TERAPI KELUARGA
OLEH :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunainya
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Terapi Modalitas: Terapi
Keluarga”. Terimakasih terhadap semua pihak yang telah membimbing dan
memotivasi kelompok ini dalam menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan.
Penulis
30 Agustus 2018
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusa Masalah
1. Apakah Pengertian dari konsep keluarga?
2. Bagaimana batasan dalam konsep keluarga?
3. Bagaimana tahap perkembangan keluarga?
4. Apa saja jenis atau tipe keluarga?
5. Bagaimana fungsi, struktur dan tugas keluarga?
6. Apakah yang dimaksud dengan keluarga sebagai sistem?
7. Bagaimana studi kasus pada keluarga?
8. Bagaimana struktur keluarga?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui adakah konsep terapi keluarga dalam keperawatan jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui
3. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Penulis berharap penulisan ini dapat menambah wawasan dan pemahaman
tentang konsep terapi keluarga dalam keperawatan jiwa.
2. Bagi Institut Pendidikan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber informasi,
bacaan perpustakaan serta dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis
selanjutnya.
3. Bagi Profesi
Dapat memberikan sumbangan ilmu bagi ilmu keperawatan
4. Bagi pembaca
Dengan penulisan ini, penulis ingin memberi informasi kepada pembaca
tentang konsep terapi keluarga dalam keperawatan jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak kalah penting adalah jika kita bukan perawat bersertifikat, kita harus bias
melakukan hal paling mendasar untuk menentukan apakah seorang tersebut
memang membutuhkan terapi keluarga atau tidak yaitu dengan pengkajian.
Indikasi dilakukan terapi keluarga pada klien tersebut adalah sebagai berikut :
Proses perawatan yang melibatkan klien dan keluarga akan membantu proses
intervensi dan menjaga klie agar tidak kambuh kembali setelah pulang.Khusus
untuk keluarga yang memiliki anggota dengan gangguan jiwa, sangat penting
merencanakan rencana pulang klien dengan keluarganya. Jipp dan Sine ( 1986)
mengemukakan tujuan rencana pulang klien, sebagai berikut :
1. Gugup
2. Tidak nafsu makan
3. Sukar konsentrasi
4. Sulit tidur
5. Depresi
6. Tidak ada minat
7. Menarik diri
3. Model strategis
Terapis yang mengembangkan adalah Jay Harley. Konsep dasar terapi ini
adalah semua tingkah laku dan komunikasi yang dilakukan keluarga. Strategi
terapi meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Reframing; masalah yang diterapi pada keluarga adalah masalah yang
ditegaskan kembali oleh terapis atau siapapun yang melakukan terapi.
b. Pengendalian perubahan; dalam terapi, terapis hanya mengarahkan apa
yang perlu dilakukan eluarga untuk menyelesaikan masalahnya dan untuk
pelaksanaan penyelesaian masalah semuanya dilakukan oleh keluarga.
c. Paradok; terapis mengarahkan untuk perubahan peran pada anggota
keluarga yang menjadi penyebab masalah dalam keluarga si mana yang
sudah menjadi kebiasaan dibalik 180o sehingga di sini keluarga akan belajar
untuk mempelajari dan mendengarkan apa yang menjadi keinginan
keluarga.
4. Model terapi transformational.
Model ini dikembangkan oleh Virginia Satir, seorang terapis dari Amerika
Serikat/ konsep dasar dalam terapinya adalah dinamika hubungan antara
manusia dalam satu sitem keluarga, yang akan berpengaruh kepada hubungan
seseorang dengan sistem diluar keluarganya sehingga supaya tidak terjadi
masalah maka diupayakan untuk terjadinya transformasi dalam hidup
seseorang. Perubahan yang dimaksud semata-mata bukan untuk kepentingan
perubahan saja tetapi juga mengupayakan bagaimana seseorang dapat
memberdayakan kemampuan serta kekuatannya untuk menyelesaikan
masalahnya, karena masalah yang ditimbulkan pada setiap individu semuanya
bisa diselesaikan tergantung dari upaya seseorang tersebut untuk
memberdayakan kekuatannya untuk mengatasi masalahnya. Dalam model ini
jika terdapat anggota keluarga yang dianggap bermasalah maka terapisnya akan
mengondisikan keluarga tersebut untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung seseorang yang bermasalah tersebut untuk memberdayakan
kekuatannya untuk menyelesaikan masalahnya. Sementara itu, untuk individu
yang bermasalah akan dilakukan proses transformasi perasaan, persepsi,
pengharapan, dan tingkah lakunya terhadap masalah yang dihadapinya. Salah
satu bentuk terapinya adalah terapi musik yang dilakukan bersama-sama
dengan seluruh anggota keluarga meskipun yang bermasalah hanya satu
individu atau beberapa individu saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA