Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fenomena perkembangan dan perubahan zaman yang cepat mengakibatkan
aktivitas manusia semakin kompleks dan tempat-tempat untuk memenuhi kebutuhan
utama dan sekaligus untuk melepas penat yang terdapat di wilayah sekitarnya masih
kurang tersedia.
Kebutuhan akan tersedianya fasilitas pusat perbelanjaan (mall) yang tertutup
dengan suhu yang diatur dan seiring dengan semakin cerahnya prospek bisnis jasa dan
perdegangan yang menunjang standar perekonomian dan tingkat penghasilan maka
dibutuhkan adanya fasilitas.
Perkembangan teknologi dan industry masyarakat modern saat ini berorientasi
pada kecepatan pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan kekuatan politik yang dikemas
secara praktis.

B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN


Bagaiana merancang sebuah tempat pusat perbelanjaan yang memiliki fasilitas-
fasilitas modern yang berada di kawasan atau lingkungansekitar yang sesuai dengan
prinsip desain sebuah pusat perbelanjaan. Sehingga mendapatkan hasil perancangan
yang sesuai dengan standar dan kenyamanan bagi para pengunjung.

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Pembuatan TOR (Term Of Reference) dari perancangan pusat perbelanjaan / mall
ini bertujuan :
 Mengeksplorasi dan menganalisis seperti apa sebuah pusat perbelanjaan / mall itu.
 Menganalisis fungsi dari tiap-tiap ruang yang ada pada pusat perbelanjaan / mall
 Menganalisis bagaimana kebutuhan ruang dan besaran ruang yang ada di dalam pusat
perbelanjaan / mall tersebut
 Mengeksplorasi dan menganalisis rencana lokasi pembangunan pusat perbelanjaan /
mall tersebut
 Mengekplorasi dan menganalisis berbagai perlengkapan dan fasilitas bangunan yang
digunakan pada pusat perbelanjaan / mall tersebut.

Pembuatan TOR (Term Of Reference) dari perancangan pusat perbelanjaan / mall


ini bermanfaat :
 Memberikan suatu wadah perdagangan yang mampu mewadahi masyarakat Mamuju
dan berbagai kebutuhan
 Menyediakan sarana untuk melepas kepenatan
 Menunjang Kabupaten Mamuju sebagai kabupaten yang memiliki tingkat kegiatan
konveksi yang cukup tinggi.
 Up to date tentang hal-hal baru dan trend-trend.
BAB II
LOKASI

A. LOKASI
Bangunan dengan fungsi sebagai pusat perbelanjaan / mall tersebut dalam hal
letak, bangunan tersebut sebaiknya berada di kawasan yang setrategis dan mudah di
akses :
- Untuk memanfaatkan tata guna lahan yang disediakan
- Agar letak bangunan tersebut mudah di akses langsung ke kawasan tertentu
- Memudahkan pengontrolan karena kegiatannya sejenis.

Dalam tugas perancangan bangunan pusat perbelanjaan / mall ini, saya akan
memilih lokasi dalam wilayah Mamuju yang strategis dan dekat keramaian.

Lokasi dapat di akses dari 2 (dua) jalan yang dapat dengan mudah untuk mencapainya.
Hal tersebut memungkinkan bangunan yang direncanakan memiliki 2 (dua) jalur akses
masuk (entrance) ke dalamnya.
B. TAPAK
Acuan Analisis Tapak
Terdapat poin-poin penting yang perlu diperhatikan untuk menganalisis atau
mengolah tapak dimana tapak tersebut tempat yang direncanakan untuk meletakkan
bangunan yang kita rancang, poin-poin tersebut antara lain:

- Pencapaian
Sirkulasi mencakup sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Dalam menganalisis
sirkulasi hal yang penting diperhatikan adalah sirkulasi kendaraan di sekeliling tapak, baik
itu lalu lintas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kendaraan umum sebagai
sumber datangnya pejalan kaki dan arus lalu lintas kendaraan pribadi akan menentukan
letak pencapaian (jalan masuk/entrance) ke dalam tapak baik bagi pejalan kaki maupun
bagi kendaraan pribadi. Dalam menentukan letak jalan masuk, juga perlu diperhatikan
kemudahan pencapaian, baik secara fisik maupun secara visual.

Yang dimaksud dengan kemudahan fisik adalah kemudahan orang mengaksesnya,


mencakup jarak capaian pejalan kaki dari halte kendaraan umum, keamanan pejalan kaki
misalnya hindarkan crossing dengan kendaraan, atau diberi rambu-rambu yang jelas.
Sedangkan kemudahan secara visual adalah mudah dikenali, terlihat jelas dan bersifat
mengundang (baik bagi pejaln kaki maupun kendaraan pribadi).

- Penzoningan
Letak Pintu Masuk (Entrance) menentukan pembagian Zoning. Entrance berada
pada Zona Public karena Zona public adalah area dimana dapat diakses oleh semua orang
(public). Mengingat Entrance merupakan jalan masuk ke dalam tapak yang dapat
dimasuki oleh semua orang maka daerah sekitar entrance termasuk dalam Zona Public.

- Zona Kebisingan
Zona-zona ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi dimana harus diletakkan ruang-
ruang yang bersifat public, semi public (semi private) maupun private. Begitu pula untuk
ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan sebaiknya diletakkan pada zona tenang
pada tapak. Untuk mengurangi kebisingan pada tapak dapat diberikan buffer berupa
bangunan atau ruang-ruang yang boleh bising ataupun ruang-ruang yang menimbulkan
kebisingan. Kadang-kadang dapat digunakan pohon sebagai buffer, tetapi pohon kurang
efektif untuk bangunan bertingkat, apalagi jika pohon lebih rendah dari bangunan.

- Orientasi Matahari
Orientasi matahari mempengaruhi suhu dalam bangunan. Pada daerah-daerah
tropis seperti Indonesia, panas matahari kurang disukai. Oleh karena itu orientasi
matahari pada tapak mempengaruhi letak dan bentuk bangunan. Mengingat radiasi
matahari yang tinggi di Indonesia, maka daerah-daerah di bawah bayangan bangunan
menjadi daerah yang nyaman. Untuk menurunkan suhu dalam bangunan maka ruang-
ruang penting diusahakan menghindari hadapan timur-barat secara langsung, karena
orientasi matahari di Indonesia adalah Timur-Barat. Arah Timur Barat dapat diberi buffer
ruang-ruang service, dimana tidak dihuni manusia secara terus menerus, seperti tangga,
toilet, pantry, gudang dll.

- Tautan Lingkungan
Bangunan-bangunan di sekitar tapak juga mempengaruhi bentuk, tinggi bangunan
kita. Oleh karena itu tautan lingkungan harus menjadi perhatian dalam analisa tapak.
Perlu diingat bahwa bangunan yang akan didirikan pada tapak tertentu, harus merupakan
bagian dari tapak dan dari lingkungan, harus “fit” dengan tapaknya dan lingkungannya.
Sehingga saat kita membuat rancangan seperti denah dan massa bangunan, maka tapak
tidak boleh lepas dari denah. Rancangan yang baik adalah bila bangunan kita digeser dari
letaknya yang seharusnya, maka semua pengaturan denah harus diubah. Maka massa dan
denah harus saling mengunci dengan tapak.
Analisa Tautan Lingkungan dengan selalu memperhatikan kondisi tapak:
- Kondisi alami dan buatan
- Iklim, cuaca, dan suhu
- Kenyamanan
- Peraturan daerah

- Kontur
Kontur menantang arsitek untuk membuat bangunan yang menyesuaikan dengan
kondisi tanah. Perbaikan kontur dan tanah harus dilakukan sesedikit mungkin. Perataan
tanah besar-besaran sebaiknya dihindari. Justru kondisi tanah yang berkontur
memberikan tantangan bagi arsitek untuk menghasilkan rancangan yang tidak sama
dengan rancangan di atas lahan yang konturnya rata. Analisis tentang kontur juga
menentukan letak utilitas pada lahan, seperti drainase dsb.

- Peraturan Pemerintah
Pemerintah sebagai regulator berkewajiban menetapkan peraturan-peraturan
ataupun regulasi pembangunan dengan tujuan menjaga pelestarian alam dan lingkungan.
Peraturan Pemerintah yang paling mendasar harus diperhatikan oleh arsitek adalah
peraturan yang dikenakan terhadap tapak tempat bangunan akan didirikan, antara lain
Tata Guna Lahan, KDB, KLB, GSB, IMB.

- Tata Guna Lahan


Dalam perencanaan kota, biasanya telah ditetapkan zona-zona dalam kota yang
antara lain terdiri dari zona tinggal (hunian), zona karya (perkantoran), zona komersial,
zona industri dsb. Dalam zona-zona tersebut telah ditentukan fungsi bangunan yang
diperbolehkan dibangun pada lahan dimaksud. Jadi tidak diizinkan membangun bangunan
komersial di lingkungan (zona) hunian. Sehingga dalam mencari lahan perlu dicari
informasi tentang Tata Guna Lahan yang telahbditentukan oleh Pemda setempat.

- Koefisien Dasar Bangunan (KDB)


KDB atau Koefisien Dasar Bangunan adalah angka (dalam bentuk persentase) yang
digunakan untuk menghitung luas lantai dasar bangunan maksimum yang diizinkan
didirikan di atas lahan dimaksud. Tujuan dari ditentukannya KDB ini adalah untuk menjaga
daerah resapan air. Pada wilayah-wilayah yang telah ditetapkan sebagai wilayah resapan
air biasanya KDB nya rendah. Cara menghitung luas lantai dasar maksimum yang diizinkan
adalah sebagai berikut :
Misalnya ditentukan :
KDB : 20%
Luas Lahan : 5000 m2
Maka Luas Lantai Dasar Maksimum yang diizinkan adalah :
20% x 5000 m2 = 1000 m2

- Garis Sepadan Bangunan (GSB)


GSB atau Garis Sepadan Bangunan adalah Batas dinding (kolom) terluar bangunan
yang diizinkan. Tujuan dari ditetapkannya GSB adalah untuk menjaga dan mengendalikan
wajah kota. GSB biasanya ditentukan setengah lebar jalan yang berada pada lahan yang
dimaksud. Misalnya sebuah lahan berada ditepi jalan selebar 10 m, maka dinding terluar
bangunan yang menghadap jalan tersebut maksimum berjarak 5 m dari batas lahan
dengan jalan (dari Pagar).
BAB III
RUANGAN PROGRAM

A. PENDEKATAN PELAKU DAN KEGIATAN


Ditinjau dari aspek fungsional, sebuah pusat perbelanjaan / mall terdiri dari
susunan ruang-ruang yang memiliki fungsi-fungsi berbeda. Pusat perbelanjaan/mall yang
baik tentu saja harus bisa mengakomodasi semua kegiatan dan aktifitas penghuninya.
Untuk mendapatkan ruang-ruang yang efisien dan sesuai kebutuhan, kebiasaan dan
kegiatan sehari-hari karyawan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan prioritas
kebutuhan ruang termasuk luasan ruangnya.
Pendekatan ini berdasarkan analisa jenis pelaku yang ada serta kegiatan yang
berlansung di sebuah pusat perbelanjaan.
KELOMPOK
RUANG YANG
BIDANG PELAKU KEGIATAN
DIBUTUHKAN
KEGIATAN
Kegiatan Direktur Utama - Mengkoordinasika - Ruang
Pengelola n dan mengendalikan direktur utama
kegiatan-kegiatan - Ruang rapat
perusahaan.
- Mengikuti rapat
internal/eksternal
Wakil Direktur - Menggantikan - Ruang wakil
sementara tugas dirut direktur
apabila dirut berhalangan
hadir
Sekretaris - Memanajemen - Ruang
kegiatan direktur utama sekretaris
- Mengurus
administrasi perusahaan
Staf Administrasi - Mengurus - Ruang
(karyawan bidang keuangan perusahaan bendahara
administrasi - Mengelola dan - Ruang staf
umum) menyimpan arsip marketing
perusahaan - Ruang rapat
- Ruang arsip
- Penyewa - Mengecek - Stand / took
stand/toko & kelengkapan toko, - Ruang
karyawan beristirahat, dan Istirahat
berinteraksi dengan - Ruang
- Staf pengunjung cleaning service
Area kebersihan - Membersihkan - Ruang
Service/Fasilitas ruang pengelola dan perlengkapan
Karyawan store center kebersihan
- Staf - Menjaga area - Ruang
Keamanan pusat perbelanjaan /mall keamanan (satpam)
- Bersiaga disetiap - Mushollah
- Staf Parkir pos parkiran - Toilet
- Gudang
- Kepala - Bertanggung jawab - Ruang kepala
Mekanikal atas system teknis mekanik
Elektrikal bangunan pusat - Ruang staf
perbelanjaan/mall teknis
- Staf Teknik - Ruang
- Mengontrol dan pompa
Mekanikal mengawasi komponen- - Ruang travo
Electrical komponen MEP pada - Ruang
bangunan mall gengset
- Ruang
tombol (switch
room)
- Ruang bahan
bakar
- Berinteraksi -
dengan orang lain - Mushollah
Pengunjung - Istirahat - Toilet
- Memarkir - Parkiran
kendaraan

B. KEBUTUHAN DAN BESARAN RUANG


KELOMPOK BESARAN
JENIS RUANG KAPASITAS STANDAR
RUANG RUANG
Ruang direktur 30 m2 30 m2
1
utama
Ruang wakil 25 m2 25 m2
PENGELOLA & 1
direktur
ADMINISTRASI Ruang sekretaris 1 25 m2 25 m2
Ruang bendahara 1 15 m2 15 m2
Ruang rapat 15 2.3 m2/org 34.5 m2
Ruang arsip - 10 m2 10 m2
Ruang manager 8 m2 8 m2
1
ME
Ruang staf teknis 3 m2/org 18 m2
6
(asumsi)
Ruang pompa 35 m2
MEKANIKAL Ruang travo 35 m2
Ruang genset 35 m2
ELEKTRIKAL Ruang tombol 20 m2
(switch room)
Ruang bahan 20 m2
bakar
Ruang lif 1.8 m x 1.8 3.24 m2
400 kg
(data arsitek)
SERVICE/FASILITAS Stand/toko 4 36 m2
Ruang cleaning 15 2 m2 30 m2
& PENGUNJUNG
service & (asumsi)
perawatan
Ruang 9 m2 9 m2
perlenkapan - (asumsi)
kebersihan
Ruang keamanan 2 (luar) 2 m2 2 m2
2 (dalam) (asumsi)
Mushollah 25 1 m2 25 m2
Tempat wudhu 6 1 m2 6 m2
Lavatory / toilet 4 m2 4 m2
(pria & wanita) (asumsi)
Gudang 25 m2 25 m2
(asumsi)
Smooking room 10 1.5 m2 15 m2
Area parkir
BAB IV
PERLENGKAPAN BANGUNAN
(MEKANIKAL, ELEKTRIKAL & PLAMBING)

A. Komponen Pekerjaan Mekanikal


1. Ventilasi Mekanik (AC, Kipas Angin, Exhauser)
Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan menggunakan :
- AC (Air Conditioner), yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruang kemudian
disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan.
- Fan (Baaling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan kedepan.
- Exhauser, merupakan baling-baling yang menyedot udara dari dalam dan luar ruangan
untuk proses pergantian udara yang sudah dipakai.

Faktor yang haru diperhatikan dalam membangun sistem ventilasi mekanik,


selain bentuk juga harus sangat diperhatikan kekuatan aliran dan tata letak ventilasi.
Letak ventilasi harus sesuai dengan priciples of dolution ventilation, terutama untuk
tempat kerja dengan resiko paparan bahan kimia.

2. Pemadam Kebakaran (Hydrant & Sprinkler)


Hydrant adalah sistem pemadam api yang menggunakan media air, sistemnya
tidak berbeda dengan sistem pompa air yang ada dirumah, dimana terdiri atas:
- Tempat penyimpanan air (Reservoir)
- Sistem distribusi
- Sistem pompa hydrant
Sistem sprinkler bekerja secara otomatis untuk mendeteksi adanya kebakaran,
mengaktifkan alarm, dan melakukan pemadaman api. Sistem ini terdiri dari beberapa
pipa gantung yang dilengkapi dengan head sprinkler. Masing-masing dari head
sprinkler ditutup oleh sekat yang berupa tabung gelas dimana di dalamnya terdapat
cairan yang peka terhadap panas. Bila temperatur di dalam ruangan meningkat
melebihi batas toleransi yang ditetapkan maka cairan tersebut akan memuai dan
memecahkan tabung gelas tersebut dan air akan keluar dari pipa. Keuntungan dari
sistem ini yaitu hanya beroperasi di daerah yang terjadi kebakaran dan dengan cepat
dapat memadamkan api sekaligus melindungi struktur dan isi bangunan dengan
efektif.
B. Komponen Pekerjaan Elektrikal
1. Instalasi Listrik
Untuk pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga untuk
rumah/gedung terlebih dahulu harus melihat gambar-gambar rencana instalasi yang
sudah dibuat oleh perencana berdasarkan denah rumah/bangunan dimana
instalasinya akan dipasang. Selain itu juga spesifikasi dan syarat -syarat pekerjaan
yang diterima dari pemilik bangunan/rumah, dan syarat tersebut tidak terlepas dari
peraturan yang harus dipenuhi dari yang berwajib ialah yang mengeluarkan
peraturan yaitu PLN setempat.

2. Instalasi Sound System


Jaringan tata suara pada bangunan gedung biasanya digabungkan dengan
system keamanan, system tanda bahaya, dan system pengatur waktu terpusat.
Sistem suara biasa diintegrasikan dengan system tanda bahaya, sehingga bila
terjadi kondisi darurat (kebakaran), system tanda bahaya mendapatkan prioritas
sinyal dari system tata suara untuk membunyikan tanda bahaya (sirine) atau program
panduan evakuasi ke seluruh bangunan.
System tata suara untuk daerah lobby, koridor, arena parker, dan ruang
administrasi selain digunakan untuk keperluan evakuasi, digunakan pula untuk
pemanggilan (paging) atau untuk keperluan program music.

3. Instalasi Jaringan Kabel Komputer/Multimedia


Adanya server computer computer memungkinkan disajikannya pelayanan yang
beragam dalam suatu bangunan, antara lain: untuk keperluan ruang kerja (work
station) dengan penggunaan computer personal (PC), untuk layanan jaringan local
(LAN-Local Area Network) dengan beberapa terminal dan printer, untuk telecopier
dan faximilie, untuk dihubungkan dengan pesawat telepon atau pun untuk
pengendalian lingkungan dan keselamatan.

4. Instalasi Jaringan Kabel Telepon


Penggunaan jumlah telepon pada suatu bangungan pada umumnya tidak
diketahui secara tepat dan oleh karenanya perlu dirancang secara terpadu dengan
perancangan jaringan utilitas lainnya. Meskipun pada saat tahap rancangan jumlah
telepon sudah diketahui, pada kenyataannya masih sering terjadi penambahan
jumlah dan perubahan jaringan layanan telepon. Untuk maksud ini, maka
perancangan jumlah saluran telepon didasarkan pada perkiraan persatuan luas lantai
yang akan mempengaruhi alokasi kebutuhan ruangan.

5. Sistem Otomatisasi Bangunan (BAS-Building Automation System)


System otomatisasi bangunan diintegrasikan dalam suatu system bangunan
pintar (intelligent building atau smart building). Integrasi system dari bangunan pintar
ini memberikan secara maya penghuni / pengguna bangunan semua kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan suatu lingkungan kantor yang modern seperti:
- Telepon dan integrasinya dengan ruang kerja
- Computer personal
- Proses pembuatan teks dan tulisan
- Berita/pesan (voice mail / e-mail)
- Faximile
- Akses data melalui jaringan computer
- Text video
- Konferensi jarak jauh

6. Sistem Tranportasi Vertikal (Elevator/Lif)


Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem
peralatan yang digunakan untuk memindahkan orang / barang dari lantai bawah ke
atas atau sebaliknya.
Jenis elevator dibedakan berdasarkan pemakaiannya, yaitu : - Lif Penumpang -
Lif Service / Barang - Dump Waiter (untuk memindahkan barang-barang kecil dan
ringan, biasanya didapatkan dipusat perbelanjaan). Pada prinsipnya ke-3 jenis lif
tersebut adalah sama, hal yang membedakan adalah cara penggunaanya. Untuk lif
service / barang selain dengan penggerak motor listrik ada juga yang digerakan
dengan sistem hidrolik.

C. Sistem Pekerjaan Plambing


1. Sistem Air Bersih
Sumber air bersih diambil dari PDAM dimasukan ke dalam bak penampung air
bersih (Clear Water Tank) atau Ground Water Tank (GWT), sedangkan sumber air
yang berasal dari tanah atau sumur dalam (deep well) dimasukan kedalam
penampung air baku (raw water tank). Air dari Deep Well ini masuk ke tangki
penampungan yang berfungsi juga sebagai tangki pengendap lumpur atau pasir yang
terbawa dari sumur. Air yang berada di raw water tank diolah (treatment) di instalasi
Water Treatment Plant dan selanjutnya dialirkan ke clear water tank atau ground
water tank, selanjutnya dialirkan ke tangki air atap (roof tank) dengan menggunakan
pompa transfer.

2. Sistem Air Kotor & Air Bekas


Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah merupakan sistem
instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter: closet
dan urinoir. Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank, atau diolah dalam
bioseptictank atau instalasi IPAL, hingga akhirnya menuju saluran kota.
Sistem pembuangan air bekas merupakan instalasi untuk mengalirkan air
buangan yang berasal dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan kitchen
zink. Instalasi air bekas pada umumnya memeiliki instalasi tersendiri yang berbeda
dengan instalasi air kotor. Pada gedung-gedung yang lebih besar, misalnya: mall,
instalasi yang berasal dari kitchen dipisahkan dan mempunyai instalasi sendiri yang
kemudian dialirkan hingga ke greese trap.

3. Sistem Udara Ventilasi Pipa


Sistem venting (ventilasi pipa) merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan
udara yang terjebak didalam instalasi pipa air buangan. Tujuan pemasangan pipa vent
adalah :
- Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan, sehingga dapat dipertahankan
mempunyai kedalaman 50 100 mm.
- Menjaga aliran air yang lancar didalam pipa pembuangan.
- Memungkinkan adanya sirkulasi udara didalam semua jaringan pipa pembuangan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bukan hanya satu bidang ilmu yaitu arsitektur untuk mewujudkan karya
arsitektural yang baik, tetapi juga didukung oleh disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti ilmu
bidang tata ruang/kota, ilmu sipil, ilmu elktrikal, ilmu mesin, dan bidang-bidang ilmu
lainnya, lebih tepatnya dibidang engineering.
Untuk itu diperlukan satu wadah yang dapat menampung semua komponen-
komponen untuk menghasilkan karya dari sekelompok engineer yang maksimal. Suatu
perusahaan konsultan teknik yang mewadahi berbagai disiplin ilmu tentang pekerjaan
bangunan dan gedung dimana didalamnya terdapat para tenaga-tenaga kerja spesialis
dibidangnya masing-masing.

B. Saran
Dalam merancang sebuah bangunan yang berfungsi sebagai kantor, sangat perlu
diperhatikan dari segi fungsionalnya dan kenyamanan bagi para penghuninya serta
mendapatkan kemudahan dalam beraktifitas didalamnya.
Kita sebagai mahasiswa sebaiknya memperbanyak literatur atau referensi
mengenai perancangan bangunan yang berfungsi sebagai kantor atau type-type
bangunan lainnya agar wawasan kita tentang dunia arsitektural bisa semakin luas.
Untuk pihak Jurusan selaku lembaga yang memfasilitasi kami sebagai mahasiswa,
sebaiknya selain merancang di atas kertas, mahasiswa juga perlu meninjau atau melihat
langsung bagaimana proses pengerjaannya dilapangan agar benar-benar dapat
dimengerti bukan hanya sekedar ditahu “kulit luarnya saja”.

Anda mungkin juga menyukai