I. PENGERTIAN
A. U m u m
1. Pemeliharaan Sarana - prasarana adalah kegiatan untuk menjaga kehandalan sarana – prasarana
agar selalu dalam keadaan layak fungsi.
2. Perawatan Sarana - prasarana adalah kegiatan untuk memperbaiki dan / atau mengganti bagian /
komponen sarana dan prasarana agar selalu dalam keadaan layak fungsi.
B. T e k n i s
1. Air Limbah adalah semua air yang berasal dari buangan proses rumah tangga ( limbah domestik )
dan proses industri ( limbah industri ).
2. Air Kotor adalah semua air yang bercampur dengan kotoran – kotoran dapur, kamar mandi,
kakus dan peralatan – peralatan pembuangan lainnya.
3. Atrium adalah suatu ruang dalam suatu gedung yang menghubungkan dua atau lebih tingkat /
lantai, di mana :
a. Seluruh atau sebagian ruangnya tertutup pada bagian atasnya oleh lantai atau atap, termasuk
struktur atap kaca
b. Termasuk setiap ruang yang berbatasan / berdekatan tetapi tidak terpisahkan oleh pembatas
c. Tidak termasuk lorong tangga, lorong ramp, atau ruang dalam saf.
4. Gedung adalah bangunan yang didirikan dan atau diletakkan dalam suatu lingkungan sebagian
atau seluruhnya pada, di atas, atau di dalam tanah dan / atau perairan secara tetap yang berfungsi
sebagai tempat manusia untuk melakukan kegiatan bertempat tinggal, berusaha, berinteraksi, dan
kegiatan lainnya.
5. Gedung Turutan adalah bangunan sebagai tambahan atau pengembangan dari bangunan yang
sudah ada.
6. Gedung Umum adalah bangunan yang berfungsi untuk tempat manusia berkumpul, mengadakan
pertemuan, dan melaksanakan kegiatan yang bersifat publik lainnya.
7. Gedung induk adalah bangunan yang mempunyai fungsi dominan dalam melakukan kegiatan.
8. Fungsi Gedung sebagai fungsi hunian ataupun fungsi khusus harus memenuhi persyaratan baik
secara teknis maupun administratif yang ditentukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
9. Klasifikasi Gedung adalah penggolongan dari fungsi gedung berdasarkan pemenuhan tingkat
persyaratan teknis / administrasinya.
10. Baku Tingkat Getaran Mekanik / Kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik / kejut
yang diperbolehkan dan usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan
gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan gedung.
11. Baku Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang diperbolehkan sehingga
tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
12. Daerah Hijau Gedung, yang selanjutnya disebut DHG adalah ruang terbuka pada bangunan yang
dimanfaatkan untuk penghijauan.
13. Dinding Pembatas adalah dinding yang menjadi pembatas antara gedung.
14. Dinding Luar adalah suatu dinding bangunan terluar yang bukan merupakan dinding pembatas.
15. Dinding Luar Non – structural adalah suatu dinding luar yang tidak memikul beban dan bukan
merupakan dinding panel.
16. Garis Sempadan Gedung merupakan jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa
gedung terhadap :
a. Batas lahan yang dikuasai
b. Batas tepi sungai / parit
c. Antar massa bangunan lainnya, atau
d. Saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas dan sebagainya.
17. Garis Sempadan Pagar adalah garis bagian luar dari pagar persil atau pagar pekarangan.
18. Garis Sempadan Loteng adalah garis yang terhitung dari tepi jalan berbatasan yang tidak
diperkenankan didirikan tingkat bangunan.
19. Getaran adalah gerakan bolak – balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik
acuan.
20. Getaran Kejut adalah getaran yang berlangsung secara tiba – tiba dan sesaat.
21. Getaran Mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia.
22. Getaran Seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan
manusia.
23. Jarak Antara Gedung adalah jarak terkecil antara bangunan yang diukur antara permukaan –
permukaan denah bangunan.
24. Jaringan Persil adalah jaringan sanitasi dan jaringan drainasi dalam persil.
25. Jaringan Saluran Umum Kota adalah jaringan sarana dan prasarana saluran umum perkotaan,
seperti jaringan sanitasi dan jaringan drainasi.
26. Kamar adalah ruangan yang tertutup seluruhnya atau sebagian, untuk tempat kegiatan manusia,
selain kamar untuk MCK dan dapur.
27. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.
28. Koefisien Dasar Bangunan ( KDB ) adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan terhadap luas persil / kaveling / blok peruntukan.
29. Koefisien Daerah Hijau ( KDH ) adalah angka prosentase perbandingan antara luas ruang terbuka
di luar bangunan yang diperuntukkan bagi pertamanan / penghijauan dengan luas tanah
perpetakan / daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan tata gedung yang
ada.
30. Koefisien Lantai Besmen ( KLB ) adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai
bangunan terhadap luas persil / kaveling / blok peruntukan.
31. Koefiesien Tapak Besmen ( KTB ) adalah angka prosentasi perbandingan luas tapak besmen
dengan luas tanah perpetakan / daerah perencanaan yang dikuasai sesuai dengan rencana tata
ruang dan tata bangunan yang ada.
32. Lubang Atrium adalah ruang dari suatu atrium yang dikelilingi oleh batas pinggir bukaan lantai
atau oleh batas pinggir lantai dan dinding luar.
33. Pekarangan adalah bagian yang kosong dari suatu persil / kaveling / blok peruntukan bangunan.
34. Rencana Tata Gedung dan Lingkungan ( RTGL ) adalah pedoman rencana teknik, program tata
bangunan dan lingkungan, serta pedoman pengendalian pelaksanaan yang umumnya meliputi
suatu lingkungan / kawasan ( urban design and development guidelines ).
35. Sambungan Jaringan adalah penghubung antara sesuatu jaringan persil dengan jaringan saluran
umum kota.
36. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang dinyatakan dalam satuan desibel disingkat
dB.
37. Tingkat Ketahanan Api ( TKA ), adalah tingkat ketahanan api yang dipersyaratakan pada bagian
atau komponen gedung ukuran waktu satuan menit, dengan kriteria – kriteria berurut yaitu aspek
ketahanan struktural, integritas, dan insulasi. Contoh : TKA 90 / - / 60 berarti hanya terdapat
persyaratan TKA untuk ketahanan struktural 90 menit dan insulasi 60 menit.
38. Tinggi Bangunan adalah jarak antara garis potong permukaan atap dengan muka gedung bagian
luar dan permukaan lantai denah bawah.
39. Tinggi Efektif adalah tinggi ke lantai tingkat paling atas ( tidak termasuk lantai atap ), bila hanya
terdiri atas mesin lif, tangki air atau unit pelayanan lainnya dari lantai dasar / tanah ( ground floor
) yang menyediakan jalan keluar langsung menuju jalan atau ruang terbuka.
C. Istilah Khusus
1. Buffing adalah cara membersihkan lantai dengan mesin, termasuk menggosok dengan
menggunakan bulu atau kain, dan penggunaan secara berkala dengan steel wool atau spon nylon
untuk menghilangkan bekas kaki atau lumpur, sampai permukaan lantai benar – benar bersih,
merata dan mengkilap.
2. Pembersihan Dinding adalah cara membersihkan cat, kertas atau dinding kayu dengan tidak
menggunakan air, kecuali dengan instruksi khusus dan dibersihkan dengan menggunakan bulu
ayam ( kemoceng ) setinggi dinding.
3. Damp Mopping adalah membersihkan lantai atau permukaan lainnya dengan pengepel benang
atau spon, dan deterjen atau obat pembersih kotoran bila diperlukan, serta menggunakan air
seminim mungkin sampai permukaan yang dipel bebas dari kotoran, debu dan air yang berlebih.
4. Damp Wiping adalah cara untuk menghilangkan minyak, bercak tangan pada permukaan yang
dicat atau lainnya menggunakan kain lembut yang bersih dengan deterjen yang lembut dan air
hangat yang diperas sebelum digunakan.
5. Dry Moping adalah cara penggosokan ringan pada daerah yang jarang dilalui, atau lantai licin
dengan mop penggosok yang tebal.
6. Pembersihan debu adalah cara penggunaan duster lembab atau hand mop yang tebal dan berbulu,
atau vacuum pembersih debu dengan nozzle-nya yang cocok sampai permukaan yang berdebu
bebas dari debu, sarang laba – laba, bercak kotoran atau debu – debu lainnya yang dapat dilihat.
7. Floor Dry Cleaning adalah cara membersihkan lantai dengan mesin pembersih untuk
menghilangkan bercak – bercak kaki dan kotoran yang keras melekat dengan menggunakan steel
wool atau spoon nylon dan emulsi atau spirit wax. Mesin disesuaikan dengan daya isap
menghilangkan pasir debu dan lain – lain, sehingga menghasilkan lantai yang bersih dan
bercahaya.
8. High Dusting adalah cara menghilangkan debu, sarang laba-laba, dll dari dinding, langit – langit
dan permukaan lainnya yang sukar dijangkau dari lantai dengan menggunakan dry mop,
pembersih.
9. Pembersihan Barang Logam adalah cara membersihkan permukaan metal dengan tangan,
khususnya pintu, jendela serta langit – langit tertentu, sehingga permukaan tersebut bersih dari
kerak, noda atau kotoran lainnya, serta terlihat terang dan bercahaya ( obat penggosok metal yang
digunakan adalah yang mempunyai efek tertentu pada logam yang digosok ).
10. Primary waxing adalah cara pemakaian dengan menggunakan pelapis emulsi dasar atau emulsi
air / minyak dengan kuas pembersih atau dua lapisan cair spiritus atau pasta minyak pada saluran
permukaan sesudah minyak di antara dua lapisan dihilangkan dengan menggosoknya secara
ringan.
11. Penggosokan adalah cara pembersihan dengan menggunakan spon nylon atau sink swabs dengan
bubuk atau cairan pembersih yang tidak merusak, untuk menghapus semua bercak dan kotoran
yang terakumulasi ( tidak menggunakan cairan keras kecuali dengan instruksi khusus ).
12. Penyikatan adalah cara pembersihan lantai atau permukaan lainnya dengan sikat nylon atau
mesin pembersih yang kuat dengan deterjen pilihan diikuti dengan pembilasan air bersih dan
pengangkatan cairan hingga permukaan yang dicuci bersih tanpa kotoran, bekas tapak, bercak –
bercak dan sisa air yang tertinggal.
13. Pengepelan adalah cara penyikatan dengan tangan tanpa adanya debu yang menempel dengan
penyikat atau penyikat listrik / vacuum.
D. Maksud dan Tujuan
1. Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi TPSK dalam melaksanakan kegiatan
pemeliharaan dan perawatan sarana - prasarana agar dalam keadaan layak fungsi.
2. Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan sarana – prasarana yang
memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta efisien, serasi
dan selaras dengan lingkungannya.
b. Kerusakan sedang
Kerusakan sedang adalah kerusakan yang terdapat pada sebagian komponen pokok, biaya
perawatan untuk tingkat kerusakan sedang biasanya tidak lebih dari 25 % dari biaya
pembelian / pembuatan.
c. Kerusakan berat
Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen pokok, biaya perawatan
untuk tingkat kerusakan berat biasanya tidak lebih dari 40 % dari biaya pembelian /
pembuatan.
b. Perawatan Khusus
Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan
wujud sarana - prasarana, seperti kegiatan renovasi atau restorasi ( misal yang berkaitan
dengan perawatan sarana - prasarana yang mempunyai nilai tersendiri ), besarnya biaya
perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan ahli teknis yang membidanginya.
7. Plafon Akustik
Pemeliharaannya :
Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya :
a. Absolute Sprayer, Activator, Enzyme / Deterjen, spons, ember, kain majun, check mesin
harus siap laik pakai, bila kedapatan ada kabel yang terkelupas harus diperbaiki dahulu,
karena sangat berbahaya bagi keselamatan
b. Semprotkan formula enzyme / deterjen ke permukaan plafon akustik, tunggu beberapa detik,
kemudian sapukan merata, gunakan extension poles pasang spons (drop clothes), sehingga
kotoran yang melekat akan terangkat sampai ke pori – porinya, dan ulangi lagi apabila masih
kotor.
c. Campurkan formula activator untuk memudahkan pengangkatan kotoran kuat, tunggu
beberapa detik lalu disapukan dengan spons, dan spons yang telah kotor dibilas air bersih
setelah itu dapat digunakan lagi
d. Untuk menjaga kebersihan lantai, jangan terlalu banyak menggunakan cairan, gunakanlah
secara bertahap atau gunakan alas plastik di bawahnya
e. Lakukan pembersihan setiap 2 ( dua ) bulan sekali
8. Plafon Gipsum
Pemeliharaannya :
Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung, bila terkena air akibat
atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru atau diperbaiki.
Cara memperbaikinya :
a. Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
b. Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder ) yang telah diaduk dengan air
c. Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata dengan permukaan di
sekitarnya
d. Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas No. 2
e. Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna yang dikehendaki.
9. Plafon Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan permukaan kayu dengan menggunakan kuas atau sapu atau alat lain serupa, dari
kotoran yang melekat. Lakukan setiap 2 ( dua ) bulan sekali
b. Perindah kembali dengan menggunakan teak oil bila perlu dipolitur atau dicat kembali.
10. Plafon Metal
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan permukaan metal dengan menggunakan kuas atau sapu atau alat lain serupa, dari
kotoran yang melekat
b. Lakukan setiap 2 ( dua ) bulan sekali
c. Bersihkan permukaan komponen dengan cairan sabun atau deterjen kemudian bilas dengan
air bersih dengan alat penyemprot manual ( bottle sprayer )
11. Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
a. Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat penggunaannya tinggi,
seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain sebagainya
b. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus menghilangkan karat yang
terbentuk karena kotoran dan cuaca / debu
c. Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
d. Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair lainnya.
12. Sliding door, rolling door, falding door
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan sliding door, rolling door, falding door dengan alat yang lembut untuk
menghilangkan debu yang melekat
b. Gunakan kuas lebar 4” ( 10 cm ) untuk permukaan dan bagian lekuk yang ada pada
permukaan pintu, agar bersih
c. Cuci dengan cairan sabun dan bilas dengan air bersih serta keringkan
d. Lakukan setiap 2 bulan sekali agar tampilan warna tetap baik dan berkesan terpelihara
e. Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas yang berkualitas baik pada setiap bagian yang
bergerak dan pertemuan antar komponen pintu.
13. Kusen Aluminium
Pemeliharaannya :
a. Kusen aluminium harus diperlihara pada bagian karet penjepit kaca ( sealant )
b. Kusen aluminum dibersihkan dengan finishing powder coating setiap 1 ( satu ) bulan sekali
c. Pada tempat – tempat yang menghasilkan debu, pembersihan dilakukan setiap hari
d. Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif kecuali dengan sabun cair atau
pembersih kaca.
14. Kusen Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran kembali setiap 6 ( enam )
bulan sebagai pemeliharaan permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan dengan deterjen atau cairan
sabun dan gunakan spon untuk membersihkannya
15. Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari
b. Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang dekat dengan lantai
c. Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih
d. Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik sekurangnya setahun
sekali, dengan cara :
Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air
Ampelas hingga bersih
Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai
16. Door Closer
Pemeliharaannya :
a. Buka tutup door closer, isi kembali minyak yang ada di dalamnya
b. Bila bocor ganti dengan seal karet yang berukuran sama dengan yang telah ada
c. Pasang kembali ke pintu dan kencangkan baut pengikat secara baik.
c. Metering Device
Apabila metering device terganggu, maka aliran refrigerant terganggu, sehingga alat ini
harus diperiksa rutin dan diset ulang apabila terjadi perubahan pada aliran refrigerant.
Masalah yang bisa timbul adalah tersumbatnya orifice pada alat ini.
d. Panel Control / Power
Komponen pada panel power diperiksa secara rutin terutama contact shoe dari kontaktor
apakah baik atau sudah tidak baik. Demikian juga terminal – terminal kabel apakah ada yang
kendor atau tidak.
Sedang untuk panel control, semua setting point harus diperiksa dan di – readjust secara
berkala. Terutama komponen yang berhubungan dengan safety device.
2. AHU / FCU / Ducting
Dengan menggunakan Air Flow Meter harus diyakinkan bahwa udara yang dipasok dari Air
Handling Unit ( AHU ) / Fan Coil Unit ( FCU ) masih sesuai dengan yang diisyaratkan.
Untuk mengetahui operasi dari AHU / FCU harus diperiksa tekanan air dingin masuk dan keluar
AHU dengan menggunakan pressure gauge dan juga temperatur air dingin masuk dan keluar
AHU dengan menggunakan Thermometer. Dari data ini dapat diketahui bagaimana operasi dari
AHU dan FCU. Demikian juga dengan arus motor penggerak AHU dan FCU diukur secara
berkala dengan menggunakan Tang Ampere atau Multimeter. Untuk AHU, V belt harus diperiksa
ketegangannya secara rutin.
Ducting yang merupakan saluran udara harus diperiksa apakah ada kebocoran atau tidak
khususnya flexible duct dan main duct, dan juga distribusi ke setiap ruangan harus sesuai dengan
masing – masing kebutuhan. Ini dapat diketahui dengan mengukur temperatur udara tiap ruangan
dengan menggunakan thermometer.
3. P o m p a
Motor dan Starter pompa harus diperiksa secara rutin, yaitu arus dan tegangannya harus sesuai
dengan nominal.
Demikian juga alignment coupling – nya harus diperiksa dengan menggunakan dial gauge.
Seal harus diperiksa dan diganti secara rutin.
4. Instalasi Pipa
Instalasi pipa chiller harus diperiksa secara rutin apakah pipanya berkarat dan isolasinya masih
cukup baik atau tidak.
Kegiatan pemeliharaan berupa inspeksi, service, dan penggantian suku cadang terhadap sub
system / peralatan sistem pengkondisian udara disesuaikan dengan jadwal.
Keset
Tidak berdebu, tidak basah, tidak ada sampah, tidak bau
J. T a n g g a
Railing
Tidak berdebu, tidak bernoda, bila diusap tidak membekas
Bordes
Tidak berdebu, tidak ada sampah, tidak basah, tidak bau
Handle
Tidak berdebu, tidak bernoda, tidak ada bercak
K. T a m a n
Subur, bersih, rapi, indah
L. Halaman
Bersih, tidak ada sampah, tidak banjir, tidak kotor tanah
Ketentuan yang tercantum di dalam Petunjuk Teknis ini sebagai pedoman dalam pemeliharaan sarana –
prasarana dan kebersihan.
Ditetapkan di Pati
pada tanggal
D. PERSYARATAN KEBERSIHAN
Persyaratan kebersihan diukur berdasarkan indikator – indikator sebagai berikut :
1. Bersih ( tidak ada noda / debu / kotoran / sampah )
2. Tidak Berbau
3. Tidak Licin
4. Tidak Berjamur
5. Tidak Berkerak
6. Tertata Rapi
7. Tidak ada “ sawang “ ( rumah / sarang laba – laba )
Ketentuan yang tercantum di dalam Petunjuk Teknis ini sebagai pedoman dalam pemeliharaan sarana –
prasarana dan kebersihan.
Ditetapkan di Pati
Pada tanggal 1 Juni 2010
DIREKTUR
A. D A S A R
IPSRS dibentuk berdasarkan Keputusan direktur Rumah Sakit Mitra Bangsa Pati Nomor 022 / VI /
YBWS / 2010 tentang Pemeliharaan Sarana – prasarana di Rumah Sakit Mitra Bangsa Pati
B. T U J U A N
Tujuan pembentukan IPSRS adalah sebagai Instalasi gabungan / satuan khusus yang membantu
Manajemen dan bertanggung – jawab terhadap pemeliharaan sarana – prasana dan kebersihan di Rumah
Sakit Mitra Bangsa Pati
C. STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR RSMB
dr. Hj. KUN WERDININGSIH, MM
1. K e t u a
a. Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan Pemilik dan Manajemen terkait dengan pemeliharaan
sarana – prasana dan kebersihan di Rumah Sakit Mitra Bangsa Pati
b. Merumuskan dan menetapkan program kerja / rencana kegiatan pemeliharaan sarana – prasana
dan kebersihan
d. Mendelegasikan / melimpahkan tugas yang bersifat teknis kepada Seksi – seksi yang terkait
e. Memantau, mengevaluasi, dan menilai pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh Seksi – seksi
f. Memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada Pemilik dan Manajemen terkait dengan
pemeliharaan sarana – prasana dan kebersihan
g. Melaporkan pelaksanaan program kerja / rencana kegiatan pemeliharaan sarana – prasana dan
kebersihan Pemilik dan Manajemen
a. Administrasi
Melaksanakan tugas – tugas kesekretariatan, ketata – usahaan, dan kepegawaian, yang meliputi :
b. Keuangan
Merencanakan, menerima, menyimpan, mengalokasikan, mencatat / membukukan, dan
melaporkan keuangan
c. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak lain yang terkait
a. Logistik
Merencanakan dan mengadakan kebutuhan urusan rumah tangga, bahan habis pakai, dan alat
kebersihan / alat lainnya ( termasuk kebutuhan konsumsi apabila diperlukan )
Melayani permintaan dan pendistribusian kebutuhan urusan rumah tangga, bahan habis pakai,
dan alat kebersihan / alat lainnya
b. Pergudangan
Menyimpan persediaan / stock dengan baik agar dapat mencukupi pelaksanaan kegiatan
Mencatat dan melaporkan masuk – keluarnya kebutuhan urusan rumah tangga, bahan habis
pakai, dan alat kebersihan / alat lainnya
c. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak lain yang terkait
a. Inventarisasi
- Pengamanan fisik : melindungi / memagari / mengunci aset kekayaan ( bila dipandang perlu )
agar tidak disalah – gunakan / dicuri / diselewengkan
b. Pendayagunaan
Merencanakan dan melakukan upaya untuk mengestimasikan / menilai aset kekayaan terkait
dengan nilai pemanfaatannya sebelum diusulkan untuk dilakukan penghapusan / pemusnahan
dan pemindah – tanganan
- Pengusulan penghapusan / pemusnahan aset kekayaan hanya dibenarkan bila : rusak / tidak
dapat dipergunakan, tidak ekonomis jika diperbaiki, biaya operasional / pemeliharaan yang
tinggi, hilang
- Apabila hasil estimasi / penilaian masih mempunyai nilai jual dan nilai tukar, maka lebih
baik / menguntungkan untuk dilakukan pemindah – tanganan, dengan cara : menjual,
menukarkan, atau menghibahkan aset kekayaan
c. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak lain yang terkait
a. Pemeliharaan Gedung
- Pemeliharaan elektrikal
- Untuk pemeliharaan sanitasi dan lingkungan serta pemeliharaan tata graha ( bekerja sama
dengan pihak lain yang terkait )
Merencanakan dan melakukan pekerjaan perawatan gedung yang meliputi perbaikan dan / atau
penggantian sarana – prasarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan sarana -
prasana, dengan pertimbangan tertentu
b. Pemeliharaan Kelistrikan
Merencanakan dan melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan
pembangkit daya listrik cadangan.
Merencanakan dan melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik,
baik untuk pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan.
Merencanakan dan melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan instalasi tata
suara, tata udara, komunikasi ( telepon ), dan data.
Merencanakan dan melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan sistem tanda
bahaya dan alarm.
c. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak lain yang terkait
a. Pemeliharaan Alat
Melakukan pekerjaan perawatan alat yang meliputi perbaikan dan / atau penggantian alat
berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan alat, dengan pertimbangan tertentu
b. Pemeliharaan Mebeler
Melakukan pekerjaan perawatan mebeler yang meliputi perbaikan dan / atau penggantian
mebeler berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan mebeler, dengan pertimbangan
tertentu
c. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak lain yang terkait
- Pemeliharaan kebersihan
d. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak lain yang terkait
a. Merencanakan pembinaan dan pengawasan berkala / sewaktu terhadap pelaksanaan tugas TPSK
secara keseluruhan
b. Apabila dipandang perlu, dapat meminta penjelasan dari masing – masing seksi terhadap
pelaksanaan tugas yang harus diselesaikan
c. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja / pelaksanaan tugas yang harus diselesaikan oleh
masing – masing seksi
d. Memonitor tindak lanjut dari hasil evaluasi dan penilaian kinerja / pelaksanaan tugas
e. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak lain yang terkait
9. Pelaksana Teknis
a. Pelaksana teknis adalah staf teknis yang melaksanakan tugas – tugas operasional yang
dicanangkan oleh masing – masing seksi
b. Apabila dipandang perlu ( dengan pertimbangan tertentu ), tugas – tugas operasional yang
dicanangkan oleh masing – masing seksi dapat diusulkan untuk dilakukan oleh Pihak Ketiga
dengan persetujuan pemilik
c. Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak lain yang terkait
PROGRAM RINCIAN
NO WAKTU B IAYA KETERANGAN
KERJA KEGIATAN
Pendataan
Tanah, gedung,
dll
Pendataan
Pengamanan
1 Mebeler
Administrasi
Pendataan
Alat Kesehatan
Pendataan
Alat Non - Kes
Pengamanan
2
Fisik
Pengamanan
3
Hukum
PROGRAM RINCIAN
NO WAKTU B IAYA KETERANGAN
KERJA KEGIATAN
Pemeliharaan
1 Arsitektural
Gedung
Pemeliharaan
2 Struktural
Gedung
Pemeliharaan
3 Tata Ruang
Luar Gedung
1. Prosedur Pengajuan
a. Sebagai bukti administratif, pada dasarnya setiap unit / instalasi / ruangan yang mengajukan
perbaikan suatu alat / barang / lainnya harus dilakukan secara tertulis yang ditujukan kepada
Ketua TPSK ( form terlampir )
b. Pengajuan perbaikan suatu alat / barang / lainnya dapat dilakukan secara lisan apabila dalam
keadaan mendesak / darurat ( emergency ) dengan menghubungi Pelaksana Teknis, dan
selanjutnya bukti administratif harus segera disusulkan setelah mendapatkan penanganan lebih
lanjut
c. Pengajuan perbaikan secara tertulis dapat disampaikan kepada Seksi Administrasi dan Keuangan
untuk kemudian diagendakan dalam Buku Catatan Perbaikan ( contoh terlampir )
d. Ketua TPSK melalui Seksi Administrasi dan Keuangan akan mengeluarkan Surat Pelaksanaan
Perbaikan ( form terlampir ) yang ditujukan kepada seksi terkait dan menuliskannya pada Papan
Kerja / Kegiatan ( contoh terlampir )
e. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan perbaikan, secara proaktif diharapkan semua seksi
dapat berkoordinasi dengan baik
2. Prosedur Pelaksanaan
a. Setelah menerima Surat Pelaksanaan Perbaikan, seksi terkait harus segera berkoordinasi dengan :
- Unit / instalasi / ruangan yang mengajukan perbaikan agar pelaksanaan perbaikan dapat
berjalan lancar dan tidak mengganggu pelayanan
b. Dengan pertimbangan keterbatasan tenaga dan terdapat pekerjaan perbaikan yang overlaping
sehingga pelaksanaan perbaikan belum dapat dilakukan, maka harus memberitahukannya kepada
Seksi Administrasi dan Keuangan, untuk selanjutnya akan diinformasikan kepada unit / instalasi /
ruangan yang mengajukan perbaikan
c. Dalam melaksanakan perbaikan, Pelaksana Teknis harus menjunjung tinggi etika terhadap pasien
/ keluarganya, pengunjung, dan sesama petugas
d. Apabila dalam pelaksanaan perbaikan dibutuhkan sejumlah dana untuk pembelian suku cadang
dan atau untuk membayar jasa teknisi khusus ( dari pihak luar ), maka untuk mencukupinya seksi
yang terkait dapat mengajukan Surat Usulan Dana Perbaikan kepada Ketua TPSK melalui Seksi
Administrasi dan Keuangan ( form terlampir )
e. Dengan pertimbangan tertentu, Ketua TPSK akan membantu pencairan dana yang dibutuhkan
untuk perbaikan sesuai dengan kewenangannya
Yang dimaksud sesuai dengan kewenangannya adalah batasan nominal dana yang dapat
dicairkan, yaitu :
- Ketua TPSK tanpa melalui persetujuan pemilik dapat secara langsung mencairkan dana sebesar
kurang dari Rp.1.000.000,- yang dibayarkan melalui Seksi Administrasi dan Keuangan
- Ketua TPSK dengan persetujuan pemilik dapat mencairkan dana sebesar lebih dari
Rp.1.000.000,- yang dibayarkan melalui Seksi Administrasi dan Keuangan
f. Pencairan dana melalui Seksi Administrasi dan Keuangan yang dibayarkan kepada seksi terkait
harus disertai dengan Bukti Pembayaran
g. Perbaikan harus segera dilakukan setelah seksi yang terkait setelah menerima dana perbaikan,
dan segala bentuk penggunaan dana harus disertai kwitansi
3. Prosedur Penyelesaian
a. Pekerjaan perbaikan dinyatakan selesai apabila unit / instalasi / ruangan yang mengajukan
perbaikan selaku User telah melakukan uji fungsi
b. Apabila uji fungsi menunjukkan hasil yang baik, selanjutnya User dan Pelaksana Teknis
menanda – tangani Pernyataan Penyelesaian Perbaikan serta diketahui oleh seksi yang terkait
( form terlampir )
c. Pernyataan Penyelesaian Perbaikan yang telah ditanda – tangani serta dilampiri kwitansi
penggunaan dana ( apabila belum diserahkan ) disampaikan kepada Seksi Administrasi dan
Keuangan untuk didokumenkan dan dicatat dalam Buku Catatan Perbaikan
PENGAJUAN PERBAIKAN
( ........................................... )