Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PEMBAHASAN
A. Modal
1. Modal dalam segi Konvensional
Modal adalah kekayaan yang dipakai untuk menghasilkan kekayaan lagi.
Dia adalah alat produksi yang diproduksi atau dengan kata lain alat produksi
buatan manusia. Modal meliputi semua barang yang diproduksi tidak untuk
dikonsumsi, melainkan untuk produksi lebih lanjut. Jadi, modal adalah kekayaan
yang didapatkan oleh manusia melalui tenaganya sendiri dan kemudian
menggunakannya untuk menghasilkan kekayaan lebih lanjut.1
Modal digolongkan menjadi modal tetap (fixed capital) dan modal kerja
(working capital). Modal tetap mencakup barang produksi tahan lama yang
digunakan lagi dan hingga tak dapat dipakai lagi. Bangunan dan mesin, peralatan,
traktor dan truk dsb adalah contoh modal tetap. Modal tetap tidak berarti tetap
ditempat. ia disebut tetap karena uang yang dikeluarkan untuk membelinya tetap
saja selama jangka waktu panjang, sedangkan uang pembeli bahan mentah segera
kembali setelah barang yang dihasilkan dari bahan mentah tersebut terjual di
pasar.
Modal memiliki peranan penting dalam produksi, karena produksi tanpa
modal akan menjadi sulit dikerjakan. Jika orang tidak menggunakan alat dan
mesin dalam pertanian, melainkan menambang dan melakukan pekerjaan
manufaktur terus-menerus dengan tangan mereka maka produktivitas akan
menjadi amat rendah. Dengan tumbuhnya ilmu dan teknologi, maka manusia
menemukan mesin-mesin berat lagi kompleks untuk membantunya dalam semua
bidang produksi seperti : pertanian, pertambangan, manufaktur transportasi dan
komunikasi.
Modal menempati posisi penting dalam proses pembangunan ekonomi
maupun dalam penciptaan lapangan kerja. Selain meningkatkan produksi,
employment juga akan meningkat jika barang-barang modal seperti bangunan dan

1
Muhammad Sharif Chaudhry,Sistem Ekonomi Islam,(Jakarta : PT.Fajar Interpratama Mandiri),h.
201
mesin diproduksi dan jika kemudian digunakan untuk proses produksi lebih
lanjut.

Jenis Modal

Jenis-jenis modal menurut Bambang Riyanto (1993) terdiri dari :

1. Modal asing / utang :

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan
modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali.
Selanjutnya modal asing atau utang ini dibagi lagi menjadi tiga golongan yaitu :

a. Modal asing/utang jangka pendek (short-term debt) yaitu jangka


waktunya pendek, berkisar kurang dari 1 tahun
b. Modal asing/utang jangka menengah (intermediate-term debt) dengan
jangka waktu antara 1 sampai 10 tahun
c. Modal asing/utang jangka panjang (long-term debt) dengan jangka
waktu lebih dari 10 tahun
2. Modal sendiri

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan
yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.
Oleh karena itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana
jangka panjang yang tidak tertentu likuiditasnya. Modal sendiri yang berasal dari
sumber intern (dari dalam perusahaan) yaitu modal yang dihasilkan sendiri di
dalam perusahaan dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Modal
sendiri yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan yang bentuknya tergantung dari bentuk hukum perusahaannya,
misalnya PT, Firma, CV dan perusahaan perseorangan.

Perusahaan berbentuk PT, modal yang berasal dari pemiliknya adalah


modal saham; bentuk firma ialah modal berasal dari anggota firma; bentuk CV
ialah modal yang berasala dari anggota bekerja dan anggota diam/komanditer;
bentuk perusahaan perseorangan modalnya berasal dari pemiliknya sendiri dan
bentuk koperasi modal sendiri berasal dari simpanan-simpanan pokok dan wajib
yang berasal dari anggotanya.

Modal sendiri di dalam perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari
:

1. Modal saham

Saham adalah tanda bukti penyertaan modal dalam suatu PT. Bagi
perusahaan bersangkutan akan menerima hasil penjualan saham yang akan terus
tertanam di dalam perusahaan, sedangkan bagi pemenang saham itu sendiri
bukanlah penanaman yang permanen karena setiap waktu pemegang saham dapat
menjual sahamnya.

Jenis-jenis saham sebagai berikut :

Saham biasa (common stock)


Saham preferen (preferred stock)
Saham kumulatif preferen (cumulative preferred stock)

2. Cadangan

Cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari


keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau
atau dari tahun yang berjalan. Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian
modal sendiri. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri antara lain :

Cadangan ekspansi
Cadangan modal kerja
Cadangan selisih kurs
Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak
terduga

3. Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan
sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan
keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan
sebagaimana diuraikan di atas. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan
tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut
merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning). Di dalam neraca sering
cadangan dan laba ditahan dijadikan satu dalam pos retained earning atau pos
sisa-sisa laba, misalnya sisa laba tahun 1998, 1999, 2000. Adanya keuntungan
akan memperbesar retained earning yang berarti hal ini akan memperbesar
modal sendiri. Sebaliknya adanya kerugian yang dialami akan memperkecil
retained earning yang berarti akan memperkecil modal sendiri. Dapatlah
disimpulkan bahwa adanya saldo laba akan memperbesar modal sendiri dan
adanya saldo kerugian akan memperkecil modal sendiri.

Penggolongan modal
Modal dapat digolongkan berdasarkan sifatnya,sumbernya, bentuknya, dan
pemilikannya.

Bedasarkan sifatnya modal dibagi menjadi dua macam yaitu:


1. Fixed Capital
Fixed capital yaitu barang barang yang digunakan tetapi tidak mengurangi
eksistensi substansinya. Seperti, gedung gedung, pabrik atau mesin mesin.
2. Circulating Capital
Circulating capital adalah barang barang yang digunakan sehingga hilang
substantisanya. Seperti, bahan baku atau uang.

Berdasarkan sumbernya modal dibagi menjadi dua macam yaitu:


1. Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri,
Misalnya setoran dari pemilik perusahaan.

2. Modal asing.
Modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan, Misalnya
modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya modal dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Modal Konkret
Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses
produksi. Misalnya,mesin,gedung,mobil dan peralatan
2. Modal Abstrak
Modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi
mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya, hak paten, nama baik dan hak
merek.

Berdasarkan pemilikannya modal dibagi menjadi dua macam yaitu:


1. Modal Individu
Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya
menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi
yang disewakan atau bunga tabungan di bank.
2. Modal Masyarakat.
Modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan
digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah
rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
2. Modal dalam segi Islam
Modal dalam segi Islam disebut juga dengan ( ras al-mal). Allah
SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah : 279


)279(
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka
Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
Ras al-mal menurut bahasa adalah pokok harta tanpa laba tambahan.
Dalam hadits diistilahkan juga dengan sulb al mal. Sebagaimana dalam hadits
riwayat Imam Nasai:







Rasulullah shallallahu alaihi wasallam datang ke Madinah dan tidak ada padanya air
segar selain sumur Rumah, kemudian beliau bersabda: Barangsiapa membeli sumur Rumah
kemudian meletakkan padanya embernya bersama dengan ember orang-orang muslim dengan
kebaikan darinya, maka ia akan berada dalam Surga. Lalu aku membelinya dari hartaku secara
murni.
Modal menempati posisi penting dalam proses pembangunan ekonomi
maupun dalam penciptaan lapangan kerja. Selain meningkatkan produksi,
employment juga akan meningkat jika barang-barang modal seperti bangunan dan
mesin diproduksi dan jika kemudian digunakan untuk proses produksi lebih
lanjut.
Modal menempati posisi penting dalam pembangunan ekonomi seperti
darah dalam tubuh yang mengalir di segala lini industri . Oleh karena itu
pentingnya peranan modal dalam produksi ini, maka Islam telah memberi banyak
perhatian kepada modal ini . Al-Quran, di dalam ayat-ayat berikut ini berbicara
mengenai penggunaan binatang ternak sebagai brang modal dalam produksi.2
1. An-Nahl : 5-8

)5(

)6(



)7(
)8(

Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu0 yang
menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebagainya kamu makan. Dan kamu
memperoleh pandangan yang indah kepadanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang

2
Muhammad Sharif Chaudhry,Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri),
h.203
dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke
suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-
kesukaran (yang memayahkan) diri... Dan (dia telah menciptakan) kuda, baghal dan keledai, agar
kamu menungganginya.
2. AN-Nahl : 66


)
66(

"Dan sesunguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberimu minum dari apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara
tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya."
Demikianlah, di dalam ayat-ayat tersebut , Al-Quran merujuk kepada
berbagai manfaat binatang ternak dan kuda sebagai faktor produksi seperti
transportasi, produksi susu, wool , dan kulit binatang.
Kegiatan Pasar Modal
1. Pasar Modal Konvensional
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
Para investor melakukan berbagai tehnik analisis dalam menentukan
investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan
laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan
investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Pada pasar modal
pelakunya dapat berupa perseorangan maupun organisasi / perusahaan. Bentuk
yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan obligasi. Saham
dan obligasi dapat berubah-ubah nilainya karena dipengaruhi oleh banyak faktor.
Saat ini pasar modal di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia atau yang disingkat
BEI dan Bursa Efek Surabaya atau yang disingkat BES.
2. Pasar Modal Syariah
pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar
modal secara keseluruhan. Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak
memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa
karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme
transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al-
Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran
yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah
pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait
perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan
dengan basis fiqih muamalah.Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan
bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal
syariah di Indonesia.
Produk-Produk Yang Di Perdagangkan di Modal Konvensional Dan Pasar
Modal Syariah.3
a. Pasar Modal Konvensional

1. Saham (Stocks)
Saham pada dasarnya adalah bukti pemilikan atas suatu perusahaan berbentuk
Perseroan Terbatas (PT). Saham terbagi atas dua jenis, yaitu :

a. Saham Biasa (Common Stocks)


Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham
biasa (common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Di antara
emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga
merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari
masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik bagi pemodal maupun
bagi emiten. Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.

3
http://adhybajang.blogspot.co.id/2015/03/perbedaan-pasar-modal-konvensional.html
Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Jadi sama dengan menabung di bank. Setiap kali kita menabung, maka kita
akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa kita telah menyetor sejumlah
uang. Bila kita membeli saham, maka kita akan menerima kertas yang
menjelaskan bahwa kita memiliki perusahaan penerbit saham tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stocks)


Saham Preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan
antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap
(seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti
yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa
karena dua hal, yaitu: mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa
tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan
membayar dividen. Sedangkan persamaan antara saham preferen dengan
obligasi terletak pada tiga hal: ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya;
dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham; memiliki hak tebus
dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Oleh karena
saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada
investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat
berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan
obligasi di pasar. Walaupun demikian, obligasi perusahaan menduduki tempat
yang lebih senior dibanding dengan saham preferen.

2. Obligasi (Bond)

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara
pemberi dana (dalam hal ini pemodal) dengan yang diberi dana (emiten). Jadi
surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas
tersebut telah membeli hutang perusahaan yang menerbitkan obligasi.
Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yg telah
ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut
pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman
ditambah bunga yg terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan
bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi
menurun, nilai obligasi naik dan sebaliknya jika bunga meningkat, nilai
obligasi turun.

3. Obligasi Konversi (Convertible Bond)

Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya,
memberikan kupon yang tetap, memiliki waktu jatuh tempo dan memiliki
nilai face value. Hanya saja, obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu
bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum
persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya, setiap obligasi konversi
bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa setelah 1 Januari 2006.
Persyaratan ini tidak sama diantara obligasi konversi yang satu dengan yang
lainnya. Obligasi konversi (convertible bond), sudah dikenal di pasar modal
Indonesia. Untuk kalangan emiten swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih
dulu populer daripada obligasi. Kecenderungan melakukan emisi obligasi
baru menunjukkan aktivitas yang meningkat sejak tahun 1992, sedang
obligasi konversi sudah memasuki pasar menjelang akhir tahun 1990.

4. Reksa Dana (Mutual Funds)

Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat


pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa
Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat
yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi,
namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu
Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk
berinvestasi di pasar modal Indonesia.Dilihat dari asal kata-nya, Reksa Dana
berasal dari kosa kata reksa yang berarti jaga atau pelihara dan kata dana
yang berarti kumpulan uang, sehingga reksa dana dapat diartikan sebagai
kumpulan uang yang dipelihara bersama untuk suatu kepentingan.
Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.4
b. Pasar Modal Syariah
1. Efek Syariah
Industri investasi dan keuangan dunia saat ini mulai tersadarkan dengan
hadirnya sebuah sistem baru yang dapat menjadi alternatif bagi pencapaian
keinginan pelaku pasar yang bukan sekedar ingin mendapatkan return terbaik
terhadap instrumen investasi, tetapi juga dapat memberikan ketenangan dari
aktivitas investasinya.
Pasar modal sebagai salah satu bagian dari industri keuangan merupakan
bidang yang juga terjamah dan tidak terlepas dalam sistem ekonomi islam. Pasar
modal itu sendiri secara definitif adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdangangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Selanjutnya, efek sendiri adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap
derivatif dari efek5, tentang Pasar Modal. Memberikan penjelasan tentang definisi,
pengertian, serta aturan dan ketentuan yang diatur di UU Pasar Modal. Aturan
mengenai fungsi, peran, otoritas, serta tanggung jawab yang dimiliki Badan
Pengawas Pasar Modal.6
2. Sekuritas Syariah
Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari perkembangan pasar
modal. Perkembangan pasar modal di negara-negara maju, termasuk di negara-
negara muslim sekalipun, kiranya menuntut untuk dicermati lebih lanjut.

4
http://triaamey.blogspot.co.id/2010/06/perbedaan-pasar-modal-konvensional-dan.html
5
Ardian Sutedi, S.H., M.H, Pasar modal syariah, (Jakarta:Sinar Grafika),h.141
6
UU RI No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Dalam konteks investasi syariah di pasar modal, pemahaman akan
pengendalian risiko dan return saja tidak cukup, hal lain yang tak kalah penting
untuk dipahami adalah pengenalan akan sekuritas-sekuritas mana yang selaras
dengan syariah Islam. Dari banyak jenis sekuritas yang ada, beberapa diantaranya
telah memperoleh pengakuan dari Dewan Syariah Nasional (DSN) atas
kesyariahannya.
Istilah sekuritas (securities) seringkali disebut juga dengan efek, yakni
sebuah nama kolektif untuk macam-macam surat berharga, misalnya saham,
obligasi, surat hipotik dan jenis surat lain yang membuktikan hak milik atas
sesuatu barang. Dengan istilahyang hampir sama, sekuritas dapat juga dipahami
sebagai promissory notes/ commercial bank notes yang menjadi bukti bahwa satu
pihak mempunyai tagihan pada pihak lain. Adapun yang dimaksud dengan
sekuritas syariah atau efek syariah adalah efek sebagimana dimaksud salam
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan
perusahaan, maupun cara penerbitannya mempunyai prinsip-prinsip syariah.7
Jenis-jenis Pasar Modal
Dalam menjalankan kegiatannya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam,
yaitu :
Pasar perdana, adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek
oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut
dijual melalui bursa efek. Pada pasar perdana, efek dijual dengan
harga emisi, sehingga perusahaan yang menerbitkan emisi hanya
memperoleh dana dari penjualan tersebut. Menurut surat keputusan
menteri keuangan Republik Indonesia No.859/KMK.01/1987
tentang Emisi Efek melalui bursa bahwa yang dimaksut dengan
emisi adalah suatu kegiatan menerbitkan efek untuk ditawarkan
kepada masyarakat.
Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar
perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini harga efek ditentukan
berdasarkan kurs efek tersebut. Naik turunnya kurs suatu efek

7
Ibid.hal. 171
ditetukan oleh daya tarik-menarik antara permintaan dan
penawaran efek tersebut.
Bursa paralel, adalah pelengkap dari bursa efek yang ada. Bagi
perusahaan penerbit (emiten) dapat menjual efeknya melalui
bursa.8
Pengembangan Modal dalam Islam

Modal dalam Bisnis : Faktor Vital dalam Produksi

Modal adalah salah satu faktor produksi selain tanah, tenaga kerja dan
organisasi yang digunakan untuk membantu mengeluarkan aset lain. Distribusi
berskala besar dan kemajuan industri yang telah dicapai saat ini adalah akibat
penggunaan modal.9
Modal merupakan aset yang digunakan untuk membantu distribusi aset
yang berikutnya. Menurut Prof. Thomas , hak milik individu dan negara selain
tanah yang digunakan dalam menghasilkan aset berikutnya disebut modal.
Dikatakan bahwa modal dapat memberikan kepuasan pribadi dan membantu
untuk menghasilkan kekayaan lebih banyak, asalkan saja dikelola dengan benar
dan tepat sasaran. Pentingnya modal dalam kehidupan manusia ditunjukkan dalam
Al-Quran surat Ali Imran ayat 14 yaitu :







)14(

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang


diingini,yaitu,wanita-wanita,anak-anak,harta yang banyak dari jenis emas,perak,kuda
pilihan,binatang-binatang ternakdan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Bahkan lebih jauh, betapa pentingnya nilai modal untuk mengembangkan
bisnis ke depan, Sayyidina Umar r.a selalu menyuruh umat Islam untuk mencari
lebih banyak aset atau modal. Ini menunjukkan bahwa memperkuat modal tidak

8
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus.(Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP), h. 227
9
H. Muhammad Djakfar, SH., M.Ag, Hukum Bisnis.(Uin-Maliki Press,2016),h. 127
hanya menjadi prioritas dalam sistem ekonomi modern seperti sekarang ini,tetapi
dalam kenyataannya telah terpikirkan sejak 15 abad yang lalu pada masa
kedatangan Islam. Memang perlu diakui tanpa ketersediaan modal yang
mencukupi hampir mustahil rasanya bisnis yang ditekuni bisa berkembang sesuai
dengan yang ditargetkan. Hanya saja sistem ekonomi Islam mempunyai cara
tersendiri dibandingkan dengan sistem ekonomi kapitalis yang selalu berupaya
memperkuat modal dengan memperbesar produksi.
Memang perlu diakui, bahwa sistem ekonomi Islam modal itu harus terus
berkembang,dalam arti tidak boleh stagnan, apalagi sampai terjadi idle
(menganggur). Artinya, hendaklah modal harus berputar. Islam dengan sistemnya
sendiri,didalam upaya memanfaatkan dan mengembangkan modal,menekankan
agar tetap memikirkan kepentingan orang lain.
Pengumpulan Modal: Motivasi dan Pesan Syariah
Modal merupakan hasil kerja apabila pendapatan melebihi pengeluaran.
Untuk meningkatkan jumlah modal dalam sebuah negara,sebaiknya masyarakat
terus berusaha meningkatkan pendapatannya, hemat dan cermat dalam
membelanjakan pendapatan, menghindari pengeluaran yang berlebihan dan
adanya rasa aman bagi masyarakat dalam mendapatkan aset dengan mudah.
Islam menyerahkan berbagai cara yang mungkin dapat meningkatkan
jumlah simpanan masyarakat,selanjutnya dengan simpanan itu maka modal yang
mereka kuasai akan bertambah. Hanya saja,untuk meningkatkan simpanan yang
berujung penambaha modal ini perlu memperhatikan beberapa hal yang diajarkan
oleh syariat Islam,yaitu:
1. Peningkatan Pendapatan
a. Pembayaran zakat
Zakat merupakan pengeluaran yang wajib dikeluarkan apabila telah
memenui syarat-syarat yang telah ditentukan oleh agama. Zakat
bukanlah pajak. Ia dikenakan pada aset yang dimiliki sepanjang
tahun. Hendaknya para pemilik modal mengeluarkan lebih banyak
harta untuk zakat,atau sebaliknya modal tersebut akan habis setiap
tahun akibat pembayaran zakat.setiap peningkatan dalam
penanaman modal,pendapatan dan keuntungan juga akan
meningkat.
Ini dimaksudkan agar harta yang kita miliki tersebut tidak habis
untuk membayar zakat,maka hendaknya zakat tersebut perlu
dikembangkan pula dengan cara yang halal. Dengan demikian
kewajiban menunaikan zakat bagi pemilik harta (muslim)
seharusnya menjadi motivasi untuk terus meningkatkan pendapatan
dalam berbagai usaha yang halal.
b. Larangan Mengenakan Bunga
Bunga dilarang dalam Islam dan masyarakat tidak dibenarkan
menghasilkan uang dari peminjaman modal dengan bunga. Disini
dimaksudkan oleh karena setiap Muslim wajib menjauhi bunga,
maka perlu dicari alternatif agar mereka meningkatkan pendapatan
melalui jalur yang dihalalkan menurut syariat Islam.




)276(
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.10

c. Penggunaan harta anak yatim


Untuk meningkatkan pertumbuhan modal dalam
masyarakat,pengasuh anak yatim hendaknya tidak menyimpan
harta anak yatim,tetapi memanfaatkannya untuk perdagangan atau
perusahaan yang lebih menguntungkan. Mereka diminta
menggunakan untuk kebaikan serta tidak memboroskannya. Hal ini
disinggung dalam Al-Quran.




)5(

10
QS. Al-Baqarah,2:276
Dan jangalah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya,harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta
itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.11
d. Penanaman modal secara tunai
Pertumbuhan modal dianggap sangat penting dan setiap muslim
diharapkan menanamkan modal secara tunai kedalam perniagaan.
Seperti sabda Rasulullah saw Allah swt tidak merestui hasil
penjualan tanah dan rumah yang tidak ditanamkan lagi dalam
perniagaan.
e. Meninggalkan harta waris
Untuk membantu pertumbuhan modal dalam masyarakat,Islam
mendorong umatnya agar meninggalkan ahli waris dalam keadaan
berharta dan berkecukupan dan tidak menyerahkan semua harta
mereka untuk amal kebajikan.
2. Menghindari sikap berlebih-lebihan (mubadzir)
Pertumbuhan pendapatan tidak akan meningkatkan tabungan jika pada
waktu yang sama pengeluaran bertambah melebihi pendapatan. Oleh
karena itu,perlu dikurangi pengeluaran yang tidak perlu,seperti gaya
hidup mewah dan dijaga agar tidak hidup berlebih-lebihan dalam
masyarakat sebagaimana firman-Nya:


( 31)
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah disetiap (memasuki)
masjid,makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.12
Menghindari sikap berlebih-lebihan,bagaimanapun merupakan
perilaku yang negatif yang akan merugikan dalam segala aspek
kehidupan. Hemat,dalam arti proporsional dalam penggunaan dana
(modal) dalam bisnis,jelas merupakan sikap yang arif dan

11
QS. An-Nisa,4:5
12
QS. Al-Araf,7:31
berkecenderungan akan menguntungkan untuk pengembangan bisnis
dalam jangka panjang.
3. Larangan pembekuan modal
Apabila aset tidak digunakan (idle) untuk lebih banak menghasilkan
kekayaan,maka akan menyebabkan berkurangnya jumlah modal kerja
yang diperlukan untuk usaha dalam perdagangan,pertanian dan
industri. Hal ini akan memperlambat tingkat pembangunan
ekonomi,yang pada akhirnya akan menjadikan sebagai sebuah negara
miskin. Karena itu,Islam melarang membekukan modal karena akan
menutup atau mengurangi modal yang akan digunakan untuk industri
dan perdagangan.









)34(

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang


alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan
jalan yang batil, dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan
orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada
jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan
mendapat) siksa yang pedih.13

Harta merupakan titipan Allah yang harus kita gunakan untuk


kemaslahatan masyarakat banyak. Dengan begitu modal jangan
dibiarkan diam,tetapi haruslah harta itu dibuat menghasilkan
(produktif). Banyak pemilik uang yang hanya mau menyimpan
saja,mereka tidak mau membuka usaha,mungkin karena alasan takut
rugi,tidak berbakat,malas,gengsi dan sebagainya. Padahal dengan
mengembangkan modal,paling tidak ada dua keuntungan yang bisa
diraih oleh pemiliknya. Pertama,bisa memperkuat modal,sekaligus
memberdayakan bisnis yang dikelola. Adapun yang kedua,bisa lebih
banyak berbuat kebajikan baik kepada sesama (manusia) maupun

13
QS. At-Taubah,9: 34
kepada negara. Islam saja menjelaskan bahwa pekerjaan berdagang
adalah paling mulia dan paling banyak memberikan kesempatan
membantu orang lain.
4. Ada jaminan keselamatan dan keamanan
Pada hakikatnya produksi dan khususnya pengumpu modal,sangat
dipengaruhi oleh keamanan dan keselamatan. Apabila ada jaminan
keselamatan dan keamanan dalam suatu negara,rakyat akan lebih giat
dalam bekerja dan mengumpulkan harta kekayaan. Al-Quran
memerintahkan umat Islam untuk menjaga keamanan dan kestabilan
negaranya,agar rakyat dapat hidup bahagia dan sejahtera.
Sebagaimana firman-Nya:




)193(

Dan perangilah mereka itu,sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan
itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi
kamu),maka tidak ada permusuhan (lagi),kecuali terhadap orang-orang yang
dzalim.14

Dalam hal ini dimaksudkan hendaknya kita semua peru menjaga


situasi yang kondusif agar iklim usaha itu berjalan dengan aman dan
lancar. Bagaimanapun faktor keamanan akan sangat menentukan
terhadap keberhasilan atau pengembangan dunia usaha.
B. Aset
1. Aset dalam Segi Konvensional
Perusahaan dalam memenuhi tujuannya harus memiliki aset. Tanpa
memiliki aset,tidak ada perusahaan yang dapat menghasilkan suatu produk untuk
dijual,yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan
dalam mencapai tujuannya. Setiap perusahaan akan memiliki jenis dan bentuk
aset tetap yang berbeda satu dengan yang lainnya. Bahkan perusahaan yang
bergerak di bidang usaha yang sama belum tentu memiliki aset tetap yang

14
QS. Al-Baqarah,2:193
sama,apalagi perusahaan yang memiliki bidang usaha yang berbeda.
Umumnya,aset tetap yang sering terlihat dapat berupa
kendaraan,mesin,bangunan,tanah dan sebagainya. Tetapi tidak setiap jenis aset
tersebut selalu dikelompokkan kedalam kelompok aset tetap. 15
Pembagian aset/harta ada dua,yaitu:
a. Harta lancar
Harta lancar atau aset lancar atau aktiva lancar adalah sesuatu harta
yang dimiliki oleh perusahaan yang dimana harta perusahaan yang
jangka waktunya kurang dari satu tahun. Pembagian harta lancar:
kas,deposito jangka pendek,piutang dagang,persediaan barang
dagang,peralatan,perlengakapan dibayar dimuka dan lain-lain.
b. Harta tetap/aktiva tetap
Harta tetap atau aktiva tetap adalah sesuatu kekayaan yang dimiliki
oleh perusahaan yang sifatnya atau jangka waktunya lebih dari satu
tahun. Pembagian harta tetap: mobil atau kendaraan,sepeda
motor,tanah,good will,merek dagang dan lainnya.

2. Aset dalam Segi Islam


Didalam islam harta merupakan titipan Allah SWT yang harus dijaga dengan
sebaik-baiknya dan jangan sampai untuk mengkhianati. Allah berfirman :



)7(
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang
Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu
dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.16

Harta merupakan ujian keimanan bagi seseorang, Firman Allah SWT :

)28(

Dan ketahuilah,hartamu dan anak-anakmu hanyalah sebagai cobaan bagimu dan disisi
Allah ada pahala yang besar.17

15
Rudianto.2012.pengantar akuntansi.penerbit erlangga:Jakarta.hal:256
16
QS. AL-Hadid:7
Sejauh mana harta titipan Allah yang ada pada hambanya membuat dirinya
makin dekat dan beriman kepada Allah SWT atau justru malah menjauhkan dari
keimanan dan ketaatan kepada-Nya. Dengan harta juga merupakan bekal agar
manusia dapat beribadah dengan sebaik-baiknya Dan berjihadlah di jalan Allah
dengan harta dan jiwamu.
Dengan adanya harta,Allah SWT juga memerintahkan kepada kita untuk
bisa mensyukuri nikmat-Nya. Allah ingin melihat siapa diantara hamba-Nya yang
mampu mensyukuri nikmat-Nya maka, Allah akan melimpahkan tambahan
kenikmatan padanya. Salah satunya adalah sikap bersyukur yang menjadi amalan
yang terlihat kecil namun besar ganjarannya. Hanya sedikit pula diantara hamba-
Nya yang mampu bersyukur. Kepemilikan harta bagi seseorang,dapat diperoleh
melalui berbagai jalan,yaitu melalui usaha,bekerja,maisyah melalui pewarisan
atau mendapatkan harta waris,melalui hibah/pemberian dan bisa juga kepemilikan
tersebut. Allah SWT memerintahkan hambanya untuk bekerja atau berikhtiar
mencari penghidupan,menjemput rizki Allah SWT,karena dalam bekerja dan
ikhtiar disediakan pahala oleh Allah SWT. Namun,satu hal yang harus kita sadari
dan pahami adalah harta dan rezeki yang diberikan kepada hamba-Nya tidak
selalu berbanding lurus dengan kerja keras yang telah dilakukannya. Akan
tetapi,sunnatullah tetap berlaku dengan adanya kalimat Man Jadda Wajadda
yang artinya barangsiapa yang bersungguh-sungguh dia akan mendapatkannya
dan perlu diketahui pula bahwa rizki Allah itu min haitsu laa yahtasib
(
)
atau dapat dikatakan pula dengan rizki Allah yang datang dari
arah yang tidak disangka-sangka.18

17
QS. Al-Anfal :28
18
QS. At-Thalaq:3

Anda mungkin juga menyukai