Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Hernia inguinalis adalah hernia abdominal yang paling sering terjadi.
Hernia merupakan penonjolan dari suatu struktur/bentuk, viscus atau organ dari
tempat yang seharusnya. Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibanding
wanita. Pada pria, 97% dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2% hernia
femoralis, dan 1% hernia umbilicalis. Pada wanita 50% pada daerah inguinalis,
34% pada canalis femoralis, dan 16% pada umbilicus. Hernia inguinalis terjadi
akibat kelemahan otot-otot dinding abdomen atau tidak sempurna penutupan
processus vaginalis.1
2.2 Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau sebab yang diadapat.
Pada orang dewasa, terjadi akibat adanya defek atau kelemahan pada otot dinding
abdomen. Hernia kongenital yang terjadi pada anak-anak akibat gagalnya
penutupan peritonium karena terjadi Patent Processus Vaginalis (PPV).
Seharusnya pada kehamilan 36 sampai 40 minggu processus vaginalis akan
menutup sehingga mengeliminasi terjadinya hernia. Hal ini menjelaskan bahwa
bayi prematur memiliki insidensi tinggi terjadinya hernia.3
Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan peningkatan terjadinya hernia
inguinal:4
1. Kondisi Urogenital
-Undescended testis
-Bladder extrophy
2. Peningkatan cairan peritoneal
- Ventriculoperitoneal shunt
- Peritoneal dialysis
3. Peningkatan tekanan intraabdomen
- Perbaikan gastroschisis atau omfalokel
- Meconium peritonitis
-Chylous ascites
- Necrotising enterocolitis
4. Chronic respiratory disorders
- Cystic fibrosis
5. Connective tissue disorders
- Ehler-Danlos syndrome
- Marfan syndrome
- Hurler-Hunter syndrome
2.3 Patogenesis
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritonium,
isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ
ekstraperitonial. Unsur terakhir adalah pintu atau leher hernia (cincin hernia).
Kantong hernia berasal dari sisa prosessus vaginalis peritoneum (sebuah kantong
peritoneum yang menonjol keluar, yang pada janin berperan dalam pembentukan
canalis inguinalis). Kantong hernia masuk ke canalis inguinalis melalui anulus
inguinalis profundus, lateral dari arteria dan vena epigastrika inferior. Hernia
dapat meluas sampai kesebagian atau sepanjang canalis inguinalis sampai anulus
inguinalis superficialis. Jika prosessus vaginalis tidak menutup (obliterasi), hernia
disebut komplet dan meluas dari anulus inguinalis superficial turun sampai
skrotum atau labium mayor. Pada hernia inguinalis lateralis leher kantong hernia
berada pada anulus inguinalis profundus, lateral terhadap arteria dan vena
epigastrika dan badan kantong hernia terletak didalam canalis inguinalis dan
skrotum atau dasar labium mayor.5
2.7 Tatalaksana
Hernia inguinalis tidak akan sembuh secara spontan, jadi tindakan operatif
harus dilakukan. Sangat disarankan hernia diperbaiki setelah penegakan
diagnosis.3 Karena beresiko tinggi akan terjadinya hernia inkarserata, maka pada
anak-anak harus segera ditangani. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa 90%
akan terhindar dari komplikasi bila dilakukan perbaikan dibawah 1 bulan.
Tindakan operatif yang dilakukan yaitu herniotomy. Biasanya dengan general
anestesi. Sebelum tindakan operatif maka akan dilakukan persiapan (preoperasi)
dengan berbagai pemeriksaan dan konsultasi dengan bagian anestesi. Setelah
operasi dilakukan pengontrolan nyeri dengan memberikan untuk anak – anak
dapat diberikan parasetamol, tylenol syrup, obat suppusitoria. Tindakan operatif
pada hernia inguinalis dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui pendekatan
open approach dan laparoscopic approach :2,7
1.Open Approach, tindakan insisi dilakukan secara transversal di kulit
bagian inguinal bawah kira – kira di atas cincin inguinalis eksternal (anulus
inguinalis superficialis). Harus diperhatikan bahwa vena epigastrium dangkal
untuk menghindari pendarahan dan ekimosis di bagian superficialis luka pada post
operasi. Saat fasia scarfa di insisi lalu identifikasi fasia obliquus eksterna setelah
itu telusuri ke arah lateral ligamentum inguinalis, dibagian inferior ligamentum
inguinalis dapat ditemukan cincin inguinalis eksterna. Cara ini dilakukan untuk
meminimalkan resiko pembukaan canalis inguinalis yag terlalu medial. Operasi
ini biasanya dilakukan di bawah anestesi umum, meskipun beberapa ahli bedah
lebih suka anestesi spinal pada bayi prematur. Perut bagian bawah, daerah
skrotum inguinal, perineum, dan paha dipersiapkan dengan sterilisasi pilihan dan
kemudian terbungkus untuk tibdakan herniotomi.7
2.8 Komplikasi