Anda di halaman 1dari 11

PSIKIATRI KOMUNITAS

DEFINISI

Pengetahuan untuk melaksanakan program masyarakat dengan menggunakan pendekatan


masyaraka dan berorientasi pada masyarakat dalam hal peningkatan, pencegahan,
pengobatan dan rehabilitatif. Beda dengan psikiatri kinik yang terletak pada orientasi dan
pendekatannya, dimana seroang psikiatri klinik bertanggung jawab atas kesejahteraan
pasiennya yang mengadakan kontak pribadi dengannya unuk berobat, jadi bersifat kuratif.
Tetapi pada psikiatri masyarakat bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah kerjanya dan yang sebagian besar ia tidak kenal serta tidak
berhubungan langsung dengannya jadi bersifat preventif.

Orientasi psikiatri komunitas menitikberatkan pada sisi promotif dan preventif anpa
meinggalkan sisi kuratif dan rehabilitatif

Preventif -> karena lebih efektif (tepat mengenai tujuan) dan efisien (dengan sumber daya
minimal mendapatkan hasil optimal)

Tujuan

1. Menekan insiden dan prevalensi ganggan kesehatan jiwa individu dan masyarakat
2. Meningkatkan kualitas hidup
3. Psikiatri preventif

Definisi menurut G. Kaplan, yakni ilm penggetahuian teoritik dan praktis untuk
merencanakan melaksanakan program sehingga tercapai tujuan seperti :

1. Primer (pertama dan utama terhadap sesuatu yang belum ada) -> mencegah sakit ->
yakni penambahan segala bentuk gangguan jiwa di dalam masyarakat berkurang
2. Sekunder -> menegah penyakit berlanjut – yakni lamanya sebagian besar ganuan
jiwa menjadi lebih pendek -> cegah disabilitas
3. Tersier -> mencegah ketergantungan terhadap lingkungan -> yakni caca yang
mungkin ditimbulkan oleh gangguan jiwa berkurang.
KONSEP KEDOKTERAN JIWA PENCEGAHAN

(PREVENTIVE PSYCHIATRI)
Dalam dekade terakhir ini telah terjadi kemajuan yang sangat bermakna di bidang
psikiatri klinik dan biologik. Kemajuan tersebut masih belum dapat mengangkat derajat
kseshatan jiwa masyarakat pada umumnya karena masih banak variabel dan faktor lain
yang belum terjangkau yang mempengaruhi kesehatan jiwa. Faktor tersebut antara lain
dlikuensi, kejahatan, kemiskinan, kerusuhan dan kemiskinan serta penyalagunaan atau
ketergantugan narkotika, alkohol dan zat-zat lain. Dlaam hal yang terakhir diperlukan
pengembangan cabang kedokteran jiwa yaitu ilmu kedokteran jiwa penegaan disebt
dengna kedokteran jiwa masyrakat, psychiatry community atau preventive psychiatry.

Di dalam ilmu kedokteran jiwa pencegahan yan menjadi prioritas utama adalah usaha
peningkatan (promotif) derajat kesehatan jiwa (masyarakat) dan pencegahan (preventif)
terhadap ganguan jiwa tanpa mengesampingkan usaha pengobatan (kuratif) dan
rehailitasi penderita gangguan jiwa. Dalam ilmu kesehatan masyarakat dikenal teori
ksesimbangan ekologis antara host (manusia) agent (penyebab penyakit) dan
environtment (lingkungan fisik /biologik dan sosial) yang disepakati bahwa penyebab
gangguan jiwa itu multifaktorial meliputi penyebab fisik, mental dan sosial. Dalam ilmu
kedokteran jiwa pencegahan akan dikembangkan pemahaman terhadap faktor-faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi positif (untuk dilibatkan, disempurnakan atau
dikembangkan) dan negatif (untuk ditekan, dikrangi atau dihilangkan)

Pencegahan primer

Adalah usaha unuk mencegah timbulnya kasus gangguan jiwa baru di masyarakat.
Sasaran kegiatn, program atau usaha ditujukan kepada masyarakat yang sehat agar
demikian apabila program ini berhasil, indikator epidemiologis yang dapat digunakan
adalah rendahnya angka insiden (incidence rate) gangguan jiwa

PROGRAM

1. Penigkatan derajat kesehatan jiwa masyarakat


a. Tujuan : terjadi peningkatan derajat kesehatan jiwa masyarakat (communitiy
mental health promotion) melalui beberpa kegiatan atau usaha, antara lain :
i. Emngurangi atau menghilangkan pengaruh buruk lingkuungan
terhadap kesehaan, misalnya mengubah atau menghilangkan
pengaruh buruk lingkungan terhadap kesehatana, misalnya
mengubah atau menghilangkan kebiasaan masyarakat agn sering
menghidangkan minuman keras ketika punya hajat, lingkungan
kumuh, pembatasan film keras dan pornografi di remaja pengawasan
terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba
ii. Meningkatkan daya ahan mental masyarakat agar teerhindar dari
ganggan jiwa misalnya dengan pembiasaan poa hidup sehat (jiwa
mental), endidikan kesehatan masyarakat dengan ceramah-ceramah
secara langsung atau lewat media massa. Topik bahasan pendidikan
kesehatan jiwa masyarakat meliputi pengetahuan yang berkaitan
dengan usaha meningkatkan kesehatan jiwa, misalhnya hygiene
mental, teknik komunikasi yang baik dalam keluarga, manajemen
konflik, pengembangan pola pikir dalamm mengatasi stress dan kiat
menghadapi stress, serta pola hidup sehat mental, fisik dan sosia
b. Untuk membantu pelaksanaan pendidikan kesehatan jiw masyarakat dapat
dilatih beberapa petugas atau sukarelawan yang bersedia menjadi kader
kemudian mereka dapat meneruskan kepada anggota masyarakat di
sekitarnya.
2. Perlindungan spesifik (spesific protection)
a. Ditujukan tnuk kelompok khusus tertentu yang mempunyai resiko tinggi
dirugikan atau mengalami gangguan jiwa, diantaranya anak di bawah usia 5
tahun lansia, broken home, pengangguran, anak jalanan atau orang yang di-
PHK
b. Anak balita mempunyai resiko tinggi mendaatkan perlakuan yang salah dari
orang tuannya berupa tindak kekerasan atau pola asuh yang patogenik
(otoriter, overproective, terlalu bebas, dll). Oleh karena iu pembentukan
kepribadian dasar terjadi selama usia balia, maka pola asuh yang patogenik
tersebut berdampak negatif terhadap proses perkembangan jiwa anak
selanjutnya dengan resiko mengalami angguan jiwa pada usia remaja atau
dewasa. Untk mencegah hal tersebut peru dikembangkan kegiatan kursus
pelatihan atau pendidikan yang efektif agar interaksi dan pola asuh anak
berlangsung secara optimal serta dapt mencegah tindak kekerasan terhadap
anak.
c. Masa remaja merupakan peralihan dunia kanak-kanak ke dewasa. Pada masa
tersebut remaja sedang berusaha mencari indentitas diri dan seara potensial
terjadi perubahan-perubahan baik fisik, mental, sosia yang dapat berakibat
negatif pada kesehatan jiwa, antara lain kenakalan remaja, kehamilan di luar
nikah, seks bebas, penyakit kelamin, tindak kekerasan, penyalahgunaan dan
keergantungan NAPZ, pelacuran dan kriminalisasi di kalangan remaja.
Bimbingan yang diberikan berupa pendidikan seks (ilmu kesehatan
reproduksi), kiat menghindari NAPZ, bahaya AIDS, dll.
d. Ansia merupakan resiko tinggi karena proses degenerasi, post power
syndrome, emptiness syndrome. Sebagian lansia rentan terhadap gangguan
jiwa tertentu diantaraanya depresi dan paranoid. Untuk mencegah hal
tersebut perlu dikembangkan kegiatan positif, misalnya organisasi sosial
lansia, kursus hidup sehat di usia lansia.
Pencegahan sekunder

Adalah usaha untuk mencegah berlanjutnya suatu gangguan jiwa dan ntuk mencegah
terjadinya keemahan, hedaya penyakit komplikasi. Ditujukan untuk masyarakat yang sudah
terlanjur menderita gangguan jiwa. Indikator epidemiologis keberhasilan program adalah
rendahnya angka prevalensi penderita gangguan jiwa di masyarakat.

PROGRAM

1. Diagnostik dini dan pengobatan segera (early diagnosis and promotie treatment)
Tujuannya agar dapat dilakukan pencegahan teradap berlarut-larutnya proses
gangguan jiwa karena akan mempersulit pengobatan akibat adanya komplikasi
(penyulit) terutama dalam hal penurunan fungsi peran penderita apabila terlalu lama
tidak diobati.
Usaha dan kegiatan :
a. Survey kegiatan jiwa keluarga
b. Pengiriman angket yang berisi tanda dan ggejala ganguan jiwa yang mungkin
diderita oleh anggota kekluarga
c. Konseling terhadap keluarga yang diduga mempunyai anggota keluarga yang
menderita gangguan jiwa (berdasarkan angket atau laporan penduduk)
d. Pengobatan yang tepat yaitu sesuai indikasi dan diagnosis penyakitnya kalau
perlu dirujuk ke psikiater (rumah sakit jiwa)
2. Pencegahan disabilitas (disabiliy limitation)
Beberapa jenis gangguan jiwa mempunya kecenderungan berlansng menahun atau
sering kambuh (gangguan cemas, skizophrenia, disrimik, dll) anjuran untuk teap
beraktifitas dengan masyarakat sangat membanu mengurangi atau mencegah
disabilitas, hendaya atau penrnan fungsi peran penderita. Beberapa rumah sakit
mengembangkan program setengah jalan (halfway house),keluarga penderita ikut
menemani (rooming in), perawatan hanya siang hari atau malam hari (day and night
care) ternyata mmpu mengurangi disabilitas pasien rawat inap.
Sasarannya ialah : dokter umum, dokter keluarga, petugas kesehatan.

Pencegahan tersier

Adalah usaha untuk mengurangi cacat atau fungsi peran yang diakibatkan karena gangguan
jiwa. Sasaran utama adalah para mantan penderita gangguan jiwa yang telah menjalani
perawatan dan pengobatan.

PROGRAM
Rehbilitasi harus sudah dimulai pada saat pertama engalami gangguan jiwa. Program ini
berusaha menjamin kesinambungan tanggung jawa atas perawatan penderita meliputi
pengobatan selama rawat inap, setelah rawat inap dan settelah dikembalikan kepada
keluarga. Dengan demikian suda ada indakan dan terapi selama diawat di rumah sakit. Jenis
rehailitasi yang diberikan kepada pasien untuk revalidasi seera seelah pasca perawatan
medis dan settelah penderita berperan kembali dalam keluarga dan masyarakt. Jenis
rehabilitasi disesuaikan dengan diagnosis dan profesi penderita.

Dasar rehabilitasi :

1. Terapi kerja
2. Halfway
3. Night/day care -> secondary prevention
4. Keluarga angkat
5. Workshop

Stigma -> label buruk yang dilekatkan pada mantan penderita gangguan jiwa -> perlu rehab
mental

Reorientasi pekerjaan -> mungkin dia sudah dikeluarkan dari tempat kerja sehingga perlu
dilatih untuk pekerjaan yang baru/lama.

Rehab sosial -> jenis gangguan tertentu -> egsientris (kecerdasan – intelegence) berkurang -
> perlu dikembangkan untuk menjadi lebih baik -> fungsi peran sosial dikembalikan.

Menghilangkan stigma :

1. Mantan ganguan jiwa -> supaya tidak minder dan tetap PD


dikembalikan fungsi/peran sosialnya
2. Diberi pengarahan bahwa nantinya setelah dirawat oleh psikiatri akan ada anggapan
/ stigma tersebut -> bertujuan agar pasien siap
3. Masyarakat -> dijelaskan tentang gangguan jiwa

Outer economy

Memberikan penghagaan / hadiah / award kepada pasien-pasien yang berperilaku


baik/berprestasi -> suatu terapi perilaku agar bisa megulang / meningkatkan -> untuk
mempercepat penyembuhan/ rehabilitas

Shelter workshop

Suatu program pemberdayaan pasien-asien -> pasien-pasien psikotik dipekerjakan pada


perusahaan unuk bekerja di bagian-bagian tertentu -> yang penting sosialisasi, tanggung
jawab dan mendapatkan gaji
Indikator pasien untuk bisa kembal ke keluarga/masyarakat :

1. Remisi (bebas gejala)


2. Indikator fungsi peran -> sudah kembali atau belum ?
3. Indikasi bebas ketergantungan
PSIKOTERAPI
Definisi

Cara penobatan terhadap masalh emosional penderia yang dilakkan oleh seoran analis
profesiona secara sukarela dengan maksud ntuk menhilangkan, mengubah, menghambat
gejala yang ada, mengkoreksi perilaku yang terganggu dan mengembalikan pertubuan
kepribadian yang positif.

Tujuan

1. Mencapai kedewasaan yang ditandai oleh :


a. Realistis
b. Logis
c. Dapat bertanggung jawab
2. Independen tak tergantung
Mempunyai kemandirian emosional cirinya :
a. Megenali permasalahan diri
b. Mempunyai cara untuk mencari solusi alternatif
c. Memutuskan cara-cara apa yang dapat dilakukan utnuk mengatasi masalah
3. Penderita dapat happy (bahagia)
a. Menerima dan lebih menikmati
b. Mempunyai persepsi terhada diri sendiri, bangga terhadap apa-apa yang
dihadapi dan dimiliki saat ini

Pemilihan psikoterapi

1. Jenis problem/simptom/sign yang melatarbelakangi (superficial, sederhana,


complicated)
2. Latar belakang ciri kepribadian
3. Pendidikan

Cara agar dapat bahagia

1. Dengan menguatkan daya tahan mental yang ada


2. Mengembangkan mekanisme yang baru dan yang lebih baik utnuk mempertahankan
kontrol diri
3. Mengembalikan keseimbangan adaptif dapat menyesuaikan diri

Macam-macam psikoterapi

1. Suportif
Pemahaman atas permasalahan yang dihadapi (masih di alam sadar) dibagi menjadi :
a. Superficial ekspresif, yaitu :
i. Narkosintesa
ii. Ventilasi
iii. Abreaksi
iv. Penakuan
b. Supresif, yaitu :
i. Persuasi
ii. Sugesti
iii. Reassurance
iv. Terapi baca
v. Erapi kerja
vi. Guidance dan konseling
2. Genetik dinamika (wawancara)
a. Reedukatif
b. Rekonstruktif

Tahap psikoterapi

1. Pengikatan (aliansi terapeutik)


a. Permasalahan diungkap
b. Terapi menentukan mode dan cara serta tujuan akan dicapai
2. Intervensi : terapi mana yang akan dijalani
3. Terminasi : penderita dapat matur/tidak tergantung

Waktu psikoterapi

1. Jangka pendek -> beberapa kali pertemuan (1-5 bulan)


2. Jangka menengah (6 bulan – 1 tahun)
3. Jangka panjang (1 tahun)

MACAM PSIKOTERAPI

VENTILASI

Berusaha agar penderita mengungkapkan problem-problem apa adanya terhadap terapis

Membiarkan pasien mengeluarkan isi hatinya. Sesudahnya ia akan merasakan lega dan
kecemasannya berkurang karena ia dapat melihat masalahnya dalam proporsi yang
sebenarnya.

Terapi mendengar secara aktif dan bersikap empati

Manfaat mendengar secara aktif :


1. Memberi umpan balik apa yang dikeluhkan penderita/mengekspresikan kembali
kluhan penderita, sehinga tidak terjadi vakum komunikasi (memacu untuk
mengungkapkan yang sebenarnya)
2. Untuk meng cross-check apa yang disampaikan penderita benar atau tidak.

Syarat ventilasi

1. Masalah disadari oleh klien


2. Masalah tidak terlal complicated
3. Klien mampu berkomunikasi dengan baik

Ventilasi tidak berusaha mencari solusinya, namun terapi lebih digunakan untuk mengatasi
perasaan emosionalnya.

Contoh : curhat -> akan menimbulkan kelegaan karena masalah sudah disampaikan pada
orang lain kepercayaan sehingga nanti akan lebih objektif terhadap penangannya

Indikasi : cemas, depresif, gangguan afektif ringan

PERSUASI

Dengan kata-kata yan tegas mengajak seseorang utnuk melakukan sesuatu

Cara : menerangkan semua anda dan gejala yang dihadapi pasien: faktor pencetus, efek
positif dan negatif, dll -> pasien tahu -> pasien memahami proses yang dialami -> pasien
sadar (berpikir lebih objektif) lebih dekat kearah kesembuhan karena negative thinking
tentang apa yang terjadi pada dirinya hilang.

Menjelaskan dan memberikan keterangan tentang semua hal yang berhubungan dengan
permasalahan. Terapis lebih aktif menjelaskan :

1. Faktor penyebab masalah


2. Proses
3. Dampak
4. Proses yang akan terjadi
5. Penderita tahu -> mengerti -> memahami -> menyadari -> mempersepsi -> menerima
hal-hal yang perlu dikembangkan -> bersikap -> motivasi untuk melalui perubahan
tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ia terima (konasi)

SUGESTI

Secara halus dan langsng menanamkan pikiran pada pendeerita bahwa gejala sakit mental
akan hilang, problem-problem yang dialami akan berlalu dengan baik.
Secara halus dan tidak langsung menanamkan keyakin atau membangkitkan kepercayaan
tertentu dengan sikap yang meyakinkan dan menunjukan otoritas profesonal serta empati

Indikasi : kepribadia histerionik, histeri konversi

Syarat : terapi memberikan sikap yang meyakinkan dan berempati, memposisikan sebagai
seroang yang memiliki otoritas scara profesional. Terapis memberikan instruksi apa y ang
boleh dan tidak boleh dilakukan oleh penderita (terapis lebih superior)

Harus diberikan secara langsung dan tidak berbelit-belit.

Cara : instruksi )apa-apa yang harus dikerjakan dan harus dihindari) -> pasien melakukan
(karena percaya kepada terapis dan percaya bahwa hal-hal yang dilakukannya itu dapat
menyelesaikan masalah)

REASSURANCE

Berkomentar halus/ sambili lalu dan pertanyaan yang hati-hati, bahwa pasien mampu
berfungsi secara adekuat, dapat juga secara tegas menunjukan pada apa yang telah dicapai
oleh pasien (yang ijamin kembali adalah potensi)

Cara berkomentar, beritanya, mengutarakan fakta -> pasien sadar akan kemampuan /
potensi dirinya yang dapat mengatasi masalahnya

Mengingatkan mengai kompetensi, kemampuan, peran dan fungsi sosial dan dinamika
pasien.

Bertanya setelah tau jawabannya untuk mengingatkan penderita bahwa ia memiliki


kemampuan.

Mengatakan fakta-fakta bahwa penderita mampu dan mempunyai potensi untuk mengatasi
masalahnya

Mengajukan komentar-komentar.

GUIDANCE (BIMBINGAN)

Memberi nasehat-nasehat yang praktis dan khusus yag berhubungan dengan masalah
kesehatan pasien agar ia lebeih sanggup mengatasinya. Dengan kata lain
“menggandeng/menuntun” pasien untuk melalui tahap-tahap penyelesaian masalah.

a. Problem statement/diagnose
b. Penggalian sumber/potensi yang menunjang penyelesaian masalah
c. Solusi alternatif
d. Pembahasan alternatif solusi mana yang paling mungkin untuk ddilaksanakan,
yang paling efektif dan efisien untuk dilaksanakan.
e. Pilih salah satu -> didiskusikan -> dibandingkan -> puuskan -> implementasi /
penerapan (cara-cara penerapan diberitahu oleh terapis)

Semua prsedur berasal dari terapi, dengan daur pemecahan masalah

Tahap :

a. Memastikan permasalahan / akar permasalahan


b. Mengali potensii / sumber untuk memecahkan masalah
c. Mengidentifikasi alternaif solsi
d. Tahap implementasi
e. Evaluasi (ara implementasi yang sudah diterapkan ) -> jika tidak berhasil
maka kembali ke tahap 1

Tipe : 1 arah, dominan-resesif, superior-inferior.

KONSELING (PENYULUHAN)

Bentuk wawancara untuk membantu pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik agar ia dapat
menyesuaikan diri. Terapis tidak mendominasi, ada kesetaraan seperti sahabat (sharing)
sehingga pasien sendiri yang menentukan

Tidak instan, tipe problem solving sejajar dan 2 arah

Anda mungkin juga menyukai