnya, irama yang berasal dari dekat perbatasan AV

23
dapat menimbulkan inversi gelombang P, karena arah depolarisasi atrium
terbalik.
2) Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P hingga awal kompleks QRS. Dalam interval
ini tercakup juga penghantaran impuls melalui atrium dan hambatan impuls
melalui nodus AV. Interval normal adalah 0,12 sampai 0,20 detik. Perpanjangan
interval PR yang abnormal menandakan adanya gangguan hantaran impuls,
yang disebut bloks jantung tingkat pertama.
3) Kompleks QRS
Menggambarkan depolarisasi ventrikel. Amplitudo gelombang ini besar karena
banyak massa otot yang harus dilalui oleh impuls listrik. Namun, impuls
menyebar cukuop cepat, normalnya lamanya komplek QRS adalah antara 0,06
dan 0,10 detik. Pemanjangan penyebaran impuls melalui berkas cabang disebut
sebagai blok berkas cabang (bundle branch block) akan melebarkan kompleks
ventrikuler. Irama jantung abnormal dari ventrikel seperti takikardia juga akan
memperlebar dan mengubah bentuk kompleks QRS oleh sebab jalur khusus
yang mempercepat penyebaran impuls melalui ventrikel di pintas. Hipertrofi
ventrikel akan meningkatkan amplitudo kompleks QRS karena penambahan
massa otot jantung. Repolasisasi atrium terjadi selama massa depolarisasi
ventrikel. Tetapi besarnya kompleks QRS tersebut akan menutupi gambaran
pemulihan atrium yang tercatat pada elektrokardiografi.
4) Segmen ST
Interval ini terletak antara gelombang depolarisasi ventrikel dan repolarisasi
ventrikel. Tahap awal repolarisasi ventrikel terjadi selama periode ini, tetapi
perubahan ini terlalu lemah dan tidak tertangkap pada EKG. Penurunan
abnormal segmen ST dikaitkan dengan iskemia miokardium sedangkan
peningkatan segmen ST dikaitkan dengan infark. Penggunaan digitalis akan
menurunkan segmen ST.
5) Gelombang T

24
Repolarisasi ventrikel akan menghasilkan gelombang T. Dalam keadaan normal
gelombang T ini agak asimetris, melengkung dan ke atas pada kebanyakan
sadapan. Inversi gelombang T berkaitan dengan iskemia miokardium.
Hiperkalemia (peningkatan kadar kalium serum) akan mempertinggi dan
mempertajam puncak gelombang T.
6) Interval QT
Interval ini diukur dari awal kompleks QRS sampai akhir gelombang T, meliputi
depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Interval QT rata – rata adalah 0,36
sampai 0, 44 cdetik dan bervariasi sesuai dengan frekuensi jantung. Interval QT
memanjang pada pemberian obat – obat antidisritmia seperti kuinidin,
prokainamid, sotalol (betapace) dan amiodaron (cordarone).

3. Viskositas Pembuluh Jantung


Tahanan terhadap aliran darah ditentukan tidak hanya oleh jari - jari pembuluh
darah tetapi juga oleh viskositas darah. Plasma kira-kira 1,8 kali lebih kental
dibanding air, sedangkan darah 3-4 kali lebih kental dibanding air. Jadi viskositas
bergantung sebagian besar pada hematokrit yaitu persentase volume darah yang
ditempati oleh sel darah merah. Dipembuluh besar, peningkatan hematokrit
menyebabkan peningkatan viskositas yang cukup besar. Namun dipembuluh yang
diameter lebih kecil, yaitu di arteriol, kapiler dan venula, viskositas berubah lebih
sedikit per satuan perubahan hematokrit dibandingkan perubahan viskositas di
pembuluh besar. Hal ini karena perbedaan pada sifat aliran yang melalui pembuluh
kecil. Oleh sebab itu perubahan neto viskositas persatuan perubahan hematokrit
jauh lebih kecil ditubuh dibandingkan perubahannya secara invitro. Hal inilah yang
menyebabkan mengapa perubahan hematokrit memiliki pengaruh yang relatif kecil
pada tahanan perifer kecuali pada berubahan tersebut besar. Pada polisi temia
berat, peningkatan tahanan jelas meningkatkan kerja jantung. Sebaliknya, pada
anemia, tahanan perifer manurun, sebagai akibat penurunan viskositas. Tentu saja
penurunan hemoglobin menurunkan kemampuan darah mengangkut O2, tetapi
perbaikan aliran darah viskositas relatif.Jadi viskositas memegang peranan penting

25
dalam aliran darah. Faktor - faktor yang mempengaruhi viskositas darah antara
lain :
1).Volume hematokrit ( volume sel darah merah) : volume hematokrit yang
meningkat akan diikuti viskositas darah yang meningkat.
2).Kadar protein plasma : bila kadarnya naik , maka viskositasnya juga akan naik.
3).Suhu tubuh : bila suhu tubuh naik, viskositas darah akan turun dan bila suhu
tubuh turun viskositas akan naik.
4).Kecepatan aliran darah : bila kecepatan aliran darah turun maka viskositas naik.
5).Diameter pembuluh darah : bila diameter pembuluh darah kurang dari 1,5 mm,
maka viskositas darah akan turun. Hal ini dikenal sebagai Fahreus-Lindquist
effect. Didalam pembuluh darah kecil dimana darah mengalir, maka kecepatan
aliran darah dan diameter pembuluh darah bekerja saling berlawanan.

D. Biokimia
1. Struktur dan Fungsi Enzim
Analisa enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang
meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard.
Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah.
Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang
rusak. Namun berbagai isoenzim hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan
bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim
bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke peredaran darah
umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan peningkatan kadar
dalam darah.
Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda
setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang
dihubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase (CK)
dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk
mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat.
Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang

26
datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya
pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.

2. Apoptosis, Injury Sel dan adaptasi sel


Apoptosis (dari bahasa Yunani apo = “dari” dan ptosis = “jatuh”) adalah mekanisme
biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram. Apoptosis berbeda
dengan nekrosis.Apoptosis pada umumnya berlangsung seumur hidup dan bersifat
menguntungkan bagi tubuh. Contoh nyata dari keuntungan apoptosis adalah pemisahan
jari pada embrio.Apoptosis yang dialami oleh sel-sel yang terletak di antara jari
menyebabkan masing-masing jari menjadi terpisah satu sama lain.Bila sel kehilangan
kemampuan melakukan apoptosis maka sel tersebut dapat membelah secara tak
terbatas dan akhirnya menjadi kanker.
Apoptosis memiliki ciri morfologis yang khas seperti blebbing membran plasma,
pengerutan sel, kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA,dan dimulai dengan enzim
kaspase dari kelompok sisteina protease membentuk kompleks aktivasi protease multi
sub-unit yang disebut apoptosom. Apoptosom disintesis di dalam sitoplasma setelah
terjadi peningkatan permeabilitas membran mitokondria sisi luar dan pelepasan
sitokrom c ke dalam sitoplasma,setelah terjadi interaksi antara membran ganda
sardiolipin mitokondria dengan fosfolipid anionik yang memicu aktivitas peroksidase.
Apoptosom merupakan kompleks protein yang terdiri dari sitokrom c, Apaf-1 dan
prokaspase-9.
Fungsi apoptosis :
1. Berhubungan dengan kerusakan sel atau infeksi. Dimana terjadinya apoptosis
ketika sel mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi.
Keputusan untuk melakukan apoptosis berasal dari sel itu sendiri, dari jaringan
yang mengelilinginya, atau dari sel yang berasal dari sistem imun.
2. Sebagai respon stress atau kerusakan DNA
Kondisi yang mengakibatkan sel mengalami stress, misalnya kelaparan, atau kerusakan
DNA akibat racun atau paparan terhadap ultraviolet atau radiasi (misalnya radiasi
gamma atau sinar X), dapat menyebabkan sel memulai proses apoptosis

27
1. Sebagai upaya menjaga kestabilan jumlah sel
2. Sebagai bagian dari pertumbuhan
3. Regulasi sistem imun
Sel B dan Sel T merupakan pelaku utama pertahanan tubuh terhadap zat asing yang
dapat menginfeksi tubuh. “Sel T pembunuh” (killer T cells) menjadi aktif saat terpapar
potongan-potongan protein yang tidak sempurna (misalnya karena mutasi), atau
terpapar antigen asing karena adanya infeksi virus. Setelah sel T menjadi aktif, sel-sel
tersebut bermigrasi keluar dari lymph node, menemukan dan mengenali sel-sel yang
tidak sempurna atau terinfeksi, dan membuat sel-sel tersebut melakukan kematian sel
terprogram
Proses apoptosis secara morfologi :
Sel yang mengalami apoptosis menunjukkan morfologi unik yang dapat dilihat
menggunakan mikroskop
a. Sel terlihat membulat. Hal itu terjadi karena struktur protein yang menyusun
cytoskeleton mengalami pemotongan oleh peptidase yang dikenal sebagai
caspase. Caspase diaktivasi oleh mekanisme sel itu sendiri.
b. Kromatin mengalami degradasi awal dan kondensasi.
c. Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut dan membentuk potongan-potongan
padat pada membran inti.
d. Membran inti terbelah-belah dan DNA yang berada didalamnya terpotong-potong.
e. Lapisan dalam dari membran sel, yaitu lapisan lipid fosfatidilserina akan mencuat
keluar dan dikenali oleh fagosit, dan kemudian sel mengalami fagositosis, atau
f. Sel pecah menjadi beberapa bagian yang disebut badan apoptosis, yang
kemudian difagositosis.
3. Nekrosis Sel
Nekrosis adalah kematian sel yang disebabkan oleh kerusakan sel secara akut.
Nekrosis merupakan perubahan morfologik yang menyusul kematian sel pada jaringan
atau organ hidup. Dua proses menyebabkan perubahan morfologik dasar pada
nekrosis:
a. Denaturasi protein

28
b. Pencernaan enzimatik organel dan sitosol.
Mekanisme:
a. Enzym digestion sel – liquefaktif nekrosis.
b. Denaturasi protein – koagulatif nekrosis
Macam Nekrosis
a. Nekrosis koagulatif: sel nekrotik bentuknya tetap, akibat sel litik dihambat kondisi
lokal → pada jantung, ginjal, limpa
1) Nekrosis liquefaktif: sel nekrosik mengalami pencairan akibat kerja enzim →
pada otak dan medulla spinalis
2) Nekrosis kaseosa: sel nekrotik hancur, tetapi pecahanya tetap berada
disekitarnya → pada paru
3) Gangren: nekrosis koagulatif akibat kekurangan aliran darah dan disertai
tumbuhnya bakteri safrofit yang berlebihan (gangren kering pada tungkai,
gangren basah pada usus)
4) Nekrosis lemak enzimatis (pankreatik) → nekrosis terjadi akibat enzim pankreas
mengalir diluar duktus → pada pankreas
Indikator Nekrosis
 Hilangnya fungsi organ
 Peradangan disekitar nekrosis
 Demam
 Malaise
 Lekositosis
 Peningkatan enzim serum

29

Anda mungkin juga menyukai