ABSTRACT
The propulsion system of traditional fishing vessels until this time generally still using a single
transmission gearbox. Transmission system with a single speed gearbox cannot operate at the
optimum operation main engine, causing the engine operation is unefficient. To obtain the optimum
operational of propulsion system is carried out loading curve analysis method using ANLOVA
software and engine propeller matching.
Calculation of ship resistance using Maxsurf with Ootmerssen method and DelfIII. The
calculation result of ship resistance using both method is analyzed to obtain constraints on the ship
accordance with the LSE method. The analysis of matching engine propeller data obtained from CVT
gearbox ratios setting in the range of 5 to 9.
The impact of setting the ratio obtained the spesific fuel consumption reduction of 6gram/kw/h
or 720 gram/hour at speed of 7 knot, meanwhile the highest fuel consumption reduction obtained at
the point of operation of 5:48 speed knots with a decrease spesific fuel consumption 21 gram/kW/h or
1260 grams/hour.
Keywords: Fishing ship, Resistance, ANLOVA, Propeller, Gearbox, CVT, speed ratio, SFOC.
116
KAPAL- Vol. 9, No.3 Oktober 2012
kapal cepat planning hull yang bekerja pada 0.57 < Cm < 0.89
kondisi planning (kecepatan planning). 4.49 < L/V1/3 < 6.81
Lahtiharju (Hard 2.73 < L/B < 5.43
3. Lahtiharju : Algoritma ini digunakan untuk
Chine) 3.75 < B/T < 7.54
perhitungan hambatan kapal pada kapal ce- 0.43 < At/Ax < 0.995
pat planning hull pada kondisi planning (ke- 0.55 < Cp < 0.85
cepatan planning). 3.9 < L/B < 15
Holtrop
4. Holtrop : Algoritma ini digunakan untuk 2.1 < B/T < 4.0
perhitungan hambatan kapal pada kapal
8 < L < 80
tanker, kapal kargo, kapal ikan, tug boat,
3 < L/B < 6.2
kapal kontainer dan kapal frigate. 0.5 < Cp < 0.73
5. Van Ootmerssen : Algoritma ini digunakan Van -7 < 100 LCG / L < 2.8
untuk perhitungan hambatan kapal pada Oortmerssen 5 < V < 3000
kapal kapal kecil misalnya kapal trawler dan 1.9 < B/T < 4.0
kapal tug boat. 0.70 < Cm < 0.97
10 < ie < 46
6. Series 60 : Algoritma ini digunakan untuk 0.6 < Cb < 0.8
perhitungan hambatan kapal pada kapal kar- 5.5 < L/B < 8.5
go dengan satu propeller (single screw pro- Series 60
2.5 < B/T < 3.5
peller). -2.48% < LCB < 3.51%
7. Delf Series : Algoritma ini digunakan untuk Delft 2.76 < L/B < 5.00
perhitungan hambatan kapal pada kapal 2.46 < B/T < 19.32
4.34 < L/V1/3 < 8.50
layar (sailing yacht) berdasarkan metode -6.0% < LCB < 0.0%
perhitungan regresi Gerritsma (1991) atau 0.52 < Cp < 0.60
Gerritsma (1992).
Propeller yang digunakan sebagai pro-
Persayaratan penggunaan metode perhi- pulsor adalah tipe FPP (Fixed Pitch propeller)
tungan hambatan kapal ditunjukkan pada Tabel dengan rasio pitch per diameter propeller adalah
1. Karakteristik hambatan kapal dari hasil per- konstan, sehingga kecepatan kapal adalah fung-
hitungan metode numerik hambatan kapal di- si linier dari kecepatan kapal yaitu:
transformasikan dalam bentuk persamaan ham-
batan kapal fungsi dari kecepatan kapal yaitu:
Rt 0.5.C.Ct.n 2 (2)
Dengan,
Rt .S.v n (1) Rt = Hambatan total kapal (N);
Dengan, C = Konstanta yang tergantung besarnya
Rt = Hambatan kapal (N); pitch propeller;
= Massa jenis air (kg/m3); Ct = Coefisien tahanan kapal;
S = Luas basah permukaan kulit kapal yang N = RPM propeller (rpm).
tercelup air (m2);
v = Kecepatan kapal; 2.2. Propulsi kapal
n = Orde polynomial persamaan hambatan Persamaan hambatan kapal
kapal (n=2). disubstitusikan dengan persamaan karakteristik
open water test propeller yaitu [6][7][8] :
Tabel 1. Persayaratan penggunaan metode nu-
merik perhitungan hambatan kapal. Koefisien thrust,
T
Algoritma Persayaratan Kt (3)
1/3
3.07 < L/V < 12.4 .n 2 D 4
3.7 < ie < 28.6
2.52 < L/B < 18.26 Koefisien torsi,
Savitsky
1.7 < B/T < 9.8
Q
0 < At/Ax < 1 Kq
-0.016 < LCG/L < 0.0656 .n 2 D 5 (4)
4.47 < L/V1/3 < 8.30
0.68 < B3/V < 7.76
Lahtiharju (Round Koefisien advance,
3.33 < L/B < 8.21
Bilge)
1.72 < B/T < 10.21 Va
0.16 < At/Ax < 0.82 J (5)
nD
117
KAPAL- Vol. 9, No.3 Oktober 2012
Gambar 1. Fungsi optimal pada chart perfor-
Efisiensi propeller, mance motor.
Kt.J
(6)
2. .Kq Fungsi optimal diperoleh dari analisa Chart
Engine Performance. Chart engine perfor-
Dengan, mance bersumber dari data teknis motor. Fungsi
T = Gaya dorong propeller (N); optimal dijadikan setting refference untuk men-
Q = Momen puntir propeller (N); gubah ratio gearbox apabila titik operasi motor
bekerja pada daya yang tidak memberikan nilai
D = Diameter propeller (m);
n = Kecepatan propeller (rpm); konsumsi bahan bakar minimal. Fungsi optimal
Va = Speed of advanced (m/s). dicari dengan menghubungkan titik – titik yang
menghasilkan daya maksimal. Akan tetapi pe-
Substitusi persamaan open water test propeller makaian konsumsi bahan bakar yang paling
terhadap arakteristik hambatan kapal diperoleh sedikit.
kurva pembebaanan propeller yaitu:
3. METODE PENELITIAN
2
c Va (7) Penelitian ini bertujuan untuk
Kt
. 1 w .D n.D
.1 t 2
2
memperoleh titik pengoperasian engine
sehingga diperoleh pengoperasian engine yang
Kt c.J 2 (8)
irit bahan bakar dengan mengatur rasio gearbox
CVT. Titik-titik pengoperasian motor yang irit
Dengan,
bahan bakar adalah rasio kecepatan yang
t = thrust deduction factor;
merupakan fungsi dari daya propulsi dan
w = wake factor.
kecepatan putar engine. Metode penelitian
untuk meperoleh fungsi pengoperasaian motor
Daya motor penggerak diformulasikan dalam
yang irit bakar ditunjukkan pada Gambar 2.
Persamaan 9:
P C.Q.n (9)
118
KAPAL- Vol. 9, No.3 Oktober 2012
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan hambatan kapal dengan me-
4.1. Perhitungan Hambatan Kapal tode Van Oortmerssen bersifat non linier dima-
Data ukuran utama kapal sebagai acuan na dengan bertambahnya kecepatan kapal ham-
perhitungan hambatan kapal ditunjukkan pada batan kapal menjadi turun atau memiliki titik
Tabel 2. Perhitungan hambatan kapal dilakukan balik. Berdasarkan teori dasar hidrodinamika,
dengan menngunakan metode yang sesuai yaitu hambatan kapal bersifat linier terhadap kecepa-
Van Ootmerssen dan Delf Series. Metode Van tan kapal dengan model fungsi polinomial orde
Ootmerssen digunakan untuk perhitungan ham- dua. Hasil metode Delf I, II dan III menunjuk-
batan kapal pada kapal kapal kecil. Metode ter- kan karakteristik hambatan kapal cukup baik,
sebut cukup sesuai untuk dipilih yang mana walaupun bersifat non linier dan memiliki titik
umumnya kapal ikan tradisional adalah meru- balik pada kecepatan lebih kurang 6.5 knot,
pakan kapal-kapal kecil. Sedangkan obyek yang akan tetapi hambatan kapal meningkat lagi den-
digunakan dalam penelitian ini adalah kapal gan kenaikan kecepatan kapal. Akan tetapi
penangkap ikan dengan panjang keseluruhan fungsi hambatan kapal diskontinyu pada kece-
12.6 meter dan bobot mati 52.997 ton. Metode patan 7 knot, sehingga hambatan kapal dihitung
Delf series adalah metode untuk perhitungan dengan metode kombinasi antara keduanya
hambatan kapal pada perahu layar (sailing dengan pendekatan model LSE (Least Square
yatch). Hasil perhitungan hambatan dengan me- Error).
tode tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.
Berdasarkan analisis karakteristik ham-
Tabel 2. Ukuran Utama Kapal batan kapal tersebut yang ditunjukkan pada
LOA, (Panjang keseluruhan) (m) 12.600 Gambar 3, maka dilakukan regresi dengan me-
LWL, (Panjang garis air) (m) 9.900 tode LSE untuk memperoleh karakteristik ham-
Lpp, (panjang antar garis tgk) (m) 9.100
batan kapal dengan fungsi pendekatan poli-
B, (Lebar kapal) (m) 5.400
T, (Sarat Kapal) (m) 1.700 nomial orde dua yang ditunjukkan pada Persa-
He, (Tinggi kapal) (m) 2.200 maan 1.
H, Tinggi Geladak (m) 1.850
Cm, Koef Midship 0.790 Hasil regresi metode LSE ditunjukkan
Cwp, Koef Bid. Grs Air 0.774 pada Gambar 4. Dimana pada Gambar 4, yang
V, Volume Carena Gel (m3) 58.266
dimaksud dengan data-1 adalah Hasil perhitun-
Cb Koefisien Block 0.587
Cpm, Koef Pris. Memanjang Gel 0.684 gan hambatan kapal dengan metode Van Oot-
Cpt, Koef Pris. Tegak 0.746 merssen, data-2 adalah hasil perhitungan ham-
GT, Gross Tonnage 13.711 batan kapal dengan metode Delf III, data-3 ada-
D, Volume Displacement (m3) 51.705 lah model regresi hambatan kapal metode Van
DWT, Bobot Mati (ton) 52.997 Ootmerssen, data-4 adalah model regresi ham-
WSA, Luas Basah (m2) 58.991
batan kapal metode Delf III, dan data-5 adalah
Gambar 2. Hasil Perhitungan Hambatan Metode Delf III, dan Van Oortmessen
119
KAPAL- Vol. 9, No.3 Oktober 2012
model hambatan dengan rerata koefisien me-
tode Van Ootmerssen dan Delf III. Formulasi Perhitungan konstanta hambatan kapal hasil
regesi dengan kriteria LSE ditunjukkan pada regresi dengan metode Van Ootmerssen adalah
Persamaan 11. 0.64, sedangkan dengan metode Delf III adalah
2.1. Validasi pemilihan model hambatan kapal
T . . T Y
1 yang sesuai dilakukan berdasarkan nilai rerata
(11)
konstanta hambatan kapal pada masing masing
metode. Nilai rerata konstanta hambatan kapal
Dengan, adalah 1.33.
Y = Vektor output;
= Vektor input parameter estimasi; 4.2. Kurva Pembebanan Propeller
= Parameter model. Pemilihan propeller dilakukan dengan mencari
121
KAPAL- Vol. 9, No.3 Oktober 2012
Fungsi optimal pengaturan rasio ditentukan me- 7. PUSTAKA
lalui metode interpolasi antara nilai Power (Ta- [1] Eko, M.M., Shah, M., “Desain CVT Gear-
bel 3) kolom ke-1 dengan nilai Rasio Var ko- box untuk Meningkatkan Unjuk Kerja Mo-
lom ke 6. Penurunan konsumsi bahan bakar tor Penggerak Kapal Ikan”, Laporan Pene-
spesifik pada titik operasi dengan kecepatan 7 litian dana IMHERE, PPNS – ITS, Sura-
knot adalah 6 gr/kW/h atau 720 gr/h, sedangkan baya.
penurunan konsumsi bahan bakar terbesar dipe- [2] C.J. Braje & M. Deacon (2005),” How To
roleh pada titik pengoperasian dengan kecepa- Maximize Engine Efficiency”, University
tan 5.48 knot yaitu 21 gr/kW/h atau 1260 gr/h. of Bath RW Horrocks, Ford Motor
Company, http://CVT.COM.sapo.pt , link :
5. KESIMPULAN http://www.bath.ac.uk
[3] Jami’in M.A (2008), ”Disain Kontroler
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka JST State Feedback Optimal Untuk
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Pengendalian Kecepatan Pada Sistem CVT
1. Hambatan kapal ikan menggunakan metode Dengan Penggerak Motor Induksi”, Tesis
Delf III diskontinyu pada kecepatan 7.4 Master Teknik Sistem Pengaturan, 2008,
m/s, sedangkan formulasi metode Van ITS Surabaya .
Ootmerssen non linier pada kecepatan 0 [4] ………(1998).,”Hullspeed Version 2.16”,
sampai 6 knot. Formation Design System 1998.
2. Perhitungan hambatan kapal dilakukan [5] Oortmerssen, G. - "A Power Prediction
dengan pendekatan fungsi polinomial orde Method and its Application to Small
dua dengan pencarian konstanta hambatan Ships", International Shipbuilding
menggunakan metode LSE. Progress, vol 18 , No.207 1971
3. Konstanta hambatan kapal untuk perhitun- [6] Lewis,E.V. (1988), "Principles of Naval
gan metode LSE untuk metode Van Oot- Architecture" Volume II The Society of
merssen adalah 0.64 dan untuk metode Delf Naval Architects and Marine Engineers,
III adalah 2.1, sehingga konstanta hambatan 1988.
kapal kombinasi antara keduanya adalah [7] Muckle, W., 1987,”Naval Architecture”,
1.33. Butterworths, London
4. Hasil analisis kurva pembebanan propeller [8] Edy. P.H & Jami’in, M.A., 2003, “Analisis
diperoleh titik operasi dengan efisiensi desain sistem penggerak utama kapal ikan
51.3% menggunakan B series propeller tradisional dan upaya peningkatan efisien-
jumlah daun 3 dan expanded area ratio 0.3. sinya”, Laporan Penelitian DIPA, PPNS –
5. Range pengaturan rasio yaitu perbandingan ITS, Surabaya .
antara kecepatan input (main engine) den-
gan kecepatan output (propeller) CVT anta-
ra 5 sampai 9.
6. Dampak dari pengaturan rasio gearbox da-
pat menurunkan konsumsi bahan bakar spe-
sifik 6 gr/kW/h atau 720 gr/h pada kecepa-
tan 7 knot, dan 21 gr/kW/h atau 1260 gr/h
pada kecepatan 5.48 knot.
6. UCAPAN TERIMAKASIH
122
KAPAL- Vol. 9, No.3 Oktober 2012