BAB VIII
ANALISIS GORDING
Dalam perencanaan, diusahakan shear centre (sc) berimpit c.g. sehingga akan memudahkan
perencanaann dan gunakan profil simetri serta atur supaya beban-beban bekerja pada sumbu
simetrinya.
Balok sederhana
Tumpuan :
Lapangan :
Lendutan :
Lendutan :
Gaya-gaya pada arah - Y dianggap dipikul oleh sistem cladding, sehingga tidak menimbulkan
tegangan-tegangan pada gording. Untuk gording Light Lip Channel (C > 0) modulus plastis
menjadi,
– (abaikan C)
(abaikan C)
Web :
Mnx = fy Zx
Mny = fy Zy
Lendutan – X : Lendutan gording akibat beban hidup dan mati < (L/250)
Arah – X :
Arah – Y : δijin = 25 mm (PPBBI’87 hal 104) (akibat beban 100 kg saja). Untuk lendutan arah – Y
penempatan sag-rod dapat membantu
Contoh VIII.1.
Data Material :
BJ 37
Data Struktur
Panjang bentang,
(Metoda Elastis)
Data Profil
C 200x75x20; tebal = 4 mm
Zx = 87.1 cm3
Zy = 18.9 cm3
Ix = 871 cm4
Iy = 100 cm4
ix = 7.74 cm
iy = 2.62 cm
Pembebanan
a. Beban Tidak Tetap
1. Berat pekerja, P = 100 kg
Px = P cos α = 100 cos 13 = 97.437 kg → Mx = ¼ P x Lx = 19487.40 kg cm
Py = P sin α = 100 sin 13 = 22.495 kg → My = ¼ Py Ly = 1499.67 kg cm
2. Beban angin = 25 kg/m2
a). Dipihak angin
QAngin = (0.02 α – 0.4) x Beban angin x Jarak Gording = -3.5 kg/m
b). Dibelakang angin
QAngin = (-0.4) x Beban angin x Jarak Gording = -10 kg/m
Cat. Jika hasilnya negatif, maka perhitungan mengabaikan beban angin
Mx = 1/8 Qx cos α Lx2 = -2728.24 kg cm
My = 1/8 Qy sin α Ly2 = -629.863 kg cm
3. Beban hujan
Qhujan = (40 – 0.8 α) = 29.6 kg/m2 ; tidak boleh lebih besar dari 20 kg/m2
maka, beban hujan yang digunakan adalah 20 kg/m2
qhujan = Q x jarak gording = 20 kg/m
Mx = 1/8 qhujan cos α Lx2 = 15589.9 kg cm
My = 1/8 qhujan sin α Ly2 = 399.913 kg cm
b. Beban Tetap
Berat penutup atap, q = 75 kg/m2
Q penutup atap = q x jarak gording = 75 kg/m2
Total beban tetap :
Q = Berat penutup + berat gording = 86.4 kg/m
Mx = 1/8 Qx cos α Lx2 = 67348.5 kg cm
My = 1/8 Qy sin α Ly2 = 1727.62 kg cm
Cek Kelangsingan
Arah x =
Arah y =
b. Cek Lendutan
b.1. Sumbu X-X
b. Cek Lendutan
b.1. Sumbu X-X
b. Cek Lendutan
b.1. Sumbu X-X
Contoh VIII.2.
Data struktur
Beban mati (tanpa berat profil) per permukaan atap qDL = 1300 N/mm2
Data penampang
Profil WF 150x100x6x9
Ix = 1020 cm4
Iy = 151 cm4
A = 26.84 cm2
d = 148 mm
tf = 9 mm
tw = 6 mm
bf = 100 mm
r = 11 mm
Sx = 801 cm3
Sy = 30.1 cm3
Data bahan
E = 2 x 105 N/mm2
Anggap bahwa kombinasi pembebanan yang menentukan adalah 1.2 DL + 1.6 LL, sehingga
beban terbagai merata per luas permukaan atap :
Jadi beban terbagi rata di gording (termasuk berat sendiri), berarah vertikal
h = d – 2tf - 2r = 108 mm
Cb = 1.3 (angka ini untuk beban q penuh pada simple beam dan tumpuan lateral di tumpuan ujung
dan tengah bentang).
Menghitung Lp dan Lr
Menghitung Mr, karena tegangan leleh flens dan badan sama, maka digunakan rumus
MnLTB = 101044.5 Nm (belum dicek apakah sudah lebih kecil dari Mp)
Mnx = 36108 Nm
Profil apapun yang melentur terhadap sumbu lemah tidak dapat menekuk dalam arah lainnya
sehingga LTB tidak merupakan kondisi batas. Jadi,
Mny = 10836 Nm
Momen (negatif) di lokasi trekstang (untuk kondisi satu trekstang di antara kuda-kuda)
Kombinasinya : karena beban bekerja di flens atas (kecuali berat sendiri gording), gunakan hanya
setengah kapasitas untuk memperhitungkan efek torsional.
Cek Geser
Aw = d x tw = 888 mm2
Vn = 127872 N