Anda di halaman 1dari 4

Esa lady zuhriyah

15510057

Manajemen A

1. At-Thaha : 81

‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ض ِب ْيصلي َو َم ْن َي ْح ِل ْل‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
َ ‫غ‬ ْ َ ‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم َو ََل ت‬
َ ‫طغ َْوا فِ ْي ِه فَ َي ِح َّل‬ َ ‫ُكلُ ْوا ِم ْن‬
ِ ‫ط ِيبَا‬
‫ض ِب ْي فَقَ ْد ه ََواى‬ َ
َ ‫غ‬

Artinya : “Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepadamu,dan
janganlah melampai batas padanya,yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu.
Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku,maka sesungguhnya binasalah ia. (QS.
Taha : 81)

 Tafsir Jalalayn
(Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepada kalian)
yakni,nikmat yang telah dilimpahkan kepada kalian (dan janganlah melampaui batas
padanya) seumpamanya kalian mengingari nikmat-nikmat itu (yang menyebabkan
kemurkaan-Ku menimpa kalian) bila dibaca yahilla artinya,wajib kemurkaan-Ku
menimpa kalian (dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaanKu) lafal yahlil dapat pula
dibaca yahlul (maka sungguh bisanasalah ia) terjerumuslah ke dalam neraka.
 Tafsir Quraish Shihab
Makanlah dari rezeki yang baik,yang telah kami karuniakan tanpa kalian bersusah
payah. Janganlah berbuat kezaliman dan kemaksiatan didalam kehidupan yang penuh
dengan kebaikan ini agar tidak menimbulkan murka-Ku. Sesungguhnya orang-orang
yang tertimpa murka-Ku berada dalam tingkatan siksa Allah yang paing bawah.
 Asbabun Nuzul
Surat At-Taha ayat 81 tidak memiliki asbabun nuzul,akan tetapi memiliki
munasabah atau hubungan dari ayat sebelumnya. Surat At-Taha termasuk golongan
surat Makiyyah.
 Munasabah Ayat
Pada ayat-ayat yang lalu Allah mengisahkan pertandingan Musa dan ahli-ahli
sihir fir’aun yang berkesudahan dengan kemenangan Musa,yang akhirnya ahli-ahli
sihir itu beriman kepada Musa. Sedangkan Fir’aun tetap saja tidak mau tunduk
menerima kebenaran. Ia dan kaumnya tetap saja keras kepala menentang yang
hak,menyimpang dari jalan yang benar. Maka ayat-ayat yang erikt ini Allah
menerangkan tenggelamya Fir’aun dan tentaranya dilaut pada waktu mengejar Musa
ketika Musa hendak meninggalkan Mesir menuju kota Tur. Secara etimologis
(ghadabi) berarti kemarahanku. Dalam konteks ayat diatas,kata ini menggambarkan
ancaman kemurkaan Allah yang akan ditimpakan kepada Bani Israil,jika mereka
menolak memakan rezeki yang telah diberikan Allah kepada mereka dan mereka
melampaui batas. Karena mereka telah diselamatkan oleh Allah dari kejaran
rombongan Fir’aun,sudah selayaknya mereka tidak menuntut yang lebih dan
melampaui batas dari apa yang diberikan oleh Allah.
2. Al-A’raf : 31

‫َيا َب ِني آ دَ َم ُخذ ُ ْوا ِزينَتَ ُك ْم ِع ْندَ ُك ِل َم ْس ِجد َو ُكلُ ْوا َوا ْش َربُ ْوا َو ََل ت ُ ْس ِرفُ ْواج اِنَّهُ ََل يُ ِحب‬
َ‫ْال ُم ْس ِر ِف ْين‬

Artinya : “Hai anak Adam,pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)


masjid,makan dan minumlah,dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

 Tafsir Jalalayn
(Hai anak Adam,pakailah pakaianmu yang indah) yaitu buat menutupi auratmu
(di setiap memasuki masjid) yaitu kala hendak melakukan sholat dan thowaf (makan
dan minumlah) sesukamu (dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan).
 Tafsir Quraish Shihab
Hai anak Adam,pakailah hiasan-hiasan yang berupa pakaian materi yang
menutupi aurat dan pakaian moril yaitu,berupa taqwa,disetiap tempat sholat,waktu
melaksanakan ibadah dan menikmati makanan dan minuman. Semua itu,kalian
lakukan dengan tanpa berlebih-lebihan. Maka,jangan mengambil yang haram. Dan
jangan melampaui batas yang rasional dari kesenangan tersebut.
Allah tidak merestui orang-orang yang berlebih-lebihan(1). (1) Islam
mengharuskan pemeluknya menjaga penampilan dan kebersihan. Apalagi pada setiap
pertemuan. Inilah cara-cara yang ditetapkan ilmu kesehatan (hygine). Adapun sikap
tidak berlebih-lebihan,ilmu pengetahuan modern telah menetapkan bahwa tubuh tidak
menyerap semua makanan yang masuk,tetapi hanya mengambil
secukupnya,kemudian berusaha membuang yang tersisa lebih dari kebutuhan.
Disamping itu,lambung dan alat0alat pencernaan lainnya akan terforsir dan
mengalami gangguan. Dengan begitu,seseorang akan menderita penyakit tertentu
yang berhubungan dengan alat-alat tersebut. Diantara bentuk sikap berlebih-
lebihan,mengkonsumsi suatu zat makanan tertentu dalam jumlah besar melebihi zat-
zat lain yang juga diperlukan. Seperti mengkonsumsi lemak dengan kadar yang
mengalahkan albumen yang dibutuhkan tubuh. Disamping itu,ayat ini menganjurkan
kita untuk makan yang baik-baik agar badan sehat sehingga kuat bekerja. Demikian
pula,sikap berlebih-lebihan dalam mengkonsumsi makanan dapat menyebabkan
kelebihan berat badan. Tubuh menjadi terforsir dan mudah terkena tekanan darah
tinggi,gula dan kejang jantung.
 Munasabah
Pada ayat yang lalu Allah memerintahkan agar manusia berlaku adil dalam semua
urusan,maka pada ayat ini Allah memerintahkan agar memakai pakaian yang
disyariatkan ditempat-tempat beribadah,baik dalam sholat,ketika thowaf dan ibadah
lainnya. Mereka juga diperintahkan untuk membiasakan makan dan minum
secukupnya dengan tidak berlebih-lebihan.
 Asbabun Nuzul
Sebab ayat ini turun diterangkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
‘Abd bin Humaid dari sa’id bin Jubair,katanya “Bahwa orang-orang pada zaman
jahiliyah thawaf sekeliling ka’bah dengan keadaan telanjang.” Mereka berkata, “kami
tidak akan thowaf dengan memakai pakaian yang telah kami pakai untuk berbuat
dosa.” Lalu datanglah seorang perempuan untuk melakukan thowaf,dan pakaiannya
dilepaskannya sama sekali sehingga dia dalam keadaan telanjang hanya tangannya
saja yang menutup kemaluannya. Karena itu turunlah ayat ini. Diriwayatkan pula
bahwa Bani Amir pada masa musim haji tidak makan daging dan lemak,kecuali
makanan biasa saja. Dengan demikian mereka memuliakan dan menghormati haji,lalu
orang islam berkata, “kamilah yang lebih berhak melaksanakan itu.” Maka turunlah
ayat ini.

3. Al-Baqarah : 168

‫انج اِنَّهُ لَ ُك ْم‬


ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ت ال‬ ُ ‫ط ِيبًا َو ََل تَت َّ ِبعُ ْوا ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬ ِ ‫س ُكلُ ْوا ِم َّما ِفي ْاَلَ ْر‬
َ ‫ض َح ََل ًل‬ ُ ‫َيا اَي َها النَّا‬
‫عد ٌُّوم ِبيْن‬
َ

Artinya : “ Hai sekalian manusia,makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi,dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

 Tafsir Jalalayn
Ayat berikut ini turun tentang orang-orang yang mengharamkan sebagian jenis
unta/sawaib yang dihalalkan,(hai sekalian manusia,makanlah yang halal dari apa-apa
yang terdapat dimuka bumi) halal menjadi ‘hal’ (lagi baik) sifat yang
memperkuat,yang berarti enak atau lezat,(dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah)
atau jalan-jalan(setan) dan rayuannya (sesungguhnya ia menjadi musuh yang nyata
bagimu) artinya jelas dan terang permusuhannya itu.
 Tafsir Quraish Shihab
Wahai manusia,makanlah apa yang kami ciptakan di bumi dari segala yang halal
yang tidak kami haramkan dan apa yang baik-baik yang disukai manusia. Janganlah
mengikuti jejak langkah setan yang merayu kalian agar memakan yang haram atau
menghalalkan yang haram. Kalian sesungguhnya telah mengetahui permusuhan dan
kejahatan-kejahatan setan.
 Asbabun Nuzul
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun mengenai suatu kaum yang terdiri
dari Bani Saqif,Bani Amir bin Sa’ah,Khuza’ha dan Bani Mudli. Mereka
mengharamkan menurut kemauan mereka sendiri,memakan beberapa jenis binatang
seperti bahirah yaitu,unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima jantan
itu,lalu dibelah telinganya. Dan wasilah,yaitu domba yang beranak dua ekor,satu
jantan dan satu betina lalu anak yang jatan tidak boleh dimakan dan harus diserahkan
kepada betina.

Anda mungkin juga menyukai