Anda di halaman 1dari 6

Kajian Distribusi Produk Unggulan Kabupaten Jembrana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kabupaten Jembrana mungkin salah satu kabupaten yang ada di Bali terletak diujung
barat dengan fenomena alam berbeda dan karakteristik alam berbeda daripada kabupaten –
kabupaten lainnya. Sesuai dengan iklim daerah tropis agraris Kabupaten Jembrana masih
sangat handal untuk memperkuat sektor-sektor informal sebagai daerah pertanian dan
perkebunan.

Perekonomian masyarakat Jembrana sangat layak melanjutkan dan penghasil tanaman


pangan dengan berbagai komoditas unggul suatu penghasil holtikultural dengan kualitas
ekspor sehingga memiliki potensi sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Dengan luas
wilayah 32.706 Ha atau 38,85% dari luas kabupaten Jembrana (84.180 Ha) merupakan lahan
sawah dengan luas mencapai 6.836 Ha dan lahan yang merupakan non sawah seluas 25.870
Ha yang potensial untuk pengembangan komoditas pertanian sesuai dengan geografis serta
jaringan irigasi yang ada di masing-masing wilayah.
Pengembangan komoditas sektor perkebunan unggulan di Kab. Jembrana adalah
komoditi kakao yang paling menguntungkan bagi petani untuk dikembangkan telah
mencapai luas 6,22 Ha. Perkebunan kakao mempunyai prospek pasar yang tinggi serta
sifat-sifat unggul lainnya dan animo petani yang sangat besar di kab Jembrana.

Selain itu terdapat beberapa jenis tanaman yang juga dibina dan dikembangkan antara
lain Kelapa Dalam, Kelapa Genja. Kopi Robusta, Cengkeh, Vanili dan lainnya.Disisi lain
pendapatan petani dalam pengelolaan perkebunannya cenderung mengalami penurunan hal
ini tidak sebanding antara biaya produksi dengan hasil yang didapatkannya.

Rendahnya hasil yang dinikmati petani dari usaha perkebunan disebabkan karena
panjangnya mata rantai distribusi tersebut, juga membuat harga ditingkat konsumen menjadi
tinggi sehingga sangat perlu keberadaan pasar produk pertanian ditingkatkan karena
banyaknya mata rantai yang harus dilalui untuk sampai konsumen.Kenyataan ini merupakan
salah satu penyebab hasil petani rendah sementara harga konsumen tinggi.

1
1.2. Maksud, Tujuan dan Lingkup Kegiatan

1.2.1 Maksud Kegiatan

Berdasarkan latar belakang diatas, kegiatan ini bermaksud untuk meningkatkan


pendapatan petani tanpa adanya perubahan yang memperkecil biaya pemasaran dan
mengurangi kepuasan konsumen dengan menunjukan perbaikan dalam efisiensi
pemasaran hasil komoditi perkebunan kelapa dan kakao di kecamatan Mendoyo dan
Melaya.

1.2.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah :

a. Mengetahui pola distribusi komoditi kelapa dan kakao dari petani sampai ke
konsumen pengguna
b. Menghitung biaya pendistribusian dan untuk mengetahui kebijakan daerah untuk
efisiensi sarana prasarana komoditi kelapa dan kakao.
c. Untuk mengetahui factor-faktor yang dapat memperpendek rantai saluran
pemasaran komoditi hasil perkebunan kelapa dan kakao do kecamatan Mendoyo
dan Melaya
d. Membuat pola rantai distribusi yang lebih efektif dan efisien terhadap hasil
perkebunan kelapa dankakao di Kecamatan Mendoyo dan Melaya
e. Untuk mengetahui kebujakan daerah yang perlu ditetapkan dalam mendukung
efisiensi saluran pemasaran komoditi hasil perkebunan kelapa dan kakao di
Kecamatan Mendoyo dan Melaya

1.2.3 Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan dalam melakukan kajian terhadap potensi ekonomi
masyarakat dibidang kakao dan kelapa adalah:
a. Mengkaji pola distribusi komoditi kelapa dan kakao dari petani sampai ke
konsumen
b. Mengkaji biaya pendistribusian komoditi tersebut dengan pola yang ada saat ini
c. Mengkaji faktor-faktor yang dapat memperpendek rantai saluran pemasaran
komoditi hasil perkebunan kelapa dan kakao di Kecamatan Mendoyo dan Melaya.
d. Mengkaji pola rantai distribusiyang lebih efektif dan efisien mengenai komoditi
hasil perkebunan kelapa dan kakao di Kec Mendoyo dan Melaya
e. Merekomendasikan kebijakan daerah yang perlu dtetapkan dalam mendukung
efisiensi saluran pemasaran komoditi hasil perkebunan kelapa dan kakao di Kec
Mendoyo dan Melaya

2
1.3 Metodologi Penelitian

Metodologi yang dipergunakan dalam kajian tentang distribusi produk


unggulan kakao Jembrana itu ada beberapa tahap :

a. Persiapan , pada saat persiapan dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang


penyusunan kajian antara lain , koordinasi dengan tim, penyusunan kuesioner,
persiapan surat menyurat, surveyor dan memberikan arahan dan koordinanasi degan
pihak terkait
b. Survey lapangan (pengumpulan data)
c. Data lapangan bersumber dari data primer yang didapat dari hasil wawancara
dengan petani maupun pengepul dibeberapa desa (sampling) dikecamatan Melaya
dan Mendoyo. Sedangkan data lapangan bersumber data sekunder yang didapat dari
pihak-pihak atau insyansi terkait dikecamatan Melaya dan Mendoyo
d. Tabulasi data (inventarisasi data hasil survey)
e. Hasil survey lapangan data primer dan sekunder dilakukan dengan wawancara pada
petani maupun pihak terkait (instansi), inventarisasi dan tabulasi sesuai dengan
yang diharapan

1.4 Teknik Analisa

Data yang telah ditabulasi dan diinventarisasi kemudian dianalisa secara


komprehensif untuk menjawab sasaran yang hendak dicapai sehingga akan dapat
memberikan kontribusi terhadap masalah yang dihadapi pada distribusi untuk unggulan
kelapa dan kakao di kabupaten Jembrana.

3
BAB II

ANALISIS DISTRIBUSI PRODUK UNGGULAN

2.1. Landasan Teori

Kakao dan kelapa merupakan komoditas unggulan sektor perkebunan yang tumbuh
dan berkembang di kec. Melaya dan Mendoyo dengan baik dan menjadi sumber
pendapatan masyarakat. Keberhasilan dalam membudidayakan tanaman tersebut hingga
menghasilkan buah, belum menjamin keberhasilan pendapatan sesuai dengan yang
diharapkan. Bila hasil tersebut tidak dipasarkan dengan baik. Dari proses panen hingga
terjual memerlukan proses distribusi, pada proses ini akan dapat mempengaruhi pendapatan
petani yang memiliki kakao dan kelapa dalam memasarkan produknya dengan saluran yang
panjang maupun pendek sesuai dengan kebutuhan dalam kehidupannya. Untuk itu bila
masyarakat petani melakukan fungsi distribusi agar produk menjadi wujud yang sebenarnya.
Menurut Gito Sudarmo (1995), distribusi merupakan yang harus diketahui pengusaha untuk
menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya
itu ke konsumen oleh karena itu maka diperlukan penyalur.Irwan dkk (1996) menyatakan,
bahwa saluran distribusi adalah himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih
hak atas hak atau membantu dalam memmbantu pengalihan hak atas jasa selama berpindah
dari produsen-konsumen. Dari konsep itu dise disebutkan ditinjau dari asas manfaat
distribusi, pemasaran akan meningkatkan nilai produk.

2.2. Data- data Penelitian

Data wilayah administrasi dan luas wilayah di Kabupaten Jembrana:

1. Wilayah Kecamatan Melaya dengan 3 desa dengan luas 19.719 Ha


2. Kec Negara dengan 12 desa dengan luas 12.650 Ha
3. Kec. Jembrana dengan 10 desa dengan luas 9.397 Ha
4. Kec. Mendoyo. 11 desa dengan luas 29.449 Ha
5. Kec. Pekutatan. Terdiri dari 8 desa dengan luas 12.965 Ha

Jadi Kab. Jembrana terdiri dari 5 Kec. Dengan 51 Desa /Kelurahan dengan Luas 84.180 Ha.

4
2.3. Analisa Penelitian

Analisa distribusi produk unggulan berdasarkan tabulasi data primer maupun


sekunder hasil survey di Kab. Jembrana, survey telah berkembang komoditas unggulan.
Berdasarkan KLastering berbasis OVOP di Kab. Jembrana tahun 2014” Komoditas
kakao dan kelapa tersebar di beberapa perkebunan di Kab. Jembrana adalah salah satunya
antara lain:
- kakao Kab. Jembrana tahun 2013, 2928.83 ton:
- kelapa Dalam Kab. Jembrana th 2013, 18298.90 ton
- kelapa genjah 255.21 ton
- kopi robusta 263.34 ton
- cengkeh 772.34 ton
- vanilli 2.26 ton

2.4. Simpulan
Dari hasil analisa dilapangan menunjukkan dalam pemasaran dan distribusi
komoditas unggulan kelapa dan kakao di Kec. Melaya dan Mendoyo Kab. Jembrana dapat
disimpulkan beberpa hal antara lain :

1. Petani memilih pola distribusi sesuai kebiasaan yang telah berlangsung


2. Biaya distribusi yang bisa menambah pendapatan petani pada kakao Rp. 4000/kg.
Kelapa Rp. 5000/biji
3. Faktor yang dapat memperpendek saluran distribusi antara lain adalah keinginan
petani, peningkatan penanaman kelompok petani dan koperasi, peranan
pemerintah, dll
4. Pola yang diusulkan petani-Subak-Koperasi Unit Desa-Pedagang Besar dengan
fasilitas Kabupaten
5. Distribusi yang oleh petani pada tanaman kakao dan kelapa masih memberikan
harga komoditas pada petani pada masa-masa lampau di beberapa desa belum
memuaskan

2.5. Saran

1. Pola distribusi petani kakao dan kelapa untuk mendapatkan manfaat yang lebih
baik diperlukan peningkatan peran serta pemerintah dan pembinaan yang lebih
intensif dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia Petaninya.
1. Mencoba melakukan pola pilihan penanaman kelapa dan kakao untuk
menghasilkan peningkatan produk tanaman.

5
BAB III

RUJUKAN

Lampiran

Daftar Pustaka :

LAPORAN AKHIR HASIL KAJIAN TENTANG DISTRIBUSI PRODUK


UNGGULAN KABUPATEN JEMBRANA TAHUN 2015

Penulis : KELOMPOK I

Anda mungkin juga menyukai