Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita mengetahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran kimia,tentunya juga kita berkecimpung
dengan teori dan penerapan asam dan basa . Dimana asam dan Basa ini selalu berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari , asam merupakan sesuatu zat yang penting dalam kehidupan kita. Banyak
kejadian di sekitar kita , bahkan di dalam tubuh kita yang melibatkan zat asam , baik melepas maupun
memerlukan.Proses pencernaan dan memasak adalah contoh kejadian yang melibatkan asam dan
basa.
Dalam praktikum yang telah kita lakukan, kita meneliti kandungan asam dan basa yang ada dalam
larutan NaOH dan HCl yang di perkirakan mengandung asam dan basa menggunakan indikator kertas
lakmus.
Zat asam adalah suatu zat yang mempunyai indikator PH C7 dan mempunyai rasa asam, sedangkan
zat basa adalah suatu zat yang mempunyai indikator PH>7 dan mempunyai rasa yang pahit.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah menguji sifat asam dan basa beberapa senyawa organic,
menggunakan kertas lakmus dan mengukur PH.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Istilah Asam berasal dari bahsa latin yaitu ‘’Acetem’’ yang berarti cuka, karena diketahui zat
utama dalam cuka adalah asam aseta. Adapun basa berasal dari bahasa arab yang berarti abu,
contohnya pada jeruk yang mengandung asam stral pada lambung manusia juga mengandung klorida
yang berguna untuk membunuh kuman yang masuk dalam tubuh, ada juga produk rumah tangga yang
mengandung senyawa basa , contohnya sabun mandi, diterjen dan pembersih peralatan rumah
tangga, pada bahan-bahan pembersih tersebut mengandung senyawa basa seperti natrium hidroksida
dan kalium hidroksida.

Basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan Ion oksida (OH). Jadi pembawa
sifat basa adalah Ion OH salah satu sifat basa yang kita kenal sehari-hari adalah rasanya asam, contoh
berbagai zat yang biasa kita jumpai basa, misalnya kaustik soda, Air sabun, kapur sirih dan air abu
salah satu manfaat dari laruta basa adalah dapat melemakan lemak.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengenal sifat asam atau basa suatu larutan serta menentukan
harga PH dapat digunakan Indikator universal

Teori asam basa juga banyak digunakan dalam mempelajari kimia antara lain teori asam-
basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lawry dan teori asam-basa G.N Lewis.
Menurut Bronsted-Lawry, asam basa adalah suatau spesies kimia (Molekul atau ion) yang dapat
mendonorkan proton kepada spesies kimia yang lain atau dengan kat lain sebagai akspektar

Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam
dapat merusak permukaan logam, lantai juga marmer sering disebut dengan korosif asam juga dapat
breaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indaktor sederhana terhadap
senyawa asam dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru
menjadi merah , secara kimia kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan
Ion hydrogen ketika larut dalam pelarut (Biasanya air) dengan PH kurang dari 7, senyawa asam dapat
kita jumpai dalam kehidupn sehari-hari seperti pada makanan dan minuman selain itu senyawa asam
dapat pula kita temukan didalam lambung terdapat asam florida yang berfungsi membunuh kuman,
dalam definisi modern, asam adalahh suatu zat yang dapat member proton (Ion H +) kepada zat lain
(yang disebut basa) atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam
breaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam, contoh asam adalah
asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam batrai atau aki mobil) Aasam
umumnya berasa masam walaupun demikina mencpai rasa asam terutama asam pekat, dapat
berbahaya dan tidak dapat dilanjutkan.
Secara umum asam memiliki sifat sebagai berikut:
- Rasa: Masam ketika dilarutkan kedalam air
- Sentuhan: Asam terasa menyengat bila disentuh, terutama asamnya asam kuat
- Krektifan: Asam breaksi hebat dengan kebanyakan logam yaitu korasif terhadap logam
- Hantaran listrik: Asam walaupun tidak selalu ionic merupakan elektronik.

Asam juga dapat dikelompokan menjadi dua yaitu asam anorganik dan asam anorganik. Asam
organic merupakan senyawa korban yang dihasilkan tumbuhan dan hewan. Sedangkan asam
anorganik merupakan asam yang dibuat dari air mineral-mineral dan non logam, asam anorganik
dalam keadaan pekat biasanya korosif dapat melukai kulit dan dapat melarutkan logam dengan cepat
bahkan kaca.

Basa adalah senyawa kimia yang menyerap Ion hydrogen ketika dilarutkan kedalam air. Basa
adalah larutan (dual) dari asam, yaitu ditunjukan untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki PH lebih
dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi kita menggunakan nama kostik
soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH) Basa dapat
dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasinya larutan basa tersebut. Basa ini dapat
merubah lakmus merah menjadi biru
Secara umum basa memiliki sifat sebagai berikut:
- Kaustik
- Rasanya pahit
- Licin seprti sabun
- Nilai PH lebih dari sabun
- Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik

Apabila kita memiliki beberpa zat dan kita tidak megetahui zat tersebut termasuk asam dan
basa, maka bagaimanakah kita mengetahui sifat keasaman atau kebasaan zat tersebut? Kita tidak
selalu menggunakan indra kita untuk memastikan dengan asam suatu zat termasuk asam atau basa.
Ingat beberapa asam dan basa sangat berbahaya skala PH (power off hydrogen) berkisar dari 10
sampai 19, nilai 7 menentukan suatu zat bersifat netral (tidak asam atau tidak basa) suatu asam
memiliki pH yang lebih kecil dari 7 menunjukan suatu zat bersifat, semakin nilai pH mendekati 0 (nol)
maka tingkat keasamannya semakin rendah (berkurang). Senyawa basa memiliki nilai pH yang lebih
besar dari 7, semakin nilai pH mendekati nilai 14 maka tingkat kebasaannya semakin kuat.

Menurut Lewis, asam adalah suatu spesies yag dapat menrima elektron bebas, sedangkan
basa adalah suatu spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas.
Menurut Arrhenius, Asam adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam air dapat menghasilkan
ion H+ (atau H3o+). Basa adalah suatu zat apabila terlarut dalam air dapat ditunjukan denag mengukur
PHnya, pH adalah parometer yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasamannya larutan. Larutan
asam mempunyai pH <7, larutan basa mempunya larutan >7, sedangkan larutan netral mempunyai
PH= 7. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan (Indikator Universal atau dengan pH meter).
Berkenan dengan teori asam-basa sifat larutan yang penting adalah kekuatan asam dan kekuatan
basa. Kekuatan asam dan basa dapat diketahui dari pH larutan atau dengan menggunakan indakator
asam-basa, indikator asam basa adalah zat-zat warna yang mampu menunnjukan warna berbeda
dalam larutan asam dan basa misalnya kertas lakmus. Lakmus akan berwarna merah dalam larutan
yang bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Senyawa asam dan senyawa
basa dapat dibandingkan menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah kekuatan asam
ditentukan oleh kemampuan menghasilkan Ion keasaman suatu larutan disebabkan adanya Ion H+
konsentrasi Ion hidronium [H+] dalam larutan encer umumnya sangat rendah tetapi sangat menemukan
sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air. Menurut penelitian konsentrasi Ion H+ harganya kecil
sehingga untuk menghindari kesulitan dari pengguna angka-angka yang terlalu kecil maka pada tahun
1909 S.P.I Sorensen mengusulkan konsep pH (pangkat Ion hydrogen) untuk menyatakan skala
konsentrasinya Ion H+ suatu larutan.

Asam adalah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan Ion H+. Basa ialah
senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan Ion oH- (Arrhenius).
Penggunaan Asam
Asam memiliki berbagai kegunaan, asam sering digunakan untuk menghilangkan kerat dari logam
dalam proses yang disebut ‘’Pengawetan’’ (Pickling) Asam dapat digunakan sebagai elektrolit didalam
baterai sel basah. Seperti asam sulfat yang digunakan didalam baterai mobil, pada tubuh manusia, dan
berbagai hewan, asam klorida merupakan bagian dari asam lambung yang disekresikan didalam
lambung untuk membantu memecah protein dan polisokrida maupun mengubah Proenzim pepsinogen
yang inokatif menjadi enzim pepsin.
Basa
Dalam keadaan murni basa umumnya berupa Kristal padat bersifat kaustik. Beberapa produk rumah
tangga seperti deadoran obat maag (ancatid) dan sabun serta diterjen mengandung basa. Basa adalah
suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan Ion hidroksida (oH-) oleh
karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus oH. Jika diketahui rumus kimia satu
basa, maka untuk member nama basa, cuku dengan menyebut nama logam dan diikuti kata
hidroksida. Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap Ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditunjukan untuk unsur/senyawa Kimia
yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik adalah istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi
menjadi basa kuat dan basa lemah kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan Ion oH dalam larutan dan konsentrasinya larutan basa tersebut.
Sifat-sifat Basa adalah:
- Kaustik
- Rasanya pahit
- Nilai pH lebih dari 7
- Mengubah kertas lakmus dari merah menjadi biru
- Dapat menghantarkan arus listrik
- Menetralkan asam

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Hari,Tanggal : Selasa,28-oktober-2014
Waktu : 14.00-15.00 wita
Tempat : Labolatorium kimia hasil hutan

3.2 Alat dan Bahan


Alat : - pipet tetes
- Lakmus Merah dan Biru
- PH Paper Universal
- Cawan Petri
Bahan : - Asam Klorida ( HCL )
:- Natrium hidroksida ( NaOH )

3.3 Prosedur Kerja


- Diambil sejumlah PH Paper Universal dan lakmus merah dan lakmus biru sesuai dengan jumlah
bahan yang di perlukan.
- Dimasukan ke dalam masing-masing larutan.
- Diamati perubahan yang terjadi.
- Diulangi sekali lagi dan catatlah hasilnya.
- Dibandingkan hasil dari PH Paper Universal dan kertas lakmus.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Hasil Prosedur atau Percobaan 1
Tabel uji kertas lakmus
Percobaan Larutan Lakmus Hasil
1 HCl Merah Asam
2 HCl Biru Asam
3 NaOH Biru Basa
4 NaOH Merah Basa

B. Hasil Prosedur atau Percobaan II


Tabel uji Ph paper universal
Percobaan Larutan Hasil
1 NaOH Basa Ph 12
2 HCl Asam Ph 1

4.2 Pembahasan

Kita telah mengetahui sebelumnya bahwa suatu larutan memiliki sifat yang berbeda satu sama lain.
Larutan dapat memiliki sifat asam, basa, maupun netral. Yang kita lakukan adalah menentukan sifat
asam, basa, dan netralnya suatu larutan HCl dan larutan NaOH. Untuk menentukan larutan asam basa
menggunakan kertas lakmus, sesuai dengan penjelasannya pada dasar teori setiap larutan asam
dapat merubah warna kertas lakmus merah dan biru menjadi merah, larutan basa dapat merubah
warna kertas lakmus merah dan biru menjadi biru dan larutan netral tidak merubah warna kertas
lakmus merah dan biru.

Hasil pengamatan sifat asam dan basa senyawa senyawayang bersifat asam adalah HCl. Asam adalah
salah satu sifat suatu zat yang berbentuk larutan maupun pelarut, sifat dari asam yaitu terasa asam,
korosif, dan beracun. Larutan HCl bersifat asam kuat Ph 1. Senyawa yang bersifat basa adalah NaOH.
Basa adalah salah satu sifat suatu zat baik yang berbentuk larutan maupun non pelarut. Sifat dari basa
yaitu terasa pahit, korosif, dan beracun. Larutan NaOH bersifat basa kuat ph 12

1. Berapa gram NaOH yang harus ditimbang untuk mendapatkan 0,1 M dalam 1
liter?
2. Berapa ml HCl untuk mendapatkan 0,1 molar 1liter?

Jawab
1.Dik : M NaOH = 0,1 M
V = 1L =1000ML
Ar Na =23
Ar O = 16
Ar H = 1
Mr NaOH = 40
Dit : gram?
M NaOH = gram x 1000
Mr 1000
0,1 M = Gram x 1
40
Gram=40x0,1
= 4 gram

1 .37% HCl = 12 M

M1.V1=M2.V2
12.V1=0,1.1000
V1=0,1.1000
12
V1=100
12
V1=8,33ML
3.Kertas lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika di
celupkan kedalam larutan asam atau basa ,warna kertas lakmus dalam larutan asam,larutan basa dan
larutan bersifat netral berbeda . perubahan warna yang di hasilkan pada kertas lakmus di sebabkan
oleh adanya yang berwarna biru dan merah di dalam kertas lakmus.ada dua macam kertas lakmus
yaitu lakmus merah dan lakmus biru.sifat dari masing masing kertas lakmus tersebut sebagai berikut :
- Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan netral berwarna merah.
- Lakmus biru dalam larutan asam bersama merah dan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru.

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

5.1.1 Dari hasil percobaan untuk menentukan larutan asam dan basa dengan menggunakan kertad yang
berwarna merah dan biru maupun Ph paper universal.
5.1.2 Untuk menentukan larutan asam basa menggunakan lakmus,sesuai dengan penjelasan pada dasar teori
setiap larutan asam dapat berubah warna kertas warna kertas lakmus merah dan biru menjadi merah,larutan
basa dapat berubah warna kertas merah dan biru menjadi biru.
5.1.3 sedangkan hasil pengamatan sifat asam dan basa senyawa,senyawa yang bersifat asam adalah
HCl,larutan HCl bersifat asam kuat PH1,senyawa yang bersifat basa adalah NaOH ,larutan NaOH bersifat basa
kuat PH12.
5.2 Saran
Saran yang saya dapat sampaikan selaku praktikan adalah dalam melaksanakan praktikum
hendaknya praktikan memperhatikan penjelasan yang di sampaikan oleh asisten pendamping, bila ada
yang kurang jelas atas penjelasan sebaiknya bertanya agar lebih jelas apa yang praktikan belum
mengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Krisnandi ,Yuni, 2007. Sistematika teori asam basa.


Yogyakarta.http//repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/6ao5eb96b17e24a135ab727576ad13dedadcbo
dc.pdr.diakses 22/10/2014.
Shevla.G.2005.asam basa.Yogyakarta : airlangga.susilowati .endang.theory and application of
chemistry.Yogyakarta.
Sugiyanto.kristian Handoyo.2006.kimia anorganik 1.dasar-dasar kimia anorganik non
logam.Yogyakarta:jurusan pendidikan kimia. FMIPA,Universitas negeri Yogyakarta.
Susilo,Ending . M .Si.2005.sains kimia prinsip dan pena.rapaanya.solo:PT Tiga serangkai:Pustaka
Mandiri.
Susresna.Nana.2007.Cerdas Belajar
KIMIA.Bandung:Grafindo http://www.Sciencencompany.com/images/phsscale.gif.Diakses22/10/2014
III. Dasar teori

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan denga pH lebih kecil dari 7. asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton(ion H+)
kepada zat lain (yang disebutbasa), atau dapat menerima pasangan electron bebas dari suatu basa.
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh
asam adalahasam asetat

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

– masam ketika dilarutkan dalam air.

-asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya asam pekat.

-asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.

– asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit.

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling berlawanan.
Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang
bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti sebagai berikut. maka ketika suatu
senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion positif
menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa hidroksida (OH)
mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

-Kaustik

-Rasanya pahit

-Licin seperti sabun

-Nilai pH lebih dari air suling

-Mengubah warna lakmus merah menjadi biru

-Dapat menghantarkan arus listrik

Indikator asam dan basa

Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan
indikator alami, Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa
alami.

Indikator Buatan

Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat di laboratorium atau pabrik alat-alat
kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang terdiri dari lakmus merah dan lakmus
biru, kertas lakmus kertas yang diberi senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang
berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah
sesuai dengan larutannya. Perubahan warna yang mampu dihasilkan oleh kertas lakmus sebenarnya
disebabkan karena adanya orchein (ekstrak lichenes) yang berwarna biru di dalam kertas lakmus.

Lakmus biru dibuat dengan menambahkan ektrak lamus yang berwarna biru ke dalam kertas putih.
Kertas akan menyerap ekstrak lakmus yang selanjutnya dikeringkandalam udara terbuka, sehingga
dihasilkan kertas nlakmus biru.kertas lakmus biru pada larutan yang bersifat basa akan tetap biru ,
karena orchein merupakan anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH–).

Kertas lakmus merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus biru, tetapi
ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar warnanya menjadi merah.

Sehingga mekanisme reaksi orchein pada suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus
merah dimasukkan kedalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap merah karena lakmus
merah memang merupakan orchein dalam suasana asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah
ditambahkan larutan yang bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk.

Indikator Alam

Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam larutan asam,
basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah
tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan
dedaunan.

Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu
merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau,
kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan basa akan
berwarna hijau.
DAFTAR ISI

BAB I : Pendahuluan........................................................4

BAB II : Kajian Pustaka......................................................5

BAB III : Metode Penelitian...............................................9

BAB IV : Pembahasan........................................................12

BAB V : Penutup (kesimpulan).........................................14

SARAN ...................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................16

LAMPIRAN ............................................................................17

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam suasana yang
berbeda, misalnya lakmus yang dalam suasana asam berwarna merah sedangkan dalam suasana
basa berwarna biru.
Di sekitar kita, terdapat beberapa zat warna alami yang dapat digunakan sebagai indikator, seperti
kunyit, ekstrak daun mahkota bunga berwarna, dengan syarat dapat mengalami perubahan warna
dalam suasana yang berbeda.

Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral. Dengan
indikator universal kita dapat menentukan pH suatu larutan. Indikator universal adalah campuran
dari beberapa macam indikator yang telah distandarisasi warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu,
dengan mencocokkan warna indikator universal dalam suatu larutan dengan warna standart, kita
dapat memperkirakan pH larutan tersebut.

Senyawa asam mempunyai rasa yang masam sedangkan senyawa basa mempunyai rasa yang pahit.
Akan tetapi kita tidak boleh mencicipi rasa dari suatu zat kimia. Karena ada beberapa zat yang
mengandung racun. Oleh karena itu untuk menguji sifat asam-basa larutan kita dapat menggunakan
alat bantu berupa kertas lakmus dan beberapa indikator alami seperti ekstrak bunga dan kunyit.
Tetapi pada uji percobaan ini kita akan menggunakan bahan indikator alami seperti ekstrak bunga
mawar dan bunga sepatu.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil dari pencampuran antara indikator alami (Kembang Sepatu,

Kol merah, dan kunyit) dengan larutan yang diuji.

2. Perubahan-perubahan warna apa sajakah bila keempat indikator dicampur dengan larutan

uji ?

3. Bagaimana cara membedakan warna indikator I dengan warna indikator yang lain.

BAB II

Kajian Pustaka

A. ASAM

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang
bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi
modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang
disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi
dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam
asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam
umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat
berbahaya dan tidak dianjurkan.

Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam
bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa
Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki
arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu
definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.

Ø Pada tahun 1884 Svante Arrhenius mengemukakan teori tentang asam dan basa yaitu teori asam
basa arrhenius. Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+ dimana ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada dalam
larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan terionisasi menghasilkan ion
OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya yang ada di dalam larutan.

Asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam
air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa
untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.

Ø Pada tahun 1923 ahli kima Denmark bernama J.N Bronsted dan ahli kimia inggris bernama T.N
Lowry mengemukakan teori yang bernama teori asam basa broansted-lowry, yang berbunyi suatu
zat pemberi proton (proton donor) disebut asam dan suatu zat penerima proton (proton aseptor) di
sebut basa. Dari definisi tersebut maka suatu asam setelah melepas proton akan membentuk basa
konjugasi dari asam tersebut. Demikian pula dengan basa, setelah menerima proton akan
membentuk asam konjugasi dari basa tersebut.

Asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai
pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang
mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).

Ø Pada tahun 1932 G.N Lewis menyatakan teori yang berbunyi basa adalah zat yang memiliki satu
atau lebih pasangan elektron bebas yang dapat di berikan kepada zat lain sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinasi, sedangkan asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron tersebut.

asam adalah penerima pasangan elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N.
Lewis ini dapat mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat
dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital
molekul. Secara umum, suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang
paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari
basa dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.

Nama Rumus Terdapat dalam


molekul

Asam asetat CH3COOH Cuka dapur

Asam askorbat C6H8O6 Jeruk, tomat, sayuran

Asam sitrat C6H8O7 Jeruk atau vitamin C

Asam karbonat H2CO3 Minuman berkarbonasi

Asam klorida HCl Asam lambung

Asam nitrat HNO3 Pupuk

Asam fosfat H3PO4 Deterjen, pupuk

Asam tartrat C4H6O6 Anggur

Asam malat C4H6O5 Apel

Asam format HCOOH Sengatan lebah

Asam laktat C3H6O3 Keju

Asam benzoat C6H5COOH Bahan pengawet


makanan
SIFAT ASAM

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

 Rasa : masam ketika dilarutkan dalam air.

 Sentuhan : asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat.

 Kereaktifan : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.

 Hantaran listrik : asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.

B. BASA

Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan
sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Di alam, asam
ditemukan dalam buah-buahan. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus.

Arrhenius : Basa merupakan suatu senyawa yang dapat menghasilkan ion Hidroksida [OH], bila
dilarutkan dalam air mempunyai rasa pahit dan bersifat kaustik.

Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur/senyawa kimia yang
memiliki pH lebih dari 7. Kostikmerupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. jadi kita
menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium
hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat
tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi
larutan basa tersebut.

Reaksi: Kalsium Hidroksida + Asam Sulfat ————> Kalsium Sulfat + AirCa(OH)2 (aq) + H2SO4 ———
—> CaSO4(aq) + 2H2O

SIFAT BASA

· Nilai pH lebih dari sabun

· Mengubah warna lakmus merah menjadi biru

· Rasa : pahit

· Sentuhan : licin (diakibatkan korosif lemak pada permukaan kulit)

· Kereaktifan : Basa kuat bersifat Kostic (kulit terasa terbakar atau korosif oleh cairan
kimia)
· Hantaran listrik : Larutan Basa pada air akan membentuk ion sehingga merupakan larutan
elektrolit.

Indikator adalah suatu zat penunjuk yang dapat membedakan larutan, asam atau basa,atau netral
melampirkan beberapa indikator dan perubahannya pada trayek pH tertentu,kegunaan indikator ini
adalah untuk mengetahui berapa kira-kira pH suatu larutan. Disamping itu juga digunakan untuk
mengetahui titik akhir kosentrasi pada beberapasenyawa organik dan senyawa anorganik.

Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion
OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut.

Teori asam-basa:

Contoh:

1) HAc(aq) + H2O(l) « H3O+(aq) + Ac-(aq)


asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konyugasi.


H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

2) H2O(l) + NH3(aq) « NH4+(aq) + OH-(aq)


asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konyugasi.NH4+ dengan NH3merupakan pasangan
asam-basa konyugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa
(proton akseptor).
Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).

a. Indikator Asam Basa

Indikator buatan adalah indicator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik alat – alat kimia,
kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam biasanya
menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru. Indicator
buatan lainnya adalah indicator universal, indicator asam basa seperti fenolptalin dan metal jingga.
Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk menentikan
derajat keasaman atau pH larutan.

b. Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah)

Indikator alam merupakan bahan alam yang dapat berubah warnannya dalam larutan yang sifatnya
berbeda, asam, basa atau netral. Indicator alam yang biasa digunakan untuk pengujian asam basa
adalah bubga – bungaan, umbi, kulit buah dan daun yang berwarna. Perubahan warna indicator
bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam asam
berwarna merah dan di dalam basa berwarna hijau.

BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan :

Siswa dapat menentukan sifat asam dan basa suatu larutan dengan menggunakan indikator alami.

Alat – Alat :
- Lumpang alu : 1 buah - Pipet tetes : 3 buah

- Palet : 1 buah

Bahan :

- Cuka - Kol Merah


- Bunga Sepatu - Kunyit

- Air Kapur
Cara Kerja :

- Ambil beberapa lembar kelopak bunga sepatu, gerus dalam alu hingga halus

- Beri air kedalam bunga sepatu yang telah dihaluskan

- Ambil cuka dan letakan dalam palet

- Uji indikator bunga sepatu dalam lrutan asam dengan meneteskan larutan bunga sepatu dalam
air cuka, catat warnanya

- Masukan sedikit air kapur dalam palet

- Uji indikator bunga sepatu dalam larutan basa dengan meneteskan larutan bunga sepatu
dalam air kapur, catat warnanya

- Uji larutan A,B,C,D dan E dengan menggunakan indikator bunga sepatu, catat warnanya

- Lakukan hal yang sma dengan indikator kunyit/kulit manggis

Tabel 1

Indikator Asam (cuka) Basa (air kapur)

Bunga sepatu Merah Hijau

Kol merah Pink Kuning kehijauan

Kunyit Kuning Orange

Tabel 2

Larutan Bunga sepatu Kol Merah Kunyit Sifat

A Merah Pink Kuning Asam

B Hijau Kuning Orange Basa

C Merah Pink Kuning Asam

D Hijau Kuning Orange Basa

E Merah Pink Kuning Asam


BAB IV

PEMBAHASAN

Telah disebutkan bahwa asam mempunyai rasa asam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit.
Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara mencicipinya, sebab
banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun.

Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna
berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat
berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti pada percobaan
yang telah di lakukan memperoleh hasil sebagai berikut :

1. Uji pendahuluan menggunakan air cuka.

Pada pengujian dengan bunga sepatu, kol merah dan kunyit yang ditambah air cuka akan bereaksi
dan menghasilkan perubahan warna. Bunga sepatu yang di tunbuk, awalnya ungu berbah menjadi
merah ; Kol merah yang di tumbuk, awalnya berwarna ungu berubah menjadi warna merah
muda/pink ; Kunyit yang di tumbuk, awalnya berwarna jingga menjadi kuning. Hal ini menunjukkan
bahwa air cuka bersifat asam. Dan apabila dirasakan air cuka akan berasa asam. Sehingga sesuai
dengan sifat dari asam.

2. Uji pendahuluan menggunakan air kapur.

Pada pengujian dengan bunga sepatu, kol merah dan kunyit yang ditambah air kapur akan bereaksi
dan menghasilkan perubahan warna.Bunga sepatu yang di tumbuk, awalnya ungu berubah menjadi
hijau ; Kol merah yang di tumbuk, awalnya berwarna ungu berubah menjadi warna merah kuning
kehijauan ; Kunyit yang di tumbuk, awalnya berwarna jingga menjadi orange/jingga. Hal ini
menunjukkan bahwa air kapur bersifat basa. Dan apabila dirasakan air kapur akan berasa pahit.
Sehingga sesuai dengan sifat dari basa.(lihat pada tabel 1)

3. Uji terhadap larutan uji.

a. Pada pengujian larutan A yang dicampur dengan ekstrak bunga sepatu, kol merah
dan kunyit akan bereaksi dan menghasilkan perubahan warna. Ekstrak bunga sepatu dari ungu
menjadi warna merah ; ekstrak kol merah dari ungu menjadi warna merah muda/pink ; ekstrak
kunyit yang awalnya berwarna orange berubah menjadi kuning. Hal ini sama dengan uji
pendahuluan pada larutan air cuka sehingga pada larutan A bersifat asam.(lihat pada tabel 1&2)

b. Pada pengujian larutan B yang dicampur dengan ekstrak bunga sepatu, kol merah
dan kunyit akan bereaksi dan menghasilkan perubahan warna. Ekstrak bunga sepatu dari ungu
menjadi warna hijau ; ekstrak kol merah dari ungu menjadi warna kuning ; ekstrak kunyit berubah
menjadi orange. Hal ini sama dengan uji pendahuluan pada larutan air kapur sehingga pada larutan B
bersifat basa.

c. Pada pengujian larutan C yang dicampur dengan ekstrak bunga sepatu, kol merah
dan kunyit akan bereaksi dan menghasilkan perubahan warna. Ekstrak bunga sepatu dari ungu
menjadi warna merah ; ekstrak kol merah dari ungu menjadi warna merah muda/pink ; ekstrak
kunyit yang awalnya berwarna orange berubah menjadi kuning. Hal ini sama dengan uji
pendahuluan pada larutan air cuka sehingga pada larutan C bersifat asam.

d. Pada pengujian larutan D yang dicampur dengan ekstrak bunga sepatu, kol merah dan kunyit
akan bereaksi dan menghasilkan perubahan. Ekstrak bunga sepatu dari ungu menjadi warna hijau ;
ekstrak kol merah dari ungu menjadi warna kuning ; ekstrak kunyit berubah menjadi orange. Hal ini
sama dengan uji pendahuluan pada larutan air kapur sehingga pada larutan D bersifat basa.

e. Pada pengujian larutan E yang dicampur dengan ekstrak bunga sepatu, kol merah dan kunyit
akan bereaksi dan menghasilkan perubahan warna. Ekstrak bunga sepatu dari ungu menjadi warna
merah ; ekstrak kol merah dari ungu menjadi warna merah muda/pink ; ekstrak kunyit yang awalnya
berwarna orange berubah menjadi kuning. Hal ini sama dengan uji pendahuluan pada larutan
air cuka sehingga pada larutan E bersifat asam.

.
BAB V

PENUTUP (KESIMPULAN)

· Dari percobaan dengan larutan uji tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa larutan A, C
dan E bersifat asam karena hasilnya sama dengan uji pendahuluan pada larutan air cuka. Sedangkan
pada larutan uji B dan E bersifat basa karena diperoleh hasil yang sama dengan uji pendahuluan
larutan air kapur.

· Larutan yang di campur dengan ekstrak bunga sepatu kemudian menghasilkan perubahan
warna dari ungu menjadi merahmempunyai sifat asam.

· Larutan yang di campur dengan ekstrak bunga sepatu kemudian menghasilkan perubahan
warna dari ungu menjadi hijau mempunyai sifat basa.

· Larutan yang di campur dengan ekstrak kol merah kemudian menghasilkan perubahan warna
dari ungu menjadi merah muda/pinkmempunyai sifat asam.

· Larutan yang di campur dengan ekstrak kol merah kemudian menghasilkan perubahan warna
dari ungu menjadi kuning kehijauanmempunyai sifat basa.

· Larutan yang di campur dengan ekstrak kunyit kemudian menghasilkan perubahan warna
dari orange/jingga menjadi kuningmempunyai sifat asam.

· Larutan yang di campur dengan ekstrak kunyit kemudian menghasilkan perubahan


warna orange/jingga mempunyai sifat basa.

Setelah dilakukan praktikum kami dapat menentukan sifat adam dan basa suatu larutan dengan
menggunakan indikator alami. Awalnya kami mengira bahwa kunyit, bunga sepatu dan kol merah lah
yang akan kami uji dengan suatu larutan untuk menentukan apakah ketiga bahan tersebut bersifat
asam atau basa, tetapi ternyata setelah melakukan praktikum kami mengetahui bahwa suatu larutan
yang tidak diketahui sifatnyalah yang akan diuji dengan ketiga bahan tersebut. ini membuktikan
bahwa ketiga bahan tersebut adalah indikator alami yang sering kita temukan di kehidupan sehari-
hari yang dapat kita gunakan untuk menentukan sifat asam atau basanya suatu larutan.

Atas selesainya laporan ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang sudah
membantu sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan semoga
laporan ini dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran selanjutnya.
SARAN

Setelah praktikum yang kami laksanakan, ada beberapa kesalahan yang kami lakukan, untuk
praktikum yang akan di lakukan selanjutnya , ada beberapa saran yang hendak kami sampaikan, agar
kesalahan yang sama tidak terulang.

· Pada saat praktikum, kami menggunakan pipet tetes yang digunakan untuk mengambil ekstrak
kol merah untuk mengaduknya dengan campuran larutan A, B, C, D, E sehingga kami mendapat
teguran dari guru pembimbing kimia, sehingga kami harus mengulangnya lagi untuk bangain kol
merah. Sebaiknya gunakan alat lain untuk mengaduknya, agar perubahan warna tidak tercampur.

· Pada saat praktikum, kami menggunakan pallet berwarna hijau tua, sehingga perubahan warna
yang dihasilkan tidak dapat dilihat dengan jelas. Sampai kami harus meneteskannya pada tisu yang
putih agar terlihat warnanya. Kami sarankan untuk menggunakan pallet dengan warna bening atau
putih agar dapat melihat perubahan warnanya dengan jelas.

· Untuk praktikum yang akan dilakukan selanjutnya, kami sarankan untuk mempelajari dan
mencari tahu tentang BAB Asam Basa, terutama tentang praktik indikator alami. Supaya dapat
menetahui lebih jelas bagaimana cara membedakan larutan tersebut asam atau basa dan untuk
menghindari kesalahan yang akan terjadi.

VII. ANALISIS DATA

Berbagai bagian dari tumbuhan yang berwarna dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Pada
umumnya bahan yang dengan warna mencolok memiliki sifat memberikan warna yang berbeda
pada suasana asam dan basa, karna pada kelopak bunga tumbuhan memiliki pigmen sehingga ketika
diekstrak menghasilkan berbagai warna. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh
data:

1. Kunyit ini saat di peras menghasilkan warna kuning dan saat di campurkan dengan larutan
asam(cuka) tetap berwarna kuning sedangkan saat di tetesi dengan larutan basa(air sabun) berubah
menjadi warna orange tua atau merah bata. Kunyit dapatdijadikan indikator asam-basa.

2. Daun sirih yang warna awalnya adalah hijau tua saat di tetesi larutan asam(cuka) memberikan
warna hijau tua sedangkan saat di tetesi larutan basa(air sabun) juga tetap berwarna hijau tua yang
berarti daun sirih ini kurang baik atau tidak dapat di jadikan indikator asam-basa karna tidak berubah
saat di tetesi larutan asam maupun basa.

3. Pada bunga terompet ungu warna aslinya berwarna ungu tua tetapi saat di campur dengan
larutan asam(cuka) berubah menjadi warna coklat muda dan saat di campur dengan larutan
basa(air sabun) berubah juga menjadi warna hijau tosca, berarti bunga terompet ungu ini bisa
menjadi indikator asam-basa yang baik karna mengandung pigmen yang membuat
bunga terompet ini memiliki warna yang mencolok yang saat di uji dengan larutan asam-basa
dengan mudah dapat berubah warna.
4. Bunga Kamboja Kuning yang warna awalnya adalah kuning saat di tetesi larutan asam(cuka)
memberikan warna kuning sedangkan saat di tetesi larutan basa(air kapur) juga tetap berwarna
kuning yang berarti bunga kamboja kuning ini kurang baik atau tidak dapat di jadikan indikator
asam-basa karna tidak berubah saat di tetesi larutan asam maupun basa.

5. Pada bunga mawar merah muda warna larutan ekstraknya berwarna coklat tetapi saat di
campur dengan larutan asam(cuka) berubah menjadi warna krem atau oren salem dan saat di
campur dengan larutan basa(air sabun) berubah juga menjadi warna hijau, berarti bunga mawar
merah muda ni bisa menjadi indikator asam-basa yang baik karna mengandung pigmen yang
membuat bunga mawar ini memiliki warna yang mencolok yang saat di uji dengan larutan asam-
basa dengan mudah dapat berubah warna.

6. Pada bunga pukul empat warna larutan ekstraknya berwarna merah tetapi saat di campur
dengan larutan asam(cuka) berubah menjadi warna pink tua dan saat di campur dengan larutan
basa(air sabun) berubah juga menjadi ungu muda, berarti bunga pukul empat ini bisa menjadi
indikator asam-basa yang baik karna mengandung pigmen yang membuat bunga pukul empat ini
memiliki warna yang mencolok yang saat di uji dengan larutan asam-basa dengan mudah dapat
berubah warna.

VIII. KESIMPULAN

Tidak semua tumbuhan dapat menjadi indikator yang baik, hanya tumbuhan dengan warna yang
mencolok yang dapat dijadikan sebagai indikator yang baik, karna pada kelopak bunga tumbuhan
memiliki pigmen warna sehingga ketika diekstrak menghasilkan berbagai warna. Indikator asam-
basa yang baik dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan larutan
yang bersifat basa. Menggunakan bunga yang sejenis belum tentu sama dan bisa menjadi indikator
asam-basa, seperti saat percobaan kamboja kuning dan kamboja merah yang menghasilkan warna
berbeda saat di campur larutan asam dan larutan basa.

Dari percobaan yang telah dilakukan, bunga yang dapat digunakan sebagaiindikator yang baik yaitu
bunga terompet ungu karna saat di campur larutan asam danbasa warnanya berubah dengan warna
awal ungu tua. Begitu juga dengan kunyit, bunga mawar merah muda dan bunga pukul empat yang
mengalami perubahan warna saat ekstraknya ditetesi larutan asam maupun larutan basa.

Bunga yang tidak dapat menjadi indikator asam-basa adalah bunga kamboja kuning karna saat di
campur larutan asam(kuning) basa(kuning) dengan warna awal kuning tidak berubah sama
sekali warnanya. Begitu juga dengan daun sirih yang tidak mengalami perubahan warna.

Anda mungkin juga menyukai