Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan prinsip kerja laser diode beserta karakteristiknya


Laser dioda adalah salah satu jenis laser yang banyak digunakan untuk berbagai aplikasi
karena ukurannya yang kecil tersedia dalam berbagai panjang gelombang. Dioda laser adalah
komponen semikonduktor yang dapat menghasilkan radiasi koheren yang dapat dilihat oleh
mata ataupun dalam bentuk spektrum infra merah (Infrared/IR) ketika dialiri arus listrik. Yang
dimaksud dengan radiasi koheren adalah radiasi dimana semua gelombang berasal dari satu
sumber yang sama dan berada pada frekuensi dan fasa yang sama juga. Prinsip kerja dioda ini
sama seperti dioda lainnya yaitu melalui sirkuit dari rangkaian elektronika, yang terdiri dari
jenis p dan n. Ketika laser dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P)
menuju ke Katoda (K), kelebihan elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah
yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat
elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya
monokromatik (satu warna).

Karakteristik laser dioda :


a. Menggunakan kabel optik single mode
b. Keluaran laser bersifat monokromatik, koheren dan sangat terarah
c. Memiliki panjang gelombang 800 – 850, 1300, 1500 nm
d. Memiliki frekuensi modulasi 2 – 3 GHz
e. Diterapkan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi (untuk komunikasi
berkecepatan diatas 200 Mb/s)
f. Daya keluaran optik dari dioda laser adalah 0 – 10 dBm

2. Klasifikasi jenis laser menurut


A. Fase medium aktif
Beberapa contoh laser yang mengunakan medium aktif berupa bahan zat padat antara
lain: Laser Ruby, menggunakan medium aktif berupa kristal ruby yakni aluminium oxide
dengan 0,05% berat chromium sebagai impurity. Pumping menggunakan white light
discharge melalui penyerapan daerah sekitar spektrum biru dan hijau. Laser Nd:YAG,
menggunakan medium aktif yaitu attrium aluminium garnet (Y3Al5O12) dengan
ketidakmurnian (impurity) berupa ion neodymium Nd3-. Proses pumping menggunakan
flash cahaya putih dari lampu tabung Xenon, tetapi dapat pula di pumping menggunakan
laser semikonduktor.
Beberapa contoh laser gas, yaitu : Laser He-Ne, menggunakan medium aktif berupa
campuran 10 bagian helium dan 1 bagian neon. Pumping dilakukan dengan discharge dc
tegangan 2-4 kV. Prosesnya, energi dari proses pumping menyebabkan eksitasi atom
helium dan transfer energi terjadi karena proses tumbukan dengan atom neon. Dan
penyerapan energi yang mengakibatkan transisi elektronik dalam atom neon, sebagian
menimbulkan cahaya laser. Laser Argon, atom gas Argon terionisasi oleh tumbukan
elektron dalam discharge arus tinggi (15-10 A). Contoh laser argon adalah laser krypton.
Laser cair (Dye Laser), medium aktif yang digunakan dalam dye laser adalah larutan
bahan celup organik dalam pelarut seperti rhodamien 6G dalam pelarut metanol. Banyak
bahan dye yang digunakan sebagai media laser seperti polyphenyl, stilben, sodium
flourescein, oxazine 1, rhodamine 6G, C490. Cahaya keluaran dye laser dapat diatur
(tune) dengan menggunakan prisma, kisi difraksi dan dikombinasikan dengan cermin dan
elemen dispersi.

B. Kelas bahaya laser


 Kelas 1 : Daya keluarannya sangat rendah, sehingga tidak berbahaya.
 Kelas 1A : Laser ini tidak boleh langsung mengenai mata, contohnya : scanner di
supermarket.
 Kelas 2 : Spektrum radiasi merupakan spektrum visibel (400-700 nm), dengan daya
keluaran hingga 1mW untuk laser CW (continous wave). Laser kelas ini tidak
membahayakan tetapi perlu proteksi mata bila bekerja dengan laser kelas ini.
 Kelas 3A : Spektrum yang teradiasi merupakan spektrum visibel, denga daya keluaran
hingga 5 mW. Diperlukan proteksi mata, dan berbahaya bila berkas dipandang
langsung.
 Kelas 3B : Spektrum yang teradiasi lebih besar berupa spektrum elektromagnetik (200
nm-1 mm) dan daya keluaran 500 mW. Berkas cahaya laser ini cukup berbahaya
sehingga perlu menghindari berkas langsung.
 Kelas 4 : Spektrum yang teradiasi adalah spektrum elektromagnetik dengan daya
keluaran lebih besar dari 500 mW. Berbahaya jika dilihat dari berbagai kondisi
(langsung atau yang terhambur) dan berpotensi menyebabkan kebakaran atau
membakar kulit.
C. Polarisasi
 LED
LED mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip LED mempunyai kutub
positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini
dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan
arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan
arus terbalik, hanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan
chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya. Chip LED pada umumnya
mempunyai tegangan rusak yang relative rendah. Bila diberikan tegangan beberapa
volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol menyebabkan arus
dapat mengalir ke arah sebaliknya.
 Laser He-Ne
Gelombang elektromagnetik dapat dipantulkan dan ditransmisikan, dari pemantulan
tersebut dapat terpolarisasi bidang. Gelombang elektromagnetik dikatakan
terpolarisasi bidang apabila bidang getar gelombang medan listrik dan medan
magnetnya tertentu. Pada umumnya gelombang terdiri dari sinar-sinar dari berbagai
kemungkinan bidang getar bagi medan listrik dan medan magnetnya , bidang getar itu
dinamakan bidang polarisasi. Dengan kata lain, polarisasi adalah peristiwa terjadinya
perubahan arah medan listriknya menjadi searah dengan mengabaikan arah dari medan
magnet. Dengan prinsip polarisasi tersebut dilakukan pada percobaan polarisasi
(hokum Malus) dengan menggunakan laser He-Ne sabagai sumber cahaya yang
termasuk dalam gelombang elektromagnetik. Untuk percobaan laser tanpa retarder
sebagai pembuktian Hukum Malus dimana laser dilewatkan pada polrizer 1 dan
diteruskan menuju polarizer 2 sebagai analyzer. Dan akan terlihat bayangan pada
layar.
D. Keluaran fungsi waktu
 Laser CO2
Molekul laser CO2 berosilasi pada 10,6 μm dalam infra merah. Transisi yang utama
terjadi diantara tingkat energi fibrasi dari molekul CO2. Laser CO2 mengoperasikan
pulsa (Q-switched) secara kontinyu. Bahkan, laser CO2 mampu mengemisikan sebuah
gaya sehingga timbullah energi dan dapat memanaskan beberapa material sehingga
berpijar dalam waktu yang singkat.

 Dye laser
Laser zat warna adalah Laser yang menggunakan pewarna organik kompleks, seperti
rhodamine 6g, dalam larutan cair atau suspensi sebagai media penguat biasanya
sebagai cairan. Dibandingkan dengan gas dan solid statemedia ini paling kuat. Dye
laser biasanya dapat digunakan untuk berbagaipanjang gelombang yang jauh lebih
luas. Bandwidth yang lebar membuatnya sangat cocok untuk bergetar. Selain itu,
pewarna dapat diganti dengan jenis lain untuk menghasilkan panjang gelombang yang
berbeda dengan laser yang sama. Dye organik mempunyai 4 level yang disebut
dengan triplet level, triplet level itu tidak berkontribusi dalam cara kerja laser. Molekul
pada level dua turun ke triplet level kira-kira dalam waktu 1 μs. Elektron berada pada
level ini lama, sehingga elekton tidak akan kembali ke groundstate (level 1) dalam
waktu yang cepat.

3. Jelaskan tentang pelebaran Doppler dari laser


Efek doppler menunjukkan bahwa jika suatu sumber cahaya bergerak mendekati
pengamat, frekuensinya menjadi lebih tinggi dan panjang gelombang menjadi lebih
pendek ataupun sebaliknya. Efek doppler ini dapat terjadi pada laser atau yang biasa
disebut dengan pelebaran doppler. Pelebaran doppler disebabkan oleh gerakan termal
molekul pada proses penyerapan dan penyinaran. Atom yang memberikan suatu garis
spektrum tidak diam tetapi bergerak ke berbagai arah. Makin tinggi temperatur, gerak
atom makin cepat. Akibatnya, setiap atom akan menyerap foton dengan panjang
gelombang yang berbeda – beda, bergantung kepada kecepatan radialnya terhadap
pengamat. Hal ini mengakibatkan pelebaran garis spektrum.

Anda mungkin juga menyukai