Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. SEJARAH

Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UndangUndang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap
rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan penyelenggaraan rumah
sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit, dan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit yang berisikan

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
2. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu sistem
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses
pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi
untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan.
3. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator,
prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola
secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan
4. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
5. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Pengaturan SIMRS bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja,


serta akses dan pelayanan Rumah Sakit.
B. Latar Belakang

Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi sebagai lembaga sosial semata, tetapi
merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Sehingga rumah sakit dituntut
untuk meningkatkan kinerja dan daya saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang
dibawanya. Rumah sakit harus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis antara lain efisiensi dari dalam (organisasi,
manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat agar dapat menjadi organisasi yang responsif, inovatif, efektif, efisien dan
menguntungkan.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan
kebijakan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
pemerintah maupun swasta. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain
dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya.

Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah sakit adalah teknologi informasi
berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah
sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer
merupakan sarana pendukung yang sangat penting – bahkan bisa dikatakan mutlak – untuk operasional rumah sakit.
Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan
mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari
berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan.

C. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan
dan prosedur administrasi untuk mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan
akurat.

D. Manfaat Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (Sim-Rs)


Adapun manfaat dari penggunaan sistem informasi manajemen rumah sakit (sim-rs) sebagai berikut
1. Meningkatkan mutu pelayanan medis di rumah sakit
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka pengelolaan rumah sakit
3. Mengembangkan dan memperbaiki sistem yang telah ada sehingga memberikan suatu nilai tambah bagi
manajemen
4. Proses-proses manajemen di rumah sakit bisa terintegrasi antara satu bagian dengan bagian lainnya.
5. Data riwayat penyakit dan perawatan pasien (medical record) bisa dikelola dan dipanggil dengan cepat.
6. Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya.
7. Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas maupun bank.
8. Pengendalian stok obat dan alat kesehatan (alkes) pada multi gudang (multi apotek) bisa dilakukan dengan
lebih mudah karena perkembangan posisi stok bisa diketahui setiap saat.
9. Menjaga konsistensi data (data consistency) karena menggunaan data bersama (data sharing) baik data
master (database pasien, dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun data transaksi.
10. Memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit secara cepat dan akurat.
11. Penagihan kepada pasien bisa dibuat dalam sebuah single billing statement untuk semua jasa perawatan
yang telah diterima pasien.
12. Efisiensi waktu untuk proses entri data (entry time) karena hanya cukup dilakukan sekali.
13. Efisiensi kerja karyawan menjadi meningkat karena beberapa proses rutin seperti pembuatan laporan atau
perhitungan-perhitungan dilakukan secara otomatis dan cepat

E. Tujuan Penyelenggaraan Sistem Manajemen Rumah Sakit

Tersusunnya pedoman penyelenggaraan program Sistem Informasi Manajemen di Rumah Sakit sebagai
dasar acuan seluruh kebijakan, prosedur dan program kerja yang terkait dengan kegiatan SIM-RS di
Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC) Jambi.

F. Landasan Hukum Sistem Infromasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 tentang Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)
2. UU No.44 T-2009, tentang RS
BAB II

KEAMANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

A. Keamanan fisik

1. hak akses pada ruang data center/server Rumah sakit Mayang Medical Centre Jambi
hak akses pada ruang server pada Rumah Sakit Mayang Medical Centre Jambi hanya bisa di lakukan
oleh berwewenang pada hal ini yakni Petugas / Staff IT Rumah Sakit Mayang Medical Centre Jambi
agar keamanan dan kerahasian data dan informasi tetap terjaga oleh karena itu selain petugas yang
berwenang tidak di perkenanankan masuk ke ruang server tanpa izin petugas
2. penggunaan hak akses komputer untuk user pengguna Rumah Sakit Mayang Medical Centre Jambi
hak akses pengguna(User) Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Mayang Medical Centre Jambi
telah di atur sesuai dengan hak akses masing masing dan yang berhak mengubah , menambah ,
menghapus yaitu petugas/ Staff IT di Rumah Sakit Mayang Medical Centre Jambi.
B. Keamanan Jaringan
Keamanan jaringan (network security) dalam jaringan komputer sangat penting dilakukan untuk memonitor
akses jaringan dan mencegah penyalahgunaan sumber daya jaringan yang tidak sah. Tugas keamanan
jaringan dikontrol oleh administrator jaringan Rumah Sakit Mayang Medical Centre Jambi.
C. Keamanan Aplikasi
Untuk memenuhi syarat keamanan sebuah, maka sistem harus memenui syarat-syarat sebagai berikut:

1. Keamanan aplikasi harus mendukung dan mengimplementasikan protokol keamanan dalam melakukan
transfer data (seperti: SSL, TLS)
2. Aplikasi harus memungkinkan masing-masing user dapat didentifikasikan secara unik, baik dari segi
nama dan perannya.
3. Akses melalui metode akses remote dapat berfungsi dengan baik melalui aplikasi client (yaitu melalui
VPN, modem, wireless, dan sejenisnya).
4. Aplikasi dapat berfungsi dengan baik pada software anti-virus yang digunakan saat ini.
BAB III
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
A. Pengertian
Data adalah angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum
bermakna bagi Puskesmas. Informasi adalah data yang telah diolah atau diproses menjadi bentuk yang
mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendukung
pembangunan kesehatan.
Pengelolaan data dan informasi di SIM-RS rumah Sakit Mayang Medical Centre Jambi adalah proses
penatalaksanaan mulai dari identifikasi data, pengumpulan data, penyimpanan data, analisa data
menjadi informasi, pelaporan serta distribusi informasi.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi: pengumpulan data, penyimpanan data, pencarian kembali data,
analisa data, pelaporan, dan distribusi informasi

C. Tata Laksana
a. Pengumpulan dan penyimpanan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data dari SIM-RS yang di
inputkan oleh petugas (pengguna/user ) di setiap Unit/ layanan di Rumah Sakit Mayang Medical
Centre jambi.
Penyimpanan data merupakan kegiatan penyimpanan data yang ada di Rumah Sakit Mayang
Medical Centre Jambi yang tersimpan di Sistem Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)s
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan dan penyimpanan data :
1. Petugas mengidentifikasi kebutuhan data
2. Petugas menentukan sumber data
3. Petugas menemukan data
4. Petugas memasukan data ke Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
5. Petugas menyimpan data ke sistem Informasi manajemen Rumah Sakit

b. Pencarian kembali data


Pencarian kembali data merupakan kegiatan proses pencarian data sesuai dengan permintaan/
kebutuhan, dengan langkah-langkah :
1. Petugas mengidentifikasi kebutuhan data
2. Petugas melakukan pencarian data di Sistem
3. Petugas memberikan data
4. Petugas meminta tanda tangan pemberian data

c. Analisa Data
Analisa data merupakan kegiatan mengolah/ memproses data yang telah dikumpulkan menjadi yang
disajikan dalam bentuk grafik, histogram ataupun bentuk lainnya agar lebih mudah dipahami.
Langkah –langkah melakukan analisa data meliputi :
1. Petugas menentukan metode analisis yang di pakai.
2. Petugas mengambil data dari SIM-RS yang akan dianalisa.
3. Petugas melakukan validasi data.
4. Petugas melakukan pengelompokan data
5. Petugas melakukan validasi informasi.
6. Petugas mencatat informasi ke dalam buku register.
7. Petugas menyimpan arsip informasi.
8. Petugas melaporkan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

d. Pelaporan dan distribusi informasi


Pelaporan dan distribusi informasi kegiatan melaporkan informasi yang telah dibuat kepada atasan
/ dinas kesehatan serta mendistribusikan informasi kepada instansi/lintas sektor/ pihak lain yang
dianggap memiliki hubungan/korelasi dengan informasi yang dibuat.
1. Petugas menentukan tujuan pelaporan dan distribusi informasi
2. Petugas membuat surat terima penyerahan informasi

Anda mungkin juga menyukai