PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fenomena perkembangan dan perubahan zaman yang cepat mengakibatkan
aktivitas manusia semakin kompleks dan tempat-tempat untuk memenuhi kebutuhan
utama dan sekaligus untuk melepas penat yang terdapat di wilayah sekitarnya masih
kurang tersedia.
Kebutuhan akan tersedianya fasilitas pusat perbelanjaan (mall) yang tertutup
dengan suhu yang diatur dan seiring dengan semakin cerahnya prospek bisnis jasa dan
perdegangan yang menunjang standar perekonomian dan tingkat penghasilan maka
dibutuhkan adanya fasilitas.
Perkembangan teknologi dan industry masyarakat modern saat ini berorientasi
pada kecepatan pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan kekuatan politik yang dikemas
secara praktis.
A. LOKASI
Bangunan dengan fungsi sebagai pusat perbelanjaan / mall tersebut dalam hal
letak, bangunan tersebut sebaiknya berada di kawasan yang setrategis dan mudah di
akses :
- Untuk memanfaatkan tata guna lahan yang disediakan
- Agar letak bangunan tersebut mudah di akses langsung ke kawasan tertentu
- Memudahkan pengontrolan karena kegiatannya sejenis.
Dalam tugas perancangan bangunan pusat perbelanjaan / mall ini, saya akan
memilih lokasi dalam wilayah Mamuju yang strategis dan dekat keramaian.
Lokasi dapat di akses dari 2 (dua) jalan yang dapat dengan mudah untuk mencapainya.
Hal tersebut memungkinkan bangunan yang direncanakan memiliki 2 (dua) jalur akses
masuk (entrance) ke dalamnya.
B. TAPAK
Acuan Analisis Tapak
Terdapat poin-poin penting yang perlu diperhatikan untuk menganalisis atau
mengolah tapak dimana tapak tersebut tempat yang direncanakan untuk meletakkan
bangunan yang kita rancang, poin-poin tersebut antara lain:
- Pencapaian
Sirkulasi mencakup sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Dalam menganalisis
sirkulasi hal yang penting diperhatikan adalah sirkulasi kendaraan di sekeliling tapak, baik
itu lalu lintas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kendaraan umum sebagai
sumber datangnya pejalan kaki dan arus lalu lintas kendaraan pribadi akan menentukan
letak pencapaian (jalan masuk/entrance) ke dalam tapak baik bagi pejalan kaki maupun
bagi kendaraan pribadi. Dalam menentukan letak jalan masuk, juga perlu diperhatikan
kemudahan pencapaian, baik secara fisik maupun secara visual.
- Penzoningan
Letak Pintu Masuk (Entrance) menentukan pembagian Zoning. Entrance berada
pada Zona Public karena Zona public adalah area dimana dapat diakses oleh semua orang
(public). Mengingat Entrance merupakan jalan masuk ke dalam tapak yang dapat
dimasuki oleh semua orang maka daerah sekitar entrance termasuk dalam Zona Public.
- Zona Kebisingan
Zona-zona ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi dimana harus diletakkan ruang-
ruang yang bersifat public, semi public (semi private) maupun private. Begitu pula untuk
ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan sebaiknya diletakkan pada zona tenang
pada tapak. Untuk mengurangi kebisingan pada tapak dapat diberikan buffer berupa
bangunan atau ruang-ruang yang boleh bising ataupun ruang-ruang yang menimbulkan
kebisingan. Kadang-kadang dapat digunakan pohon sebagai buffer, tetapi pohon kurang
efektif untuk bangunan bertingkat, apalagi jika pohon lebih rendah dari bangunan.
- Orientasi Matahari
Orientasi matahari mempengaruhi suhu dalam bangunan. Pada daerah-daerah
tropis seperti Indonesia, panas matahari kurang disukai. Oleh karena itu orientasi
matahari pada tapak mempengaruhi letak dan bentuk bangunan. Mengingat radiasi
matahari yang tinggi di Indonesia, maka daerah-daerah di bawah bayangan bangunan
menjadi daerah yang nyaman. Untuk menurunkan suhu dalam bangunan maka ruang-
ruang penting diusahakan menghindari hadapan timur-barat secara langsung, karena
orientasi matahari di Indonesia adalah Timur-Barat. Arah Timur Barat dapat diberi buffer
ruang-ruang service, dimana tidak dihuni manusia secara terus menerus, seperti tangga,
toilet, pantry, gudang dll.
- Tautan Lingkungan
Bangunan-bangunan di sekitar tapak juga mempengaruhi bentuk, tinggi bangunan
kita. Oleh karena itu tautan lingkungan harus menjadi perhatian dalam analisa tapak.
Perlu diingat bahwa bangunan yang akan didirikan pada tapak tertentu, harus merupakan
bagian dari tapak dan dari lingkungan, harus “fit” dengan tapaknya dan lingkungannya.
Sehingga saat kita membuat rancangan seperti denah dan massa bangunan, maka tapak
tidak boleh lepas dari denah. Rancangan yang baik adalah bila bangunan kita digeser dari
letaknya yang seharusnya, maka semua pengaturan denah harus diubah. Maka massa dan
denah harus saling mengunci dengan tapak.
Analisa Tautan Lingkungan dengan selalu memperhatikan kondisi tapak:
- Kondisi alami dan buatan
- Iklim, cuaca, dan suhu
- Kenyamanan
- Peraturan daerah
- Kontur
Kontur menantang arsitek untuk membuat bangunan yang menyesuaikan dengan
kondisi tanah. Perbaikan kontur dan tanah harus dilakukan sesedikit mungkin. Perataan
tanah besar-besaran sebaiknya dihindari. Justru kondisi tanah yang berkontur
memberikan tantangan bagi arsitek untuk menghasilkan rancangan yang tidak sama
dengan rancangan di atas lahan yang konturnya rata. Analisis tentang kontur juga
menentukan letak utilitas pada lahan, seperti drainase dsb.
- Peraturan Pemerintah
Pemerintah sebagai regulator berkewajiban menetapkan peraturan-peraturan
ataupun regulasi pembangunan dengan tujuan menjaga pelestarian alam dan lingkungan.
Peraturan Pemerintah yang paling mendasar harus diperhatikan oleh arsitek adalah
peraturan yang dikenakan terhadap tapak tempat bangunan akan didirikan, antara lain
Tata Guna Lahan, KDB, KLB, GSB, IMB.
A. Kesimpulan
Bukan hanya satu bidang ilmu yaitu arsitektur untuk mewujudkan karya
arsitektural yang baik, tetapi juga didukung oleh disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti ilmu
bidang tata ruang/kota, ilmu sipil, ilmu elktrikal, ilmu mesin, dan bidang-bidang ilmu
lainnya, lebih tepatnya dibidang engineering.
Untuk itu diperlukan satu wadah yang dapat menampung semua komponen-
komponen untuk menghasilkan karya dari sekelompok engineer yang maksimal. Suatu
perusahaan konsultan teknik yang mewadahi berbagai disiplin ilmu tentang pekerjaan
bangunan dan gedung dimana didalamnya terdapat para tenaga-tenaga kerja spesialis
dibidangnya masing-masing.
B. Saran
Dalam merancang sebuah bangunan yang berfungsi sebagai kantor, sangat perlu
diperhatikan dari segi fungsionalnya dan kenyamanan bagi para penghuninya serta
mendapatkan kemudahan dalam beraktifitas didalamnya.
Kita sebagai mahasiswa sebaiknya memperbanyak literatur atau referensi
mengenai perancangan bangunan yang berfungsi sebagai kantor atau type-type
bangunan lainnya agar wawasan kita tentang dunia arsitektural bisa semakin luas.
Untuk pihak Jurusan selaku lembaga yang memfasilitasi kami sebagai mahasiswa,
sebaiknya selain merancang di atas kertas, mahasiswa juga perlu meninjau atau melihat
langsung bagaimana proses pengerjaannya dilapangan agar benar-benar dapat
dimengerti bukan hanya sekedar ditahu “kulit luarnya saja”.