REFLEKSI KASUS Medis
REFLEKSI KASUS Medis
I. Rangkuman pengalaman
Seorang pasien, Tn. D usia 26 tahun datang ke rumah sakit pku TEMANGGUNG
dengan keluhan demam sejak 6 hari SMRS dengan disertai mengigil, nyeri kepala
sejak 4 hari SMRS, mual dan muntah 4 X / hari sejak 2 hari SMRS, rasa pahit ketika
menelan, BAK pasien bewarna kekuning-kuningan, dan BAB pasien dalam batas
normal. Pasien mengatakan sudah berobat ke puskesmas tapi keluhan belum
membaik. Pasien menyangkal pernah mengalami hal serupa, pasien tidak memilki
riwayat hipertensi, diabetes, pasien juga mengatakan anggota keluarga tidak
memilki riwayat hipertensi, diabetes mapun penyakit serupa dengan pasien saat ini.
Pasien mengatakan keluhannya bertambah ketika berkegiatan dan memperingan
dengan istirahat.
Pasien tampak lemas, kesadaran compos mentis dan status gizi cukup, pameriksaan
vital sign didapatkan hasil tekanan darah 110/80 mmHG, suhu 37,5 C, nadi 92 X/
menit, respirasi 23 X/ menit.
Pemeriksaan fisik: tidak ada oedem di kepala, konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), discharge di telinga (-/-), discharge di hidung (-/-), bibir kering (+),
lidah tremor (-), pembesaran thyroid (-).
PULMO: simetris, vocal fremicus kanan = kiri, sonor dikedua lapang paru,
vesikuler (+/+) normal.
JANTUNG: ictus cordis tidak tanpak, S1 S2 reguler.
ABDOMEN: simetris (+), sikatriks (-), striae (-), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri
ketok ginjal (-), mc burney (-), muphy sign (-), bising usus (+) normal, timpani
seluruh lapang perut.
EKSTERMITAS: akral hangat, edema (-)
IV. Analisis/pembahasan
a. Apa yang dimaksud dengan demam tifoid?
Demam tifoid disebut juga dengan typus abdominalis atau typoid fever. Demam
tifoid merupakan penyakit infeksi aaaaakut yang biasaanya terdapat pada
saluran pencernaan dengaan gejalan demam satu minggu atau lebih disertai
gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.
c. Kesimpulan
Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan yang penting di negara yang
sedang berkembang di Asia khususnya Indonesia. Diagnosis demam tifoid
ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan tambahan dari
laboratorium. Terapi yang diberikan adalah istirahat, diet lunak, dan anti
mikroba. Diagnosis demam tifoid yang ditegakkan secara dini dan disertai
pemberian terapi yang tepat mencegah terjadinya komplikasi, kekambuhan,
pembawa kuman (carrier), dan kemungkinan kematian. Strategi pencegahan
diarahkan kepada ketersediaan air bersih, menghindari makanan yang
terkontaminasi, hygine perorangan, sanitasi yang baik, dan pemberian vaksin
sesuai kebutuhan.