Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input


pendidikan. Kualitas Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan.
Kurikulum adalah keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik
terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai
pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik dan
diatur oleh sekolah.Pengalaman belajar harus terprogram dan berpusat
pada peserta didik “student is the central focus of the curriculum”.
Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai pengalaman dan
aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.

Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) berisi seperangkat


program pencapaian tujuan PMK yaitu terwujudnya Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), kompetensi dasar dalam setiap Mata Pelajaran, dan bahan
pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Definisi ini menunjukkan bahwa
setiap satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) membutuhkan kurikulum
implementatif yang relevan dan cocok dengan kebutuhan peserta didik
dan seluruh stakeholders serta siap diimplementasikan oleh SMK/MAK
guna memberi pengalaman belajar bermakna dan berdampak besar bagi
peserta didik.

Kurikulum dikembangkan untuk memberi solusi tantangan internal


dan eksternal. Tantangan internal yang mendasar adalah: Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil
yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk Indonesia berdasarkan pada
Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta jiwa.
Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara
lain keragaman geografis, keragaman demografis, keragaman potensi
sumber daya daerah, keragaman latar belakang dan kondisi sosial
budaya, keragaman potensi SMK/MAK, keragaman ketersediaan sarana
dan prasarana di SMK/MAK,dan berbagai keragaman lainnya yang ada di
setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya melahirkan perbedaan
jenis kebutuhan,tingkatkebutuhan, tingkat kesiapan, peluang dan
tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dan antar
SMK/MAK. Keragaman tersebut harus diadaptasi dalam rangka
peningkatan relevansi mutu PMK sebagai upaya mencerdaskan dan
meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat di setiap daerah.

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Terkait dengan pembangunan PMK, masing-masing daerah dan masing-
masing SMK/MAK memerlukan kurikulum yang sesuai dengan
karakteristik dan potensi daerah atau potensi SMK/MAK. Kurikulum
tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK/MAK
implementatif. KTSP SMK/MAK sebagai ”the sum of the learning activities
and experiences a student under directions of the school” perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan
auotentik untuk merespon kebutuhan peserta didik,masyarakat dan
pemerintah daerah, SMK/MAK, dan dunia kerja. Hal tersebut sesuai
dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional:

a. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang


dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

b. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai


dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa;
(b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan,
dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan
lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f)
tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j)
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

c. Pasal 38 Ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan


menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.

Dari amanat undang-undang tersebut dapat ditegaskan bahwa:

a. KTSP SMK/MAK dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan


maksud agar memungkinkan adanya kesesuaian program-program
pendidikan pada SMK/MAK dengan situasi, kondisi dan kekhasan
potensi yang ada di daerah dan potensi SMK/MAK serta potensi
peserta didik;

2
b. KTSP SMK/MAK dikembangkan, diterapkan, dimonitor dandievaluasi
secara terus menerus oleh SMK/MAK dan Dinas Pendidikan sebagai
bentuk penjaminan mutu PMK;

c. KTSP SMK/MAK merupakan salah satu standar akreditasi BAN SM.

Tantangan eksternal pengembangan KTSP SMK/MAK adalah


adanya globalisasi industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Economic Community (AEC), Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN FreeTrade Area(AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Pendidikan Menengah Kejuruan ditantang turut
memberi andil menyiapkan modal manusia kompeten untuk bersaing di
pasar tenaga kerja global.

Kurikulum implementatif dikembangkan dan dilaksanakan oleh


SMK/MAK diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang disebut dengan KTSP SMK/MAK . KTSP
SMK/MAK dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) paling rendah setara dengan jenjang 2 KKNI untuk setiap
Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 3 tahun dan paling rendah
setara dengan jenjang 3 KKNI untuk setiap Kompetensi Keahlian Program
Pendidikan 4 tahun, Standar Isi (SI), Standar Proses (SPr), Standar
Penilaian (SPn) setiap satuan pendidikan SMK/MAK. Semua SMK/MAK
diharapkan dapat menyiapkan kurikulum implementatif KTSP SMK/MAK
yang digunakan sebagai pedoman atau landasan program-program
pembelajaran di SMK/MAK.

Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya


berkewajiban untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap
SMK/MAK melalui berbagai strategi dan pendekatan, agar pada saatnya
setiap SMK/MAK memiliki kemampuan untuk menyiapkan KTSP
SMK/MAK sebagaimana diharapkan.
Maka dari SMK Muhammadiyah Wonosari memiliki beberapa hal yang
berkaitan dengan kondisi sekolah, yaitu:
1) Kondisi Nyata dan Real SMK Muhammadiyah Wonosari
SMK Muhammadiyah Wonosari memiliki SMM ISO 9001:2015
digunakan sebagai sarana memperbaiki sistem manajemen sekolah
meliputi : kinerja tenaga pendidik dan kependidikan , prosedur
penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah,
kedisiplinan dan ketertiban peserta didik .
Guru-guru ISMUBA yang sebagian besar juga pengelola pondok
pesantren dan aktivis organisasi kemasyarakatan dapat sebagai ujung
3
tombak dalam rangka mencetak sekolah kader. Pengajian dan tadarus
rutin tenaga pendidik dan kependidikan sebagai sarana meningkatkan
rohani .
Selain itu SMK Muhammadiyah Wonosari berusaha mengarahkan
aqliyah menuju naqliyah dan atau sebaliknya. Mengoptimalkan UPJ
sekolah untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik , tenaga
kependidikan, peserta didik.

2) Potensi dan Karakteristik SMK Muhammadiyah Wonosari

 Penciptaan Budaya Sekolah


1) Gerakan Penumbuhan Akhlaqul Karimah (Penguatan
Pendidikan Karakter/PPK)
Gerakan penumbuhan Akhlaqul Karimah (Penguatan Pendidikan
Karakter/PPK) adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku
positif di sekolah yang dimulai sejak dari masa orientasi siswa
baru sampai dengan kelulusan sehingga diharapkan dapat
tumbuh akhlak yang mulia pada diri siswa.
Tujuan :

1. Membentuk insane dan ekosistem pendidikan dan


kebudayaan yang berkarakter
2. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan bagi warga sekolah
3. Menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai
bentuk pendidikan karakter sejak di sekolah
4. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang
melibatkan pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, dan keluarga
5. Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar
yang serasi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga
2) Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah upaya yang dilakukan


secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai
organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik.

Tujuan Umum : Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta


didik melalui pembudayaan ekosistem literasi agar mereka
menjadi pembelajar sepanjang hayat
Tujuan Khusus :
4
1. Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta
didik SMK
2. Membangun ekosistem literasi sekolah di SMK
3. Menjadikan SMK sebagai organisasi
pembelajaran (learning organization)
4. Mempraktikkan kegiatan pengelolaan
pengetahuan (knowledge management) SMK
5. Menjaga keberlanjutan budaya literasi di SMK
 Kegiatan Unggulan Lainnya
1) Revitalisasi Teaching Factory/Unit Produksi Atau Bisnis
Center
Model Pembelajaran Teaching Factory adalah model
pembelajaran yang memanfaatkan sarana prasarana yang
dimiliki sekolah dalam menciptakan suasana industry di sekolah
untuk mencapai kompetensi satu atau beberapa mata pelajaran
produktif baik yang bersifat produk maupun jasa.
Tujuan :

1. Kompetensi yang dicapai sesuai dengan yang


seharusnya dan tidak terjadi kesenjangan
kemampuan/kompetensi antara kebutuhan/tuntutan
industry dengan kemampuan siswa
2. Menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja
(disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama,
kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI
serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari
sekedar membekali kompetensi (competency based
training) menuju ke pembelajaran yang membekali
kemampuan memproduksi barang/jasa (production
based training)

Berikut tempat praktek untuk mengoptimalkan pembelajaran


berbasis Teaching Factory di SMK Muhammadiyah Wonosari:

5
a. Angkringan Kejujuran
Keterbatasan lahan SMK Muhammadiyah Wonosari yang
sempit dan tidak bisanya menyediakan tempat kantin sekolah
yang permanen dan memadai dicoba diatasi sejak tahun
pelajaran 2014/2015 dengan program “Angkringan
Kejujuran”. Angkringan kejujuran ini selain sebagai UPJ
sekolah, juga untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru
yang diharapkan dapat sebagai ajang melatih/mendidik sikap
kejujuran siswa dalam membeli makanan. Di samping itu,
angkringan kejujuran ini juga diharapkan dapat dijadikan
sebagai tempat untuk menyalurkan produk dari siswa jurusan
Jasa Boga SMK Muhammadiyah Wonosari.

b. BMT Surya Mandiri Syari’ah


SMK Muhammadiyah merupakan yang pertama dan satu-
satunya yang membuka kompetensi keahlian Perbankan
Syariah di Provinsi DIY. Sebagai sekolah yang pertama
membuka kompetensi keahlian tersebut, SMK
Muhammadiyah Wonosari tertantang untuk berusaha
semaksimal mungkin untuk mendirikan unit usaha untuk
praktik siswa siswinya dengan menjalankan “Bank Mini”.
Bank mini ini telah berjalan selama dua tahun dimana selain
sebagai media/ajang mengasah keterampilan siswanya juga
diharapkan dapat sebagai tempat menabung guru, menabung
siswa, tempat menyimpan kas kelas, dan tempat
penyimpanan seluruh keuangan UPJ SMK Muhammadiyah
Wonosari. Mulai pada tahun pelajaran 2016/2017, SMK
Muhammadiyah Wonosari mengembangkan lagi bank mini
yang selama ini telah berjalan dengan melakukan proses
perubahan menjadi BMT Surya Mandiri Syari’ah dengan
pendampingan dari UMY

c. School Mart
School Mart ini dikelola tidak secara konvensional lagi,
melainkan secara komputerisasi seperti di toko-toko modern
yang sedang menjamur saat ini. Produk yang dijual di
Schoolmart SMK Muhammadiyah Wonosari terdiri dari alat
tulis dan berbagai kebutuhan kantor, sembako, aneka jenis
makanan dan minuman, pakaian seragam, dan barang-
barang keperluan rumah tangga lainnya. Produk alat tulis dan
6
berbagai keperluan rumah tangga ini kami pilih dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1. Alat tulis dan berbagai perlengkapan kantor sangat
dibutuhkan oleh siswa, guru, dan karyawan atau pegawai
baik dari dalam lingkungan SMK Muhammadiyah
Wonosari, maupun dari luar sekolah.
2. Berbagai produk keperluan rumah tangga adalah
kebutuhan yang harus dibeli semua orang setiap bulan
yang pembeliannya dilakukan secara berkelanjutan karena
setelah habis terpakai harus membeli lagi
Dengan adanya School Mart ini, dapat juga dijadikan sebagai
sarana pembelajaran TeFa (Teaching Factory) di SMK
Muhammadiyah Wonosari khususnya untuk Kompetensi
Keahlian Akuntansi dan Perbankan Syari’ah.

d. Tempat Praktek Keterampilan Usaha Jasa Boga


Tempat praktek ini bersebelahan dengan BMT Surya Mandiri
Syari’ah berada di seberang jalan yang cukup strategis. Di
tempat praktek ini para siswa berlatih mulai dari produksi
sampai dengan pemasaran produknya sehingga sangat
representatif untuk pembelajaran TeFa pada kompetensi
keahlian Jasa Boga.

2) Penguatan Kompetensi Penunjang Karir


A. SMK BER-KAIZEN
Tujuan : mengupayakan generasi yang siap bersaing di dunia
bisnis yang memiliki karakter problem solving (Kaizen).
Sebagai langkah awal dengan berusaha semaksimal mungkin
mempraktikkan 5R di kelas, tempat praktikum & lingkungan
sekolah

5R (RINGKAS, RAPI, RESIK, RAWAT, RAJIN)


 Ringkas
- Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
- Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih
dapat digunakan.
- Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
- Memilah barang yang sering digunakan atau jarang
penggunaannya.
 Rapi

7
- Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur
proses kerja.
- Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan
keseringan penggunaannya, keseragaman, fungsi dan
batas waktu penggunaannya.
- Pengaturan (pengendalian) visual supaya
peralatan/barang mudah ditemukan, teratur dan selalu
pada tempatnya.
 Resik
- Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan
sampah.
- Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat
kerja.
- Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah.
- Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah
usang/rusak.
 Rawat
- Mempertahankan 3 kondisi di atas dari waktu ke waktu.

 Rajin
- Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas.

B. Ketarunaan/Ke-SMAPTA-An
Ketarunaan/Kesmaptaan adalah system pendidikan militer
yang diterapkan di beberapa sekolah baik perguruan tinggi,
SMA, maupun SMK.
- Ketarunaan diartikan sebagai system pendidikan yang
menerapkan prinsip-prinsip militer yang bertujuan untuk
membentuk karakter siswa
- Prinsip militer yang diterapkan bukanlah militer murni,
tetapi menganut pada sebagiannya guna mencetak disiplin
dan karakter siswa yang kuat.
- Tiga hal dalam pembentukan karakter yang berlangsung
secara terpadu meliputi:
a) Siswa mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa
yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal
yang baik
b) Siswa mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan
membenci perbuatan buruk

8
c) Siswa mampu melakukan kebajikan dan sekaligus
terbiasa melakukannya
- Ranah pengembangan ketarunaan maliputi:
a) Latihan dasar ketarunaan
b) Kedisiplinan
c) Mental dan daya tahan
d) keagamaan
- Materi ketarunaan/ke-smapta-an dapat meliputi: wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa dan
pelestarian nilai 45, kesadaran nasional, disiplin nasional,
wawasan nusantara, ketahanan nasional dan pembangunan
nasional. Bisa juga ditambahkan peraturan baris-berbaris,
tata upacara, pembinaan jasmani, peduli lingkungan, atau
ketangkasan individu dan kelompok.

C. Achievement Motivation Training


AMT adalah serangkaian kegiatan yang pada intinya
memberikan kesadaran pada siswa untuk mengetahui potensi
yang dimilikinya serta menyuntikkan semangat siswa untuk
berprestasi semaksimal mungkin.

Tujuan : bukan menilai kepribadian siswa, tetapi untuk


membantu mengembangkan potensi siswa melalui usaha
pencapaian tujuan yang bersifat prestatif (achieving)

Pelaksanaannya untuk saat ini diselipkan di acara-acara


seperti MOS/PLS, Pondok, Pengajian, Pelatihan-
pelatihan/diklat

D.SMK Siaga Bencana (SSB)


SMK SSB adalah program berbasis sekolah dalam rangka
membangun kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi
bencana di Indonesia.

Tujuan : menggugah kesadaran seluruh unsure, baik individu


maupun kolektif, di sekolah dan lingkungan sekolah agar
memahami dan siap menghadapi bencana yang mungkin
terjadi.

Pelaksanaannya untuk saat ini di handle oleh kader kokam


berbasis sekolah

E. Safety Health Environmental (SHE)


9
Tujuan :
- Untuk memastikan program kesehatan dan
keselamatan kerja dalam kampus sekolah
teridentifikasi dan berjalan secara sistemik
- Terlaksananya kesehatan kerja dan keselamatan kerja
sesuai peraturan yang berlaku.

Pelaksanaannya untuk saat ini di handle oleh kader UKS

3) Pendampingan club-club yang diunggulkan (Mapel Unas,


Hafalan, dll)
Tahun pelajaran 2016/2017 SMK Muhammadiyah Wonosari
menduduki peringkat 2 SMK-SMK Muhammadiyah se-DIY dalam
UN tahun 2017. Peringkat 10 besar sekolah swasta dari 150-an
sekolah swasta se-DIY. Untuk itu, bagi siswa-siswa yang
memiliki kemampuan lebih di atas rata-rata siswa yang lainnya
diadakan pembentukan club-club khusus (Matematika, Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris) sejak semester gasal tahun pelajaran
2017/2018 sehingga untuk UN tahun 2018 sasaran mutu SMK
Muhammadiyah Wonosari dapat tercapai dan banyak yang
mendapatkan nilai 10.

4) Menjadi Sekolah Berbasis IT


SMK Muhammadiyah Wonosari bekerjasama dengan
Microsoft menjadi sekolah rujukan : Certiport Authorized Testing
Center (CATC) untuk Sertifikasi Internasional. Dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah
diterapkan pada akhir 2015 yang akan lalu, menjadi tantangan
sekaligus peluang bagi para lulusan SMK Muhammadiyah
Wonosari. Untuk bisa eksis dalam persaingan tersebut, lulusan
SMK Muhammadiyah Wonosari tidak sekedar dituntut pandai
secara akademik tetapi juga memiliki kompetensi yang handal.
Tanpa dibekali dengan kompetensi yang handal, mereka akan
mengalami kesulitan dalam bersaing dan menjadi penonton di
negerinya sendiri. Untuk itu, SMK Muhammadiyah Wonosari
tahun 2015 yang lalu telah bekerjasama dengan Microsoft
menjadi sekolah rujukan: Certiport Authorized Testing Center
(CATC) untuk sertifikasi internasional guna meningkatkan daya
saing lulusannya. Dengan diberlakukannya kerjasama ini maka
10
SMK Muhammadiyah Wonosari secara resmi menggunakan
sistem operasi dan aplikasi berlisensi resmi dari microsoft. Di
samping itu, guru & siswa diharapkan memiliki sertifikat
internasional melalui program tersebut.
Untuk lebih mempercepat SMK Muhammadiyah Wonosari
menuju sekolah berbasis IT, pada tahun 2016 SMK
Muhammadiyah Wonosari mendapatkan pendampingan dari
UMY.

B. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis Pengembangan KTSP SMK tahun 2013 versi 2014


antara lain:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah kedua kali dengan
Peraturan Pemerintah Nomor13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
8. Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor
4678/D/Kep/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan
Menengah Kejuruan
9. Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor
130/D/Kep/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan
Menengah Kejuruan
10. Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah nomor
330/D/Kep/KR/2017 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
11. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64 tahun
2013 tentang Mulok Bahasa Jawa

1C. Tujuan Pengembangan Kurikulum

11
Pedoman Penyusunan KTSP SMK/MAK disusun dengan maksud dapat
digunakan sebagaipanduan bagi SMK/MAK dalam menyusun kurikulum
implementatif secara lebih baik, terstruktur, efektif, dan efisien. Tujuan
penyusunan KTSP SMK antara lain untuk:

1. Merevitalisasi SMK/MAK sebagai lembaga pendidikan untuk


penyiapan tenaga kerja tingkat menengah;

2. Meningkatkan komitmen SMK/MAK, guru, komite sekolah, dunia


kerja, dan Dinas Pendidikan Provinsi dalam peningkatan kualitas
layanan, output, dan outcome pendidikan kejuruan di SMK/MAK.

3. Meningkatnya kapasitas kepala sekolah, ketua kompetensi keahlian


dan para guru dalam mengembangkan kurikulum implementatif
yang sesuai dengan kebutuhaan sekolah dan stake holder.

4. Menyisinkronkan kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam


standar isi ke dalam silabus dan menstrukturkan menjadi program
pembelajaran kejuruan 3 dan 4 tahun.

5. Dihasilkannya KTSP SMK/MAK implementatif di SMK/MAK sebagai


program pembelajaran yang terdokumentasi dengan baik yang berisi
antara lain visi, misi, tujuan, strategi pencapaian visi-misi, profil
lulusan, SKL, struktur kurikulum, silabus, RPP.

6. Digunakannya KTSP SMK/MAK secara konsisten sebagai acuan


program pembelajaraan oleh semua guru.

7. Dihasilkannya lulusan PMK dengan kualifikasi jenjang 2 KKNI untuk


kompetensi keahlian SMK/MAK program pendidikan 3(tiga)
tahundan jenjang kualifikasi 3 KKNI untuk kompetensi keahlian
SMK/MAK program pendidikan 4 (empat)tahun.

D. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK/MAK dikembangkan
sesuai kebutuhan peserta didik dan kapasitas sekolah sebagai bentuk
akuntabilitas SMK/MAK dalam memberi layanan pendidikan kejuruan
kepada masyarakat dan pemerintah. KTSP SMK/MAK dibawah
koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dikembangkan oleh SMK/MAK
secara cermat memperhatikan: visi-misi-tujuan sekolah, Profil Lulusan,
SKL, SI, SPr, SPn, KKNIdan ketersediaan sarana prasarana pendidikan di
SMK/MAK. KTSP SMK/MAK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
berikut.
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP SMK/MAK disusun agar

12
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa,
dan akhlak mulia.
2. Pengembangan Kompetensi secara Komprehensif
Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang.
Keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual, sosial, kerja,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik. Sekolah merupakan bagian dari
masyarakat dan dunia kerja yang memberikan pengalaman belajar
terencana, dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan dunia kerja, serta memanfaatkan
masyarakat dan dunia kerja sebagai sumber belajar. Mengembangkan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan di masyarakat. Memberi waktu yang
cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi
inti mata pelajaran yang dirinci lebih lanjut menjadikompetensi dasar.
Kompetensi inti mata pelajaran menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi
dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
3. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain
kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis, berkolaborasi dan kreatif
dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung-jawab, toleran dalam
keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat
luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai
dengan bakatdan minatnya, serta peduli terhadap lingkungan.
Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu
mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses
pembelajaran.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, KTSP SMK/MAK disusun dengan memperhatikan potensi,

13
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional,
sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan kejuruan yang sesuai dengan potensi, karakteristik daerah
dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
6. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu
media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
7. Tuntutan Dunia Kerja
Tuntutan dunia kerja merupakan variabel pokok pengembangan
pendidikan kejuruan. Pengembangan KTSP SMK/MAK berbasis
tuntutan kompetensi dunia kerja. Kegiatan pembelajaran di SMK/MAK
harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya:(1) keterampilan
kebekerjaan(employability skills)yakni kemampuan individu untuk
menyesuaikan diri dengan iklim kerja di dunia kerja; (2) keterampilan
teknis (technical skills) adalah kemampuan melakukan pekerjaan
sesuai dengan mekanisme, prosedur, cara, serta penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai bidang kerjanya; (3) bert
indak produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam melaksa
nakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah kompleks sesuai d
engan bidang kerja; (4) menampilkan kinerja mandiri dengan pengawa
san tidak langsung atasan dan atau secara mandiri berdasarkan kuan
titas dan kualitas terukur sesuai standar kompetensi kerja, serta berta
nggung jawab atas hasil kerja orang lain; (5) berjiwa wirausahaan dan
mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, KTSP SMK/MAK perlu
memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja.
8. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
14
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Pendekatan sains
dan rekayasa penting dijadikan model pendekatan pembelajaran
kejuruan di SMK/MAK. Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
9. Dinamika Perkembangan Global
KTSP SMK/MAK dikembangkan untuk menciptakan kemandirian,
baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia
digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin
dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku
dan bangsa lain.
10.Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, KTSP SMK/MAK
K-13harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan
serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
11.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
KTSP SMK/MAK K-13 dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang
kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada
budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
12.Kesetaraan Jender
KTSP SMK/MAK K-13 diarahkan kepada pengembangan sikap dan
perilaku yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender.

13.Karakteristik Satuan Pendidikan


KTSP SMK/MAK K-13 dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri
khas satuan pendidikan.

E. Profil dan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah


Kejuruan
15
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahu
an, dan keterampilan sesuai dengan bidang dan lingkup kerja. Dalam meru
muskan SKL PMK dimulai dengan menentukan profil lulusan PMK, sebagai
berikut :

A. Profil Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan


1. Beriman, bertakwa, dan berbudi-pekerti luhur;
2. Memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara
berkelanjutan;
3. Menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki
keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya
baik untuk bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan
5. Berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang
kompetitif menghadapi pasar global.

B. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan


1. Dimensi Sikap

Berperilaku yang mencerminkan sikap:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,


b. jujur, disiplin, peduli, dan pembelajar sejati sepanjang hayat,
c. bangga dan cinta tanah air, bangga pada profesinya, dan
berbudaya nasional,
d. memelihara kesehatan jasmani, rohani, dan lingkungan,
e. berpikir kritis, kreatif, beretika-kerja, bekerja-sama,
berkomunikasi, dan bertanggung-jawab sesuai lingkup pekerjaan
sendiri dan bertanggung-jawab membimbing orang lain sesuai
bidang dan lingkup kerja dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa, negara, dan industri lingkup
nasional, regional dan internasional.
2. Dimensi Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya, dan
e. humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional
3. Dimensi Ketrampilan
16
Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam:
a. Berpikir kritis dan kreatif.
b. Bertindak produktif, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif.
c. Melaksanakan tugas dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan dan menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan bidang kerja.
d. Menampilkan kinerja mandiri dengan pengawasan langsung
atasan berdasarkan mutu dan kuantitas terukur sesuai standar
kompetensi kerja dan dapat diberi tugas membimbing orang lain

F. Deskripsi Jenjang Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia


A. Deskripsi umum

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan
tugasnya.
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia.
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang
tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama
serta pendapat/temuan original orang lain.
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas

B. Deskripsi Level 2

1. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan


informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan
kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung
atasannya;
2. Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang
kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia
terhadap masalah yang lazim timbul;
3. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
membimbing orang lain.

G. Kompetensi Inti PMK

1. Sikap Spiritual (KI-1)


Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Sikap Sosial (KI-2)


Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,
responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat,
17
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara
berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Pengetahuan (KI-3)
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.

4. Ketrampilan (KI-4)
a. Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat,
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta
menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidangkerja.
b. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
c. Menunjukkanketerampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
d. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

18

Anda mungkin juga menyukai