Anda di halaman 1dari 48

Pencegahan & Penanganan Balita Stunting

melalui Perbaikan Periode 1000 HPK

Endang L. Achadi
FKM UI
Disampaikan pada Pertemuan Diseminasi Penanggulangan Masalah Gizi Tingkat
Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2018, tanggal 20 Maret 2018, di Hotel Aria Barito
Banjarmasin
SISTEMATIKA

• Stunting dan Faktor Penyebabnya


• Mengapa 1000 HPK
• Kondisi di Indonesia
• Pencegahan dan Penanganan Balita Stunting :
Ibu Hamil dan 2 tahun pertama kehidupan
(1000 HPK)
Apakah Stunting?
Tubuh yang lebih pendek dari standar usianya,
yang terjadi akibat gangguan atau hambatan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

4 dari 10 anak balita


Indonesia STUNTING

Jumlah Balita Stunting di Indonesia adalah


nomor 5 terbanyak di dunia
(prevalensi tahun 2013 sebesar 37,2%)
Mengapa Bayi/Anak Mengalami Stunting?

Stunting biasanya disebabkan karena bayi/anak


mengalami:

– Kekurangan gizi kronis dan/atau berulang


– Sering menderita penyakit infeksi

 yang sering terjadi sejak dini, mulai sejak


didalam kandungan, dalam Periode 1000 Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK)
 Akibatnya pertumbuhan tulang terhambat
Pathway Prevalensi pendek/sangat pendek (stunting)
dan kurus (wasting) pd anak usia bawah 2 tahun

Pertumbuhan dan
perkembangan Pendek, Kurus
janin  BBL & PBL
Asupan tak
adekuat
Penyakit

Keamanan Pola Asuh Anak:


Status gizi Ibu pemberian makan, Lingkungan
hamil: Pendek, pangan pencegahan P, rumah tdk sehat
Kurus pra-hamil, di RT pencarian Yankes, dll
Pertambahan
Berat Badan
Penghasilan,
selama Hamil
Pengangguran
(PBBH)
Kemiskinan, dll

Konteks soial,
Sumber: Modifikasi dEndang L. Achadi dari UNICEF (1990)
ekonomi & politik
Strategy for Improved Nutrition of Children and Women
in Developing Countries. New York: UNICEF
Apakah 1000 HPK?

Masa selama 270 hari (9 bulan)


dalam kandungan
+
730 hari (2 tahun pertama) pasca
lahir
Mengapa 1000 HPK?
Bila periode ini tidak dilalui dengan baik, maka akibatnya
terhadap kecerdasan dan kesehatan bersifat permanen,
sulit untuk diperbaiki, dan khusus untuk PTM berpengaruh
terhadap dua generasi berikutnya

Dampak jangka panjang:


1. Rendahnya Kecerdasan (kemampuan kognitif)
2. Meningkatnya Risiko menderita PTM (Penyakit Tidak Menular) :
a.l. Diabetes, Penyakit Jantung, Stroke, dan Hipertensi
3. Menyebabkan Stunting pd usia dewasa: laki-laki Indonesia
dewasa 13 .6 cm lebih pendek dan perempuan 10.4 cm lebih
pendek dari rata2 TB seharusnya (Riskesdas thn 2007)
Mengapa 1000 HPK?
Dalam kandungan
Kehamilan 8 minggu pertama:
terbentuknya cikal bakal yang akan menjadi
otak, hati, jantung, ginjal, tulang, dll

 Kehamilan 9 minggu – lahir:


pertumbuhan dan perkembangan lebih
lanjut organ tubuh  siap untuk hidup di
dunia baru, di luar kandungan ibu
Jendela
Kritis
Perkem-
bangan
Janin

8 minggu
pertama
sejak Perkembangan
pembuahan penting sebagian
terjadi Perkembangan organ berlanjut
pembentuka penting sebagian
n semua sampai kira-kira
organ berlanjut 2 tahun pertama
cikal bakal sampai akhir
organ tubuh kehidupan
kehamilan
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Akibat Gangguan Gizi Pada 1000 HPK
Dampak Dampak
Jangka Pendek Jangka Panjang

Kemampuan
Perkem- Kognitif/
bangan Otak KECERDASAN
Ganggu
an Gizi RENDAH
pada Pertumbuhan Ibu
Masa Stunting/
(IUGR) Stunting
Janin Pendek
dan Usia
Dini - Hipertensi
Metabolic -Diabetes
Programing
-PJK
-Stroke

Sumber : Modifikasi E Achadi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Akibat Gangguan Gizi Pada 1000 HPK
Pertumbuhan
Ibu Stunting Janin
terhambat
Gangguan
Pertumbuhan
Persediaan zat
Ibu Prahamil Gizi didlm Tubuh dan
KURUS Ibu Kurang Perkembangan
pada Masa
Pertambahan Mengindikasi Janin dan Usia
Berat Badan kan Konsumsi Dini
Selama Hamil Ibu Tidak
TIDAK ADEKUAT Aderkuat

Sumber : Modifikasi E Achadi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Gangguan Gizi pd Masa Janin dan Usia Dini

Dampak Dampak
PBBH Jangka Pendek Jangka Panjang
rendah
Kemampuan
BB/TB Perkembangan Kognitif &
Otak Pendidikan
Ibu Ganggu rendah
terganggu
Prahamil an Gizi
rendah Masa Pertumbuhan Stunting/
Janin terganggu Pendek
Ibu dan Usia (IUGR)
Pendek Dini -Hipertensi
Metabolic -Diabetes
Programing -Obesitas
-PJK
PBBH:
-Stroke
Pertambah
an Berat
Badan
selama
Hamil

Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Akar Trans-generasi Penyakit Khronis
Barker, Public Health 2012

100 tahun Alur gizi


Nenek: Ibu: Placenta: Janin: Bayi/Anak:

•Membuat •Melepaskan telur; •Mentrans •Membuat •Makan


portasikan zat
telur/ovum •Menyediakan zat gizi;
plasenta; makanan;
cucunya gizi/makanan; •Memproduksi •Mengambil •Bertumbuh
hormon; zat gizi;
•Mendona •Mempengaruhi
•Mengeluarka •Membuat
sikan gen plasenta; n buangan organ;
•Melahirkan bayi; •Bertumbuh
•Memberi makan Kerentanan
bayi; thd penyakit
•Menstimulasi bayi; khronik,
• Memberi makan kanker dan
anak infeksi

Bapak:
Mendonasikan gen
Perkembangan 1000 hari
Peran Gen?
• Pengaruh gen kecil
 tak lebih dari 25 %
• Pengaruh lingkungan (asupan makanan,
penyakit infeksi) jauh lebih besar

Sebagian Besar Berawal dari Periode 1000


HPK
PELUANG PERBAIKAN KUALITAS SDM
INDONESIA
Gambar Otak Anak

Anak yg TIDAK berGizi


Anak yg berGizi BAIK dan
Baik dan TIDAK Sehat
SEHAT mempunyai Otak
yang berkembang Baik mempunyai Otak yang
TIDAK berkembang Baik
 Otak PADAT
 Otak KURANG PADAT
Mekanisme Terjadinya?
Plastisitas pada periode perkembangan
(Developmental Plasticity)

• Esensi dari Developmental plasticity adalah:


suatu periode kritis saat suatu sistem
bersifat plastis dan sensitif thd
lingkungannya, diikuti dg hilangnya
plastisitas dan kapasitas fungsional yg
menetap

• Sebagian besar organ &sistem, masa kritisnya


terjadi saat periode didlm kandungan
Barker, DJP – Human Groth and Cardiovascular Disease. 2008
Bagaimana Kondisi
di Indonesia?
Status Gizi
SDM Indonesia?
Dlm jumlah,
Indonesia Indonesia kelima
37.2% terbanyak di
termasuk didalam
17 negara, diantara
Stunting dunia
117 negara, Keempat
yg mempunyai 12.1 %
terbanyak di
prevalensi tinggi Wasting dunia
Stunting, Wasting,
dan Overweight pd 11.9%
Balita Overweight

Global Nutrition Report 2014


Sumber: GNR 2014

Indonesia termasuk didalam 47


negara dari 122 negara yang
mempunyai masalah Stunting pd
balita dan Anemia pada WUS

22. 7% WUS Jumlah Anemia


pada WUS:
menderita Anemia
Indonesia kelima
(Riskesdas 2013) terbanyak di dunia
Stunting pd Balita berdasarkan
Jenis kelamin dan Strata Sosek, 2013

Lebih tinggi pada


60.0 kelompok Miskin
Tetapi pd
49.6 kelompok terkaya
50.0 47.2 48.4
43.9 masih tinggi
42.5
41.1
Prevalensi Stunting (%)

40.0 38.8 38.2 38.5


33.8
32.3
30.7
29.4 28.6 29.0
30.0

20.0

10.0

0.0
1 2 3 4 5
Strata ekonomi

Laki-laki Perempuan Laki+Perempuan


Sumber Atmarita
MASALAH PENYAKIT TIDAK
MENULAR (PTM)
Pergeseran Tren PTM dg P’ Menular
10 Penyebab Kematian Tertinggi di Indonesia 2014
Kompas tgl 18 Mei 2015

1. Stroke 4 dari 5
2. Jantung dan Pembuluh Darah penyebab
3. DM dan Komplikasinya utama
4. Tuberkulosis Pernapasan
kematian
5. Hipertensi dengan komplikasinya
6. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah adalah PTM
7. Liver terkait Gizi
8. Kecelakaan Lalu Lintas
9. Pneumonia
10.Diare disertai Infeksi Pencernaan
Apakah semata-mata karena gaya hidup
atau Life Style??

Bila ya, seharusnya Prevalensi pada


Kelompok Terkaya >> Termiskin

Riskesdas 2013: Penderita PTM (hipertensi, DM,


obesitas, Kanker): 48.6%
Kuintil termiskin: 45.2 versus
Kuintil terkaya: 53.2
Perbedaan Prevalensi
Hipertensi pada
kelompok 20% termiskin
(Q1) dg kelompok 20%
terkaya (Q5) hanya 2.5%
(30,5% vs 33%)
Prevalensi Penyakit
Jantung Koroner pada
kelompok 20% termiskin
(Q1) dg kelompok 20%
terkaya (Q5) hanya beda
Sumber: Atmarita, PhD
Riskesdas 2007 0.5% (6.8% vs 7.3%)
Perbedaan Prevalensi Diabetes di
Prevalensi Stroke Indonesia ke 7
pada kelompok tertinggi di dunia:
termiskin (7.7 0/00)
dengan pada Pd kelompok terkaya
kelompok terkaya 1.7% dibandingkan
(9.3 0/00) hanya 2.5 dg pd kelompok
0/00 termiskin 0.8%

Sumber: Atmarita, PhD Riskesdas 2007


Kemampuan Kognitif/
Kecerdasan
Posisi Tingkat Kompetensi Anak Indonesia
secara global
• Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD
PISA (the Organisation for Economic Co-operation and
Development - Programme for International Student
Assessment), suatu organisasi global bergengsi,
terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun
dari 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang
membaca, matematika, dan science :

Indonesia berada di Posisi Singapura, Vietnam,


urutan ke 64 dari 65 Thailand, dan Malaysia berturut-
turut adalah pada urutan ke 2, 17,
negara tersebut 50, dan 52.
Kemampuan Kognitif Anak pd Umur 7-8
Tahun, data dari 13 Propinsi

Hampir separo
(48.6%) Anak
umur 7-8 51.4%
tahun Mempunyai
mempunyai Kemampuan
Kemampuan kognitif baik
kogntif kurang

HASIL PENELITIAN DR. Feri Ahmadi


Data IFLS tahun 2000 dan 2007: 13 provinsi, 492 anak
Bayi umur 0-6 bulan yang pendek dan
tetap pendek sampai dengan umur 7-8
tahun berisiko mempunyai kemampuan
kognitif kurang sebesar 2,8 kali
dibandingkan dengan anak yang
mempunyai panjang/tinggi badan
normal pada umur 0-6 bulan dan tetap
normal sampai dengan umur 7-8 tahun
Sumber: DR. Feri Ahmadi 2015, data IFLS 13 provinsi di Indonesia
Hubungan antara Stunting di usia dini dg Fluid
Intelligence pd usia dewasa (data IFLS dari 13 propinsi)

Anak yg stunting
di usia dini
mempunyai
Fluid Intelligence
lebih rendah:
Kemampuan
berpikir abstrak,
menyelesaikan
masalah, dll

Fluid Intelligence: Kemampuan berpikir abstrak, reason, pola identitas, menyelesaikan masalah dan discern relationship
Pencegahan dan Penanganan
Stunting melalui 1000 HPK
Pathway Prevalensi pendek/sangat pendek (stunting)
dan kurus (wasting) pd anak usia bawah 2 tahun

Pertumbuhan dan
perkembangan Pendek, Kurus
janin  BBL & PBL
Asupan tak
adekuat
Penyakit

Pola Asuh Anak:


Status gizi Ibu Keamanan pemberian makan, Lingkungan
hamil: Pendek, pangan di RT pencegahan P, pencarian rumah tdk sehat
Kurus pra-hamil, Yankes, dll
Pertambahan
Berat Badan
Penghasilan,
selama Hamil
Pengangguran
(PBBH)
Kemiskinan, dll

Konteks soial,
Sumber: Modifikasi dEndang L. Achadi dari UNICEF (1990)
ekonomi & politik
Strategy for Improved Nutrition of Children and Women
in Developing Countries. New York: UNICEF
Tidak Pendek,
Tidak Kurus
Asupan gizi
Keamanan baik
pangan di Rumah Konsumsi
KEBIJAKAN Tangga/RT: kapsul Vit A
PANGAN Tersedianya tersedia
vitamin A
DAERAH makanan yg
MENDUKUNG adekuat (jumlah Pengetahuan Nakes & ibu
cukup, beragam baik ttg: makanan yg baik Pedidikan/
dan aman) (contoh ASI eksklusif untuk Penyuluhan
bayi 0-6 thn) oleh Nakes
Keamanan pangan di
Pedidikan/ dan NaGizi
lingkungan:
Penyuluhan memanfaatkan
thd ibu & pekarangan di rumah
masyarakat dan sekolah, dll Sumber: Endang Achadi, 2018
Tidak Pendek,
Tidak Kurus

Memanfaatkan
Tidak sakit Nakes&Yankes
Nakes/ Yankes
Infeksi saat sakit tersedia

Vaksin Imunisasi Menutup makanan


tersedia dan lengkap
berkualitas Jamban Sehat,
Cuci tangan dg
Lingkungan sehat
sabun & air bersih
•Pedidikan/ (tempat buang air, Pedidikan/
mengalir
Penyuluhan pembuangan Penyuluhan
• Penyediaan limbah, saluran air, Pakai alas kaki
air bersih air bersih, dll)
dan jamban Tidur berkelambu
sehat

Sumber: Endang Achadi, 2018


Tidak Pendek &
Tidak Kurus

Pola Asuh Anak:


Keamanan pemberian makan, Lingkungan Penyebab tak langsung
pencegahan P Infeksi, rumah sehat
pangan di RT pencarian Yankes, dll

Pendidikan Ibu; Penghasilan rumah tangga;


Ketersediaan air bersih; Lingkungan yang
sehat; Ketersediaan pangan di pasar
terdekat; Harga bahan pangan; Keamanan Penyebab mendasar
pangan;Ketersediaan Nakes dan Faskes;
Budaya (mitos, pantangan, dll)

Keadaan sosial, ekonomi & politik, termasuk


komitmen semua pemangku kepentingan thd
penurunan Stunting dan Wasting
Sumber: Endang Achadi, 2018
Hamil
1. Pertambahan BBH Pertumbuhan dan
adekuat: perkembangan janin
Gizi Seimbang + 1 piring  BBL & PBL
makan bergizi seimbang
2. TTD selama hamil
Status gizi Ibu hamil:
Pendek, Kurus pra-
Sebelum hamil hamil, Pertambahan
Tidak kurus: Gizi Seimbang Berat Badan selama
Tidak Anemia: Gizi Hamil (PBBH)
Seimbang/ minum TTD
Pathway Prevalensi pendek/sangat pendek (stunting)
dan kurus (wasting) pd anak usia bawah 2 tahun
Pertumbuhan
Pengetahuan merupakan dan
Pendek, Kurus
salah satu faktor kritis perkembangan
janin  BBL &
dalam suatu Keluarga. PBL Asupan tak
Penyakit
adekuat
Oleh karena itu, perlu
meningkatkan Status gizi Ibu Keamanan
Pola Asuh
Anak: pemberian
Lingkungan
pangan di RT rumah tdk
pengetahuan keluarga, hamil: Pendek,
Kurus pra-
makan, pencegahan
P, pencarian sehat
Yankes, dll
khususnya Ibu/ pengasuh hamil,
Pertambahan Penghasilan,
untuk mencegah dampak Berat Badan Penganggura
selama Hamil
jangka panjang dari (PBBH)
n
Kemiskinan,
kegagalan pada periode dll

1000 HPK Konteks soial,


ekonomi &
Sumber: Modifikasi dEndang L. Achadi dari UNICEF
(1990) Strategy for Improved Nutrition of Children
politik
and Women in Developing Countries. New York:
UNICEF

Pengetahuan Nakes
dan Tenaga gizi
Mengapa Asupan Makanan Harus Bergizi Seimbang?
Prinsip 1: Makan
Beraneka ragam makanan
Diperlukan
keseimbangan Prinsip 4:
Prinsip 2: Memantau
antara makanan Perilaku & Memper-
yang masuk Hidup Bersih tahankan
dengan yang dan Sehat BB normal
dikeluarkan, untuk
menjamin agar
tubuh sehat dan
dapat beraktivitas
dengan optimal
Prinsip 3: Melakukan
Aktivitas Fisik
Bagaimana praktik Gizi Seimbang Setiap Kali Makan?

Sebelum Minum air


makan, cuci putih
tangan dg
sabun dan air
bersih mengalir

Batasi gula,
garam dan
lemak

Sepiring, 2 piring, piring 1. Isi setengah piring dengan nasi dan


kecil, piring besar  lauk pauk, lebih banyak nasinya.
tetap berpatokan pada 2. Isi separo piring lainnya dg sayur dan
piring makanku buah, lebih banyak sayurnya
Apa yang Harus Dilakukan Calon Ibu Hamil?
1. Upayakan tidak hamil saat usia Remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan remaja puteri
sebelum 18 tahun belum selesai (Tinggi Badan dan
panggul)
2. Status Gizi Baik
• Tidak Kurang Energi Kronis dan Tidak Obes
3. Tidak Anemia
• Calon pengantin dan remaja Puteri minum TTD 1
tablet setiap minggu
4. Menerapkan Pola Makan Bergizi Seimbang, agar
zat gizi yg diperlukan janin tersedia dlm tubuh
5. Pola Hidup Bersih dan Sehat
Apa yang Harus dilakukan Ibu Hamil?

1. Asupan Makan Bumil 3. Bagaimana Mendeteksi


Adekuat & Mencegah Penyakit pada
Bumil?
• Pola Makan Gizi
• Anjurkan ANC sesuai
Seimbang
standar
• Tambah 1 piring
• Anjurkan Minum TTD 1
makanan lengkap
tablet setiap hari
• Hilangkan Pantangan
• Pola Hidup Bersih & Sehat
makanan

2. Pertambahan Berat
Badan selama Hamil baik
Apa yang Harus dilakukan Ibu Menyusui?

1. Asupan Makan Busui 2. Bagaimana Mencegah


Adekuat Penyakit Busui?

• Pola Makan Gizi • Pola Hidup Bersih & Sehat


Seimbang • Cuci tangan dengan sabun
• Hilangkan Pantangan dan air bersih menghalir:
makanan  Setelah buang air
• Anjurkan Minum TTD 1  Sebelum menyiapkan
tablet setiap hari makanan
selama nifas  Sebelum menyusui bayi
• Tambah 2 piring • Pakai alas kaki
makanan lengkap
Apa yang Harus dilakukan untuk Bayi 0-6 Bulan?

1. Asupan Makan Adekuat bergizi seimbang,


yaitu ASI Eksklusif
2. Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi
dengan:
• Diberikan Imunisasi lengkap untuk
usianya
• Menjaga kebersihan bayi dan pengasuh
Apa yang Harus dilakukan u/ Bayi 6-24 Bulan?

1. Asupan Makan Adekuat bergizi seimbang,


yaitu : lanjutkan pemberian ASI. Beri
makanan beraneka ragam sesuai umurnya,
termasuk sumber pangan hewani
2. Suplementasi vit A setiap 6 bulan
3. Upaya Pencegahan Penyakit Infeksi dengan:
• Diberikan Imunisasi lengkap untuk usianya
• Menjaga kebersihan bayi dan pengasuh
• Pergi ke Nakes/Faskes bila sakit
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai