2. Setelah melihat gejala yang dirasakan oleh pekerja, memang ada keterkaitan dari gejala
tersebut dengan aktivitas kerja sehingga perlu dilakukan cek kesehatan setelah bekerja
dalam kurun waktu beberapa bulan untuk memperkuat diagnosa lalu dilakukan
perbandingan antara hasil cek kesehatan sebelum dan sesudah bekerja, juga kami
menyarankan untuk melakukan hirarki kontrol mulai dari :
a. Eliminasi, yaitu kami tidak dapat mengeliminasi timah karena timah merupakan bahan
utama yang digunakan
b. Substitusi, yaitu disarankan untuk mengurangi frekuensi peleburan timah dalam setiap
harinya
c. Perancangan sistem, yaitu disarankan untuk mengganti tungku kayu atau alat peleburan
tradisional dengan alat peleburan yang lebih modern dan aman untuk pekerja
d. ADM, yaitu disarankan untuk membuat alarm penanda untuk mengingatkan pekerja
bahwa aktivitas peleburan sudah melebihi batas maksimal supaya dapat mengganti shift
kerja dengan pekerja lain
e. APD, yaitu disarankan untuk menggunakan masker, kacamata pelindung, glove, safety
shoes dan baju tahan panas
3. Bahan kimia yang menjadi penyebab Penyakit Akibat Kerja berdasarkan artikel tersebut
adalah
a. Gas CO pada proses smelting timah, gas CO digunakan sebagai reduktor dalam proses
reduksi logam timah. Prinsip kerja smelting adalah pelepasan.
b. Ikatan O2 yang terdapat dalam mineral kalsiterit pada proses smelting akan terbentuk
lelehan kerak dan timah yang tidak saling larut. Pengotor yang paling banyak tersebut
dalam konsentrat timah adalah unsur Fe
c. Dampak dan CO bagi pekerja peleburan timah antara lain sakit kepala, mual, pusing,
flu, diagnosis sindrom viral, serta gejala klinis yang timbul adalah gangguan
kardiovaskuler (saat CO terakumulasi dalam darah) dan komplikasi neurologi dan paru-
paru
4. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan terhadap permasalahan pekerja tersebut yaitu
a. Administrative Control
Hasil laboratorium menunjukkan bahwa kadar arsen dalam tubuh pekerja tersebut
sudah di atas normal sehingga hal yang perlu dilakukan adalah memberikan waktu
istirahat dan perawatan lanjutan guna kadar arsen dalam tubuh kembali normal dan
tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja tersebut
Memberikan pelatihan dan pembekalan lebih lanjut pada pekerja terkait proses
bekerja yag baik sesuai dengan SDP
b. Engineering Control
Memperbaiki dan mengkondisikan lingkungan, alat serta bahan produksi sehingga
pajanan arsen dapat dirasakan seminimal mungkin oleh pekerja
c. Alat Pelindung Diri
Perusahaan menyediakan APD yang sesuai dengan risiko pajanan