Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN

1. Pengertian Keperawatan.
Menurut lokakarya (1983) adalah sebagai bentuk pelayanan yang merupakan bagian integral
dari pelayanan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan.
Menurut Roger keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan
seni. Keperawatan sebagai ilmu merupakan ilmu pengetahuan humanistik yang mempelajari sifat
dan arahpengembangan manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dengan lingkungan.
Menurut Handerson mendefinisikan keperawatan yaitu membantu individu yang sakit dan yang
sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhan.individu tersebut mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila iya memiliki kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan yang di butuhkan.
Arti biologis sesuatu hal yang terkait dengan biologi atau untuk kehidupan dan mahluk hidup
sedangkan arti dari biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan
makhluk hidup dan kehidupan serta lingkungannya. Yang dibahas dalam pengertian biologi tidak
lain adalah yang masih berkaitan dengan makhluk hidup, seperti zat yang membentuk makhluk
hidup, zat yang dibutuhkan makhluk hidup, serta berbagai hal mengenai hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Biologi umumnya mengakui sel sebagai satuan dasar kehidupan, gen
sebagai satuan dasar pewarisan, dan evolusi sebagai mekanisme yang mendorong terciptanya
spesies baru. Selain itu, organisme diyakini bertahan dengan mengonsumsi, dan mengubah energi
serta dengan meregulasi keadaan dalamnya agar tetap stabil, dan vital.
Arti psikologis adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan tentang perilaku,
fungsi mental, dan proses mental manusia secara ilmiah.[1] Para praktisi di bidang psikologi disebut
sebagai psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu
maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang
mendasari perilaku.
Pengertian sosial merupakan segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan
nonindividualis. Istilah tersebut sering disandingkan dengan cabang-cabang kehidupan manusia dan
masyarakat di manapun. Pengertian sosial ini merujuk pada hubungan-hubungan manusia dalam
kemasyarakatan, hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan kelompok, serta hubungan
manusia dengan organisasi untuk mengembangkan dirinya. Pengertian sosial ini pun berhubungan
dengan jargon yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Setiap manusia
memang tidak bisa hidup sendirian. Seseorang membutuhkan orang lain untuk mendukung
hidupnya.
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, tergantung
dengan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
1) Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan,
2) Menemukan arti dan tujuan hidup,
3) Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri,
4) Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha tinggi.

2.Paradigma Keperawatan

Paradigma merupakan pola atau skema yang mencoba mengorganisasikan atau


menerangkan suatu proses. Paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan ilmu
pengetahuan (Kuhn, 1962) dimana pada tahap ini pencarian jalan keluar permasalahan yang
rasional dilakukan berdasarkan asumsi metodologis dan metafisik untuk memahami bagaimana
hagian-bagian dari alam semesta melakukan kegiatan dan bagaimana cara mempelajari hal tersebut.
Paradigma memiliki arti pengetahuan umum dimana didalamnya terdapat proses ilmiah umum yang
secara historis mencerminkan berbagai keberhasilan dalam suatu disiplin.
Para ilmuwan di bidang sosial menganggap pendapat Kuhn terlalu sempit untuk
diaplikasikan kedalam pengetahuan sosial. Para ilmuwan ini berpendapat bahwa paradigma
menyajikan kesepakatan bersama antar ilmuwan dalam suatu disiplin tentang konsep atau beberapa
konsep yang akan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin tersebut. Paradigma
memiliki dimensi penting dan memperlihatkan citra keilmuan mereka sebagai agen scientifik.
a. Pendekatan Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu pedoman yang menjadi acuan dan mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan diberbagai tatanan kesehatan. Seperti halnya definisi paradigma
secara umum, maka paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang bisa sama dan
terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain, tetapi tidak memiliki definisi umum yang dapat
berlaku secara universal. Paradigma ini terdiri dari empat komponen yaitu manusia, sehat dan
kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta komponen keperawatan.
 Manusia
Keperawatan meyakini dan menekankan dalam setiap kegiatan pelayanan keperawatannya
bahwa manusia merupakan individu yang layak diperlakukan secara terhormat, dihargai
keunikannya berdasarkan individualitas, dalam berbagai situasi, kondisi, dan sistem yang dapat
mengancam kehormatan dan sifat kemanusiaannya. Perspektif keperawatan menjelaskan bahwa
manusia merupakan pribadi-pribadi dan bukan obyek. Konseptualitas keperawatan tentang manusia
dapat dibuktikan melalui model-model keperawatan tentang kemanusiaan, penghargaan terhadap
manusia, dan perasaan sebagai manusia, yang telah berlaku sejak lama. Meskipun demikian,
mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu sumber energi atau beberapa set sistem perilaku,
atau memperlakukan pikiran dan perasaan manusia sebagai lingkungan internal dapat menimbulkan
keraguan keperawatan untuk menerangkan tentang manusia secara jelas.
 Sehat dan Kesehatan
Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang bebas penyakit
menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk berfungsi secara konsisten, stabil
dan seimbang dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan.
Kesehatan dipandang juga sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana individu memiliki
suatu nilai yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata-mata suatu fenomena empiris tentang
kondisi seseorang.
Para teologis berpendapat bahwa kesehatan bukan suatu elemen utama yang menjadi
gambaran alami seorang individu, tetapi merupakan elemen tambahan bagi gambaran alami
individu. Mereka menyatakan bahwa tingkat kesehatan individu dapat berbeda dan dapat
dipersepsikan sebagai pelengkap yang bervariasi. Selain itu, makna kesehatan dikaitkan dengan dua
elemen dasar proses kehidupan yaitu identitas diri dan perubahan diri. Sebaliknya, keperawatan
menolak bahwa kesehatan hanya merupakan kondisi bebas dari penyakit. Hal ini didukung oleh
Smith yang mencarikan jalan keluar terhadap keragu-raguan keperawatan tentang kesehatan, dan
memperkenalkan empat model yaitu (a) model klinik berdasarkan tidak terdapatnya tanda dan
gejala penyakit, (b) model kinerja peran dimana kinerja peran yang adekuat mencerminkan kriteria
sehat, (c) model adaptif dimana kesehatan merupakan kondisi interaktif yang efektif antara fisik
seseorang dan lingkungannya, dan (d) model "eudaemonistik" yang memperluas makna kesehatan
menjadi kesejahteraan umum dan realisasi diri (Nicoll, 1993).
Bcrdasarkan model yang dikemukakan diatas serta keyakinan keperawatan akan definisi
sehat dan kesehatan yang tidak terbatas pada kondisi bebas dan penyakit, maka komponen
paradigma tentang sehat & kesehatan dapat berkembang menjadi suatu pemahaman tentang
“terciptanya suatu kondisi fisik dan psikologis seseorang yang bebas dari tanda dan keluhan akibat
terjadinya masalah kesehatan, dimana orang tersebut dapat tetap memperlihatkan kinerja aktif,
dinamis, dan efektif serta kemampuan untuk menyesuaikan diri. terhadap setiap tantangan dan
ancaman yang datang baik dari dalam dirinya sendiri maupun lingkungannya, dan berkemampuan
untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spritualnya secara
seimbang melalui upaya aktualisasi diri yang positif”
 Masyarakat dan Lingkungan
Masyarakat dan lingkungan merupakan komponen dalam paradigma keperawatan dimana
setiap individu berinteraksi. Masyarakat dan lingkungan juga dianggap sebagai sumber terjadinya
keadaan sakit (tidak sehat) dan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan atau kondisi
sakit seseorang. Orem (Marriner-Tomey, 1994) mengidentifikasi bahwa hubungan antara individu
dan Iingkungannya serta kemampuan individu untuk mempertahankan kesehatan dirinya dapat
dipenagruhi oleh lingkungan dimana individu itu berada. Individu selalu berada pada lingkungan
fisik, psikologis, dan sosial.
Fokus perhatian terhadap interaksi manusia dan lingkungannya dalam teori keperawatan
dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu teori keperawatan yang berfokus parsial dan teori
keperawatan yang berfokus total. Pada fokus parsial, perawat berperan sebagai pengganti, dimana
peran perawat diperlukan pada saat klien tidak mampu melakukan kegiatannya. Teori ini
beranggapan bahwa perawat bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kebutuhan harian klien
sampai mereka dapat pulih kembali dan mampu bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup
selanjutnya (Marriner-Tomey, 1994). Aplikasi teori ini dapat dilihat dalam teori Orem,
Henderson, dan Orlando, dimana ketiga ahli teori ini sepakat bahwa peran perawat merupakan
peran pengganti ketika klien tidak mampu, tidak mau atau tidak tahu merawat diri dalam
menjalankan fungsi interaksinya yang seimbang dengan lingkungan, yang dapat disebabkan oleh
faktor perkembangan, faktor ketidak mampuan, faktor keterbatasan lingkungan, faktor respons
berlawanan terhadap interaksi lingkungan dan faktor ketidakmampuan berkomunikasi.
Teori yang berfokus total dikemukakan melalui dukungan beberapa ahli teori keperawatan
yaitu Nightingale, Levine, Rogers, Roy, Neuman, dan Johnson (Marriner-Tomey, 1994) yang
memandang bahwa lingkungan merupakan kondisi eksternal sebagai sumber ventilasi, kehangatan,
kebisingan, dan pencahayaan dimana perawat dapat mengatur dan memanipulasinya dalam rangka
membantu klien memulihkan diri. Dengan demikian, kegiatan keperawatan meliputi antara lain
menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan
seorang klien.
Teori ini juga menekankan bahwa keperawatan seyogyanya berperan aktif dalam
memfasilitasi interaksi antara individu dan lingkungannya melalui upaya menciptakan lingkungan
fisik yang kondusif agar kondisi kesehatan dapat tercapai. Selain itu, berperan aktif melalui
hubungan interaksi klien dan lingkungan yang tidak terpisahkan dan amat ekstensif (komplementer,
helisi, dan resonansi). Juga, melalui upaya mempertahankan dan meningkatkan kemampuan proses
adaptasi klien terhadap berbagai stimulus. Disamping itu, melalui kemampuan meningkatkan sistem
terbuka klien secara intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal, dan memfasilitasi sistem
perilaku yang positif rnelalui peningkatan fungsi - fungsi interrelasi dan interdependensi subsistem
yang terdapat dalam setiap individu.
 Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah pelayanan yang diberikan kepada klien (individu atau
kelompok) yang sedang mengalami stress kesehatan - stress penyakit dimana situasi kehidupan
yang seimbang menjadi terganggu dan menghasilkan tekanan (biologis, psikologis, dan sosial) serta
ketidak-nyamanan. Berbeda dengan profesi kedokteran yang memfokuskan kepada diagnosis medis
dan pengobatan penyakit, serta masalah-masalah kesehatan yang terkait dengan penyakit, maka
penekanan dalam keperawatan lebih kepada kehidupan manusia dan pola hidupnya serta respon
terhadap penyakit. Penyakit dan masalah kesehatan bagi keperawatan bukan merupakan fokus yang
dominan, tetapi faktor-faktor tersebut perlu untuk difahami karena efek dan konsekuensi faktor-
faktor tersebut terhadap kehidupan manusia dan pola hidupnya (Nicoll, 1993). Oleh karena itu
fokus, penekanan, tujuan, pohon keilmuan, model, teori, dan riset amat berbeda antara profesi
medik dan keperawatan. Demikian pula aktivitas dari para praktisi dalam keperawatan akan berbeda
dengan praktisi medik .
Keperawatan dapat dipandang sebagi suatu proses kegiatan dan juga sebagai suatu keluaran
kegiatan, tergantung dari cara memandang dan perspektif pandangan. Sebagai proses serangkaian
kegiatan, maka keperawatan perlu mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan serta
mengarahkan berbagai sumber (termasuk klien didalamnya) untuk digunakan seefektif dan efisien
mungkin dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah
aktual dan potensial klien melalui suatu bentuk pelayanan keperawatan yang menekankan pada
pengadaan fasilitasi interaksi klien dan lingkungannya.
Keperawatan sebagai dimensi keluaran dipandang sebagai titik akhir pencapaian tujuan
dimana keperawatan berhasil menghantarkan klien kembali kepada keadaan awal sebelum sakit
sehingga mampu berfungsi sebagai individu sosial yang dapat berinteraksi dengan lingkungan
dalam rangka mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis dan sosial. Keperawatan sering
diartikan pula sebagai serangkaian kegiatan atau fungsi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Akan tetapi, banyak pihak yang merasa belum jelas, apakah fungsi-fungsi, proses dan
tujuan keperawatan ini, apakah keperawatan hanya memberikan perawatan, ataukah sejenis
penyembuhan, apa indikasi keperawatan, apakah keperawatan berfokus pada orang atau lingkungan
atau interaksi antara orang dan lingkungan?. Untuk menjawab hal – hal ini telah banyak
diperkenalkan model-model keperawatan. Dan banyak tujuan keperawatan terkait dengan upaya
mempertahankan keseimbangan, upaya adaptasi, merancang pola kehidupan kembali dimana
kesemuanya dilakukan dalam rangka pulihnya situasi sehat dan kesehatan. Konseptualisasi
keperawatan yang memfokuskan kepada proses interpersonal atau hubungan antar manusia telah
mengarahkan keperawatan sebagai suatu pelayanan kesehatan yang menekankan pada hubungan
saling menolong antar manusia.
3. Falsafah Keperawatan
Falsafah Keperawatan adalah dasar pemikiran yang harus dimiliki perawat sebagai kerangka
dalam berfikir, pengambilan keputusan dan bertindak yang diberikan pada klien dalam rentang
sehat sakit, yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistic, yang harus dipenuhi dalam
hal kebutuhan biologi, psikologi, sosial, kultural dan spiritual melalui upaya asuhan keperawatan
yang komprehensif, sistematis, logis, dengan memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa setiap klien
berhak mendapatkan perawatan tanpa membedakan suku, agama, status sosial dan ekonomi .
Berikut adalah beberapa pengertian falsafah keperawatan menurut beberapa pakar keperawatan :
1. Falsafah Keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern nursing) yaitu melihat
penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari
lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan
kesehatan klien.
2. Falsafah Keperawatan menurut Martha Rogers, 1970 yaitu bahwa keperawatan adalah
pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta
penyandang cacat.
3. Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) yaitu bahwa keperawatan memandang
manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan yang baik dan
juga merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien / pasien.
4. Falsafah Keperawatan menurut Jean Watson (Caring).Caring adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mencakup suatu hal berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proses
kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman. Ilmu pengetahuan caring meliputi seni
dan umat manusia seperti halnya ilmu pengetahuan.Perilaku caring meliputi mendengarkan
penuh perhatian, penghiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, menyediakan informasi
sehingga pasien dapat membuat suatu keputusan.
5. Falsafah Keperawatan menurut Betty Neuman.Newman menggunakan pendekatan manusia
utuh dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan konsep stresor.
Dari hal tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwasannya esensi dari falsafah
keperawatan meliputi hal sebagai berikut :
 Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala
kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spritual yang diberikan secara
komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
 Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung memperhatikan aspek
kemanusiaan.
 Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku,
kepercayaan, status, sosial, agama, dan ekonomi.
 Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
 Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima
jasa yang pasif.
4. Konsep Model Teori Keperawatan
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren juga dapat
di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya
sedang popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta
Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan banyak orang tentang
praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu
keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan. Saat ini trend dan issu
keperawatan yang sedang banynak dibicarakan orang adalah Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi
organ manusia, tentunya semua issu tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis
dalam keperawatan.
5. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Dunia dan di Indonesia
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai
pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris.
Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia.

Perkembangan keperawatan diawali pada :


1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu).
Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan
(Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih
percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan
manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya
seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar
dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan
sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu
perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu
kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai
berkembanglah ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit
dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah
sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat
dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak
terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungiorang sakit
sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang
meninggal.
Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu
tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah
Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan
tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia,
Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan
seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang
terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan,
yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup,
padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya
perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat.
Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai
perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban
perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama,
wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai
perawat.
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :
a. Mulai dikenal konsep P3K
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat
dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan :
1. Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya
pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini.
2. Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama
dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini
adalah Genevieve Bouquet.
3. ST. Thomas Hospital (1123 M)
Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat mulai
dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris
untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi
Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence
dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.
6. Perkembangan keperawatan di Inggris
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami
perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence membuka
sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini mempengaruhi pendidikan keperawatan
di dunia.
Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan a :
a. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.
b. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi perawat.
Sejarah dan Perkembangan Keperawatan di Indonesia
Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda
sampai pada masa kemerdekaan.
1. Masa Penjajahan Belanda
Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yaitu
pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa pemerintahan kolonial
Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken
Oppaser sebagai penjaga orang sakit.
Tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf dan
tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk Dinas
Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta,
Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena tujuannya
hanya untuk kepentingan tentara Belanda.
2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan
kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia melakukan
berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain :
– pencacaran umum
– cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
– kesehatan para tahanan
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju.
Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke
Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 – 1942 berdiri rumah sakit – rumah
sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus
di Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah
perawat.
3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia keperawatan
di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan oleh orang-orang tidak
terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga
timbul wabah.
4. Zaman Kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai
pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setimgkat SMP.
Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik Departemen
Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu
Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985 didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu
Keperawatan ) yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Tahun 1995
PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di Undip,
UGM, UNHAS dll.
7. Apa Itu Perawat
Pengertian Perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang mengalami
masalah kesehatan. Namun pada perkembangannya, pengertian perawat semakin meluas. Pada saat
ini, pengertian perawat merujuk pada posisinya sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional. Perawat yaitu tenaga profesional
yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan dalam melaksanakan dan
memberikan perawatan kepada pasien yang mengalami masalah kesehatan.
Berdasarkan jenjang pendidikan yang ditempuh, Pengertian Perawat ialah seseorang
yang telah menyelesaikan minimal setara Diploma III (D3) atau Sarjana Strata 1 (S1), baik di dalam
negeri maupun di luar negeri, yang program pendidikannya sesuai dengan standar keperawatan dan
diakui oleh pemerintah Indonesia.
8. Peran Perawat
Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989
1. Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, dari yang sederhana
sampai dengan kompleks
2. Advokat pasien / klien
Menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien- mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
3. Pendidik / Edukator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan
4. Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien
5. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter,
fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya
6. Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan
7. Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keperawatan
Peran Perawat Menurut Hasil Lokakarya Keperawatan Tahun 1983:
1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan
memberikan asuhan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dengan metode
proses keperawatan
2. Pendidik dalam Keperawatan
mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang berada
di bawah tanggung jawabnya.
3. Pengelola pelayanan Keperawatan
mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan manajemen
keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan
4. Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan
Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta
memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan
pendidikan keperawatan

9. Fungsi Perawat
Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut
dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat :
 Fungsi Independen
o Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter.
o Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan.
o Perawat bertanggung jawab terhadap akibat yang timbul dari tindakan yang diambil
o Contoh: melakukan pengkajian
 Fungsi Dependen
o Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan tindakan khusus
yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya dilakukan dokter, seperti
pemasangan infus, pemberian obat, dan melakukan suntikan.
o Oleh karena itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter
 Fungsi Interdependen
o Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim
kesehatan.
o Contoh: untuk menangani ibu hamil yang menderita diabetes, perawat bersama
tenaga gizi berkolaborasi membuat rencana untuk menentukan kebutuhan makanan
yang diperlukan bagi ibu dan perkembangan janin.
10. Tugas Perawat
Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat
dilaksanakan sesuai tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam
Lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
adalah sebagai berikut:
11. Tanggung Jawab Perawat
1. Definisi Tanggung jawab (Responsibility) menurut Barbara Kozier, 1983:
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini
menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan
kegiatan perawat dilaporkan secara jujur
2. Definisi Tanggung jawab menurut ANA, 1985:
Responsibility adalah : Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam Pengetahuan,
Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985).
3. Definisi Responsibility menurut Berten, (1993):
Responsibility : Keharusan seseorang sebagai mahluk rasional dan bebas untuk tidak
mengelak serta memberikan penjelasan mengenai perbuatannya, secara retrosfektif atau
prosfektif (Bertens, 1993:133)
Beberapa cara dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung jawabnya:
 Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset)
 Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan penjelasan
dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay).
 Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan dengan perilaku
perawat. Misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.
 Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens desires)
bukan pada kepentingan atau keinginan perawat.
 Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina (derogatory).
 Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien (see
the patient point of view).
Jenis Tanggung Jawab Perawat:
Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut :
 Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)
 Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat)
 Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan
atasan)

Anda mungkin juga menyukai