PEMBAHASAN
KATABOLISME DAN ANABOLISME KARBOHIDRAT
2.1. Pengertian
A. Katabolisme
Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks
(organik) menjadi senyawa yang lebih sederhana (anorganik). Dalam reaksi penguraian
tersebut dapat dihasilkan energi yang berasal dari terlepasnya ikatan-ikatan senyawa kimia
yang mengalami penguraian. Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak dapat langsung
digunakan oleh sel, melainkan harus diubah dalam bentuk senyawa Adenosin Trifosfat (ATP)
yang mengandung energy tinggi. Tujuan utama reaksi katabolisme adalah untuk
membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber, yaitu Adenosin Trifosfat
(ATP). Reaksi penguraian energi pada katabolisme, secara umum dikenal dengan proses
respirasi.
B. Anabolisme
Anabolisme merupakan reaksi proses penyusunan (sintesis) senyawa kompleks dari
senyawa sederhana yang berlangsung di dalam sel. Dalam proses penyusunan senyawa kimia
tersebut diperlukan energi. Jika energy berasal dari sinar matahari akan digunakan untuk
proses fotosintesis adapun jika energi berasal dari energi kimia digunakan untuk proses
kemosintesis.
A. Glikolisis
Glikolisis yaitu proses degradasi 1 molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekulpiruvat (C3) yang
terjadi dalam serangkaian reaksi enzimatisyang menghasilkan energi bebas dalam bentuk
ATP dan NADH.
Sifat-sifat glikolisis ialah:
1.Dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob
2.Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis, ATP (Adenosin Trifosfat), dan ADP
(Adenosin Difosfat)
3. ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke molekul yang lain.
Proses glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagimenjadi 2 Fase, yaitu:
5 langkah pertama yang disebut fase preparatory.
5 langkah terakhir yang disebut fase payoff.
Fase I memerlukan 2 ATP dan Fase II menghasilkan 4 ATP dan 2 NADP, sehingga total
degradasi Glukosa menjadi 2 molekul piruvat menghasil 2 molekul ATP dan 2 molekul
NADP.
Reaksi 6 : Fosforilasi
Setelah terbentuk suksinil Ko-Adan molekul Ko-A kembali meninggalkan siklus, sehingga
terbentuk asam suksinat.Pelepasan Ko-A dan perubahan suksinil Ko-A menjadi asam
suksinat menghasilkancukup energi untuk menggabungkan satu molekul ADP dan satu gugus
fosfat anorganikmenjadi satu molekulATP.
Reaksi 7 : Oksidasi ketiga
Kemudian, asam suksinat mengalami oksidasi danmelepaskan dua ion H+, yang kemudian
diterima oleh FAD dan membentuk FADH2,dan terbentuklah asam fumarat.
Reaksi 8 dan 9 : Pembentukan kembali oksaloasetat
Satu molekul air kemudian ditambahkan ke asamfumarat dan menyebabkan perubahan
susunan (ikatan) substrat pada asam fumarat,karena itu asam fumarat berubah menjadi asam
malat. Terakhir, asam malatmengalami oksidasi dan kembali melepaskan satu ion H+, yang
kemudian diterima olehNAD+ dan membentuk NADH, dan asam oksaloasetat kembali
terbentuk. Asamoksaloasetat ini kemudian akan kembali mengikat asetil Ko-A dan kembali
menjalanisiklus Krebs.
D. Transpor Elektron
Pada dasarnya, transpor elektron merupakan peristiwa pemindahan elektron dan ion
hidrogen (H+). Elektron tersebut dibawa oleh NADH dan FADH dari satu substrat ke substrat
lain secara berantai disertai dengan [pembentukan ATP melalui proses fosforilasi oksidatif.
Fosforilasi oksidatif merupakan proses penambahan gugus fosfat anorganik ke molekul ADP.
Pada proses transpor elektron, oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang
berasal dari 2 ion hidrogen (H+) sehingga membentuk molekul air (H2O). Air merupakan
salah satu produk akhir dari respirasi selular.
NADH dan FADH juga berfungsi sebagai senyawa pereduksi yang menghasilkan ion
hidrogen.Setiap molekul NADH yang memasuki rantai transpor elektron akan menghasilkan
3 molekul ATP dan setiap molekul FADH2akan menghasilkan 2 molekul ATP.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi
yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya
matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam
fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)
disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena
dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan jaringan
pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.
Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam
menyerap energi matahari. Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna
hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen
klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti
cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran.
Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran
yang disebut lokuli.
Strukrture kloroplas =
1. membran luar
2. ruang antar membrane
3. membran dalam (1+2+3: bagian amplop)
4. Stroma
5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)
6. membran tilakoid
7. granum (kumpulan tilakoid)
8. tilakoid (lamella)
9. Pati 10. Ribosom 11. DNA plastid 12. Plastoglobula
Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk
grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan
tempat terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran
tilakoid. Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein,
klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim,
DNA, RNA, gula fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan
(Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid.
Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid
dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri
sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal
sebagai fotosistem.
B. Pigmen Fotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam
daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung
kloroplast yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen
fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari.
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang
berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran
tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-
kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentuk apa yang disebut grana.
Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis
berlangsung di stroma.
C. Proses Fotosintesis
Fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu
sebagai berikut
Fotofosforilasi Siklik Fotofosforilasi Nonsiklik
b) Reaksi Gelap
Reaksi gelap berlangsung di stroma tanpa bantuan energi cahaya. Reaksi ini
menurunkan energi berupa ATP dan NADPH yang berasal dari reaksi terang untuk fiksasi
CO2. Pada saat ini terjadi pengikatan CO2 di udara oleh RuBP (ribulosa biphosphat) menjadi
PGA (asam 3-fosfogliserat) yang akan berikatan dengan ion H+ (dari reaksi terang) menjadi
PGAL (phosphor gliseral dehide). Melalui reaksi yang diselenggarakan oleh enzim, PGAL
dibentuk menjadi glukosa atau amilum.Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew
Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga reaksi Calvin-Benson.
Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima
yang terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari ATP maka
dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang nantinya akan mengikat
CO2dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga tahapan (fase),
yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
a) Fiksasi karbon. Molekul CO2 diikat pada ribulosa bifosfat (RuBP) dengan bantuan RuBP
karboksilase atau Rubisco. Reaksi ini menghasilkan dua molekul 3-fosfogliserat.
b) Reduksi. Tiap molekul 3-fosfogliserat menerima gugus fosfat baru dari ATP
menghasilkan 1,3-difosfogliserat. Selanjutnya 1,3 difosfogliserat direduksi oleh sepasang
electron dari NADPH menjadi gliseraldehid 3-fosfat (G3P). G3P merupakan gula. Setiap 3
molekul CO2 terdapat 6 molekul G3P, tetapi hanya 1 molekul G3P yang dihitung sebagai
selisih perolehan karbohidrat. Satu molekul keluar siklus dan digunakan oleh tumbuhan,
sedangkan 5 molekul didaur ulang untuk menghasilkan 3 molekul RuBP.
c) Regenerasi akseptor CO2. Lima molekul G3P disusun ulang dalam langkah terakhir
siklus Calvin menjadi 3 molekul RuBP yang siap menerima CO2 kembali.
B. Kemosintesis
Kemosintesis adalah proses asimilasi karbon yang energinya berasal dari reaksi-
reaksi kimia, dan tidak diperlukan klorofil. Umumnya dilakukan oleh mikroorganisme,
misalnya bakteri. Organisme disebut kemoautotrof. Bakteri kemoautotrof ini akan
mengoksidasi senyawa-senyawa tertentu dan energi yang timbul digunakan untuk asimilasi
karbon.
contoh, bakteri nitrit : Nitrosomonas, Nitrosococcus
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber
energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi
C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur,
bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh
energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
a. Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+
(ferri), misalnya ferrobacillus.
b. Bakteri nitrifikasimelakukan oksidasi NH3 yang dihasilkan dari protein oleh bakteri
heterotrof dari hasil perombakan menjadi nitrat. Nitrat yang dihasilkan menyediakan
keperluan nitrogen bagi tumbuhan, misalnya Nitrosomonas, Nitrosococcus , Nitrobacter.
c. Bakteri belerangyang kemoautotrop mengoksidasi H2S di tempat tinggalnya (mata air
belerang) sehingga menghasilkan energi, misalnya Thiobacillus, Beggiatoa.
Metabolisme dalam tubuh memerlukan makanan sebagai sumber energi dan materi.
Perkembangan teknologi telah mempengaruhi proses pengolahan makanan.
Teknologi Makanan Berkadar Gula Rendah
Makanan berisi materi dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Orang yang kelebihan
makanan tetapi tidak diimbangi dengan gerak dan olahraga yang cukup seringkali
menunjukkan gejala kelebihan berat badan. akanKelebihan energi dan materi akan tersimpan
dalam jaringan lemak pada lapisan di bawah kulit, jaringan penghubung di antara alat
pencernaan, jantung dan paru-paru.
Di negara maju, kemakmuran menyebabkan meningkatnya orang yang memiliki obesitas dan
penyakit kelebihan gizi berupa penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke. Penyakit-
penyakit tersebut ditimbulkan oleh meningkatnya konsumsi makanan berenergi tinggi. Oleh
karena itu, cara efektif menjaga kesehatan adalah mengatur menu makanan yang sesuai
dengan kebutuhan. Makanan yang mengandung energi rendah dicari orang-orang gemuk atau
orang yang tidak ingin gemuk. Dengan demikian dapat dipahami bila dalam kegiatan
ekonomi orang mencari produk teknologi makanan berkadar gula rendah.
BAB III
PEMBAHASAN RESPIRASI
3.1. Pengertian
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan
fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan
dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga
tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme
hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya
diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu
melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit
penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam
lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses
ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau
NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik
(memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir
ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai
oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian,
banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob.
Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir
Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau
senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di
dalam mitokondria.
1. Perubahan formasi asam sitrat menjadi asam isositrat akan disertai pelepasan air.
2. Asam isositrat akan melepaskan satu gugus atom C dengan bantuan enzim asam
isositrat dehidrogenase, membentuk asam α-ketoglutarat. NAD+ akan mendapatkan donor
elektron dari hidrogen untuk membentuk NADH. Asam α-ketoglutarat selanjutnya diubah
menjadi suksinil KoA.
3. Asam suksinat tiokinase membantu pelepasan gugus KoA dan ADP mendapatkan
donor fosfat menjadi ATP. Akhirnya, suksinil-KoA berubah menjadi asam suksinat.
4. Asam suksinat dengan bantuan suksinat dehidrogenase akan berubah menjadi asam
fumarat disertai pelepasan satu gugus elektron. Pada tahap ini, elektron akan ditangkap oleh
akseptor FAD menjadi FADH2.
5. Asam Fumarat akan diubah menjadi asam malat dengan bantuan enzim fumarase.
6. Asam malat akan membentuk asam oksaloasetat dengan bantuan enzim asam malat
dehidrogenase. NAD+ akan menerima sumbangan elektron dari tahap ini dan membentuk
NADH.
7. Dengan terbentuknya asam oksaloasetat, siklus akan dapat dimulai lagi dengan
sumbangan dua gugus karbon dari asetil KoA.
3.1.1.4. Transfer Elektron
Selama tiga proses sebelumnya, dihasilkan beberapa reseptor elektron yang bermuatan akibat
penambahan ion hidrogen. Reseptor-reseptor ini kemudian akan masuk ke transfer elektron
untuk membentuk suatu molekul berenergi tinggi, yakni ATP. Reaksi ini berlangsung di
dalam membran mitokondria. Reaksi ini berfungsi membentuk energi selama oksidasi yang
dibantu oleh enzim pereduksi. Transfer elektron merupakan proses kompleks yang
melibatkan NADH (Nicotinamide Adenine Dinucleotide), FAD (Flavin Adenine
Dinucleotide), dan molekul-molekul lainnya. Dalam pembentukan ATP ini, ada
akseptor elektron yang akan memfasilitasi pertukaran elektron dari satu sistem ke sistem
lainnya.
1. Enzim dehidrogenase mengambil hidrogen dari zat yang akan diubah oleh enzim
(substrat). Hidrogen mengalami ionisasi sebagai berikut : 2H → 2H+ + 2e (Elektron).
2. NADH dioksidasi menjadi NAD+ dengan memindahkan ion hidrogen kepada
flavoprotein (FP), flavin mononukleotida (FMN), atau FAD yang bertindak sebagai
3. pembawa ion hidrogen. Dari flavoprotein atau FAD, setiap proton atau hidrogen
dikeluarkan ke matriks sitoplasma untuk membentuk molekul H2O.
4. Elektron akan berpindah dari ubiquinon ke protein yang mengandung besi dan sulfur
(FeSa dan FeSb) → sitokrom b → koenzim quinon → sitokrom b2 sitokrom o → sitokrom
c → sitokrom a → sitokrom a3, dan terakhir diterima oleh molekul oksigen sehingga
terbentuk H2O perhatikan Gambar 5.
Di dalam rantai pernapasan, 3 molekul air (H2O) dihasilkan melalui NADH dan 1
molekul H2O dihasilkan melalui FAD. Satu mol H2O yang melalui NADH setara dengan 3
ATP dan 1 molekul air yang melalui FAD
setara dengan 2 ATP.
Tabel 1 Tahap Reaksi pada Respirasi
Walaupun ATP total yang tertera pada Tabel 1 adalah 38 ATP, jumlah total yang dihasilkan
pada proses respirasi adalah 36 ATP. Hal tersebut disebabkan 2 ATP digunakan oleh elektron
untuk masuk ke mitokondria.
No Proses Akseptor ATP
1. Glikolisis → 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs
2 asam piruvat → 2 asetil KoA + 2CO2 2 NADH 2ATP
2 asetil KoA → 4CO2 6 NADH
3. Rantai transfer elektron 30 ATP 34 ATP
10NADH + 502 → 10NAD + 10H2O
+
4 ATP
2 FADH2 + O2 → 2 FAD + 2H2O
Dari hasil akhir fermentasi, jenis fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam
susu, fermentasi alkohol dan fermentasi asam cuka.
Prosesnya :
Energi yang terbentuk dari glikolisis akan menghasilkan asam piruvat, selanjutnya asam
piruvat menjadi asam laktat:
Pernahkah Anda makan “peuyem”? Peuyem adalah makanan khas dari daerah Jawa Barat.
Makanan ini merupakan hasil fermentasi yaitu makanan dari singkong yang diberi ragi,
melalui fermentasi alkohol. Proses fermentasi ini dimulai dengan glikosis yang menghasilkan
asam piruvat. Reaksi ini tidak ada oksigen, sehingga asam piruvat diubah menjadi asam
laktat, yang mengakibatkan elektron tidak meneruskan perjalanannya sehingga tidak lagi
menerima eletron dari NADH dan FAD. Berarti NADH yang diperlukan dalam siklus Krebs
juga tidak terbentuk, akibatnya siklus krebs terhenti. Tetapi NADH di luar mitokondria dapat
dibentuk dari NADH melalui proses pembentukan asam laktat dari asam piruvat. Perlu Anda
ketahui asam laktat adalah zat kimia yang merugian karena bersifat racun.
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah
menjadi asam asetat + CO2 , selanjutnya asam asetat diubah menjadi alkohol.
Pada fermentasi alkohol, 1 molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP,
bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul
ATP.
Pada peristiwa ini terjadi pengubahan NADH menjadi NAD + sehingga proses glikolisis
dapat terjadi, dengan demikian asam piruvat yang tersedia untuk diubah menjadi energi.
Reaksinya :
a) Gula (C6H12O6) →asam piruvat (glikolisis)
b) Dekarboksilasi asam piruvat.
Asam piruvat →asetaldehid + CO2.
(piruvat dekarboksilase (CH3CHO))
Fermentasi asam cuka merupakan fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacteraceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol
secara anaerob.
Reaksi:
(aerob)
C6H12O6 → 2 C2H5OH → 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) (asam cuka)
BAB IV
PEMBAHASAN
HUBUNGAN ANTARA METABOLISME KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN
PROTEIN
Anda sudah mengetahui bahwa di dalam sel reaksi metabolisme tidak terpisah satu sama lain
yaitu membentuk suatu jejaring yang saling berkaitan.
Di dalam tubuh manusia terjadi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Bagaimana keterkaitan ketiganya?
Perhatikan Gambar di samping Pada bagan terlihat karbohidrat, protein, dan lemak bertemu
pada jalur siklus
Krebs dengan masukan asetil koenzim A. Tahukah Anda bahwa Asetil Ko-A sebagai bahan
baku dalam siklus
Krebs untuk menghasilkan energi yang berasal dari katabolisme karbohidrat, protein, maupun
lemak. Titik temu dari berbagai jalur metabolisme ini berguna untuk saling menggantikan
“bahan bakar” di dalam sel, Hasil katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak juga
bermanfaat untuk menghasilkan senyawa- senyawa lain yaitu dapat membentuk ATP,
hormon, komponen hemoglobin ataupun komponen sel lainnya.
Lemak (asam heksanoat) lebih banyak mengandung hidrogen terikat dan merupakan senyawa
karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan karbohidrat (glukosa) dan protein (asam
glutamat) banyak mengandung oksigen dan lebih sedikit hidrogen terikat adalah senyawa
yang lebih teroksidasi. Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energi dan
apabila ada pembakaran sempurna akan membebaskan energi lebih banyak karena adanya
pembebasan elektron yang lebih banyak. Jumlah elektron yang dibebaskan menunjukkan
jumlah energi yang dihasilkan. Perlu Anda ketahui pada jalur katabolisme yang berbeda
glukosa dan asam glutamat dapat menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36 ATP.
Sedangkan katabolisme asam heksanoat dengan jumlah karbon yang sama engan glukosa (6
karbon) menghasilkan 44 ATP, sehingga jumlah energi yang dihasilkan pada lemak lebih
besar dibandingkan dengan yang dihasilkan pada karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah
energi yang dihasilkan protein setara dengan jumlah yang dihasilkan karbohidrat dalam berat
yang sama.
Dari penjelasan itu dapat disimpulkan jika kita makan dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak akan lebih memberikan rasa kenyang jika dibandingkan dengan protein
dan karbohidrat. Karena rasa kenyang tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolisme
lemak untuk menghasilkan energi yang lebih besar.