Nim: 1650401055
Tugas : Civic
Tidak Setuju.
Bagi saya Pancasila merupakan penemuan yang luar biasa dari para pendiri bangsa. Di dalamnya
terangkum sari pati cara kita bernegara dalam level ikatan antar manusia (hablum minan naas)
dan ikatan antar manusia-Tuhan (hablum minallaah). Pancasila mampu mempersatukan seluruh
manusia yang ada di negara Indonesia dan memperjuangkan satu cita-cita yang sama:
kemerdekaan yang adil berada dan makmur sejahtera.
Saya membayangkan betapa alotnya perundingan perumusan dasar negara ini. Seluruh elemen
bangsa lintas etnis, agama, kelompok sosial saling berebut pengaruh untuk menjadi dominan.
Jika tidak karena semangat persatuan maka bisa jadi Indonesia yang saat itu mayoritas
penduduknya adalah Islam niscaya akan menjadi negara Islam.
Untuk itu pula semangat pendiri bangsa harus kita kobarkan terus menerus. Segala upaya
radikalisasi dari etnis dan agama apapun harus diredam.demi terwujudnya kedamaian yang
berkesinambungan. Saya tidak hanya berbicara tentang agama Islam namun juga agama-agama
lain, siapapun itu ketika sudah radikal dan mencelakakan orang lain harusnya tidak mendapat
tempat di negara ini.
Sudah terlalu banyak peperangan yang terjadi akibat agama. Kita tentu tidak menginginkan itu
muncul di Indonesia hanya karena sebuah agama memaksakan diri untuk dijadikan landasan
bernegara yang akhirnya membuat penganut agama lain menjadi orang asing di tanahnya sendiri.
Atau bahkan penghinaan dari salah satu etnis terhadap orang lain yang sedang marak terjadi yang
berpotensi memicu konflik horizontal antar sesama warga. Karena jika sudah terjadi perpecahan,
tidak ada gunanya lagi mencari siapa yang benar atau salah, siapa yang lebih dulu memulai,
siapa yang lebih dahulu menyerang. Yang ada hanya kerugian secara fisik dan mental yang
sangat besar.
https://www.selasar.com/question/3725/Setujukah-Anda-bila-Indonesia-menjadi-negara-Islam
Sabtu, 23 Januari 2016
kalau saya sebagai wong muslim ya saya setuju sekali negara ini dibikin negara islam...
dalam artian islam yang sesungguhnya bukan islam abal2 yang mengatasnakan kepentingan
didalamnya..
"bagaimana maksutnya..?"
maksutnya adalah islam yang murni sebagai romatan lil allamin yang mana itu bagi seluruh
mahluk hdp bukan pemeluknya..
ingat islam itu adalah penyelamat bukan perusak islam itu memgajarkan hablul minannas bukan
kebemcian, islam itu memgajarkan cinta damai baik sesama manusia,alam,binatang dan seisinya
bukan menghalalkan nyawa sebagai tonggak pengakuannya..
islam itu menghargai non muslim dan menghormatinya tidak memusinya,islam itu sadar
penyempurna dan membenarkan apa yg ada pada agama sebelumnya tidak memasalnya sesat krn
itu juga datang dari allah
islam itu indah dan penuh kasih bukan menebar fitnah dan merusak apa yang telah diciptakan,
islam itu harus jadi panutan penuntun bukan tontonan dan lantas jadi perusak
saya tanya...
Supomo, salah seorang juru bicara golongan kebangsaan, menyatakan bahwa pada dasarnya ia
mengakui Islam sebagai suatu sistem kehidupan manusia yang komprehensif. Tetapi karena
bangsa Indonesia mempunya kekhasannya tersendiri, gagasan negara Islam sulit untuk diterima
(Boland, 1985: 22). Inti dari penolakan Islam sebagai dasar negara adalah agar Indonesia yang
masih ‘bayi’ tidak mengalami instabilitas. Indonesia bagian Timur, yang notabene mayoritas
non-muslim, akan merasa dianaktirikan oleh Pemerintah, dan kemungkinan akan banyak terjadi
gerakan separatis.
Puncak dari sikap represif Orde Baru dinyatakan dalam SU MPR 1978 mengenai Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) dan UU No. 3 tahun 1985 tentang partai politik
dan Golongan Karya yang menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setelah pengaturan mengenai partai politik dan Golkar
tersebut, Pemerintah Orde Baru kemudian mengeluarkan UU No. 8 tahun 1985 mengenai
pengaturan Pancasila sebagai anggaran dasar organisasi-organisasi kemasyarakatan.
Kebijakan Pemerintah tersebut mendatangkan polemik di berbagai ormas Islam karena Presiden
Soeharto menawarkan tiga konsep penerapan Pancasila, yaitu: 1) Pribadi Pancasila; 2)
Masyarakat Pancasila; dan 3) Negara Pancasila. Menurut Soeharto, Pancasila bukan saja hanya
dimiliki namun diresapi dalam kehidupan sehari-hari (Syukur, 2003: 33). Namun pada akhirnya,
ormas-ormas Islam ini memilih untuk berdamai dengan Pemerintah dan menjadikan Pancasila
sebagai anggaran dasar ormas-ormas tersebut. (https://sangpenyihirkata.wordpress.com)