TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laba
2.1.1 Pengertian Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba
secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang
timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
biaya tersebut.
Menurut Harahap (2009), laba merupakan kelebihan penghasilan di atas
biaya selama satu periode akuntansi. Sementara pengertian laba yang diamati oleh
struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya.
Menurut Warren et.al (2005:25), laba bersih atau keuntungan bersih yakni: (net
income atau net profit) merupakan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban
yang terjadi.
Menurut Suwardjono (2008) pengertian laba adalah:
laba dimaknai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan
jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya
(biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang
atau jasa).
8
9
Yn – Yn-1
∆Yn =
Yn-1
Dimana:
∆Y = perubahan laba tahun ke-n
Y = laba sebelum pajak
n = tahun ke-n
11
Menurut Martono dan Agus (2009), ada 4 jenis rasio yang digunakan
untuk menilai kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio), yaitu rasio yang menunjukkan
hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan
hutang lancar.
2. Rasio Aktivitas (activity ratio) atau dikenal juga sebagai rasio efisiensi,
yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan
asetnya.
3. Rasio Leverage Financial (financial leverage ratio), yaitu rasio yang
mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang
(pinjaman).
4. Rasio Keuntungan (profitability ratio) atau rentabilitas, yaitu rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan
dari penggunaan modalnya.
Current Asset
Current Ratio = x 100%
Current Liability
15
Total Liability
Debt to Equity Ratio = x 100%
Equity
Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap modal
sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi bank (kreditor), semakin besar
rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio
akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin besar batas
pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai
aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko
keuangan perusahaan.
kenaikan laba perusahaan, begitu pun jika kinerja perusahaan kurang baik maka
laba perusahaan menjadi turun.
Menurut Arifin (2004:13) rasio profitabilitas adalah rasio keuntungan yang
mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri. Adapun rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Profit Margin.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Variabel yang Persamaan dan
No. Judul Kesimpulan
Peneliti Digunakan Perbedaan
1. Taninggar Analisis Rasio Dependen: Persamaan: 1. Secara parsial CR
(2009) Keuangan dan Perubahan Laba Menggunakan dan DTER
Pengaruhnya variabel dependen berpengaruh
Terhadap Independen: perubahan laba terhadap perubahan
Perubahan CR, DTER dan rasio CR laba.
Laba Kotor 2. CR dan DTER
Pada Perbedaan: secara simultan
Perusahaan Penggunaan berpengaruh
Makanan dan variabel terhadap perubahan
Minuman di independen laba.
BEI DTER dan
perusahaan yang
digunakan adalah
perusahaan sektor
makanan dan
minuman
2. Thaussie Pengaruh Dependen: Persamaan: 1. Secara simultan
Nurvigia Rasio Perubahan Laba Menggunakan penelitian ini
(2010) Keuangan variabel dependen menunjukan adanya
Terhadap Independen: perubahan laba pengaruh antara CR,
Perubahan CR, WCTA dan dan rasio CR dan WCTA dan DER
Laba Pada DER DER terhadap perubahan
Perusahaan laba
Otomotif Yang Perbedaan: 2. Secara parsial
Terdaftar di Penggunaan penelitian ini
BEI variabel WCTA menunjukan hanya
dan menggunakan CR yang tidak
perusahaan berpengaruh
otomotif di BEI terhadap perubahan
laba.
3. Takarini Analisis Dependen: Persamaan: Hasil analisis data
dan Kegunaan Perubahan Laba Menggunakan mengemukakan
Ekawati Rasio-Rasio variabel dependen bahwa hasil
(2003) Keuangan Independen: perubahan laba penelitian untuk satu
Dalam TLTA, dan rasio CR dan tahun kedepan
Memprediksi NWTLFA, CLI, NPM menunjukan rasio
Perubahan CLE, WCTA, CLE, WCTA, ROE,
Laba pada OITL, CR, QR, Perbedaan: dan NPM
Perusahaan CFTL, CFCL, Menggunakan berpengaruh
Manufaktur Di STA, INWC, variabel terhadap perubahan
Pasar Modal QAI, NWS, independen laba, dan untuk
Indonesia NPM, ROA, TLTA, prediksi dua tahun
ROE dan RETA NWTLFA, CLI, kedepan yaitu hanya
18
Current Ratio
X1 H1
H3
Net Profit Margin
X3
H4
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
20
membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum dikatakan
bahwa kondisi perusahaan sedang baik dan belum menjamin akan dapat
dibayarnya utang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau
distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan (Munawir,2010).
Dalam penelitian sebelumnya ada beberapa peneliti yang menggunakan
current ratio dalam pengaruhnya terhadap perubahan laba yaitu Taninggar (2009)
dengan menggunakan sampel lima perusahaan foods and beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, dan Syamsudin dan Ceky (2009) yang menggunakan
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu,
atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari
kedua hal tersebut (Kasmir, 2012).
Rasio ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu.
Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2009).
Penelitian Takarini dan Ekawati (2003) yang menggunakan sampel
perusahaan manufaktur di BEI menunjukan adanya pengaruh Net Profit Margin
terhadap perubahan laba, sama halnya dengan penelitian Thaussie Nurvigia
(2010).