IMD bukan berarti menyusu tetapi bayi harus aktif menemukan putting susu
ibunya sendiri,
Menganalisis
Implementasi
Inisiasi Menyusui
Dini Pada Ny. S
P4A1H4 post partus
pervaginam dengan
Induksi di ruang
PONEK RSUD
Pariaman.
Konsep dasar ASKEB
IMD
Asuhan IMD
* Inisiasi
Menyusu Dini (Early Initiation) adalah
permulaan kegiatan menyusu dalam satu jam
pertama setelah bayi lahir
* cara bayi menyusu satu jam pertama setelah
lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain
menyusu bukan disusui The Breast Crawl
atau merangkak mencari payudara
Segera stlh bayi lahir
diletakkan didada
ibunya & dibiarkan
merayap (60mnt)
Bayi aktif
mencari Skin to skin
putting susu contact
ibunya INISASI
MENYUSU
DINI
(IMD)
Perkembanga Imunisasi
n motorik dini
anak lbh cpt KEUNTUNGAN
IMD
Mencegah Bounding
perdarahan pd attachment
ibu
Tempat
bersalin dan
tenaga
kesehatan
Faktor-Faktor
Pendukung Inisiasi
Menyusu Dini
* Tahap I
Lahirkan, keringkan dan lakukan penilaian pada
bayi
Hindari mengeringkan tangan bayi. Bau cairan
amnion pada tangan bayi juga membantunya
mencari putting ibunya yang berbau sama.
biarkan bayi di atas handuk atau kain bersih di perut
ibu.
*
* Langkah II
Klem dan potong TLP
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel di dada ibu. kepala
bayi harus berada di antara payudara ibu, tapi lebih
rendah dari puting.
Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu paling sedikit satu jam
* Langkah III
Biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan
mulai menyusu
Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak
menghinterupsi menyusu misalnya memindah dari
satu payudara ke payudara lainnya
Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu
dikamar bersalin
Bayi kedinginan
Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun atau menular.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak ada menderita penyakit menurun atau
menular.
Riwayat Psikososial dan Budaya
Ibu dan keluarga sangat menginginkan kehamilan ini. Tidak ada pantangan
makanan selama hamil dan ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan, tidak
merokok dan tidak minum minuman keras.
Data Objektif (O)
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : compos mentis Respirasi: 24x/menit
Tekanan darah : 100/80 mmHg TB : 150 cm
Nadi : 84x/menit BB : 65 kg
Suhu : 36,50C
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak oedema
Mata : Conjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Payudara
Puting susu : menonjol
Kolostrum : sudah keluar sedikit
Tidak terasa nyeri dan tidak ada massa/tumor dan tidak ada
kelainan .
Abdomen
TFU : 32 cm
TBJ : 3250 gram
Leopold I : TFU pertengahan pusat px
Leopold II : Pu- Ka
Leopold III : let Kep
Leopold IV : Bagian terbawah sudah masuk panggul
Perlimaan : 4/5
HIS : 3 4 kali dalam 10 menit lama 30 detik
3. Auskultasi
Denyut Jantung Janin : 142 kali/menit
Punctum maksimum : kanan bawah perut ibu
4. Pemeriksaan Dalam
Vagina : terasa hangat, tidak oedema dan tidak
varises
Portio : tipis, lunak,
Pembukaan : 6 7 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : kepala
Denominator : ubun ubun kecil
Hari /
Tanggal/ Pengkajian Diagnosa/ Sikap/ Rencana
Pukul
6/07/2015 Subyektif : Diagnosa :
09.35 Wib - Ibu mengatakan nyeri Ibu G5P3A1H3, gravid aterm, inpartu kala I
pinggang menjalar ke ari-ari
fase aktif, janin hidup, tunggal, intra uterin,
semakin bertambah.
presentasi kepala, keadaan jalan lahir
- Gerak anak (+)
normal, KU ibu dan janin baik, ibu dengan
Obyektif
KPD.
- K/U sedang
Sikap :
- Kesadaran composmentis
- Kolaborasi dengan SpOG
- Vital sign :
Advice dokter : drip induksin ampul
T/D : 100/70 mmHg
oksi dalam 500 ml RL dinaikkan 5
Nadi : 80x/i
tts/30 menit
RR : 22x/i
- Kontrol KU
Suhu : 36C
- Kontrol vital sign
- His :
- Kontrol His
Frekuensi3-4 kali/ 10 menit
- Kontrol DJJ
Durasi 35 detik x/i
Rencana :
- DJJ : 142-150x/i
Persalinan pervaginam
Evaluasi :
Jam 09.40 WIB. IVFD RL + drip oksitosin
ampul tetesan 20 tts/menit, infus
terpasang ditangan sebelah kiri ibu dan
tetesan lancar
11.15 WIB S: nyeri pinggang menjalar ke ari ari Dx: G5P3A1H3 parturien aterm, kala II,
semakin lama semakin kuat dan ingin Janin hidup tunggal intrauterun, preskep,
meneran UUK depan, H III IV
O: K/U sedang, TTV dalam batas Sikap : Kontrol TTV, HIS, Djj, Pimpin
normal, His : 3 4 kali dlm 10 menit mengedan
durasi 45 detik, DJJ : 150x/menit. VT: Rencana : persalinan pervaginam
pembukaan lengkap, ketuban negatif,
kepala H III-IV
Hari/ tanggal/ jam Pengkajian diagnosa./ sikap/ rencana
11.25 WIB S: perut terasa mules Dx: ibu parturien P4A1H4 kala III, Ku
O: K/U baik, TFU 2 jari diatas pusat, ibu baik
kontraksi (+), palpasi : tdk ada janin Sikap : - manajemen aktif kala III
kedua, tlp semakin bertambah panjang,
ada darah mengalir dari vagina
11.30 WIB Plasenta lahir spontan lengkap 1 buah,
insersi parasentralis. Perdarahan selama
tindakan 90 cc, kontraksi uterus baik,
IVFD: RL drip oksitosin : pospargin =
1:1 berjalan lancar
11.35 WIB S: Ibu lelah Dx: Parturien Kala IV, KU ibu dan bayi
O: KU baik, TD : 110/80 mmHg, Nd : baik
84X/menit, TFU : 2 jari dibawah pusat, Sikap : - Informasi hasil pemeriksaan
kontraksi (+), perdarahan 90 cc, ada - Heating perenium
robekan jalan lahir - Fasilitasi pemenuhan nutriai
- Pengawasan Kala IV
- Kolaborasi Dr pemberian
terapi asmef 3x1, sf 1x1, amoksilin
3x1, vit c 3x1, metilat 3x1
Hari/ tanggal/ jam Pengkajian diagnosa./ sikap/ rencana
Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menghinterupsi menyusu misalnya memindah
dari satu payudara ke payudara lainnya. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar
10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara.
.
Namun pada kasus ini, pelaksanaan IMD ibu
tergaanggu karena ada pihak keluarga yang
menginterupsi dengan cara menyodorkan payudara ibu
ke mulut bayi. Sehingga pelaksanaan IMD tidak
berjalan dengan baik.
Peraturan Pemerintah no 33 pasal 9 tahun 2012 dengan jelas mewajibkan seluruh tenaga
kesehatan untuk melakukan inisiasi menyusu dini pada setiap persalinan normal dengan syarat
keadaan umum ibu dan bayi mendukung untuk dilakukan inisiasi menyusu dini.
Pada Peraturan Pemerintah no 33 padal 13 tahun 2012 juga diberikan sanksi administrasi bagi
tenaga kesehatan yang tidak melakukan inisiasi menyusu dini berupa teguran lisan sampai
dengan pencabutan izin praktik
* Pelaksanaan IMD pada bayi Ny. S tidak berjalan baik karena
banyaknya gangguan, seperti bayi tidak dibiarkan mencari putting
susu sendiri melainkan menyodorkan putting susu ibu kedalam mulut
bayi, pengetahuan ibu tentang IMD dan kolostrum yang kurang.
* Tenaga kesehatan disarankan untuk memberikan KIE,
memfasilitasi dan memberikan dukungan terhadap
ibu untuk melakukan IMD pada bayi.