Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ANALISIS JURNAL (EVIDENCE BASED PRACTICE)

HUNIAN BERTINGKAT LANSIA MODERN DI JAKARTA SELATAN DENGAN


PENEKANAN UNIVERSAL DESIGN & PERAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
ILOMATA DALAM MEMBERDAYAKAN PARA LANJUT USIA DI KOTA
GORONTALO

Disusun untuk memenuhi salah satu nilai Mata Kuliah Keperawatan Komunitas

Program Profesi Ners XXX Unpad

Disusun Oleh :
Muli Dwi Cahayani
220112150039

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2016
PENDAHULUAN

Pembangunan sosial merupakan suatu proses perubahan sosial yang dirancang dan
direncanakan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. Salah satu dinamika perubahan
sosial yang terjadi akhir-akhir ini sebagai konsekuensi pembangunan adalah semakin
menurunnya fertilitas dan mortalitas penduduk. Akibatnya, usia harapan hidup semakin
meningkat. Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari umur harapan
hidup penduduknya. Demikian juga Indonesia sebagai suatu negara berkembang, dengan
perkembangannya yang cukup baik, diproyeksikan angka harapan hidupnya dapat mencapai
lebih dari 70 tahun pada tahun 2020 yang akan datang (Mali, 2015).

Konsep perencanaan tempat tinggal lansia adalah hunian bertingkat menengah yang
menggunakan bentuk sistem leasing dan hak milik, dan juga sesuai dengan ketentuan telah
disepakati, hunian ini hanya dapat diduduki oleh orang-orang tua yang telah mencapai usia
55-60 tahun ke atas dengan fasilitas yang mendukung sistem keamanan 24 jam, fasilitas
orang cacat, laundry, baik kebersihan, dan ruang pendukung untuk pertemuan. kediaman ini
dapat membantu keluarga muda untuk memenuhi kebutuhan orang tua mereka, baik dari segi
fasilitas, pelayanan kesehatan, interaksi sosial, dan kenyamanan terutama bagi penyandang
cacat. Jenis desain penekanan yang akan diterapkan pada perencanaan penggunaan
Residential Lansia Universal Desain (Amardana, 2015).

Proses menua (aging) atau biasa disebut proses lanjut usia adalah proses alami yang disertai
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
lain akibat pertambahan umur. Penurunan kondisi seseorang yang telah memasuki masa
lanjut usia secara lambat laun mengarah pada kemunduran kondisi kesehatan fisik dan psikis
yang selanjutnya akan berpengaruh pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Menjadi tua
seharusnya bukan untuk ditakuti tapi untuk dinikmati, hal itu merupakan fenomena yang
tidak dapat dihindari. Semakin baik dalam menikmati masa-masa tua, maka akan semakin
berkualitas usia yang dilaluinya. Kualitas usia tua akan sengat berpengaruh pula terhadap
perkembangan suatu masyarakat, karena suatu bangsa makin tinggi harapan hidup
masyarakatnya pada gilirannya makin tinggi pula jumlah penduduknya yang berusia lanjut.
Bila masa usia lanjut kurang berkualitas, maka kelompok masyarakat ini akan menjadi beban
bagi masyarakat (Mali, 2015).
Referensi Tujuan Jenis Populasi & Setting Intervensi Instrumen Hasil Kelebihan &
Penelitian sample Kekurangan

Mali, M.D., Penelitian ini Penelitian ini Populasi Penelitia Peran panti Teknik Hasil penelitian ini (+)iiiMetode
Napu, Y., & bertujuan menggunakan dalam n ini werdha dalam pengumpulan menunjukkan bahwa pendekatan secara
Zubaidi M. 2015. untuk metode penelitian dilaksan memberdayak data dalam potensi panti Sosial personal dengan
Peran Panti mendeskripsik deskriptif ini adalah akan di an masyarakat bentuk Tresna Werhda mengedepankan
Sosial Tresna an peran panti kualitatif masyarakat Panti usia lanjut di observasi, Ilomata dalam hubungan yang
Werdha Ilomata werdha dalam dengan usia lanjut Sosial Kota wawancara, memberdayakan harmonis antara
dalam memberdayaka menggunakan yang Tresna Gorontalo dan lanjut usia belum petugas dengan
Memberdayakan n masyarakat pola studi berjumlah Werdha berdasarkan dokumentasi. sepenuhnya berjalan para lansia sangat
Para Lanjut Usia usia lanjut di kasus. 35 orang, Ilomata indikator dengan baik hal ini efektif dalam
di Kota Kota yaitu Kota berikut: disebabkan oleh mencapai
Gorontalo. Gorontalo. dengan Goronta beberapa faktor yang keberhasilan dan
Available jumlah lo 1. Potensi mempengaruhi evaluasi yang
at:ihttp://kim.ung. laki-laki 8 beralam pemberda penyelenggaraan diharapkan.
ac.id/index.php/K orang dan at Jalan yaan para program Sehingga lansia
IMFIP/article/vie perempuan Ahmad lanjut usia pemberdayaan bagi yang menghuni
w/7018/6911. sebanyak Arbi, lanjut usia terutama panti merasa
Diakses pada 27 orang. Kelurah
2. Proses kurangnya petugas betah untuk
tanggal 10-02- Dengan an Tapa, pemberda pemberdaya tinggal di dalam
2016 teknik Kecama yaan professional dan panti.
pengambila tan Kota lanjut minimnya anggaran
n sampel Utara, usia, dari pemerintah kota (-) Kurangnya
menggunak Kota sehingga beberapa tenaga
3. Hasil
an Goronta fasilitas tidak dapat pemberdaya
nonprobabi lo. aktivitas dipergunakan secara profesional yang
lity pemberda maksimal untuk tersedia untuk
sampling yaan para pemberdayaan lanjut menjalankan
yaitu lanjut usia. program
sampling usia. pemberdayaan
jenuh bagi lansia. Selain
dengan itu, keterbatasan
semua anggaran
anggota berdampak pula
populasi di pada biaya
jadikan pemeliharaan
sebagai sarana dan
sampel. prasarana di panti
Sosial Tresna
Werhda Ilomata
kota Gorontalo.

Amardana, Y.A., Penelitian ini Penelitian ini Populasi Penelitia Konsep perencanaan (+) iiiMenjamin
et al. 2015. bertujuan menggunakan penelitian n ini tempat tinggal lansia fasilitas yang
Hunian untuk metode study ini adalah dilaksan adalah hunian memudahkan
Bertingkat mengetahui draft design. masyarakat akan di bertingkat menengah lansia dalam
Lansia Modern rancangan usia lanjut Jakarta yang menggunakan menjalani hidup
di Jakarta desain hunian yang Selatan. bentuk sistem leasing sehari-hari
Selatan dengan yang baik bagi berada di dan hak milik, dan dengan unsur-
Penekanan lansia. Jakarta. juga sesuai dengan
unsur
Universal ketentuan telah
pendukung,
Design. Available disepakatiserta
seperti ukuran
at:ihttp://eprints.u Sampel memberikan fasilitas
kenyamanan
ndip.ac.id/44984/ yang pendukung yang
. Diakses pada lengakap bagi lansia.
pengguna baik
digunakan
tanggal 10-02- hanya dari segi fisik
2016 lansia yang dan materi,
berada di adaptif,
Jakarta sederhana,
Selatan mudah
khususnya. dimengerti,
aman, dan
nyaman, dalam
bentuk hunian
middle rise.

(-) iiiKurangnya
diperlukan
transparansi biaya
dikarenakan
bentuk hunian
merupakan panti
werdha milik
swasta dan lebih
mengedepankan
pada lansia yang
tingal di
perkotaan.
PEMBAHASAN

Perubahan gaya hidup masyarakat mulai berubah baik dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.
Saat ini masyarakat banyak yang mengadopsi gaya hidup modern, terutama di kota-kota
besar, dimana pada saat anak mencapai usia dewasa dan menikah tentu saja mereka akan
tetap terpisah dari orang tuanya, karena mereka ingin hidup mandiri dan tidak tergantung
untuk keluarganya. Hal ini berbeda untuk era sebelumnya, keluarga hidup bersama yang
terdiri dari kakek-nenek, anak, dan cucu berubah menjadi keluarga inti yang terdiri dari
(ayah, ibu, dan anak). Dilihat dari fenomena tersebut, orang tua mereka (Lansia) juga
memiliki sedikit waktu dengan anak-anak mereka, yang disebabkan oleh terburu-buru dan
banyak tuntutan pekerjaan yang harus dilakukan, dari sisi lain, orang tua mereka (Lansia)
akan membutuhkan perhatian, perawatan, dan kesehatan fasilitas anak-anak mereka.

Oleh karena itu muncul rancangan desain perumahan bagi warga lanjut usia di Panti werdha
Jakarta Selatan milik swasta dibawah naungan sebuah yayasan dan hanya menampung
kurang dari 100 jiwa. Namun perhatian dan fasilitas yang diberikan tentunya lebih baik
dibandingkan panti werdha milik pemerintah. Jenis desain akan diterapkan pada perencanaan
penggunaan dalam bentuk Residential Lansia Universal Desain. Konsep ini akan
memudahkan orang tua dalam menjalani hidup sehari-hari dengan unsur-unsur pendukung,
seperti ukuran kenyamanan pengguna baik dari segi fisik dan materi, adaptif, sederhana,
mudah dimengerti, aman, dan nyaman, meskipun bentuk perumahan yang tengah bertingkat
perumahan.

Sedangakan peran panti werdha milik pemerintah dalam memberdayakan masyarakat usia
lanjut di Kota Gorontalo, diuraikan berdasarkan indikator berikut: potensi pemberdayaan para
lanjut usia, proses pemberdayaan lanjut usia, dan hasil aktivitas pemberdayaan para lanjut
usia. Kendala yang dihadapi panti dalam memberdayakan para lansia adalah kurangnya
tenaga pemberdaya profesional yang tersedia sehingga pimpinan panti Sosial Tresna Werhda
Ilomata mensiasati kekurangan tenaga pemberdaya dengan memanfaatkan seluruh stafnya
untuk menjalankan program pemberdayaan bagi lansia. Selain itu, keterbatasan anggaran
berdampak pula pada biaya pemeliharaan sarana dan prasarana panti, panti Sosial Tresna
Werhda Ilomata kota Gorontalo.
Keberhasilan program pemberdayaan ditentukan oleh penggunaan strategi yang tepat, yaitu
dengan menggunakan metode pendekatan secara personal dengan mengedepankan hubungan
yang harmonis antara petugas dengan para lansia sangat efektif dalam mencapai keberhasilan.
Lanjut usia dilaksanakan dalam bentuk pembinaan sosial, pembinaan keterampilan pada
lansia yang masih produktif dan penanaman nilai-nilai keimanan. Kemudian program yang
telah dijalankan dan dilakukan oleh lansia di evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan
ataupun hambatan-hambatan yang terjadi selama ataupun setelah selesai intervensi. Dengan
demikian, keseluruhan lansia yang menghuni panti merasa betah untuk tinggal di dalam panti
karena terpenuhinya semua kebutuhan baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai