2094 5961 1 SM
2094 5961 1 SM
Eva Fauziyah1, Dian Diniyati2, Tri Sulistyati Widyaningsih3, dan Nugraha Firdaus4
1,2,3,4
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry
Jl. Raya Ciamis-Banjar km 4 Ciamis 46201Telp. (0265) 771352 Fax. (0265) 775886,
E-mail: fauziyah_eva@yahoo.com
ABSTRACT
Policy implementation on privately-owned forest (POF) requires support from stakeholders including
government, private sectors and communities or farmers. This study was aimed to identify and analyze
stakeholders and their roles in the development of POF. The research was conducted in Ciamis District of West
Java Province from March to December 2011. Snowball method was carried out in order to identify stakeholders
involved in the process, while open and in-depth interview and structured intervieuw was utilised for data
collection. Results indicated that the stakeholders have different roles in managing POF. Key stakeholder are
Forestry and Plantation Service Agency (FPSA) and Local Development Planning Agency (LDPA) that their
responsibilities are directly related to POF management, while primary stakeholders are farmers and
entrepreneurs which dependent and affected by the forest. The supporting stakeholder are including
Environmental Control Agency (ECA), Agriculture and Food Crops District Agency (AFCDA), Agriculture,
Plantation, Fishery and Forestry Extention Agency (APFFE), Industry, Trade, Cooperation and Small and
Medium Scale Enterpreneur Agency (ITC and SMSE), Perum Perhutani, Nature Resources Conservation
Agency (NRCA) and Galuh University. Furthermore, research also has identified stakeholders' influence and
role in developing FOP. FPSAand LDPA are considered to be high, while others but ECA are low. Stakeholders
who have high interest are FPSA, LDPA, entrepreneurs, and farmers. Key stakeholders and primary stakeholders
are mainly responsible in program execution and coordination, while the others are mainly involve in supporting
activities.Stakeholder that have high interest and power in privately owned forest development are FPSA and
LDPA. Stakeholder that have high power and interest tend to have high role in privately owned forest
development, so stakeholder with low power or interest is not needed in privately owned forest development.
Keyword: Privately owned forest, stakeholder, level of interest, level of influences, role
ABSTRAK
Implementasi kebijakan hutan rakyat memerlukan dukungan berbagai stakeholder baik pemerintah, non
pemerintah, swasta, dan masyarakat atau petani sebagai pelaku utama di hutan rakyat. Stakeholder memiliki
kepentingan dan dapat membawa pengaruh dalam pengembangan hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis stakeholder dan peranya dalam pengembangan hutan rakyat. Penelitian ini
dilakukan di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan
Bulan Desember 2011. Untuk memperoleh informasi stakeholder yang terlibat, maka dilakukan dengan
inventarisasi stakeholder dengan menggunakan metode snowballing. Data dikumpulkan melalui wawancara
terbuka dan wawancara mendalam (indepth interview) serta wawancara terstruktur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa stakeholder dalam pengelolaan hutan rakyat dapat dibedakan atas stakeholder kunci,
stakeholder utama, dan stakeholder pendukung. Stakeholder kunci adalah lembaga yang tupoksinya berkaitan
langsung dengan pengelolaan hutan rakyat, yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Stakeholder utama adalah petani dan pengusaha hutan rakyat yang
secara langsung hidupnya tergantung dan terpengaruh oleh keberadaan hutan rakyat. Stakeholder pendukung
adalah lembaga pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya tidak terkait langsung namun berkepentingan dan
75
Jurnal Penelitian Agroforestry Vol. 2 No. 2, Desember 2014 (hal. 75-84)
menaruh perhatian terhadap pengelolaan hutan rakyat. Stakeholder pendukung yaitu Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (BPLH), Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Distanngan), Badan Penyuluhan Pertanian,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (BP4K), Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM, Perum
Perhutani, BBKSDA dan Universitas Galuh Ciamis. Stakeholder yang memiliki tingkat pengaruh tinggi yaitu
Dishutbun dan Bappeda. Stakeholder lainnya memiliki pengaruh yang rendah kecuali badan/kantor yang
menangani lingkungan hidup mempunyai pengaruh sedang. Stakeholder yang memiliki tingkat kepentingan
tinggi yaitu Dishutbun, Bappeda, Lembaga Penelitian, pengusaha, dan petani hutan rakyat. Peran stakeholder
dalam pengelolaan hutan rakyat dibagi menjadi eksekusi, supporting dan koordinasi. Stakeholder kunci dan
stakeholder utama lebih berperan sebagai eksekusi dan koordinasi. Sementara stakeholder pendukung hanya
berperan sebagai supporting dalam kegiatan pengembangan hutan rakyat.
Kata kunci: hutan rakyat, stakeholder, tingkat kepentingan, tingkat pengaruh, peran
76
Pemetaan Stakeholder dalam Pengelolaan Hutan ..... (Eva Fauziyah, Dian Diniyati, Tri Sulistyati Widyaningsih, dan Nugraha)
mendasi mengenai posisi para stakeholder bangan hutan rakyat. Inventarisasi ini
saat ini dan kemungkinan peningkatan peran dilakukan berdasarkan data sekunder dan
sesuai tupoksinya dalam mendukung pengamatan/pengetahuan awal dan bergulir
pengembangan hutan rakyat. Penelitian ini sesuai dengan kondisi di lapangan atau
bertujuan untuk melakukan pemetaan menggunakan metode snowballing.
stakeholder dan perannya dalam pengem- Teknik pengambilan sampel berupa
bangan hutan rakyat. informan dalam analisis stakeholder ini
adalah purposive sampling yakni pengam-
bilan informan bertujuan. Informan diambil
II. METODE PENELITIAN karena tujuan tertentu sehingga pada teknik
ini informan memang dipilih berdasarkan
A. Lokasi dan Waktu kemampuannya, baik secara formal maupun
informal di tingkat desa maupun di tingkat
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
instansi terkait. Informan/responden dalam
Ciamis Provinsi Jawa Barat, dengan pertim-
analisis stakeholder ini disajikan pada Tabel
bangan kabupaten ini memiliki persebaran
1. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis
hutan rakyat hampir di seluruh kecamatan.
secara deskriptif.
Penelitian dilakukan pada bulan April sam-
pai dengan bulan Desember 2011.
C. Pengumpulan Data dan Analisis Data
B. Pengambilan Sampel Data dan informasi dikumpulkan de-
ngan teknik wawancara terbuka dan men-
Informasi stakeholder yang terlibat
dalam (indepth interview) dan wawancara
diperoleh melalui inventarisasi baik berupa
terstruktur menggunakan interview guide
lembaga pemerintah maupun non peme-
yang telah dipersiapkan. Wawancara ter-
rintah, perusahaan/swasta serta masyarakat
buka dan mendalam memungkinkan peneliti
yang berkepentingan terhadap pengem-
77
Jurnal Penelitian Agroforestry Vol. 2 No. 2, Desember 2014 (hal. 75-84)
Tabel 2. Stakeholder yang terkait dengan pengelolaan hutan rakyat di Kabupaten Ciamis
Table 2. Stakeholders associated with the management privately owned forest in Ciamis
Regency
Stakeholder Kunci Stakeholder utama Stakeholder pendukung
(Key stakeholder) (The main stakeholder) (The support stakeholder)
Dishutbun Petani hutan rakyat BPLH
Bappeda Pengusaha hutan rakyat Distanngan
BP4K
Disperindagkop dan UMKM
Perum Perhutani
BBKSDA
Universitas Galuh
Sumber (Source): data primer, 2011 (primary data, 2011)
78
Pemetaan Stakeholder dalam Pengelolaan Hutan ..... (Eva Fauziyah, Dian Diniyati, Tri Sulistyati Widyaningsih, dan Nugraha)
Dishutbun
Bappeda
Besar
Tingkat pengaruh
Sedang
Disperidagkop dan Distangan, BP4K, Pengusaha kayu
UMKM, BBKSDA rakyat
Unigal
Rendah
Tingkat Kepentingan
79
Jurnal Penelitian Agroforestry Vol. 2 No. 2, Desember 2014 (hal. 75-84)
80
Pemetaan Stakeholder dalam Pengelolaan Hutan ..... (Eva Fauziyah, Dian Diniyati, Tri Sulistyati Widyaningsih, dan Nugraha)
pembagian bagi hasil berdasarkan hasil tupoksinya tidak berkaitan langsung dengan
produksi (selisih penjualan dan pembelian) pengembangan hutan rakyat sehingga
yang diberikan dalam bentuk uang. Salah dikelompokkan ke dalam stakeholder
satu visi misi Perum Perhutani terkait sekunder (pendukung).
dengan hutan rakyat adalah meningkatkan
nilai hutan rakyat dengan sistem kerjasama 2. Tingkat Pengaruh (Power Stake-
kemitraan seperti dilakukan di Perhutani holder)
Ciamis dengan Asosiasi Pesantren Hifdzul
Seperti halnya tingkat kepentingan
Alam Masyarakat Indonesia (APHAMI) dan
stakeholder, tingkat pengaruh stakeholder
Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR).
terhadap hutan rakyat juga sangat berkaitan
BP4K merupakan lembaga penyuluh
dengan tupoksi dan sumberdaya yang
yang memayungi berbagai bidang seperti
dimilikinya. Hal itu karena jika tidak
kehutanan, perikanan, pertanian, dan peter-
didukung oleh sumberdaya yang cukup (segi
nakan (pertanian secara luas) sehingga
kualitas maupun kuantitas) maka tupoksi
penyuluh harus mempunyai penguasaan
yang sudah ditetapkan belum tentu dapat
terhadap berbagai bidang di atas dalam
berjalan sesuai dengan harapan.
menyebarkan informasi kepada masyarakat/
Dalam era otonomi saat ini, maka
petani. Pada awalnya, tiap dinas mempunyai Pemerintah Daerah melalui dinas-dinas terkait
penyuluh sesuai dengan tupoksinya masing- (Dishutbun) dan juga Bappeda memiliki
masing sehingga bidang yang digelutinya pengaruh yang tinggi dalam penentuan
lebih spesifik. kebijakan yang berkaitan dengan hutan
Tupoksi dari universitas dikenal dengan rakyat. Hutan rakyat merupakan bagian dari
istilah tri darma perguruan tinggi yakni tupoksi Dishutbun Ciamis. Sementara Bap-
pendidikan/pengajaran, penelitian, dan peda adalah lembaga yang menggodok serta
pengabdian. Dalam salah satu tupoksinya memproses semua kegiatan perencanaan
yakni pengabdian, universitas harus meng- serta mengkoordinasikan semua program/
implementasikan kegiatan pendidikan dan kegiatan termasuk yang menyangkut hutan
penelitian dalam bentuk pengabdian kepada rakyat.
masyarakat. Di Kabupaten Ciamis keber- Petani hutan rakyat dan pengusaha kayu
adaan dan pengembangan hutan rakyat tidak rakyat memiliki kepentingan yang tinggi
berkaitan langsung dengan perguruan tinggi. terhadap hutan rakyat, namun mereka tidak
Kondisi ini akan berlainan dengan per- memiliki pengaruh yang tinggi dalam pem-
guruan tinggi yang memiliki Fakultas buatan kebijakan dan perencanaan pengelola-
Kahutanan dan juga lembaga penelitian an hutan rakyat. Petani dan pengusaha hutan
kehutanan. rakyat berpengaruh pada keberhasilan
Lembaga penelitian kehutanan (Badan pelaksanaan program pemerintah. Dengan
Litbang Kehutanan) merupakan stakeholder demikian petani dan pengusaha kayu rakyat
pendukung karena tidak secara langsung memiliki pengaruh yang sedang bahkan tidak
merasakan dampak dari program pengem- memiliki pengaruh.
bangan hutan rakyat, namun lembaga Distanngan dan Disperindagkop memi-
penelitian memiliki perhatian terhadap liki pengaruh yang rendah terhadap kebijak-
pengembangan hutan rakyat. Hasil-hasil an hutan rakyat. Bagi Distanngan program
penelitian yang terkait hutan rakyat dapat hutan rakyat terkait dengan kegiatan konser-
mendukung pengembangan hutan rakyat, vasi lahan dan tumpangsari kayu dengan
tetapi beberapa stakeholder pelaksana hutan tanaman pangan. Perusahaan yang bergerak
rakyat masih merasakan kurangnya infor- di bidang kehutanan seperti Perum Per-
masi hasil-hasil penelitian terutama yang hutani umumnya kurang memiliki pengaruh
dapat diaplikasikan di lapangan. Secara dalam pengambilan keputusan berkaitan
umum bagi stakeholder pendukung keber- dengan pengelolaan hutan rakyat. Demikian
adaan hutan rakyat juga penting, namun halnya dengan kalangan akademisi seperti
81
Jurnal Penelitian Agroforestry Vol. 2 No. 2, Desember 2014 (hal. 75-84)
82
Pemetaan Stakeholder dalam Pengelolaan Hutan ..... (Eva Fauziyah, Dian Diniyati, Tri Sulistyati Widyaningsih, dan Nugraha)
rakyat sehingga ada panduan bagi petani 2. Stakeholder yang memiliki tingkat
sebelum melakukan proses jual beli dengan pengaruh tinggi terhadap pengelolaan
pengusaha kayu rakyat. dan implementasi kebijakan hutan
Peran dari penyuluh kehutanan lapang- rakyat yaitu Dishutbun dan Bappeda.
an (PKL) yang saat ini umumnya bergabung Hal tersebut terkait dengan sistem
dalam lembaga BP4K sangat diperlukan pemerintahan otonomi daerah dimana
dalam melakukan pembinaan dan pendam- Pemda memiliki kewenangan yang
pingan kepada petani. Menurut Subarudi cukup besar dalam menentukan berbagai
(2007), kemandulan peran dan fungsi kebijakan di wilayahnya. Stakeholder
penyuluh lebih disebabkan karena masalah lainnya umumnya memiliki pengaruh
institusi tempat penyuluh berkarya, sarana yang rendah kecuali badan lingkungan
dan prasarana kerja yang tidak mendukung hidup mempunyai pengaruh yang
tupoksinya, serta rendahnya keterampilan sedang.
penyuluh. Secara umum peningkatan peran 3. Stakeholder yang memiliki tingkat
dari BP4K dalam memberdayakan dan kepentingan tinggi terhadap pengelolaan
menggerakan penyuluh menjadi titik sentral hutan rakyat dan implementasi kebijak-
dari penyelesaian permasalahan ini. Upaya an di hutan rakyat yaitu Dishutbun, Bap-
yang dapat dilakukan diantaranya melalui peda, Lembaga Penelitian, pengusaha,
peningkatan profesionalisme sumberdaya di dan petani hutan rakyat.
bidang kehutanan melalui diklat, studi 4. Peran stakeholder dikelompokkan men-
banding, dan meningkatkan sarana dan jadi peran sebagai eksekusi, koordinasi,
prasarana untuk mendukung pelaksanaan dan supporting. Lembaga yang berperan
kegiatan. sebagai eksekusi adalah lembaga yang
melaksanakan kegiatan di lapangan,
sedangkan lembaga yang berperan
IV. KESIMPULAN DAN SARAN koordinasi adalah lembaga yang hanya
terlibat koordinasi jika akan ada suatu
A. Kesimpulan kegiatan tapi tidak terlibat langsung
1. Stakeholder dalam pengelolaan hutan dalam kegiatan. Sementara lembaga
rakyat dibedakan atas stakeholder kunci, yang berperan supporting adalah lem-
stakeholder utama, dan stakeholder baga yang beberapa kegiatan/tupoksi-
pendukung. Yang termasuk stakeholder nya berkaitan secara tidak langsung atau
kunci yaitu Dishutbun, Bappeda. Stake- dapat mendukung kegiatan yang terkait
holder ini merupakan lembaga yang dengan pengelolaan hutan rakyat.
tupoksinya berkaitan langsung dengan Stakeholder kunci dan stakeholder
pengelolaan hutan rakyat. Adapun stake- utama lebih berperan sebagai eksekusi
holder utama adalah petani dan peng- dan koordinasi. Sementara stakeholder
usaha hutan rakyat yang secara langsung pendukung hanya berperan sebagai
hidupnya tergantung dan terpengaruh supporting dalam kegiatan pengem-
oleh keberadaan hutan rakyat. Stake- bangan hutan rakyat.
holder pendukung adalah lembaga
pemerintah yang tupoksinya tidak terkait B. Saran
langsung namun berkepentingan dan Keberhasilan pengelolaan hutan rakyat
perhatian terhadap pengelolaan hutan perlu didukung oleh semua stakeholder
rakyat. Stakeholder yang termasuk tidak hanya lembaga kunci saja. Oleh karena
stakeholder pendukung yaitu BPLH, itu meskipun sangat sulit upaya mengkoor-
Distanngan, BP4K, Disperindagkop dan dinasikan kegiatan hutan rakyat harus terus
UMKM, Perum Perhutani, BBKSDA diupayakan agar dapat memberikan manfaat
dan Universitas Galuh. yang optimal.
83
Jurnal Penelitian Agroforestry Vol. 2 No. 2, Desember 2014 (hal. 75-84)
84