BARU LAHIR
a. ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan produksi mucus yang berlebihan
b. ketidak efektifan pengaturan suhu yang berhubungan dengan transisi bayi baru lahir ke
lingkungan
c. resiko infeksi yang berhubungan dengan faktor sistem imun belum matang
d. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kebutuhan
kalori tinggi akibat peningkatan laju metabilok.
Intervensi
a. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan produksi mucus yang
berlebihan
b. Ketidak efektifan pengaturan suhu yang berhubungan dengan transisi bayi baru
lahir ke lingkungan
Intervensi :
- tempatkan bayi dalam lingkungan hangat atau pada lengan orang tua.
- gunakan tutup kepala karena 25 % panas hilang pada bayi baru lahir melalui kepala.
- - Dekap bayi diantara payudara ibu dengan posisi bayi telungkup dan posisi kaki seperti
kodok serta kepala menoleh ke satu sisi
- metode kangguru bisa dilakukan dalam posisi ibu tidur dan istirahat
- Metode ini dapat dilakukan pada ibu, bapak atau anggota keluarga yang dewasa lainnya
Rasional : mencegah kehilangan panas melalui konduksi, dimana panas
berpindah daribayike objek yang lebih dingin dari bayi
Intervensi : kaji suhu inti neonates
Rasional : suhu kulit harus dipertahankan mendekati 36,5˚Cdan suhu inti rectal
biasanya 0,5˚C
c. resiko infeksi yang berhubungan dengan faktor sistem imun belum matang
Intervensi :
1) Tinjau ulang riwayat prenatal ibu terhadap kemungkinan stressor yang berdampak pada
simpanan glukosa neonates, seperti diabetes, hipertensi karena kehamilan ( HKK ), atau
gangguan jantung atau ginjal.
2) Perhatikan APGAR skor, kondisi saat lahir, tipe/waktu pemberian obat, dan suhu awal
pada penerimaan di ruang perawatan bayi.
3) Turunkan stressor fisik seperti stress dingin, pengarahan fisik, dan pemajanan berlebihan
pada pemancar panas.
4) Timbang berat badan bayi saat menerima di ruang perawatan dan setelah itu setelah itu
setiap hari.
5) Auskultasi bising usus.
6) Anjurkan ibu segera memberi ASI.
. Intervensi
1. Resiko tinggi gawat pernafasan berhubungan dengan ketidakmatangan paru
karena kurang produksi surfactan
Tujuan : Menjaga dan memaksimalkan fungsi paru
Intervensi
1. Kumpulkan data yang berkaitan dengan kegawatan nafas
Rasional : Riwayat ibu atas penggunaan obat atau kondisi tidak
normal selama kehamilan dan proses persalinan
2. Waspada episode apnea yang berlangsung lebih dari 20 detik
Rasional : deteksi dini dalam menentukan tindakan selanjutnya
3. Memberi bantuan pernafasan seperti oksigen
Rasional : membantu mencukupi supplai oksigen
4. Pantau kajian gas darah untuk mengetahui asidosis pernafasan metabolik
Rasional : deteksi dini untuk mencegah hipoksia
5. Persiapkan dalam pemberian terapi farmakologis,sperti teofilin IV
3. Nutisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan reflek menelan lemah akibat
prematuritas
Tujuan : Meningkatkan dan menjaga asupan kalori dan statusnya gizi bayi
Intervensi :
1. Awasi reflek menghisap bayi dan kemampuan menelan
Rasional : kemampuan menghisap dan menelan yang lemah dapat
menyebabkan kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi
2. Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi
Rasional : mengetahui kebutuhan kalori yang dibutuhkan bayi.
3. Kebutuhan ASI 60/kg BB/24 jam dengan kenaikan 30 cc/hari,
di pertahankan pada hari ke-7 sampai 1 bulan
Rasional : ASI mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh
4. Timbang bayi setiap hari,bandingkan berat badan dengan asupan kalori
yang diberikan.
Rasional : mengetahui perkembangan dan kemungkinan terjadinya
penurunan BB yang pathologis
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur (pusat regulasi
residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak sebkutan,
ketidakmampuan merasakan dingin dan berkeringat, cadangan metabolik buruk).
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang tidak efektif
Tujuan : pasien tidak memperlihatkan adanya tanda infeksi
Kriteri hasil :
Ø Suhu 36,5-37,5C
Ø Tidak ada tanda-tanda infeksi
Ø Leukosit 5.000 – 10.000
Intervensi Rasional
Mandiri : Ø Untuk mengetahui lebih dini adanya
Ø Kaji adanya tanda – tanda infeksi tanda-tanda terjadinya infeksi
Ø Lakukan isolasi bayi lain yang Ø Tindakan yang dilakukan untuk
menderita infeksi sesuai kebijakan insitusi meminimalkan terjadinya infeksi yang
Ø Sebelum dan setelah menangani bayi, lebih luas
lakukan pencucian tangan Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi
Ø Yakinkan semua peralatan yang kontak Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi
dengan bayi bersih dan steril Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi yang
Ø Cegah personal yang mengalami infeksi berlanjut pada bayi
menular untuk tidak kontak langsung
dengan bayi.
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat ekstrem,
kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal imatur/ kegagalan
mengonsentrasikan urine.
Tujuan : cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
Ø bebas dari tanda dehidrasi.
Ø Menunjukkan penambahan berat badan 20-30 gram/hari.
Intervensi Rasional
Mandiri : Ø Pengeluaran harus 1-3 ml/kg/jam,
Ø Bandingkan masukan dan pengeluaran sementara kebutuhan terapi cairan kira-kira
urine setiap shift dan keseimbangan 80-100 ml/kg/hari pada hari pertama,
kumulatif setiap periodik 24 jam meningkat sampai 120-140 ml/kg/hari
Ø Pantau berat jenis urine setiap selesai pada hari ketiga postpartum. Pengambilan
berkemih atau setiap 2-4 jam dengan darah untuk tes menyebabkan penurunan
menginspirasi urine dari popok bayi bila kadar Hb/Ht.
bayi tidak tahan dengan kantong Ø Meskipun imaturitas ginjal dan
penampung urine. ketidaknyamanan untuk
Ø Evaluasi turgor kulit, membran mukosa, mengonsentrasikan urine biasanya
dan keadaan fontanel anterior. mengakibatkan berat jenis yang rendah
Ø Pantau tekanan darah, nadi, dan tekanan pada bayi preterm ( rentang normal1,006-
arterial rata-rata (TAR) 1,013). Kadar yang rendah menandakan
Kolaborasi : volume cairan berlebihan dan kadar lebih
Ø Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai besar dari 1,013 menandakan
dengan indikasi Ht ketidakmampuan masukan cairan dan
Ø Berikan infus parenteral dalam jumlah dehidrasi.
lebih besar dari 180 ml/kg, khususnya pada Ø Kehialangan atau perpindahan cairan
PDA, displasia bronkopulmonal (BPD), yang minimal dapat dengan cepat
atau entero coltis nekrotisan (NEC) menimbulkan dehidrasi, terlihat oleh turgor
Ø Berikan tranfusi darah. kulit yang buruk, membran mukosa kering,
dan fontanel cekung.
Ø Kehilangan 25% volume darah
mengakibatakan syok dengan TAR < 25
mmHg menandakan hipotensi.
Ø Dehidrasi meningkatkan kadar Ht diatas
normal 45-53% kalium serum
Ø Hipoglikemia dapat terjadi karena
kehilangan melalui selang nasogastrik
diare atau muntah.
Ø Penggantian cairan darah menambah
volume darah, membantu mengenbalikan
vasokonstriksi akibat dengan hipoksia,
asidosis, dan pirau kanan ke kiri melalui
PDA dan telah membantu dalam
penurunan komplikasi enterokolitis
nekrotisan dan displasia bronkopulmonal.
Ø Mungkin perlu untuk mempertahankan
kadar Ht/Hb optimal dan menggantikan
kehilangan darah.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau hipotensi
sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan oksigen) yang berhubungan
dengan system sraf sentral dan respons stress fisiologis imatur.
Tujuan : pasien mendapatkan asuhan untuk mencegah cedera dan memeprtahankan aliran darah
sistemik dan otak memadai, glukosa dan oksigen otak adekuat; tidak memperlihatkan adanya
perdarahan intaventrikular.
Kriteria hasil:
Ø Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan tekanan intrakranial atau perdarahan
intraventrikel.
Intervensi Rasional
Ø Kurangi rangsangan lingkungan Ø Respons stres, terutama peningkatan
Ø Organisasikan asuhan selama jamsibuk tekanan darah, dapat miningkatkan resiko
normal sebanyak mungkin peningkatan TIK
Ø Tutup dan buka kelambu dan lampu Ø Untuk meminimalkan gangguan tidur
tidur dan kebisingan intermiten yang sering
Ø Tutup inkubator dengan kain dan Ø Untuk memungkinkan jadwal siang dan
pasang tanda “jangan diganggu” malam
Ø Kaji dan tangani nyeri menggunakan Ø Untuk mengurangi cahaya dan tidak
metode farmakologis dan non- membangunkan periode istirahat bayi
farmakologis Ø Nyeri meningkatkan tekanan darah
Ø Kenali tanda stres fisik dan stimulasi Ø Untuk segera memberi intervensi yang
berlebih memadai
Ø Hindari obat dan larutan hipertonis Ø Akan meningkatkan tekanan darah otak
Ø Pertahankan oksigenasi yang adekuat Ø Hipoksia akan meningkatkan aliran
Ø Hindari memutar kepala ke samping darah otak tekanan intrakranial
tiba-tiba Ø Akan mengurangi aliran arteri karotis
dan oksigenasi ke otak
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai dengan
orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan berharap agar
bayinya cepat sembuh.
Tujuan: keluarga mendapat informasi tentang kemajuan kondisi bayinya
Kriteria hasil:
Ø Orang tua/ keluarga mengekpresikan perasaan dan keprihatinan mengenai bayi dan prognosis
serta memperlihatkan pemahaman dan kjeterlibatan dalan asuhan
Intervensi Rasional
Ø Kaji tingkat pemahaman klien berikan Ø Belajar tergantung pada emosi dan
instruksi /informasi pada klien maupun kesiapan fisik dan diingatkan pada tahapan
keluarga tentang penyakitnya, baik tertulis individu
atau lisan. Ø Menurunkan ansietas dan dapat
Ø Jelaskan proses penyakit individu. menimbulkan perbaikan partisipasi pada
Dorong orang terdekat menanyakan rencana pengobatan.
pertanyaan Ø Meningkatkan kerjasama dalam program
Ø Jelaskan tentang dosis obat, frekwensi, pengobatan dan mencegah penghentian
tujuan pengobatan dan alasan tentang obatsesuai perbaikan kondisi pasien.
pemberian obat kepeda keluarga Ø Mencegah/menurunkan ketidaknyaman
Ø Kaji potensial efek samping pengobatan sehubungan dengan terapi dan meningkatkan
kerjasam dalam program
ASKEP
HIPERBILIRUBIN/
ICTERUS
NEONATORUM
Diagnosa
1. Kekuranagn volume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake cairan, diare
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, hilang nafsu makan,
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan pigmentasi
4. Resiko trauma berhubungan dengan efek fototerapi
5. Anisetas berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi
6. Gangguan pelekatan berhubungan dengan perpisahan
7. Resiko infeksi berhubungan dengan penekanan sistem imun
8. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan warna kulit tidak normal
9. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
INTERVENSI
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada atau
kurangnya jumlah cairan surfaktan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola nafas efektif.
Kriteria hasil:
a) Jalan nafas bersih
b) Frekuensi jantung 100-140 x/menit
c) Pernapasan 40-60 x/menit
d) Takipneu atau apneu tidak ada
e) Sianosis tidak
Intervensi:
a) Posisikan untuk pertukaran udara yang optimal; tempatkan pada posisi telentang dengan leher
sedikit ekstensi dan hidung menghadap keatap dalam posisi ’mengendus’.
Rasional: untuk mencegah adanya penyempitan jalan nafas.
b) Hindari hiperekstensi leher.
Rasional: karena akan mengurangi diameter trakea.
c) Observasi adanya penyimpangan dari fungsi yang diinginkan, kenali tanda-tanda distres
misalnya: mengorok, pernafasan cuping hidung, apnea.
Rasional: memastikan posisi sesuai dengan yang diinginkan dan mencegah terjadinya distres
pernafasan.
d) Lakukan penghisapan mukus.
Rasional: menghilangkan mukus yang terakumulasi dari nasofaring, trakea, dan selang
endotrakeal.
e) Penghisapan selang endotrakeal sebelum pemberian surfaktan.
Rasional: memastikan bahwa jalan napas bersih.
f) Hindari penghisapan sedikitnya 1 jam setelah pemberian surfaktan.
Rasional: meningkatkan absorpsi ke dalam alvelolar.
g) Observasi peningkatan pengembangan dada setelah pemberian surfaktan.
Rasional: menilai fungsi pemberian surfaktan.
h) Turunkan pengaturan, ventilator, khususnya tekanan inspirasi puncak dan oksigen.
Rasional: mencegah hipoksemia dan distensi paru yang berlebihan
.
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
hilangnya fungsi jalan nafas, peningkatan sekret pulmonal, peningkatan resistensi jalan
nafas ditandai dengan: dispneu, perubahan pola nafas, penggunaan otot pernafasan, batuk
dengan atau tanpa sputum, cyanosis.
Tujuan: Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi (-
).
Kriteria hasil:
a) Pasien bebas dari dispneu
b) Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan
c) Memperlihatkan tingkah laku dan mempertahankan jalan nafas.
Intervensi:
a) Catat perubahan dalam bernafas dan pola nafasnya.
Rasional: Penggunaan otot-otot interkostal/abdominal/leher dapat meningkatkan usaha dalam
bernafas.
b) Observasi dari penurunan pengembangan dada dan peningkatan fremitu.
Rasional: Pengembangan dada dapat menjadi batas dari akumulasi cairan dan adanya cairan
dapat meningkatkan fremitus.
c) Catat karakteristik dari suara nafas.
Rasional: Suara nafas terjadi karena adanya aliran udara melewati batang tracheo branchial dan
juga karena adanya cairan, mukus atau sumbatan lain dari saluran nafas.
d) Catat karakteristik dari batuk
Rasional: Karakteristik batuk dapat merubah ketergantungan pada penyebab dan etiologi dari
jalan nafas. Adanya sputum dapat dalam jumlah yang banyak, tebal dan purulent.
e) Pertahankan posisi tubuh/posisi kepala dan gunakan jalan nafas tambahan bila perlu.
Rasional: Pemeliharaan jalan nafas bagian nafas dengan paten.
f) Kaji kemampuan batuk, latihan nafas dalam, perubahan posisi dan lakukan suction bila ada
indikasi.
Rasional: Penimbunan sekret mengganggu ventilasi dan predisposisi perkembangan atelektasis
dan infeksi paru.
g) Peningkatan oral intake jika memungkinkan.
Rasional: Peningkatan cairan per oral dapat mengencerkan sputum Kolaboratif.
h) Berikan oksigen, cairan IV; tempatkan di kamar humidifier sesuai indikasi.
Rasional: Mengeluarkan sekret dan meningkatkan transport oksigen.
i) Berikan therapi aerosol, ultrasonik nabulasasi.
Rasional: Dapat berfungsi sebagai bronchodilatasi dan mengeluarkan sekret.
j) Berikan fisiotherapi dada misalnya: postural drainase, perkusi dada/ vibrasi jika ada indikasi.
Rasional: Meningkatkan drainase sekret paru, peningkatan efisiensi penggunaan otot-otot
pernafasan.
k) Berikan bronchodilator misalnya: aminofilin, albuteal dan mukolitik.
Rasional: Diberikan untuk mengurangi bronchospasme, menurunkan viskositas sekret dan
meningkatkan ventilasi.
3) Tidak efektifnya pola nafas yang berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan
ventilator, tidak berfungsinya ventilator dan posisi bantuan ventilator yang kurang tepat.
Tujuan: Pola nafas efektif
Kriteria Hasil: Mempertahankan pola pematasan efektif.
a) Irama nafas, kedalaman nafas normal.
b) Oksigenasi adekuat.
Intervensi:
a) Analisa Monitor serial gas darah sesuai program.
Rasional: Mempertahankan gas darah optimal dan mengetahui perjalanan penyakit.
b) Gunakan alat bantu nafas sesuai intruksi.
Rasional: Memudahkan memelihara jalan nafas atas.
c) Pantau ventilator setiap jam
Rasional: Mencegah turunnya konsentrasi mekanik dan kemungkinan terjadinya komplikasi.
d) Berikan lingkungan yang kondusif
Rasional: Supaya bayi dapat tidur dan memberikan rasa nyaman.
e) Auskultasi irama jantung, suara nafas dan lapor adanya penyimpangan.
Rasional: Mendeteksi dan mencegah adanya komplikasi.
4) Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan yang tanpa
disadari.
Tujuan: mempertahankan cairan dan elektrolit
Kriteria Hasil:
a) Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan
Intervensi:
a) Pertahankan cairan infus 60- 10 ml /kg/hari atau sesuai protokol yang ada.
Rasional: Penggantian cairan secara adekuat untuk mencegah ketidakseimbangan.
b) Tingkatkan cairan infus 10 ml/ kg, tergantung dari urin output, penggunaan pemanas dan jumlah
fendings.
Rasional: mempertahankan asupan cairan sesuai kebutuhan pasien, penggunaan pemanas tubuh
akan meningkatkan kebutuhan cairan.
Diagnose keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis (defisiensi surfaktan
dan ketidakstabilan alveolar)
2) Hipotermia berhubungan dengan berada di lingkungan yang dingin
3) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolar
4) Resiko infeksi
Rencana Keperawatan
No Diagnose Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Kerusakan Setelah dilakukan Monitor Respirasi (3350) :
pertukaran gas b.d asuhan keperawatan
1. Monitor rata-rata irama, kedalaman dan usaha
perubahan mem- selama 5x 24 jam, untuk bernafas.
bran kapiler- pertukaran gas pasien
2. Catat gerakan dada, lihat kesimetrisan,
alveoli menjadi efektif, penggunaan otot bantu dan retraksi dinding
dengan kriteria : dada.
Batasan 3. Monitor suara nafas, saturasi oksigen, sianosis
karakteristik : Status Respirasi 4.: Monitor kelemahan otot diafragma
- Takikardia Ventilasi (0403) : 5. Catat onset, karakteristik dan durasi batuk
- Hiperkapnea - Pasien menunjukkan
6. Catat hasil foto rontgen
- Iritabilitas peningkatan ventilasai
- Dispnea dan oksigenasi Terapi Oksigen (3320) :
- Sianosis adequat berdasarkan
1. Kelola humidifikasi oksigen sesuai peralatan
- Hipoksemia nilai AGD sesuai
2. Siapkan peralatan oksigenasi
- Hiperkarbia parameter normel
3. Kelola O2 sesuai indikasi
- Abnormal frek, pasien 4. Monitor terapi O2 dan observasi tanda
irama, kedalaman
- Menunjukkan fungsi keracunan O2
nafas paru yang normal dan
- Nafas cuping bebas dari tanda- Manajemen Jalan Nafas (3140) :
hidung tanda distres
1. Bersihkan saluran nafas dan pastikan airway
pernafasan paten
2. Monitor perilaku dan status mental pasien,
kelemahan , agitasi dan konfusi
3. Posisikan klien dgn elevasi tempat tidur
4. Bila klien mengalami unilateral penyakit paru,
berikan posisi semi fowlers dengan posisi
lateral 10-15 derajat / sesuai tole-ransi
5. Monitor efek sedasi dan analgetik pada pola
nafas klien