Ruptur Uteri 3 April 2011
Ruptur Uteri 3 April 2011
Masalah
1. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi
2. Konservasi fungsi reproduksi
3. Resiko ruptura uteri ulangan
Faktor Predisposisi
1. Multiparitas / grandemultipara
2. Pemakaian oksitosin untuk induksi/stimulasi persalinan yang tidak tepat
3. Kelainan letak dan implantasi plasenta contoh pada plasenta akreta, plasenta
inkreta/plasenta perkreta.
4. Kelainan bentuk uterus umpamanya uterus bikornis
5. Hidramnion
Cara terjadinya atau jenis rupture uteri adalah :
1. Ruptura uteri spontan
a. Terjadi spontan dan sebagian besar pada persalinan
b. Terjadi gangguan mekanisme persalinan sehingga menimbulkan
ketegangan segmen bawah rahim yang berlebihan
Gejala
3. Biasaya ruptura uteri didahului oleh gejala-gejala ruptura membakat, yaitu his
yang kuat dan terus-menerus, rasa nyeri yang hebat di perut bagian bawah
nyeri waktu ditekan, gelisah atau seperti ketakutan, nadi dan pernapasan
cepat, cincin van bandl meninggi.
4. Setelah terjadi ruptura uteri dijumpai gejala-gejala syok, perdarahan (bisa
keluar melalui vagina ataupun kedalam rongga perut), pucat, nadi cepat dan
halus, pernapasan cepat dan dangkal, tekanan darah turun. Pada palpasi sering
bagian-bagian janin dapat diraba langsung di bawah dinding perut, ada nyeri
tekan, dan di perut bagian bawah teraba uterus kira-kira sebesar kepala bayi.
Umumnya janin sudah meninggi.
5. Jika kejadian ruptura uteri telah lama terjadi, akan timbul gejala-gejala
meteorismus dan defence musculare sehingga sulit untuk dapat meraba bagian
janin.
Prognosis
Ruptur uteri merupakan malapetaka untuk ibu maupun janin. Oleh karena itu
tindakan pencegahan sangat penting dilakukan. Setiap ibu bersalin yang disangka
akan mengalami distosia, kelainan letak janin, atau pernah mengalami tindakan
operatif pada uterus seperti seksio sesarea, miomektomi dll, harus diawasi dengan
cermat. Hal ini perlu dilakukan agar tindakan dapat segera dilakukan jika gejala-
gejala ruptura uteri membakat, sehingga ruptura uteri dapat dicegah terjadinya
pada waktu yang tepat.
Penanganan / Penatalaksanaan
Penanganan ruptura uteri memerlukan tindakan spesialistis dan hanya mungkin
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas transfusi darah. Sikap bidan kalau
menerima kiriman penderita dengan ruptura uteri di pedesaan adalah melakukan
observasi saat menolong persalinan sehingga dapat melakukan rujukan bila terjadi
ruptura uteri mengancam atau membakat. Oleh karena itu, kerja sama dengan
dokter puskesmas atau dokter keluarga sangat penting.
Rupture uteri
- Tampak sakit, nadi, pernapasan Sikap rumah sakit
- Perbaikan keadaan umum Perawatan :
cepat
- Perawatan post
- Tekanan darah rendah, bagian penderita
operasi
ujung dingin - Ruptura uteri membakat
- Infus dan tranfusi
- Janin di bawah kulit abdomen - Selesaikan persalinan
- Antibiotika dan
- Janin dalam kavum abdomen dengan tindakan yang
antipretika
- Tanda cairan bebas dalam adekuat
- Mobilisasi
abdomen - Ruptura uteri
bertahap
- Perbaikan keadaan umum
- Histerorafi dan histerektomi