Anda di halaman 1dari 4

PENGAMBILAN DAN PENERIMAAN SAMPEL

No. Kode : SPO/VIII/LAB/31 Disahkan Oleh:


Kepala Puskesmas
SPO Terbitan :1
Prambanan
No. Revisi : 0

Tgl. Mulai Berlaku : 1 juli 2015

Halaman : 1/4
PUSKESMAS
PRAMBANAN drg.Kristi Rutyadi
NIP: 19611112 199303 1 003

Serangkaian kegiatan mulai dari pengambilan sampel sampai dengan pelabelan


RUANG LINGKUP
sampel
TUJUAN Mendapatkan sampel yang benar sesuai dengan permintaan pemeriksaan

Kegiatan pengambilan sampel dilakukan pada anak dan dewasa yang menjadi
KEBIJAKAN
pasien di laboratorium

PETUGAS Petugas laboratorium


1. Spuit
2. Tourniquet
3. Hipavik
4. Pot (sputum, urin dan feses)
PERALATAN
5. Obyek Glass
6. Tabung EDTA / Tabung KIMIA
7. Tabung HMT
8. Lanset / autoklik

1. Darah vena
2. Darah kapiler
BAHAN 3. Feses
4. Sputum
PEMERIKSAAN
5. Urin
6. Kerokan kulit

BAHAN PENUNJANG 1. Kapas alcohol


PROSEDUR 1. Pengambilan sample darah vena
1.1 Letakkan lengan pasien lurus diatas meja beralaskan bantal dengan
telapak tangan menghadap keatas.
1.2 Area pengambilan sample darah vena yang paling baik terletak
dilipat siku. Pilih yang paling besar dan paling jelas.
1.3 Kemudian lengan diikat cukup erat dengan tourniquet.
1.4 Pasien diminta untuk mengepalkan tangan dengan ibu jari di dalam.
1.5 Dalam posisi masih mengepal, ditentukan lokasi pengambilan
sample darah.
1.6 Bersihkan area pengambilan sample dengan menggunakan kapas
alkohol dan biarkan mengering dengan sendirinya.
1.7 Pegang spuit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal
jarum.
1.8 Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri diatas
pembuluh darah kemudian tusukan jarum dengan sisi miring
menghadap keatas membentuk sudut 250.
1.9 Jarum dimasukan sepanjang pembuluh darah kurang lebih 1 s/d 1,5
cm.
1.10 Dengan tangan kiri penghisap spuit ditarik perlahan-lahan darah
masuk kedalam spuit.
1.11 Setelah volume darah dalam spuit cukup untuk pemeriksaan yang
akan dilakukan kemudian kepalan tangan dibuka dan ikatan
tourniquet dilepaskan.
1.12 Letakan kapas kering pada bekas tusukan dan tarik jarum dari
penusukan, plester bekas luka.
1.13 Lepaskan jarum dari spuitnya dan alirkan darah melalui dinding
botol sample yang telah berisi anti koagulan.
1.14 Campurkan darah dengan larutan antikoagulan dengan memutar
botol sample secara perlahan.
2. Pengambilan sample darah kapiler
2.1. Area pengambilan sample di desinfecsi menggunaan kapas alcohol
dan di biarkan mengering dengan sendirinya.
2.2. Area pengambilan sample pada ujungj jari manis atau ujung jari
tengah bagian tepi pada pasien dewasa
2.3. Area pengambilan sample ujung tumit atau ujung jari kaki pada
pasien bayi.
2.4. Area pengambilan sample bukan daerah yang terinfeksi. Bila kulit
dingin atau pucat harus dipijit atau direndam pada air hangat terlebih.
dahulu sebelum dilakukan pengambilan sample.
2.5. Pegang bagian yang akan ditusuk sambil ditekan sedikit.
2.6. Tusuk bagian tepi jari dengan Autoclick sedalam kurang lebih 3 mm
pada pasien dewasa dan sedalam tidak lebih dari 2,5 mm pada pasien
bayi
2.7. Darah harus keluar dengan sendirinya tanpa harus diperas.
2.8. Tetes darah pertama dihapus dengan tissue.
2.9. Tetes darah berikutnya digunakan sebagai sample.
2.10. Setelah selesai pengambilan sample tutup luka dengan kapas kering.
3. Sampel Urin
3.1. Persiapkan wadah / pot bermulut lebar, bersih, kering dan bertutup
3.2. Beri label pot penampung sesuai nomor, nama, umur, alamat, tanggal
3.3. Ambil urine sewaktu atau urine pagi hari ± 20 ml
3.4. Segera periksa urine tersebut
3.5. Bila ditunda maka urine harus disimpan pada suhu ± 4 C
4. Sampel Feses
4.1 Persiapkan wadah / pot yang bermulut lebar bertutup ulir, dan bersih
4.2 Beri label wadah sesuai nomor, nama, alamat, umur dan tanggal
4.3 Untuk pengambilan faeces / tinja segar pada pagi hari atau sewaktu
4.4 Ambil tinja segar bagian tengah sebesar ujung ibu jari dengan lidi
atau spatel kayu masukkan dalam wadah
4.5 Untuk pengambilan rectal sweb, tinja diambil dari rectum dengan lidi
kapas
5. Sampel Dahak
5.1 Persiapan bahan dan alat botol bermulut lebar, tutup ulir, suci hama,
tidak mudah pecah dan transparan
5.2 Botol sputum diberi label sesuai kode penomoran dan identitas
pasien
5.3 Botol sputum diserahkan kepada pasien kemudian dijelaskan cara
untuk mengeluarkan dahak yang benar dan cara penampungannya.

1. Buku petunjuk pemeriksaan laboratorium diterbitkan oleh departemen


kesehatan RI pada tahun 1992 halaman 25-30
REFERENSI 2. Buku Panduan Pemeriksaan Mikroskopis TBC Tahun 2007 hal. 4
3. Ganda Soebrata. 2004. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian
Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai