Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK MESIN PERKAKAS II

LATIHAN BUBUT

[ MEMBUAT TREAKER MAGNET ]

Disusun Oleh
Nama : Toriansyah
Nim : 3201103013
Dosen Pengampu : Romabon,Amd &
Dede Ermisa,Amd

TEKNIK MESIN
POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS
TAHUN 2012/2013
Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)
Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada allah SWT karna rahmat dan
hidayah nya saya dapat menyelesaikan laporan PRAKTIK MESIN
PERKAKAS baik laporan maupun benda kerja nya.
Taklupa juga saya mengucapkan trimakasihyg sebesar besarnya
kepada bpk Leo dedi anjiu,st,mt selaku dosen pengapu mata kuliah
PRAKTIK MESIN PERKAKAS dan bapak Romabon,Amd. selaku
teknisi mesin skrap, karna bimbingan beliau saya dapat mudah
mengerjakan dan menyelesaikan job sheet tersebut dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Walau pun dalam laporan saya ini masih banyak kesalahan ataupun
kekurangan saya selaku pembuat laporan meminta maaf yg sebesar
besarnya dikarenakan saya masih dalam masa pembelajaran.dan
Taklupa juga saya mengharapkan kritik dan saran yg membangun dari
pembaca agar kedepannya saya dapat memperbaiki dan
menyempurnakan kesalahan maupun kekurangan dari laporan yg saya
buat ini.
Demikian laporan ini saya buat mudah mudahan bisa
membantu dan menambah pengetahuan bagi para pembaca
terimakasih.

Sambas, Desember 2012

Penyusun

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS i


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

1.1. LATAR BELAKANG ................................................ 1

1.2. TUJUAN .................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 2

BAB III ISI LAPORAN ..................................................................... 6

3.1. KESELAMATAN KERJA ......................................... 6

3.1.1. Petunjuk Umum ...................................................... 6

3.1.2. Keamanan Bekerja ................................................. 6

3.2. ALAT DAN BAHAN ................................................. 6

3.2.1. Alat .......................................................................... 6

3.2.2. Bahan ...................................................................... 7

3.3. LANGKAH KERJA .................................................. 7

BAB IV PENUTUP ........................................................................... 11

4.1. KESIMPULAN ......................................................... 11

4.2. SARAN .................................................................... 11

4.3. LAMPIRAN .............................................................. 11

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS ii


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Praktik mesin perkakas merupakan salah satu bidang pembelajaran


khususnya pada jurusan teknik mesin yang di dalamnya mempelajari tentang
cara-cara mengoprasikan suatu mesin terutama pada mesin bubut yang dapat
memproduksi suatu barang jadi. Praktik ini juga merupakan bidang yang sangat
di butuhkan oleh dunia industri, karena pengoprasian suatu mesin harus
memiliki tenaga yang ahli agar industri dapat berjalan dan menghasilkan produk
yang baik dan berkualitas. Dengan adanya praktik mesin perkakas ini,
mahasiswa mampu menerapkan ilmunya baik untuk diri sendiri, maupun
bekerja dalam industry.
Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk
membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah
berputar.
Di bidang industri, keadaan mesin bubut sangat berperan. Terutama di
dalam industri permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut
berperan dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur,
baut, roda gigi, poros, tromol dan lain sebagainya.
Penggunaan mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lain
seperti mesin bor (drilling machine), mesin gerinda (grinding machine), mesin
frais (milling machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing
machine) dan mesin-mesin yang lainnya.

1.2. TUJUAN
Pembuatan laporan ini sangat berguna bagi mahasiswa dalam
mempelajari praktek mesin perkakas, Khususnya mesin bubut. Tujuan dari
penulisan laporan ini yaitu;

 Melaporkan hasil praktek mesin perkakas selama 5 kali pertemuan


 Memahami cara pengerjaan membuat treaker magnet
 Mengetahui dan mengerti fungsi alat dan bahan
 Mengerti cara menggunakan alat kerja yang di gunakan
 Menyampaikan masalah yang di hadapi selama praktik
 Setiap mahasiswa dapat mengoperasikan mesin bumbut
 Mahasiswa dapat memahami dan mengerti membaca gambar jobsheet
 Mahasiswa dapat mengetahui dan menguasai pembubutan
 Memenuhi tugas akhir dari praktik mesin perkakas mesinbubut

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 1


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

MESIN BUBUT

Pada gambar di atas diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang


umum dari mesin bubut. Jenis ini mempunyai kepala tetap berisi

Roda gigi dan mendapatkan daya dari motor yang disambungkan dengan
sabuk V.
Pengendali pada kepala tetap bisa mengatur kecepatan sampai 27 variasi
kecepatan.
Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang
berbeda-beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel roda dan dilengkapi
dengan ulir pengencang pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan untuk
pembubutan tirus.
Sekrup pengarah adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap.
Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik.
Dipasang ke kereta luncur dan bisa dipasang atau dilepas dari kereta luncur
selama operasi. Ulir pengarah hanya untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas
kalau tidak dipakai.
Batang hantaran terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk
menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron.
Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan memandu pahat pemotong.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 2


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalam arah
menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan perletakan
majemuk dan roda tangan dibawah untuk menggerakkan kereta luncur
sepanjang landasan.
Apron yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan mekanisme
lain untuk menghantar kereta luncur baik dengan tangan atau dengan daya.
Ukuran Mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat
diputar, sehingga sebuah mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin bisa
mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang
diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa
pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua
pusat mesin bubut, sedangkan sebagaian pabrik lain menyatakan dalam
panjang bangku.
Pembubut mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut pertama /lama yang
digerakkan oleh mesin setelah sebelumnya digerakkan dengan sabuk atas
(overhead belt). Yang membedakannya dari bubut kecepatan adalah tambahan
untuk pengendalian kecepatan spindel dan untuk penyanggaan dan
pengendalian hantaran pahat tetap. Kepala tetap dilengkapi dengan puli
kerucut empat tingkat yang menyediakan empat kisaran kecepatan spindel jika
dihubungkan ke poros motor. Sebagai tambahan mesin ini dilengkapi dengan
roda gigi belakang yang bila dihubungkan dengan puli kerucut akan
memberikan tambahan empat variasi kecepatan.
Dalam praktik mesin perkakas, khususnya dalam pembubutan, alat-alat yang di
gunakan adalah sebagai berikut
 Mesin Bubut
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas
yang digunakan untuk memotong benda
yang diputar. Dengan mesin inilah saya
bias melakukan pembubutan bertingkat dan
membuat engsel

 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah sebuah alat ukur. Fungsi
dari jangka sorong ini pada praktik kerja mesin
perkakas adalah untuk mengukur panjang,
kedalaman lubang dan diameter benda kerja

 Pahat Bubut Rata Kanan (HSS)


Pahat bubut inilah yang di gunakan untuk
membuat pembubutan bertingkat dan engsel,
serta menghaluskan permukaan benda kerja.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 3


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

 Pahat Bubut Ulir Luar dan Dalam


Pahat bubut ini digunakan untuk membuat
ulir pada benda kerja

 Mata Bor Ø 8 mm, Ø 12,5 mm dan 25 mm


Mata bor digunakan untuk melubangi benda
kerja

 Center Bor
Center bor ini berfungsi untuk menyenterkan benda kerja, supaya
menpermudah dalam pembubutan dan
hasilnya akan lebih halus.

 Mal Ulir
Alat ini digunakan untuk mengukur
besaranya kisaran ulir pada benda kerja

 Kuas

Kuas di gunakan untuk membersihkan benda kerja dan mesin bubut dari
bram hasil pembubutan.

 Kaca Mata
Ka camata adalah sebuah alat
yang biasa digunakan sebagai alat pelindung
mata. Fungsi dari alat ini adalah sebagai
pelindung mata dari serpihan-serpihan bram dari
hasil pembubutan
 Tap Ø 14 mm
Tap adalah sebuah alat yang biasa digunakan
untuk memberi ulir pada suatu bahan.

 Gerinda
Gerinda adalah alat yang pada dasarnya
untuk menghaluskan permukaan atau
membentuk suatu profil yang mudah pada

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 4


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

suatu logam. Pada saat pembubutan, alat ini di gunakan untuk


mengasah mata pahat yang tumpul.
 Mesin Milling
Mesin ini digunakan untuk meratakan
suatu permukaan benda kerja, dengan
sistem kerja memotong dengan putaran
yang di berikan kepada mata milling.

BAB III
ISI LAPORAN

3.1. KESELAMATAN KERJA

3.1.1. Petunjuk Umum

Adapun petunjuk umum dalam praktik kerja mesin perkakas adalah sebagai
berikut;

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 5


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

 Bila masih ragu-ragu tanyakanlah pada dosen pembimbing atau teman


yang sudah mengerti
 Gunakanlah selalu alat-alat yang tepat dan baik
 Gantilah alat-alat yang telah rusak
 Simpan alat-alat perlengkapan mesin pada tempatnya bila tidak di
gunakan
 Jangan membuang atau melempar apa saja dalam bengkel kerja
 Jangan tinggalkan mesin pasa saat mesin sedang beroperasi
 Jangan sekali-kali membuang bram dengan tangan pada saat mesin
masih berjalan

3.1.2. Keamanan Bekerja

 Pakailah pakaian praktik yang lengkap


 Pakailah kacamata untuk menghindari lemparan bram pada saat
pembubutan berlangsung, agar tidak mengenai mata
 Kaca pengaman harus selalu ada pada tempatnya
 Periksalah apakah pahat bubut sudah terpasang dengan benar

3.2. ALAT DAN BAHAN

3.2.1. Alat

a) Mesin Bubut
b) Jangka Sorong
c) Pahat Bubut Rata Kanan (HSS)
d) Pahat Bubut Ulir Luar Dan Dalam
e) Mata Bor Ø 8 mm, Ø 12,5 mm dan 25 mm
f) Center Bor
g) Mal Ulir
h) Kuas
i) Kaca Mata
j) Tap Ø 14mm
k) Gerinda
l) Mesin Milling
m) Kunci T Chuck Bubut
n) Kunci T Tool Post
o) Kunci L
p) Palu

3.2.2. Bahan

 ST37 Ø 20 x 115 mm ( tangkai penekan )


 ST37 Ø 38 x 48 mm ( badan penahan )

3.3. LANGKAH KERJA

 Pakailah pakaian praktik dengan benar dan lengkap

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 6


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

 Pahami gambar job sheet


 Menyiapkan alat dan bahan
 Pasang pahat bubut dengan kuat dan sesuai dengan senter bubut
 Pasang benda kerja pada chuck bubut
 Atur kecepatan putaran mesin untuk membuat tangkai penahan

Dik : Vc = 25 mm/menit
π = 3,14
d = 20 mm
f = 0,04 mm

Jadi kecepatan pemakanan (feeding) mesin bubut adalah 15,92


mm/menit

 Setting mata pahat bubut dengan benda kerja

 Tahap Pembuatan Tangkai Penahan Treaker


 Atur pahat 45o
 Atur putaran mesin berlawanan jarum jam
 Sentuhkan pahat bubut ke benda kerja, gerakan pada permukaan
hingga rata
 Balikan benda kerja bubut muka/ bubut pasing permukaannya
hingga ukuran panjang 100 mm
 Setelah bubut pasing selesai, lalu atur pahat 90 o untuk melakukan
pembubutan pengupasan benda kerja
 Atur putaran mesin searah jarum jam
 Bubutlah benda kerja dengan kedalaman pemakanan 0,5 mm
sebanyak empat kali untuk mencapai ukuran Ø 18 mm

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 7


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

 Ukur benda kerja sepanjang 75 mm untuk di buat tingkatan


 Bubutlah benda kerja sepanjang 75 mm hingga mencapai Ø 14
mm, lalu sisa 25 mm tidak perlu di bubut, yang nantinya di
gunakan untuk kepala dari tangkai penahan
 Ukur lagi dari ujung batang penahan sepanjang 20 mm, kemudian
bubutlah hingga mencapai Ø 12,5 mm
 Tahap Penchamperan (Tirus)
 Setelah di bubut ujung dari batang penanah, dan buatlah tirus di
ujung dari batang penahan tersebut,
 Putar badan tool post dengan sudut 30 o berlawanan arah jarum
jam
 Kemudian setting 0 dengan menyentuhkan mata pahat bubut rata
ke benda kerja, hingga mencapai ketirusan 60 o

 Tahap Pembuatan Alur


 Ukurlah benda kerja dari batas batang penahan untuk di buat alur,
yaitu sepanjang 5 mm, agar mudah dalam melakukan penguliran
 Pasang dan atur mata pahat alur 90 o, kemudain bubutlah sedalam
0,5 mm sebanyak tiga kali hingga mencapai Ø 12,5 mm
 Tahap Penguliran
 Pada tahap ini pasang pahat bubut ulir pada tool post dengan
benar dan senter terhadap senter putar
 Setting mesin bubut dengan benar, yaitu M14 x 1,5 mm,
maksudnya adalah diameter 14 mm dengan kisaran 1,5 mm
kedalaman ulirnya.
 Aturlah kecepatan putar mesin sebesar 70 Rpm.
 Sentuhkan pahat ulir ke permukaan benda kerja yang akan di ulir,
dan seting ke Nol.

Lalu mulailah melakukan
penguliran dengan kedalaman
pemakanan 0,5 mm.

Setelah dilakukan penguliran, ukurlah


kedalaman ulir tersebut dengan
menggunakan mal ulir 1,5 mm.
 Tahap Pengboran
 Jepit benda kerja pada ragum mesin bor dengan kuat
 Pasang mata bor Ø 8 mm dengan benar dan benar-benar kuat
 Setting mata bor agar benar-benar senter pada kepala dari
tangkai penahan treaker
 Mulailah mengebor hingga tembus

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 8


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

 Tahap Membubut Badan Penahan Treaker


 Pasang benda kerja pada chuck bubut
 Pasang pahat bubut rata kanan pada tool post dengan sudut 45 o
 Sentuhkan pahat bubut ke benda kerja, gerakan pada permukaan
hingga rata
 Balikan benda kerja bubut muka/ bubut pasing permukaannya
hingga ukuran panjang 45 mm
 Bubutlah benda kerja hingga di dapatkan Ø 36 x 45 mm
 Ukurlah benda kerja sepanjang 15 mm, kemudian bubutlah untuk
pembuatan tingkatan dengan kedalaman pemakanan 0,5 mm
sebanyak dua belas kali pemakanan, hingga mencapai ukuran Ø
30x15 mm
 Buatlah tirus pada masing-masing ujung benda kerja dengan
ukuran tirus 2x45o
 Tahap Pengeboran
 Pasang benda kerja dengan bagian yang berdiameter 30 mm
mengacu pada mata bor
 Pasang mata bor yang berukuran Ø 12,5 mm di center bor
 Pastikan mata bor dengan benda kerja benar-benar certer
 Mulailah mengebor benda kerja tersebut hingga tembus

 Balikan benda kerja dengan bagian yang berdiameter 36


mengacu pada mata bor
 Pasang mata bor yang berukuran Ø 25 mm di center bor
 Mulailah mengebor benda kerja tersebut hingga hingga mencapai
kedalaman 25 mm
 Tahap Penguliran Dalam (Ø 25 mm)
 Pasang benda kerja dengan bagian yang memiliki diameter dalam
25 mm mengacu pada mata bor,
 Pasang mata bor ulir dalam pada tool post
 Putar badan tool post dengan sudut 90 o berlawanan arah jarum
jam
 Kemudian setting 0 dengan menyentuhkan mata pahat ulir dalam
ke benda kerja,
 Dan mulailah melakukan penguliran dengan kisaran M29x1
hingga mencapai kedalaman 20 mm, dan ukur menggunakan mal
ulir
 Tahap Penguliran Dalam (Ø 12,5 mm)
 Pasang benda kerja dengan bagian yang memiliki diameter 12,5
mm pada chuck bubut
 Pasang senter putar
 Pasang tap yang berukuran Ø 14 mm pada benda kerja, dan
mulailah melakukan penyetapan dengan menekan ujung senter

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 9


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

putar ke arah tab, yang bertujuan agar ulir yang di hasilkan tab
menjadi lurus
 Tahap Milling
 Jepit benda kerja pada ragum mesin milling
 Pasang mata milling dengan benar
 Arahkan dan seting mata milling terhadap benda kerja, dan di
nolkan
 Dan mulailah melakukan pemillingan dengan mempertimbangkan
ukuran awalnya yaitu Ø 30 mm, di ubah menjadi 24 mm. Jadi di
perlukan masing-masing 3 mm untuk proses pemillingan di kedua
sisi benda kerja
 Untuk satu kali pemakanan, kedalaman pemakanan yang di
gunakan adalah 1 mm, jadi untuk 3 mm diperlukan tiga kali
pemakanan
 Setelah sebuah sisi telah selesai, barulah sisi sebaliknya.
Diusahakan agar sisi satu dengan sisi lainnya sejajar.

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Dalam pengerjaan pembubutan kita harus memperhatikan beberapa


faktor yang sangat mempengaruhi proses pengerjaan benda kerja yaitu :
a) Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk
membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya
adalah berputar
b) Mengetahui jenis material dari benda kerja, hal ini supaya kita tidak
salah dalam memilih jenis pahat yang akan digunakan,
c) Mengetahui jenis Material dari pahat, hal ini agar kita dapat
memperhitungkan waktu pengoprasian mesin (efisiensi kerja).
d) Memperhitungkan waktu pengerjaan,untuk menghindari
keterlambatan penyelesaian benda kerja, karena mengingat waktu
yang di berikan relatip sedikit,

4.2. SARAN
 Aturlah waktu seefektif mungkin, sehingga target yang di inginkan dapat
tercapai dengan baik
 Diharapkan dosen pembimbing selalu ada dekat mahasiswa praktik.
 Mahasiswa diharapkan hadir tepat waktu.
 Waktu yang di berikan jangan disia-siakan,agar dapat menyelesaikan
benda kerja tepat waktu.
 Listrik kadang mati ketika sedang melaksanakan praktik, sehingga
kegiatan praktik terganggu dan menghambat pengerjaan bendakerja.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 10


Laporan Praktik Mesin Perkakas II (Bubut)

4.3. LAMPIRAN

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS 11

Anda mungkin juga menyukai