PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi berasal dari kata imun atau kebal atau resisten jadi imunisasi adalah
tubuh manusia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh mempunyai
kuman tertentu. Kebal terhadap suatu penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit
Vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan ke dalam tubuh
bayi atau anak yang disebut antigen. Di dalam tubuh antigen akan berekasi dengan
antibodi, sehingga akan terjadi kekebalan. Juga pada vaksin dapat langsung menjadi
campak atau disebut juga dengan morbili, rubeola, dan measles. Pengertian campak
menurut WHO (World Health Organization) adalah penyakit menular dengan gejala
kemerahan berbentuk mukolo papular selama tiga hari atau lebih yang disertai
dengan panas 38 derajat celcius atau lebih yang disertai salah satu gejala batuk, pilek,
tahun 2011 telah terjadi 6500 kasus campak. Dari data statistik WHO pada tahun
2010 menyebutkan bahwa 1% kematian pada anak usia dibawah lima tahun
kasus per 10.000 orang dengan jumlah kematin 1-3 kasus per 1000 orang. Campak
masih ditemukan di negara maju. Pada tahun 2002 di dunia 777.000, diantaranya
202.000 anak berasal dari negara ASEAN (Association of South East Asia). Pada
tahun 2006 diperkirakan 345.000 kematian campak didunia dan sekitar 311.000
terjadi pada anak dibawah usia lima dan 663 kematian setiap harinya atau 27
Incidence Rate campak di Indonesia sebesar 0,73 per 10.000 penduduk. Sedangkan
CFR (Case Fatality Rate) pada KLB (Kejadian Luar Biasa) campak pada tahun 2010
adalah 0,233. Di Indonesia 21.893 kasus akibat komplikasi campak atau 9.22% dan
Jumlah kasus kesakitan campak di Sumatera Utara berjumlah 156 kasus per
100.000 penduduk atau incidence ratio 1.20 dengan yang di vaksinasi 73 kasus atau
merupakan salah satu penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi). Imunisasi campak merupakan salah satu jenis imunisasi untuk mencegah
puskesmas, posyandu, rumah sakit atau dokter. Jadi cegah penyakit campak dengan
imunisasi campak saat bayi berusia 9 bulan dan diulang usia 6 tahun.
upaya promotif dan preventif merupakan hal terpenting dalam peningkatan status
kesehatan. Salah satu upaya preventif yaitu meningkatkan cakupan dan kelengkapan
imunisasi. Di Indonesia pada tahun 2010 cakupan campak 74.4% sementara menurut
Pada tahun 2011 total sasaran imunisasi 4.761.382 dengan cakupan bayi 4.459.036
atau 93,65 % (Profil kesehatan, 2012). Menurut Ditjen PPPL Kemenkes RI cakupan
imunisasi campak untuk tahun 2013 adalah 96.11% (Depkes RI, 2013).
Menurut Riset Kesehatan Dasar, (2007 dalam Purba, Eva Maya Sari, 2013)
Untuk imunisasi campak variasi cakupan juga terjadi menurut propinsi terendah di
persentase cakupan imunisasi campak terendah di Papua yaitu 44.49% dan tertinggi
Sumatera Utara (Sumut) masih rendah, jenis imunisasi campak ini yang cakupannya
masih rendah dibawah 90% atau 67.2% yaitu Kabupaten Tanjung Balai salah satu
dari 14 kab/kota di Sumatera Utara yang cakupan sangat rendah. Pada tahun 2013
cakupan imunisasi campak di Sumatera Utara jumlah sasaran imunisasi 298.893 dan
menurunkan angka kematian balita persentase anak umur 12-23 bulan yang
mendapat imunisasi campak yaitu pada tahun 2007 sebanyak 71.2%, tahun 2010
sebanyak 58.1% dan tahun 2012 sebanyak 94.4%, sedangkan cakupan campak
DO Rate Propinsi Sumatera Utara pada tahun 2012 sebesar 5.1% telah melebihi batas
kab/kota memiliki DO rate < 0% yang artinya cakupan imunisasi campak lebih besar
langsung dalam pemberian imunisasi adalah kader atau orang yang ditunjuk untuk
membantu pelaksanaan pemberian imunisasi pada bayi dan balita (Azwar, 1998).
dalam pelaksanaan posyandu yaitu mulai dari meja 1. Pendaftran bayi/balita, meja 2.
jadwal pelaksanaan imunisasi pada orang tua balita (Karwati dkk, 2009).
dan pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Oleh karena
tercapainya reduksi campak di Indonesia mengingat hal tersebut menjadi salah satu
kesepakatan global.
Berdasarkan data di kota Medan cakupan imunisasi campak diatas target 90%
sasaran sebanyak 48.694 bayi yang mendapat imunisasi campak dengan sebanyak
47.928 bayi atau 98.6% (Depkes RI, 2013). Dan di Puskesmas Helvetia cakupan
campak mencapai sampai dengan tahun 2013 yaitu 97.2% dengan jumlah ibu yang
memiliki bayi umur 0-11 bulan 246 orang (Laporan Dinkes Kota Medan, 2013 ).
B. Perumusan Masalah
“Apakah ada hubungan peran kader posyandu dengan status imunisasi campak di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2014.
tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan,