Anda di halaman 1dari 4

KENAPA BERGOSIP ?

Disusun Oleh

Nama : Anis Sholihati


NIM : 1511416026
Rombel : 1 (satu)

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bergosip atau speech community merupakan hal yang sangat sering
kita temui dalam kehidupan sehari-hari baik pada remaja maupun orang
dewasa bahkan konten – konten di televisi maupun sosial media juga tidak
jauh dari gosip. Selama ini bergosip mendapatkan stereotype negatif dari
masayarakat, namun meski demikian menggosip juga memiliki dampak
positif yang dapat membantu seseorang dalam lingkungan sosialnya. Gosip
sendiri merupakan pembicaraan mengenai pihak ketiga yang tidak hadir,
yang sifatnya menilai baik secara positif maupun negatif (Foster, 2004).
Dunbar, Marriot, dan Dunchan (dalam foster 2004) menyatakan
bahwa 30 detik dalam pembicaraan, 2/3 waktu digunakan untuk
membicarakan topik-topik sosial yaitu berupa membicarakan orang yang
ada maupun tidak ada diantara mereka. Sementara waktu yang lain akan
digunakan untuk menilai orang lain. melalui penelitian tersebut gosip sudah
menjadi bagian dalam setiap pembicaraan ketika terdapat pertemuan baik
secara langsung maupun melalui perantara media, dan merupakan salah satu
cara untuk membangun atau mempererat hubungan antar individu.
Bagaskara dan Rosalina (2011) mengenai gosip bisa menjadi kontrol
sosial menyebutkan 55,2% fungsi gosip sebagai alat pengaruh dapat
digunakan untuk mengontrol perilaku. Melalui gosip seseorang bisa
mengontrol perilakunya agar sesuai dengan norma lingkungannya sehingga
remaja bisa diterima dan menghindari penolakan dari lingkungan. Gosip
disini memiliki peran yang sangat penting untuk menentukan bagaimana
individu berperilaku berdasarkan gosip yang diperolehnya. Seperti halnya
penelitian Elder dan Enke (1991) mengemukakan, bahwa respon pertama
setelah mendengarkan gosip akan mempengaruhi tindakan seseorang di
masa mendatang. Selain itu, salah satu artikel menyebutkan bahwa gosip
bisa mengurangi stres dan kecemasan yang dialami oleh individu
(female.kompas.com), dalam artikel tersebut disampaikan penelitian
psikolog Dr. Colin Gill, membicarakan orang lain merupakan topik yang
menarik dan mengundang rasa ingin tau sehingga membuatnya melepaskan
senyawa kimia yang menyebabkan seseorang terhibur dan nyaman. Fungsi
gosip sebagai hiburan juga disampaikan Hartug dan Rener (2013) dalam
penelitiannya mengenai gosip dan rasa ingin tahu sosial mengemukakan
gosip lebih digunakan sebagai hiburan bagi remaja sedangkan rasa ingin
tahu sosial muncul akibat adanya kebutuhan akan informasi yang
dibutuhkan seseorang. Sebagai salah satu cara untuk melakukan interaksi
sosial, gosip juga mempunyai dampak positif bagi kehidupan sosial
terutama dengan teman sebaya. Gosip bisa membuat sebuah hubungan
persahabatan menjadi lebih erat dari sebelumnya. Dari uraian – uraian diatas
dapat diketahui bahwa gosip yang dipandang negatif oleh masyarakat
memiliki juga fungsi yang dapat digunakan dalam kehidupan sosial. Lalu
jika sudah dikeahui bahwa gosip memiliki stereotype yang negatif dari
masyarakat, kenapa kita masih banyak menemui orang-orang yang suka
menggosip ?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan
mengapa seseorang menggosip dan apa fungsi menggosip sebenarnya.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II

LANDASAN TEORI

BAB III

METODE PENELITIAN
BAB IV

HASIL PENELITIAN

BAB V

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai