Ada berbagai cara untuk menyampaikan informasi mengenai klien dintara anggota tim perawatan dan kesehatan, antara lain adalah reporting dan recording. 1. Report (pelaporan), yaitu pertukaran informasi secara lisan ataupun tulisan antara tim kesehatan, contoh : a. Perawat memberi laporan verbal kepada perawat lain yang bekerja pada shift berikutnya. b. Seorang dokter dapat meminta laporan tentang kemajuan kesehatan klien kepada perawat c. Bagian laboratorium menyampaikan laporan tertulis hasil pemeriksaan laboratorium untuk dimasukkan kedalam catatan medis yang permanen (the permanent medical record) 2. Record (catatan), adalah pencatatan yang permanen yang mendokumentasikan informasi yang relevan untuk manajemen perawatan kesehatan klien. Contoh: pencatatan setelah tiap kunjungan klinik mengenai proses perawatan klien. Pencatatan yang baik harus dapat berguna bagi seluruh tim keperawatan dan anggota tim kesehatan lainnya, dan pencatatan pada pendokumentasian perawatan ini merupakan laporan yang berkelanjutan mengenai status kesehatan dan kebutuhan klienselama rawat inap. Proses report (pelaporan) dapat berlangsung pada saat: a. Diskusi diantara tim kesehatan lainnya; Baik secara formal maupun informal, untuk mengkaji kembali informasi yang ada sehingga masalah dapat diidentifikasi dan ditemukan penyelesaiannya b. Konsultasi; Merupakan suatu bentuk diskusi dimana seorang profesional memberikan saran formal kepada yang lain mengenai perawatan klien. Contoh perawat spesialis memberikan saran formal terapi yang terbaik untuk mengontrol efek samping kemoterapi atau seorang dokter konsultasi kepada ahli gizi untuk memilih terapi diet yang paling baik untuk kliennya Hasil diskusi dan konsultasi sebaiknya didokumentasikan dalam catatan permanen klien sehingga semua anggota tim perawat kesehatan dapat, mengambil manfaat dari informasi dan rencana tindakan yang sesuai B. Pedoman untuk Dokumentasi Pelaporan yang Baik Jika perawat gagal dalam membuat dokumentasi dan pelaporan dengan serius, maka akan timbul banyak masalah. Contoh: Ny. B Menderita penyakit Diabetes melitus, dia harus belajar menyuntikan insulin sendiri sebelum pulang kerumah. Perawat jaga siang lupa mencatat bahwa ia telah mengajarkan metode penyuntikan insulin kepada Ny.B untuk belajar karena proses pengajaran perawat siang tidak didokumentasikan. Akhirnya waktu yang berharga terbuang, dan Ny.B frustasi karena perawat gagal mengetahui dan memenuhi kebutuhannya. Dari contoh diatas, menunjukan bahwa kualitas dokumentasi dan pelaporan diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan. Oleh karena itu, dokumentasi dan pelaporan harus: 1. Fakta (fact) Informasi tentang klien dan keperawatannya harus faktual. Catatan (a record) harus bersifat deskriptif, objektif mengenai apa yang perawat lihat, dengar, rasa dan cium, (Abi Muhlisin, 2011). Deskripsi obyektif merupakan informasi hasil observasi langsung dan hasil pengukuran. Informasi yang aktual dapat memperkecil kesalahan atau salah interpretasi. Dalam membuat laporan dan catatan tidak boleh menggunakan kata seperti: kelihatannya,sepertinya atau nampaknya. Perawat boleh menggunakan informasi subyektif hanya jika didukung oleh fakta, contoh: klien berkata, “merasa sangat lemah, tidak dapat melakukan apa-apa sendiri”. Kadang perawat berharap dapat menambah data obyektif untuk untuk lebih mendeskripsikan, seperti menangis atau sulit tidur. Deskripsi,”klien terlihat depresi”, tidak boleh dipakai jika tidak ada fakta yang mendukung. 2. Akurat/tepat (Accuracy) Pencatatan harus tepat sehingga dapat dipercayai oleh anggota tim kesehatan lainnya. Contoh penulisan yang akurat/tepat: “Pemasukan cairan 360 ml”, lebih baik dibanding dengan menuliskan “Klien minum cukup air” Untuk ketepatan dokumentasi/ pelaporan sebaiknya menggunakan: a. Singakatan, simbol, sistem pengukuran yang dapat dimengerti semua anggota tim kesehatan. b. Ejaan yang baku c. Menggambarkan apa yang perawat lakukan selama waktu kerjanya d. Perawat tidak pernah mendata untuk orang lain dan atau mengizinkan orang lain membuat data untuknya. e. Membubuhkan tanda tangan, nama jelas, dan gelar status serta waktu. 3. Lengkap (completeness) Informasi dalam catatan atau laporan sebaiknya lengkap, singkat dan ringkas dan teliti. 4. Baru terjadi (currentness) Aktivitas yang diinformasikan pada waktu yang baru terjadi meliputi; a. Tanda-tanda vital b. Administrasi pengobatan dan perawatan c. Persiapan untuk diagnosa atau pembahasan d. Perubahan status e. Masuknya, pindahnya, keluarnya atau kematian klien f. Perawatan untuk perubahan mendadak pada status aktivitas rutin seperti mandi, menggosok gigi tidak perlu dicatat 5. Terorganisasi (organization) Data yang terorganisasi menggambarkan seluruh kebutuhan perawatan klien, pengkajian dan intervensi perawat, dan pengawasan dokter pada setiap kejadian. 6. Rahasia (confidentiality) Informasi yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dengan rasa percaya dan keyakinan bahwa informasi tesebut akan dirahasiakan. hukum melindungi informasi tentang klien yang diperoleh melalui pemeriksaan, observasi, dialog langsung atau melalui proses perawatan. perawat tidak boleh mendiskusikan status klien dengan klien lain atau staf yang tidak terlibat dalam perawatan klien tersebut. Hanya anggota staf yang terlibat dalam perawatan yang memilikin izin untuk mengetahui catatan. Perawat dan tenaga profesional kesehatan lainnya beralasan untuk memperoleh data penelitian dan pendidikan yang berkelanjutan. Hal ini tidak mengganggu kerahasiaan selama digunakan secara spesifik dan mendapat izin dari rumah sakit bersangkutan. Perawat bertanggung jawab untuk melindungi catatan dari pembaca yang tidak memiliki kewenangan.