Anda di halaman 1dari 36

* ANALISIS IMPLEMENTASI INISIASI MENYUSU DINI

PADA Ny S G5P3A1H3 GRAVID ATERM DENGAN


PERSALINAN NORMAL DI RUANG PONEK
RSUD PARIAMAN

Nur Fadjri Nilakesuma


Bp. 1320332050
Inisiasi Menyusu Dini atau lebih dikenal dengan istilah IMD
(Early Initiation) adalah suatu program yang sedang marak
dianjurkan oleh pemerintah

IMD bukan berarti menyusu tetapi bayi harus aktif menemukan putting susu
ibunya sendiri,

Program ini dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi


baru lahir didada ibunya dan membiarkan bayi merayap untuk
menemukan putting susu ibu menyusu (lebih kurang 60 menit).
Satu jam pertama setelah bayi lahir adalah kesempatan emas yang akan menentukan
keberhaasilan ibu untuk menyusui bayinya secara optimal karena bayi sudah terlatih
secara naluriah menemukan sendiri putting susu ibunya

Bila bayi bisa menyusu dalam 20-30 menit akan membantu


bayi memperoleh ASI pertamanya, membangun ikatan kasih
sayang ibu dan bayi,

sehingga dapat meningkatkan produksi ASI yang akhirnya proses


menyusu berikutnya akan lebih baik.
Observasi yang dilakukan
di ruangan PONEK
RSUD PARIAMAN

Telah ditemukan suatu


kasus pada Ny.S P4A1H4
Post Partus Pervaginam
dengan Induksi dengan
masalah implementasi
inisiasi menyusui dini
*

Menganalisis
Implementasi
Inisiasi Menyusui
Dini Pada Ny. S
P4A1H4 post partus
pervaginam dengan
Induksi di ruang
PONEK RSUD
Pariaman.
Konsep dasar ASKEB
IMD

Asuhan IMD
* Inisiasi
Menyusu Dini (Early Initiation) adalah
permulaan kegiatan menyusu dalam satu jam
pertama setelah bayi lahir
* cara bayi menyusu satu jam pertama setelah
lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain
menyusu bukan disusui The Breast Crawl
atau merangkak mencari payudara
Segera stlh bayi lahir
diletakkan didada
ibunya & dibiarkan
merayap (60mnt)

Bayi aktif
mencari Skin to skin
putting susu contact
ibunya INISASI
MENYUSU
DINI
(IMD)

Sumber: Roesli, Utami. 2012


Menekan
Mengurangi 22% AKB
risiko kanker Cegah
payudara & hipotermia
ovarium bayi

Perkembanga Imunisasi
n motorik dini
anak lbh cpt KEUNTUNGAN
IMD

Mencegah Bounding
perdarahan pd attachment
ibu

Merangsang Alergi bayi


pengeluaran dpt
hormon oksitosin dicegah

Sumber: Proverawati & Rahmawati E. 2010


*
Informasi
yang
diperoleh ibu
mengenai
inisiasi
menyusu dini

Tempat
bersalin dan
tenaga
kesehatan

Faktor-Faktor
Pendukung Inisiasi
Menyusu Dini
* Tahap I
Lahirkan, keringkan dan lakukan penilaian pada
bayi
Hindari mengeringkan tangan bayi. Bau cairan
amnion pada tangan bayi juga membantunya
mencari putting ibunya yang berbau sama.
biarkan bayi di atas handuk atau kain bersih di perut
ibu.

*
* Langkah II
Klem dan potong TLP
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. kepala
bayi harus berada di antara payudara ibu, tapi lebih
rendah dari puting.
Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu paling sedikit satu jam
* Langkah III
Biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan
mulai menyusu
Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak
menghinterupsi menyusu misalnya memindah dari
satu payudara ke payudara lainnya
Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu
dikamar bersalin

Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan

Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama


kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix.
Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat..

Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di


tengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat
pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu
Biarkan bayi mencari puting sendiri. Ibu dapat
merangsang bayi dengan sentuhan lembut tetapi
tidak memaksakan bayi ke puting susu.

Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan


kulit ibu selama paling tidak satu jam,

Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi,


bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting
tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.

setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal,


bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur,
dicap, diberi vit K.

Rawat gabung bayi: Ibu bayi dirawat dalam


satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
*

Bayi kedinginan

Ibu terlalu lelah untuk segera


menyusui bayinya

Tenaga kesehatan kurang tersedia


Kolostrum tidak
Kamar bersalin keluar atau jumlah
atau kamar oprasi Ibu harus dijahit kolostrum tidak
sibuk memadai tidak
benar
* Pasien masuk ruang PONEK kiriman IGD RSUD Pariaman dengan
keluar air-air yang banyak dari kemaluan sejak 6 jam yang lalu.
*

Tanggal masuk : 6 Juli 2015


Jam : 09.00 WIB
Tanggal pengkajian : 6 Juli 2015
Jam : 09.30 WIB
Data Subjektif (S)
Nama : Ny. S Tn. I
Umur : 34 tahun 35 tahun
Alamat : Sungai Sariak Sungai Sariak
Pekerjaan : PNS Polri
Agama : Islam Islam
Status perkawinan : Kawin Kawin
Alasan Masuk
Pasien baru masuk kamar bersalin kiriman dari IGD dengan
keluar air-air yang banyak dari kemaluan sejak 6 jam yang
lalu.

Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu mengatakan hpht tanggal 7-10-2014.
Ibu rajin ANC ke Puskesmas da RS
Riwayat Persalinan Sekarang
Keluhan : perut terasa mules setiap 5 menit sekali.
Tanda Persalinan
Kontraksi : belum adekuat
Pengeluaran Pervaginam : cairan jernih dan berbau amis membasahi satu helai kain
panjang
Riwayat Obstetrik yll
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Persalinan Komplikasi Bayi
Usia
Tahun Penolon PB
No kehami Tempa BB Ket
lahir Jenis Ibu Bayi g (cm JK Kondisi Laktasi
lan t (gram)
)
1. 2007 Aterm Spontan BPM - - Bidan 3700 50 Baik 2 th meninggal
2. 2008 Aterm Spontan BPM - - Bidan 3200 49 Baik 2 th
3. 2011 Abortus Imminens
4 2012 Aterm Spontan RS - - Dokter 2,8/3, 49/ Baik 2 th
0 50
5 Ini

Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun atau menular.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak ada menderita penyakit menurun atau
menular.
Riwayat Psikososial dan Budaya
Ibu dan keluarga sangat menginginkan kehamilan ini. Tidak ada pantangan
makanan selama hamil dan ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan, tidak
merokok dan tidak minum minuman keras.
Data Objektif (O)
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : compos mentis Respirasi: 24x/menit
Tekanan darah : 100/80 mmHg TB : 150 cm
Nadi : 84x/menit BB : 65 kg
Suhu : 36,50C

2. Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak oedema
Mata : Conjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Payudara
Puting susu : menonjol
Kolostrum : sudah keluar sedikit
Tidak terasa nyeri dan tidak ada massa/tumor dan tidak ada
kelainan .
Abdomen
TFU : 32 cm
TBJ : 3250 gram
Leopold I : TFU pertengahan pusat px
Leopold II : Pu- Ka
Leopold III : let Kep
Leopold IV : Bagian terbawah sudah masuk panggul
Perlimaan : 4/5
HIS : 3 4 kali dalam 10 menit lama 30 detik
3. Auskultasi
Denyut Jantung Janin : 142 kali/menit
Punctum maksimum : kanan bawah perut ibu

4. Pemeriksaan Dalam
Vagina : terasa hangat, tidak oedema dan tidak
varises
Portio : tipis, lunak,
Pembukaan : 6 7 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : kepala
Denominator : ubun ubun kecil

5. Pemeriksaan Penunjang : tidak ada


Assessment (A)
Ibu G5P3A1H3, gravid aterm, inpartu kala I fase aktif, janin hidup, tunggal,
intra uterin, presentasi kepala, keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin
baik, ibu dengan KPD.
Planning (P)
Menjelaskan hasil pemeriksaan fisik kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan
ibu dan janin sampai saat ini normal dan ibu sudah memasuki proses persalinan.
Menjaga privasi ibu dengan membuka badan ibu seperlunya .
Membantu ibu mengatasi kecemasan dengan memberi dukungan pada saat
proses persalinan dan membiarkan keluarga mendampingi ibu selama proses
persalinan.
Membimbing ibu untuk menarik napas panjang dan mengeluarkannya lewat
mulut pada saat ada kontraksi.
Menganjurkan ibu untuk miring ke arah punggung janin dan mendiskusikan
dengan ibu manfaat posisi tersebut bagi oksigenasi ke janin
Melakukan masase ringan pada daerah punggung ibu bagian bawah saat ada his
dan melibatkan keluarga dalam melakukan masase.
Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan menganjurkan ibu
untuk makan dan minum diantara kontraksi.
Menyiapkan partus set, heacting set, pakaian bayi, pakaian
ibu dan obat obatan yang diperlukan
Mengobservasi keadaan ibu dan janin, kemajuan persalinan
dan mendokumentasikannya pada lembar observasi dan
partograf.
Catatan perkembangan

Hari /
Tanggal/ Pengkajian Diagnosa/ Sikap/ Rencana
Pukul
6/07/2015 Subyektif : Diagnosa :
09.35 Wib - Ibu mengatakan nyeri Ibu G5P3A1H3, gravid aterm, inpartu kala I
pinggang menjalar ke ari-ari
fase aktif, janin hidup, tunggal, intra uterin,
semakin bertambah.
presentasi kepala, keadaan jalan lahir
- Gerak anak (+)
normal, KU ibu dan janin baik, ibu dengan
Obyektif
KPD.
- K/U sedang
Sikap :
- Kesadaran composmentis
- Kolaborasi dengan SpOG
- Vital sign :
Advice dokter : drip induksin ampul
T/D : 100/70 mmHg
oksi dalam 500 ml RL dinaikkan 5
Nadi : 80x/i
tts/30 menit
RR : 22x/i
- Kontrol KU
Suhu : 36C
- Kontrol vital sign
- His :
- Kontrol His
Frekuensi3-4 kali/ 10 menit
- Kontrol DJJ
Durasi 35 detik x/i
Rencana :
- DJJ : 142-150x/i
Persalinan pervaginam
Evaluasi :
Jam 09.40 WIB. IVFD RL + drip oksitosin
ampul tetesan 20 tts/menit, infus
terpasang ditangan sebelah kiri ibu dan
tetesan lancar

10.10 WIB Subyektif :


Ibu BAK, warna urin kuning jernih,
- Ibu mengatakan sakitnya
banyaknya : bengkok.
bertambah sejak infus
IVFD : dinaikkan menjadi 25 tetes/ menit.
terpasang.
Sikap :
Hari/ tanggal/ jam Pengkajian diagnosa./ sikap/ rencana
Objektif : K/U sedang Sikap : Kontrol KU, VS, His, DJJ
Kesadaran composmentis Rencana : Partus pervaginam
Vital sign :
T/D : 100/70 mmHg
Nadi : 80x/i
RR : 22x/i
Suhu : 36C
His :
Frekuensi 3-4 kali/ 10 menit
Durasi 40 detik x/i
DJJ : 146 kali/ menit

11.15 WIB S: nyeri pinggang menjalar ke ari ari Dx: G5P3A1H3 parturien aterm, kala II,
semakin lama semakin kuat dan ingin Janin hidup tunggal intrauterun, preskep,
meneran UUK depan, H III IV
O: K/U sedang, TTV dalam batas Sikap : Kontrol TTV, HIS, Djj, Pimpin
normal, His : 3 4 kali dlm 10 menit mengedan
durasi 45 detik, DJJ : 150x/menit. VT: Rencana : persalinan pervaginam
pembukaan lengkap, ketuban negatif,
kepala H III-IV
Hari/ tanggal/ jam Pengkajian diagnosa./ sikap/ rencana

11.20 WIB Lahir bayi perempuan spon: 8/9 Sikap :


- Nilai warna kulit, tonus otot, dan
pergerakan
- Segera lakukan IMD, bayi diletakkan
tengkurap diatas perut ibu dan
dilapisi oleh kain panjang, namun by
tidak dibiarkan mencari putting susu
sendiri, ibu menyodorkan
payudaranya ke arah mulut bayi.

11.25 WIB S: perut terasa mules Dx: ibu parturien P4A1H4 kala III, Ku
O: K/U baik, TFU 2 jari diatas pusat, ibu baik
kontraksi (+), palpasi : tdk ada janin Sikap : - manajemen aktif kala III
kedua, tlp semakin bertambah panjang,
ada darah mengalir dari vagina
11.30 WIB Plasenta lahir spontan lengkap 1 buah,
insersi parasentralis. Perdarahan selama
tindakan 90 cc, kontraksi uterus baik,
IVFD: RL drip oksitosin : pospargin =
1:1 berjalan lancar
11.35 WIB S: Ibu lelah Dx: Parturien Kala IV, KU ibu dan bayi
O: KU baik, TD : 110/80 mmHg, Nd : baik
84X/menit, TFU : 2 jari dibawah pusat, Sikap : - Informasi hasil pemeriksaan
kontraksi (+), perdarahan 90 cc, ada - Heating perenium
robekan jalan lahir - Fasilitasi pemenuhan nutriai
- Pengawasan Kala IV
- Kolaborasi Dr pemberian
terapi asmef 3x1, sf 1x1, amoksilin
3x1, vit c 3x1, metilat 3x1
Hari/ tanggal/ jam Pengkajian diagnosa./ sikap/ rencana

13.35 WIB S: Ibu lelah dan lapar


O: KU baik, TD 110/70 mmHg, Nadi
DX: Ibu parturien post partus pervaginm
dengan induksi, KU ibu dan bayi baik
83x/menit, suhu : afebris, TFU : 2 jari Sikap:
bawah pusat, kontraksi baik, perdarahan - Informasi hasil pemeriksaan
90 cc, ASI (+), IVFD : berjalan lancar - Fasilitasi pemenuhan nutrisi dan
eliminasi
- Fasilitasi untuk menyusui
* Dari hasil anamnesa dan pengumpulan data yang
dilakukan pada Ny S didapatkan data bahwa bayi
lahir pada jam 11.20 WIB, berjenis kelamin
perempuan dengan berat 3500 gram. Segera
dilakukan IMD dengan cara bayi diletakkan
tengkurap diatas perut ibu dan dilapisi oleh kain
panjang ibu.
Pada asuhan inisasi menyusui dini, bayi diletakkan tengkurap diatas
dada ibu, kepala bayi harus berada di antara payudara ibu, tapi lebih
rendah dari putting. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit
di dada ibu paling sedikit satu jam. Ibu diminta untuk memeluk
bayinya. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai
menyusu.

Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menghinterupsi menyusu misalnya memindah
dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar
10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
.
Namun pada kasus ini, pelaksanaan IMD ibu
tergaanggu karena ada pihak keluarga yang
menginterupsi dengan cara menyodorkan payudara ibu
ke mulut bayi. Sehingga pelaksanaan IMD tidak
berjalan dengan baik.

Ibu menyangsikan bagaimana mungkin bayi dibiarkan


mencari putting susu sendiri dengan baik, karena
tangan ibu terpasang infus, dan robekan jalan lahir ibu
harus dijahit.Sehingga ibu setuju dengan interupsi
yang terjadi, dan menyodorkan putting susunya kearah
mulut bayi.

Asumsi dan tindakan ibu tersebut salah. Karena


kegiatan merangkak mencari payudara terjadi diarea
payudara. Sedangkan yang dijahit adalah bagian
bawah ibu, sehingga tidak ada alasan untuk tidak
dilaksanakannya IMD.
Selain itu, ibu juga ragu dengan pelaksaan IMD ini karena ASI nya belum begitu banyak. Yang
baru keluar hanyalah cairan yang berwarna kuning dengan jumlah yang sedikit. ASI ibu yang
keluar dapat disebut dengan kolostrum. Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru
lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dipakai pada saat itu.

Peraturan Pemerintah no 33 pasal 9 tahun 2012 dengan jelas mewajibkan seluruh tenaga
kesehatan untuk melakukan inisiasi menyusu dini pada setiap persalinan normal dengan syarat
keadaan umum ibu dan bayi mendukung untuk dilakukan inisiasi menyusu dini.

Pada Peraturan Pemerintah no 33 padal 13 tahun 2012 juga diberikan sanksi administrasi bagi
tenaga kesehatan yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini berupa teguran lisan sampai
dengan pencabutan izin praktik
* Pelaksanaan IMD pada bayi Ny. S tidak berjalan baik karena
banyaknya gangguan, seperti bayi tidak dibiarkan mencari putting
susu sendiri melainkan menyodorkan putting susu ibu kedalam mulut
bayi, pengetahuan ibu tentang IMD dan kolostrum yang kurang.
* Tenaga kesehatan disarankan untuk memberikan KIE,
memfasilitasi dan memberikan dukungan terhadap
ibu untuk melakukan IMD pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai