Anda di halaman 1dari 15

PROFIL NEGARA THAILAND (NEGARA GAJAH PUTIH )

1. ASAL USUL NAMA THAILAND


Kata “Thai” (ไทย) berarti “kebebasan” dalam bahasa Thai, namun juga dapat merujuk kepada suku
Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan warga negara Thai terutama
kaum minoritas Tionghoa. Sampai tanggal 23 Juni 1939, negara ini bernama resmi Siam (bahasa
Thai: สยาม [dibaca: Sayam]) dan kemudian diganti menjadi Thailand. Sempat dirubah kembali menjadi
Siam dari tahun 1945 sampai 11 Mei 1949, dan setelah itu kembali ke Thailand. Kata Siam
teridentifikasi dengan bahasa Sansekerta Śyâma (शशशशश, artinya “gelap” atau “coklat”).

Kata Thai (ไทย) dipercaya berasal dari kata Tai (ไท) yang berarti “kemerdekaan” dalam bahasa
Thai. Cendekiawan terkenal dari Thailand memberikan pendapat bahwa Tai (ไท) berarti “orang” sejak
penelitiannya bahwa kata “Tai” berdasarkan dari kata “kon” dalam bahasa Thai yang artinya “orang”.

Jadi, Thailand berarti “tanah kebebasan” untuk menunjukkan bahwa Thailand adalah satu-
satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah bangsa Eropa. Kata Mueang Thai (Thai:
เมืองไทย) berasal dari kata mueang (Thai: เมือง) yang berarti bangsa tetapi umumnya merujuk kepada
“kota”. Ratcha Anachak Thai (Thai: ราชอาณาจักรไทย) berarti “Kerajaan Thailand”.

Secara etimologi, kata Ratcha Anachak Thai berasal dari: -Ratcha- (dari bahasa Sansekerta: raja
yang berarti “raja”); -ana- (dari bahasa Sansekerta: ājñā yang berarti “otoritas, komando, kekuatan”);
–chak (dari bahasa Sansekerta: cakra atau cakram yang berarti “roda” yang merupakan simbol dari
kekuatan).

2. SEJARAH THAILAND
Kebudayaan Masa Perunggu diduga dimulai sejak 5600 tahun yang lalu di Thailand (Siam).
Kemudian, datang berbagai imigran antara lain suku bangsa Mon, Khmer dan Thai. Salah satu
kerajaan besar yang berpusat di Palembang, Sriwijaya, pernah berkuasa sampai ke negeri ini, dan
banyak peninggalannya yang masih ada di Thailand. Bahkan, seni kerajinan di Palembang dengan
Thailand banyak yang mirip.

Di awal tahun 1200, bangsa Thai mendirikan kerajaan kecil di Lanna, Phayao dan Sukhotai. Pada
1238, berdirilah kerajaan Thai yang merdeka penuh di Sukhothai (‘Fajar Kebahagiaan’). Di tahun
1300, Sukhothai dikuasai oleh kerajaan Ayutthaya, sampai akhirnya direbut oleh Burma di tahun
1767. Jatuhnya Ayutthaya merupakan pukulan besar bagi bangsa Thai, namun tak lama kemudian
Raja Taksin berhasil mengusir Burma dan mendirikan ibukotanya di Thon Buri. Di tahun 1782 Raja
pertama dari Dinasti Chakri yang berkuasa sampai hari ini mendirikan ibukota baru di Bangkok.
Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India.

Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun
mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia
Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman
kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak
kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.

Sebuah revolusi tak berdarah pada tahun 1932 menyebabkan dimulainya monarki konstitusional.
Sebelumnya dikenal dengan nama Siam, negara ini mengganti nama internasionalnya menjadi
“Thailand” pada tahun 1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama
lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Thailand bersekutu dengan Jepang; tetapi
saat Perang Dunia II berakhir, Thailand menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi
dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Thailand mulai bergerak ke arah demokrasi
sejak tahun 1980-an.

Pada 26 Desember 2004, pesisir barat Thailand diterjang tsunami setinggi 10 meter setelah
terjadinya gempa bumi Samudra Hindia 2004, menewaskan 5.000 orang di Thailand, dan
setengahnya merupakan wisatawan.

Pada awal 2005 terjadi sebuah tragedi di Thailand Selatan yang mempunyai populasi dengan
mayoritas Muslim. Sekitar 70 orang terbunuh akibat kekerasan yang dilakukan oleh rezim
Shinawatra. Banyak negara yang mengecam keras tragedi

3. BUDAYA THAILAND
Budaya Thailand menggabungkan kepercayaan budaya dan karakteristik asli daerah yang
dikenal sebagai hari modern Thailand ditambah dengan banyak pengaruh dari India kuno, Cina,
Kamboja, bersama dengan tetangga budaya pra-sejarah Asia Tenggara. Hal ini dipengaruhi terutama
oleh Animisme, Hindu, Budha, serta oleh migrasi kemudian dari Cina, dan India selatan.

1). KEPERCAYAAN (AGAMA)

Hampir semua orang Thailand 95% Buddhis Theravada (yang mencakup Tradisi Hutan Thai dan
Nikaya Dhammayuttika dan Santi Asoke sekte,) dengan minoritas Muslim di Thailand (4,6%), Kristen
di Thailand (0,7%), Buddha Mahayana, dan agama-agama lain. Thailand Buddhisme Theravada
didukung dan diawasi oleh pemerintah, dengan para bhikkhu menerima sejumlah tunjangan
pemerintah, seperti bebas menggunakan infrastruktur transportasi publik. Buddhisme di Thailand
sangat dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional tentang roh-roh leluhur dan alam, yang telah
dimasukkan ke dalam kosmologi Buddhis. Kebanyakan orang Thailand sendiri semangat rumah,
rumah kayu miniatur di mana mereka percaya roh rumah tangga hidup. Mereka menyajikan
persembahan makanan dan minuman untuk roh-roh untuk membuat mereka senang. Jika roh-roh
yang tidak senang, diyakini bahwa mereka akan menghuni rumah yang lebih besar dari Thailand, dan
menyebabkan kekacauan.

2). SUKU KAREN

Suku Karen atau Kayin. Suku Karen berbahasa Karen, masih dalam kelompok bahasa Sino-
Tibet, mereka adalak kelompok etnis yang berada di Birma selatan dan tenggara (Myanmar). Orang
Karen sekitar 7 persen dari populasi total sekitar Burma 50 juta orang. Sejumlah besar Karen juga
berada di Thailand, terutama di perbatasan Thailand-Burma. Suku Karen sendiri sering bingung
dengan suku Karen Merah (atau Karenni). Salah satu subkelompok dari Karen, suku Padaung dari
wilayah perbatasan Burma dan Thailand, yang terkenal dengan cincin leher yang dipakai oleh para
wanita. Legenda Karen mengacu pada ‘sungai menjalankan pasir’ yang konon begitulah cara nenek
moyang mereka menyeberang. Karen banyak yang berpikir ini mengacu ke Gurun Gobi, meskipun
mereka telah tinggal di Burma selama berabad-abad. Suku Karen merupakan populasi etnis terbesar
di Burma setelah Bamars dan Shans. Suku Karen tinggal di daerah perbukitan 400 m, hingga ke
pegunungan berketinggian di atas 800 m di atas permukaan laut.

Kebanyakan suku Karen tinggal di daerah perbukitan yang berbatasan dengan wilayah timur dan
delta Irrawaddy Myanmar, terutama di Daerah Kayin, dengan beberapa di Kayah Negara, selatan
Negara Bagian Shan, Daerah Ayeyarwady, Tanintharyi Daerah, dan di bagian barat Thailand.

Ada tradisi unik dari wanita suku karen yang hidup di pedalaman thailand, Semua wanita disini
berleher panjang, Memanjangnya leher para wanita disini bukan karena proses alami.

Orang suku karen yang berdomisili di provinsi Maehongson dihutan pedalaman, perbatasan
antara thailand dan myanmar ini sangat mempercayai bahwa para wanitanya adalah keturunan dari
burung phoenix yang berleher panjang, Maka karena mitos tersebut mereka pada memanjangkan
leher biar seperti burung phoenix dimaksut. Memang agak aneh ya, tapi kepercayaan seperti itu juga
di percayai oleh wanita suku Yao desa Huangluo Cina, yang satu kampung wanitanya berambut
panjang, mereka percayai denga memanjangkan rambut akan membawa keberuntungan tersendiri

Proses pemakaian gelang pada leher tersebut biasa dilakukan pada anak perempuan suku karen
sejak umur memasuki usia 5 tahun. Semenjak pemasangan pertama itu akan berlanjut setiap 2-3
tahun sekali tumpukan gelang dileher ditambah satu persatu, sampai umur gadis menginjak 19 tahun,
baru diganti dengan gelang besi berwarna emas. Gelang seberat sekitar 7 kg yang melingkar di leher
para wanita suku karen ini baru boleh dilepas saat wanita tersebut menjalani persalinan, rasa mual
ingin mutah, atau saat menjalankan pernikahan, dan yang terakhir besi baru boleh di lepas waktu
wanita itu meninggal dunia.
3. MUAY THAI

Muay Thai merupakan salah satu budaya atau kesenian di negara gajah putih ini, yaitu sejenis
seni bela diri kick boxing yang merupakan bentuk pertahanan Kerajaan Thai saat itu. Kesenian
beladiri Muay Thai adalah seni gerakan pembelaan yang lebih memanfaatkan tulang dari siku-siku
tangan dan kaki. Gerakan dari kesenian ini mengadaptasi dari gerakan gajah saat menyerang
menggunakan taringnya. Hingga akhirnya, popularitas seni bela diri ini memuncak di seluruh dunia
pada tahun 1990-an. Ada pula seni beladiri yang mirip dengan muay Thai di negara-negara lain di
Asia Tenggara.

4). FESTIFAL SONGRKANG


Di Thailand ada satu festival yang terkenal namanya Songkrang, biasanya pas musim panas
yaitu bulan March-April. Di festival itu semua orang akan turun dijalan-jalan dan menyiram air
kesemua orang baik local maupun turis. Jangan marah bila mereka melakukan hal ini dan banyak
juga dari mereka yang akan menyentuh badan kita untuk melumurkan tepung. Kalian juga bisa
melakukan hal serupa kemereka dan mereka tidak akan marah.

5). WAI ( UPACARA PENYABUTAN )

Ucapan penyambutan yang umum di Kerajaan Thai adalah isyarat bernama wai, yang
gerakannya mirip dengan gerakan sembahyang.hal ini biasanya dilakukan pada tamu atau wisatawan
yang baru saja tiba di negara Thailand.
Ucapan penyambutan di Thailand sudah banyak di kenal oleh banyak orang karena biasanya
penyambutan sering dilakukan pada saat para wisatawan atau bahkan tamu keluarga datang ke negri
Thailand, dan seiring waktu ucapan penyambutan telah menjadi budaya yang melekat pada Thailand.

6). KIN JAY FESTIVAL


Phuket Vegetarian Festival atau Kin Jay Festival adalah festival tahunan yang di adakan di
Thailand. Dimulai dari akhir september sampai awal oktober atau bulan. Selama 10 hari penduduk
lokal etnis China akan menjalani ritual menjadi vegetarian. Festival ini akan dimeriahkan oleh arak-
akan dari berbagai klenteng. Selain pawainya yang keren, ada lagi yang spektakuler . Pada pawai itu,
sebagian dari peserta pawai kan menusukkan berbagai macam benda tembus ke pipi mereka. Setiap
tetes darah mereka dipercaya mampu membersihkan jiwa mereka. Setiap Oktober di pulau Phuket,
Thailand diadakan sebuah acara spektakuler bernama Festival Vegetarian.

Festival ini dirayakan oleh komunitas etnis China yang berada di Phuket. Festival ini sebagai
tanda dimulainya awal bulan Taoist Lent, dimana para pengikut ajaran Tao puasa makan daging dan
semua produk daging. Festival ini diawali dengan prosesi, persembahan keagamaan dan pertunjukan
budaya di lima kuil China di Phuket. Selain puasa daging, di festival ini para peserta akan melakukan
kegiatan yang bersifat pengorbanan dan penyiksaan diri, seperti berjalan di atas bara panas,
memanjat tangga yang terbuat dari pisau, dan menusuk kulit dengan benda-benda tajam. Di sini,
peserta berperan sebagai media yang membawa sembilan dewa Tao ke bumi dengan cara menyiksa
diri tadi. Mereka tidak akan merasa kesakitan karena sedang dalam keadaan tidak sadar.

6). UPACARA PERNIKAHAN


Di zaman modern, larangan ini telah secara signifikan santai. Hal ini tidak biasa untuk kunjungan
ke sebuah kuil yang harus dilakukan pada hari yang sama sebagai non-Buddhis bagian dari
pernikahan, atau bahkan untuk pernikahan untuk mengambil tempat dalam kuil. Sementara
pembagian masih sering diamati antara “agama” dan “sekuler” bagian dari layanan pernikahan,
mungkin sederhana seperti para biarawan hadir untuk upacara Buddha berangkat untuk makan siang
setelah peran mereka selesai. Selama komponen Buddhis dari layanan pernikahan Mereka kemudian
membacakan doa-doa tertentu dasar Buddhis atau nyanyian (biasanya termasuk mengambil tiga
perlindungan dan Lima Sila), dan kemenyan cahaya dan lilin sebelum foto. Orang tua dari pasangan
kemudian dapat dipanggil untuk ‘menghubungkan’ mereka, dengan menempatkan pada kepala
pengantin wanita dan laki-laki. Pasangan itu kemudian dapat membuat persembahan makanan,
bunga, dan obat-obatan kepada para bhikkhu ini. Kas hadiah (biasanya ditempatkan dalam amplop)
juga dapat disajikan ke kuil pada saat ini.

Para bhikkhu kemudian dan para biarawan berkumpul. Mereka memulai serangkaian bacaan
kitab suci Pali dimaksudkan untuk membawa pahala dan berkah bagi pasangan baru. String berakhir
dengan biarawan memimpin, yang dapat menghubungkan ke sebuah wadah air yang akan
‘dikuduskan’ untuk upacara. Merit dikatakan perjalanan melalui string dan disampaikan ke air;
pengaturan yang sama yang digunakan untuk mentransfer pahala kepada orang mati di sebuah
pemakaman, bukti lebih lanjut dari melemahnya tabu pada citra pemakaman pencampuran dan
riasan dengan upacara pernikahan. Terpujilah air dapat dicampur dengan tetesan lilin dari lilin
menyala sebelum gambar Buddha dan unguents lainnya dan herbal untuk menciptakan sebuah
‘paste’ yang kemudian diterapkan pada dahi pengantin untuk menciptakan sebuah ‘titik’ kecil, mirip
dengan menandai kadang-kadang dibuat dengan tinta merah pada umat Hindu. Tanda pengantin
dibuat dengan pangkal lilin daripada jempol biarawan itu.

Sekarang biksu tertinggi dapat memilih untuk mengatakan beberapa kata untuk pasangan,
menawarkan nasihat atau dorongan. Pasangan itu kemudian dapat membuat persembahan makanan
kepada para bhikkhu, di mana titik bagian Buddhis dari upacara ini adalah menyimpulkan. Sistem
mahar Thailand dikenal sebagai ‘Dosa Sodt’. Secara tradisional, pengantin pria akan diharapkan
untuk membayar sejumlah uang untuk keluarga, untuk mengimbangi mereka dan untuk menunjukkan
bahwa pengantin laki-laki secara finansial mampu merawat putri mereka. Kadang-kadang, jumlah ini
adalah murni simbolis, dan akan kembali ke pengantin setelah pernikahan telah terjadi.

Komponen religius upacara pernikahan antara Muslim Thailand sangat berbeda dari yang
dijelaskan di atas. Imam dari masjid lokal, pengantin pria, ayah dari pengantin wanita, laki-laki dalam
keluarga dan laki-laki penting dalam komunitas duduk dalam lingkaran selama upacara, yang
dilakukan oleh Imam. Semua perempuan, termasuk pengantin wanita, duduk di ruang terpisah dan
tidak memiliki partisipasi langsung dalam upacara tersebut. Komponen sekuler upacara,
bagaimanapun, sering hampir identik dengan bagian sekuler upacara pernikahan Buddhis Thailand.
Satu-satunya perbedaan penting di sini adalah jenis daging yang disajikan untuk tamu (kambing dan /
atau daging sapi bukan daging babi). Thai Muslim sering, meskipun tidak selalu, juga mengikuti
konvensi dari sistem mahar Thailand.

8). PEMAKAMAN

Menangis tidak disarankan saat pemakaman, agar tidak khawatir ruh almarhum. Banyak
kegiatan di sekitar pemakaman dimaksudkan untuk membuat manfaat untuk almarhum. Salinan kitab
suci agama Buddha dapat dicetak dan didistribusikan dalam nama almarhum, dan hadiah-hadiah
yang biasanya diberikan ke kuil setempat. Para bhikkhu diundang untuk menyanyikan doa-doa yang
dimaksudkan untuk memberikan manfaat untuk orang yang meninggal, serta memberikan
perlindungan terhadap kemungkinan relatif mati kembali sebagai roh jahat. Sebuah gambar dari
almarhum dari / nya hari terbaik akan sering ditampilkan di sebelah peti mati. Seringkali, thread
terhubung ke mayat atau peti mati yang dipegang oleh para biarawan nyanyian selama bacaan
mereka, thread ini dimaksudkan untuk mentransfer kebaikan bacaan para biarawan ‘kepada
almarhum. Mayat ini dikremasi, dan guci dengan abu biasanya disimpan dalam sebuah chedi di kuil
lokal. Namun minoritas Tionghoa menguburkan almarhum.
9). KEBIASAAN

Kebiasaan tradisional orang Thailand dikumpulkan dan dijelaskan oleh Phya Anuman
Rajadhon di abad 20, pada saat modernitas mengubah wajah Thailand dan sejumlah besar tradisi
menghilang atau menjadi disesuaikan dengan kehidupan modern. Namun, perselisihan ke arah
perbaikan, yang berakar dalam budaya Siam kuno, yang terdiri dalam mempromosikan apa yang
halus dan menghindari kekasaran adalah penekanan utama dalam kehidupan sehari-hari semua
orang Thailand teratas dalam skala nilai mereka. Salah satu yang paling khas. Menampilkan ucapan,
perpisahan, atau pengakuan, ia datang dalam beberapa bentuk yang mencerminkan status relatif dari
mereka yang terlibat. Umumnya salam melibatkan gerakan doa seperti dengan tangan, mirip dengan
mudra Anjali dari anak benua India, dan juga mungkin termasuk membungkuk sedikit kepala. Salam
ini sering disertai dengan senyum tenang melambangkan sebuah disposisi ramah dan sikap yang
menyenangkan. Thailand sering disebut sebagai “Tanah Senyuman” dalam brosur wisata.

9). SENYUMAN
Meunjukkan dan menampilkan kasih sayang di depan umum tidak umum dalam masyarakat
tradisional Thailand, khususnya antara kekasih. Teman dapat dilihat berjalan bersama bergandengan
tangan, namun pasangan jarang melakukannya kecuali di wilayah kebarat-baratan. Sebuah norma
sosial terkemuka menyatakan bahwa seseorang menyentuh di kepala dapat dianggap kasar. Hal ini
juga dianggap tidak sopan untuk menempatkan kaki di atas kepala orang lain, terutama jika orang itu
adalah berstrata sosial yang lebih tinggi. Hal ini karena rakyat Thailand menganggap kaki menjadi
bagian yang paling kotor dan paling rendah dari tubuh, dan kepala bagian yang paling dihormati dan
tertinggi tubuh. Ini juga mempengaruhi bagaimana Thailand duduk saat di tanah-kaki mereka selalu
menunjuk jauh dari orang lain, terselip ke samping atau di belakang mereka. Menunjuk atau
menyentuh sesuatu dengan kaki juga dianggap kasar.

Seperti banyak budaya Asia, gagasan wajah sangat penting. Untuk alasan ini, pengunjung harus
berhati-hati untuk tidak menciptakan konflik, untuk menampilkan kemarahan atau menyebabkan
seseorang Thailand kehilangan muka. Perbedaan pendapat atau perselisihan harus ditangani dengan
tersenyum dan tidak ada usaha harus dilakukan untuk menyalahkan yang lain. Dalam kehidupan
sehari-hari di Thailand, ada penekanan kuat pada konsep ‘sanuk, gagasan bahwa hidup harus
menyenangkan. Karena itu, Thailand bisa sangat menyenangkan di tempat kerja dan selama hari-hari
kegiatan. Menampilkan emosi positif dalam interaksi sosial juga penting dalam budaya Thailand.
Seringkali, Thailand akan menangani perselisihan, kesalahan kecil atau kemalangan dengan
menggunakan frase “pena mai rai”, diterjemahkan sebagai “tidak masalah”. Penggunaan frase ini di
mana-mana di Thailand mencerminkan disposisi meminimalkan konflik, perbedaan pendapat atau
keluhan. Senyum dan kalimat “pena mai rai” menunjukkan bahwa insiden itu tidak penting dan oleh
karena itu tidak ada konflik atau rasa malu terlibat. menghormati yang lebih muda terhadap generasi
tua adalah nilai landasan di Thailand. Sebuah keluarga selama upacara Buddhis untuk pria muda
yang akan dihabiskan sebagai biarawan
Ada sejumlah kebiasaan Thailand berkaitan dengan status khusus biksu dalam masyarakat
Thailand. Karena disiplin keagamaan, para bhikkhu Thailand dilarang kontak fisik dengan
perempuan. Oleh karena itu perempuan diharapkan untuk membuat jalan untuk melewati para
bhikkhu untuk memastikan bahwa kontak tidak disengaja tidak terjadi. Berbagai metode yang
digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada kontak insidental (atau kontak seperti penampilan)
antara perempuan dan biksu terjadi. Wanita membuat persembahan kepada para bhikkhu tempat
donasi mereka di kaki bhikkhu itu, atau pada kain diletakkan di atas tanah atau meja. Bubuk atau
unguents dimaksudkan untuk membawa berkat diterapkan untuk perempuan Thailand oleh para
biarawan menggunakan ujung atau batang lilin. Lay orang diharapkan untuk duduk atau berdiri
dengan kepala mereka pada tingkat yang lebih rendah daripada seorang bhikkhu. Dalam kuil,
biarawan mungkin duduk di sebuah panggung selama upacara untuk membuat ini lebih mudah untuk
dicapai.

10). SENI
Thailand seni visual yang tradisional terutama Buddha. Thailand Buddha gambar dari periode
yang berbeda memiliki sejumlah gaya yang khas. Thai seni dan arsitektur candi berevolusi dari
sejumlah sumber, salah satunya adalah arsitektur Khmer. Seni kontemporer Thailand sering
mengkombinasikan unsur-unsur tradisional Thailand dengan teknik modern. Sastra di Thailand
sangat dipengaruhi oleh budaya Hindu India. Karya-karya sastra yang paling menonjol Thailand
adalah versi dari Ramayana, epik agama Hindu, yang disebut Ramakien, yang ditulis sebagian oleh
Raja Rama I dan Rama II, dan puisi Sunthorn Phu. Tidak ada tradisi drama diucapkan di Thailand,
peran, bukan diisi oleh tarian Thailand. Ini dibagi menjadi tiga kategori lakhon-khon, dan likay-khon
yang paling rumit dan likay yang paling populer. Nang drama, bentuk wayang, ditemukan di selatan.
Musik Thailand termasuk tradisi musik klasik dan rakyat serta string atau musik Pop

11). LIBURAN
Liburan penting dalam budaya Thailand termasuk Tahun Baru Thailand, atau Songkran, yang
secara resmi dirayakan dari 13-15 April setiap tahun. Jatuh pada akhir musim kemarau dan selama
musim panas di Thailand, perayaan terkenal fitur membuang air riuh. Air berasal dari mencuci
melempar gambar Buddha dan ringan percikan air wangi di tangan orang tua. Sejumlah kecil bedak
wangi juga digunakan dalam ritus pembersihan tahunan. Namun dalam beberapa dekade terakhir
penggunaan air telah meningkat dengan penggunaan selang, barel, pistol air, tekanan tinggi tabung
dan jumlah berlebihan bubuk.

Liburan lainnya adalah Loi Krathong, yang diselenggarakan pada bulan 12 penuh dari kalender
lunar Thailand. Meskipun bukan pemerintah diamati liburan, itu adalah tetap merupakan hari baik
dalam budaya Thailand, di mana rakyat Thailand “loi”, yang berarti “melayang” sebuah “Krathong”,
sebuah rakit kecil tradisional terbuat dari bagian pohon pisang, dihiasi dengan rumit-melipat daun
pisang, bunga, lilin, dupa dll. menghanyut rakit lilin adalah simbol melepaskan semua dendam
seseorang, kemarahan dan kekotoran batin, sehingga seseorang dapat memulai kembali kehidupan
yang lebih baik.

12). JULUKAN

Oranng Thailand biasanya memiliki satu atau kadang-kadang lebih, nama panggilan pendek
(Thailand: ชึ่ อ เล่น) yang mereka gunakan dengan teman dan keluarga. Seringkali pertama yang
diberikan oleh teman atau anggota keluarga yang lebih tua, julukan ini biasanya satu suku kata (atau
aus turun dari dua suku kata ke satu). Meskipun mereka mungkin hanya dipersingkat versi nama
lengkap, mereka cukup sering tidak ada hubungannya dengan nama lengkap Thailand dan kata-kata
sering lucu dan / atau omong kosong. Secara tradisional nama panggilan-akan setelah hal-hal
dengan nilai rendah, ‘kotoran’ misalnya, yang meyakinkan roh jahat bersembunyi di sekitarnya bahwa
anak itu tidak layak perhatian mereka. Beberapa nama panggilan umum akan menerjemahkan ke
dalam bahasa Inggris sebagai kecil, lemak, babi katak,, sedikit satu, pisang, hijau, atau perempuan /
laki-laki. Meskipun jarang, kadang-kadang anak-anak Thailand diberi julukan setelah urutan mereka
lahir ke dalam keluarga (yaitu satu, dua, tiga, dll). Julukan berguna karena nama resmi Thailand
sering panjang, khususnya di kalangan warga Thailand keturunan Tionghoa, yang berasal dari nama
panjang upaya untuk menerjemahkan nama-nama Cina ke Thailand setara, atau di antara Thailand
dengan panjang sama yang diturunkan Sansekerta.

13). KULINER DAN MASAKAN

Masakan Thailand terkenal dengan campuran dari empat rasa dasar:


 Manis (gula, buah)
 Pedas panas (cabai)
 Asam (jeruk nipis, asam)
 Asin (kecap ikan, kecap)
Sebagian besar hidangan dalam masakan Thailand mencoba untuk menggabungkan bumbu. Hal
ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah bumbu, rempah-rempah dan buah, termasuk: cabe,
bawang putih lengkuas, daun jeruk, kemangi, selasih, jeruk nipis, serai, ketumbar, merica, kunyit, dan
bawang merah.

Anda mungkin juga menyukai